Free Essay

Mawapres

In:

Submitted By indradarwis
Words 1060
Pages 5
Indra
S1 Akuntansi-Bilingual Class
1411031063

Menjadi Akuntan Profesional Indonesia dengan Mengaplikasikan
The Seven Framework on Accounting Services Ideas dalam Menghadapi MEA Sebagai Wujud Cinta terhadap Universitas Lampung
Oleh : Indra
“ Your tears today but you are strength tomorrow – Rev E.Payson”

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mempunyai karakteristik yaitu berlakunya arus barang dan jasa di antara negara-negara ASEAN akan bebas dapat melintasi batas–batas negara secara fisik dan administrasi, tanpa sesuatu hambatan apapun (no barries to entries). Tujuan utama dari program liberalisasi perdagangan di lingkungan Negara-negara ASEAN adalah untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang ada di negara ASEAN, namun apabila tidak siap maka justru akan membawa dampak yang merugikan. Kunci utama dalam menghadapi ASEAN ini adalah peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (Human Resources) Indonesia agar dapat memanfaatkan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif, dengan upaya peningkatan daya saing SDM nasional.
Indonesia dinilai berperan penting dalam forum regional ASEAN dalam pengembangan kompetensi SDM ekonomi dunia karena Indonesia telah memimpin pengembangan ASEAN (Skill Recognition Arrangement) melalui berbagai program kerjasama baik dalam pengembangan standar dan Mutual Recoginition Arrangement. Menjadi satu fenomena yang mengganjal ketika peluang pasar bebas Sumber Daya Manusia di negara ASEAN akan memberikan dampak bagi dunia pendidikan. Hambatan yang secara signifikan begitu juga terdapat pada bahasa yang digunakan yaitu bahasa Internasional yang diaplikasikan di IFRS , serta sulitnya uraian sertifikasi dengan kualifikasi standar internasional seperti Chartered Accountant (CA), Certified Public Accountant (CPA), dan sebagainya.
Sektor jasa akuntansi diperkirakan akan semakin tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi dunia, ditambah dengan upaya Indonesia untuk menegakkan good governance, sehingga kebutuhan akan jasa akuntansi akan semakin besar. Jasa akuntansi Indonesia sudah cukup “liberal” yang ditunjukkan oleh peran besar dari Big Four (Deloitte Touche Tohmatsu, Pricewaterhouse Coopers, Ernst&Young dan KPMG) dalam pasar jasa tersebut. Dari segi sumber daya manusia, kuantitas dan kualitas akuntan Indonesia saat ini masih harus digenjot lagi. Untuk menaikkan daya saing dari akuntan indonesia perlu memperbaiki beberapa langkah dengan mengaplikasikan The Seven Framework on Accounting Services Ideas antara lain:

1. Meningkatkan Working Ethic and Culture untuk akuntan di Indonesia. Working Ethic and Culture adalah etik akuntan yang bisa menjamin dan melaksanakan proses akuntansi dengan transparan dan tanpa adanya paksaan untuk membuat transaksi fiktif. Realita yang terjadi di indonesia saat ini yaitu saat akuntan bekerja di instansi pemerintah maupun perusahaan yang harus dipaksa untuk bekerja diluar etik sebagai akuntan. Seperti, Akuntan dipaksa harus membuat nota palsu dan merubah harga di nota tersebut dan membuat laporan keuangan yang tidak sesuai dengan format dan melalukan proses auditing yang tidak transaparansi. Akuntan Indonesia belum siap menghadapi Akuntan dari negara Philipina yang telah menjalankan working ethic dan culture sebagai Akuntan dengan sebaik-baiknya. 2. Menyempurnakan sistem pendidikan profesional akuntan (PPAk) dengan melakukan beberapa perubahan dalam regulasi. Perubahan regulasi adalah lebih menjamin regulasi dalam pendidikan profesional akuntan lebih transparan dan jauh dari tindak KKN. Transparansi dari tindakan “sogok-menyogok” gelar profesi akuntan dan nepotisme yang masih mementingkan tali persaudaraan agar mudah mendapatkan gelar profesi. Serta dengan Sistem Pendidikan Practical yaitu secara praktik menerapkan sistem akuntansi secara profesional. Dengan regulasi dan transparansi yang jelas dalam perekrutan dan pemberian gelar profesi makan akan terciptanya akuntan yang benar-benar dapat bersaing secara nasional maupun internasional. 3. Meningkatkan International Language Skill Basic for Accountant adalah akuntansi dengan bahasa internasional yang diakui di dunia. Akuntan Indonesia sangat minim dalam kemampuan akuntansi untuk berbahasa Internasional. Banyak yang mampu berbahasa Inggris. Akan tetapi, mereka sulit menterjemahkannya dalam bahasa akuntansi internasional sehingga kalah bersaing dengan negara di kawasan ASEAN seperti Philiphina, Malaysia dan Thailand. Menurut Survei IAI pada tahun 2013, hanya 35% Akuntan Indonesia yang mampu berbahasa Inggris secara conversation namun belum mampu dalam Akuntansi berbahasa Internasional. 4. Konvergensi dengan IFRS harus dilakukan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan Nasional. Memang Indonesia belum mengadopsi penuh (full adoption) IFRS. Namun, pada tahun 2012 Indonesia melalui IAI akan mencoba mengadopsi secara penuh (full adoption) dengan menggunakan strategi adopsi yaitu bigbang strategy (mengadopsi penuh tanpa melalui tahapan-tahapan tertentu) dan gradual strategy (strategi adopsi yang dilakukan secara bertahap). Hal tersebut merupakan strategi yang sedang berjalan sehingga dapat mengurangi penyimpangan dari PSAK. Akan tetapi, hal tersebut masih sangat sulit karena adanya hukum yang diatur oleh pemerintah Indonesia yang masih jauh dari segi good governance seperti tidak mengakui revaluasi kekayaan dan masih mencampur dalam segi permasalahan pajak. Dengan itu, produk laporan keuangan yang dihasilkan akuntan Indonesia dapat diakui di dunia Internasional. 5. Perlu ada pembatasan bahwa hanya akuntan Indonesia yang dapat terlibat di dalam pelayanan jasa akuntansi sektor tersebut. Sektor ekonomi makro dan mikro di Indonesia. Sehingga, akuntan di Indonesia dapat berperan penting bagi transparansi perekonomian di Indonesia tanpa mengimpor jasa akuntansi dari negara lain. 6. Melakukan pemetaan potensi pasar jasa akuntan di dalam negeri dan di negara-negara ASEAN yang lain. Melalui pemetaan potensi pasar jasa akuntan maka jasa akuntan di indonesia akan lebih diberdayakan yang saling menguntungkan dan saling mengisi antara negara yang membutuhkan jasa akuntansi. Dengan itu, Jasa akuntan Indonesia, baik akuntan publik, akuntan pemerintah, akuntan internal dan akuntan pendidik. 7. Membangun komunikasi dan koordinasi dengan masyarakat profesional yang lain untuk saling mendorong daya saing Indonesia di masing-masing sektor.

Dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN ini juga, maka peluang terbuka lebar bagi pembangunan ekonomi Indonesia khususnya pengembangan SDM Indonesia yakni terbukanya pasar kerja yang lebih luas bagi tenaga kerja Indonesia yang kompeten, meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia dalam pesar tenaga kerja global, meningkatkan harmonisasi sistem pendidikan, pelatihan dengan sistem internasional, serta menigkatkan rekognisi tenaga kerja bersertifikat kompetensi Indonesia di pasar kerja internasional. Dalam rangka memfasilitasi arus bebas tenaga kerja terampil, hingga tahun 2009 ASEAN telah membuat Mutual Recoginition Arrangement memiliki tujuh kategori: (1) Pelayanan Permesinan (Enggineering Services); (2) Jasa Tenaga Perawat (Nursing Service); (3) Jasa Arsitek (Architectural Service); (4) Praktisi Kesehatan (Medical Practitioners); (5) Praktisi Ahli Gigi (Dental Practitioners); (6) Jasa Akuntansi (Accountancy Service); (7) Praktisi Barang Manufaktur (Good Manufacturing Practice). Disusunnya Mutual Recognition Arrangement (MRA) sebagai upaya untuk mendukung arus bebas tenaga kerja, memfasilitasi pergerakan tenaga kerja yang didasarkan pada suatu kontrak perjanjian untuk mendukung kegiatan perdagangan dan investasi di sektor jasa.

Di akhir kata, Akuntan Indonesia jika ingin berkompetisi dalam menghadapi persaingan MEA yang akan dimulai awal tahun 2016. Akan lebih baik jika Akuntan mengaplikasikan The Seven Framework on Accounting Services Ideas sangatlah dianjurkan karena ASEAN telah menyiapkan Mutual Recognition Arrangement (MRA) tahun 2016 yang melegalkan pegiat jasa untuk berkompetisi di ASEAN tanpa ada batasan, namun tentunya kualitas terbaiklah yang akan berdiri kokoh dalam persaingan kualitas.

Similar Documents

Free Essay

Melepaskan Diri Dari Manja

...Melepaskan Diri dari Manja SELEKSI MAWAPRES UK PETRA Vivi ria putri 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Mengacu pada Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pasal 5b, pendidikan tinggi bertujuan : dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa (kemikbud, 2012). Dimana diharapkan dengan menyandang gelar kaum minoritas berintelektual, mahasiswa yang merupakan aset nasional diberi amanat untuk mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa dan negara menuju perubahan yang lebih baik. Namun sebaliknya, yang terjadi dalam pemeringkatan terbaru, QS World University Rankings 2013/2014, menunjukkan bahwa peringkat institusi pendidikan tinggi Indonesia justru merosot. Menurut Kepala Riset QS Intelligence Unit Ben Sowter, rangking semua institusi pendidikan tinggi Indonesia yang masuk dalam pemeringkatan turun satu bar (melampaui selisih angka 100). Padahal peringkat kampus Asia lainnya justru menanjak naik (okezone, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa di zaman yang ditopang kemajuan teknologi dan kemudahan mengakses segala informasi ini tidak digunakan sebagaimana mestinya. Dalam arti tidak digunakan untuk mendukung proses pembelajaran secara efektif. Seaakan mengikuti arus zaman yang serba praktis, beberapa dari kaum agen perubahan (agent of change) Indonesia ini malah makin ‘manja’. Manja dalam pengertian mereka tidak perlu berusaha...

Words: 4383 - Pages: 18