Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil)
Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
Vol. 2
ISSN : 1858 - 2559
KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHINYA
Maharani Ika Lestari
Toto Sugiharto
Fakultas Ekonimo, Universitas Gunadarma tsharto@staff.gunadarma.ac.id ABSTRAK
Ada tiga tujuan utama dalam penelitian ini yaitu (i) menganalisis perbedaan kinerja keuangan antara Bank
Devisa dan Bank Non Devisa setelah krisis ekonomi dilihat dari rasio ROA dan ROE; (ii) menganalisis seberapa besar Bank Devisa dan Bank Non Devisa dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi dilihat dari LDR nya; (iii) menganalisis pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah terhadap US
Dollar dan Suku Bunga SBI terhadap rasio keuangan bank
(ROA, ROE, LDR). Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan triwulanan keuangan Bank Devisa dan Bank Non Devisa yang diperoleh dari BI selama periode 2002-2006. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis keuangan (ROA, ROE, LDR) dan analisis statistik (Uji Beda Dua Rata-Rata dan Uji Regresi Linier
Berganda). Uji Beda Dua Rata-Rata digunakan untuk menganalisis perbedaan kinerja dan Uji Regresi
Linier Berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh ekonomi makro terhadap ROA, ROE dan LDR.
Proses pengolahan data untuk kedua analisis tersebut menggunakan program SPSS versi 13.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2002-2006 perbedaan kinerja antara ROA, ROE Bank Devisa dan ROA, ROE Bank Non Devisa setelah krisis ekonomi tidak signifikan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa selama periode penelitian yaitu tahun 2002-2006 Bank Non Devisa berperan lebih besar dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi dilihat dari rasio LDR nya. Indikator ekonomi makro
(Inflasi, Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar, Suku Bunga SBI) tidak memiliki pengaruh terhadap rasio keuangan Bank (ROA, ROE, LDR).
Kata kunci: Bank Devisa, Bank Non Devisa, ROA, ROE, LDR
PENDAHULUAN
Krisis keuangan melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 memberikan dampak sangat buruk pada sektor perbankan. Beberapa indikator kunci perbankan dalam tahun 1998 berada pada kondisi yang sangat buruk.
Terpuruknya sektor parbankan akibat krisis ekonomi memaksa pemerintah untuk melikuidasi bank–bank yang dinilai tidak sehat dan tidak layak lagi untuk beroperasi. Hal ini mengakibatkannya timbulnya krisis kepercayaan dari masyarakat terhadap industri perbankan.
Sebagai lembaga intermediasi diperlukan bank dengan kinerja keuangan yang sehat, sehingga proses intermediasi dapat berjalan dengan lancar. Penelitian tentang perbandingan kinerja bank pada industri perbankan yang di dasarkan pada rasio–rasio dari laporan keuangan perbankan pernah dilakukan sebelumnya. Antara lain adalah penelitian mengenai perbandingan kinerja pada industri perbankan yang dilakukan dengan melakukan pengujian empiris terhadap kinerja antara Bank
Devisa dan Bank Non Devisa periode krisis ekonomi didasarkan pada Return on Asset,
Return on Equity dan Loan to Deposit Ratio.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa pada
Kinerja Bank Devisa dan ……
Lestari
periode krisis ekonomi jika di lihat dari variabel
Return on Asset dan Return on Equity.
Perbedaan kinerja terlihat nyata jika dilihat dari variabel Loan to Deposit Ratio (Febryani dan
Zulfadin, 2003).
Tujuan Penelitian
Sesuai
dengan permasalahan yang diajukan, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk menganalisis perbedaan kinerja keuangan antara Bank Devisa dan Bank
Non Devisa setelah krisis ekonomi dilihat dari rasio rentabilitas (Return on
Equity dan Return on Asset).
2. Untuk menganalisis seberapa besar peranan Bank Devisa dan Bank Non
Devisa dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi dilihat dari LDRnya.
3. Menganalisis pengaruh Inflasi, Nilai
Tukar Rupiah terhadap US Dollar dan
Suku Bunga SBI terhadap rasio keuangan bank (ROA, ROE, LDR).
TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja Bank
Kinerja bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam
A195
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil)
Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan, dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia. Kinerja keuangan Bank merupakan gambaran kondisi keuangan Bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas
Bank (Jumingan, 2006).
Kinerja
menunjukkan sesuatu yang berhubungan dengan kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Kekuatan tersebut dipahami agar dapat dimanfaatkan dan kelemahan pun harus diketahui agar dapat dilakukan langkahlangkah perbaikan. Dengan mengadakan perbandingan kinerja perusahaan terhadap standar yang ditetapkan atau dengan periodeperiode sebelumnya maka akan dapat diketahui apakah suatu perusahaan mengalami kemajuan atau sebaliknya, yaitu kemunduran.
Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos tertentu, baik dalam neraca maupun laporan laba rugi
(Jumingan,2006). Analisis rasio keuangan dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan, apakah perusahaan dalam kondisi sehat atau sebaliknya (Darsono dan Ashari, 2004).
Rasio Likuiditas
Pada aspek likuiditas ini penilaian didasarkan atas kemampuan bank dalam membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan, giro, dan deposito pada saat ditagih dan dapat memenuhi semua permohonan kredit yang layak disetujui (Martono, 2002).
Dalam penelitian ini menggunakan rasio
Loan To Deposit Ratio (LDR) dalam mengukur likuiditas bank. Loan To Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan atas simpanan pihak ketiga dan modal sendiri. LDR diukur dengan perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.
Loan To Deposit Ratio (LDR) dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
A196
Vol. 2
ISSN : 1858 - 2559
LDR =
Total kredit yang diberikan
Simpanan pihak ketiga + Modal x 100%
(2.1)
Dalam kondisi normal dan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, angka LDR berada disekitar 85% - 110%.
Rasio Rentabilitas
Pada aspek rentabilitas ini yang dilihat adalah kemampuan bank dalam meningkatkan laba dan efisiensi usaha yang dicapai (Martono, 2002).
Dengan menghitung rasio rentabilitas dari angka yang dihasilkan dapat memberikan gambaran awal tantang kondisi bank umum yang sekaligus memberikan gambaran kemampuan pengelolaan (Manurung dan Rahardja, 2004).
Dalam penelitian ini menggunakan dua rasio rentabilitas untuk dianalisis yaitu Return On
Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE).
Dimana Return On Asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh bank dari penggunaan aktiva bank. ROA diukur dengan perbandingan antara net income dengan total asset. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik produktifitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih
(Manurung dan Rahardja, 2004).
Return On Asset (ROA) dapat dihitung dengan menggunakan rumus: labasetela hpajak
(1)
ROA =
× 100% totalaset Di Indonesia, Bank Indonesia menetapkan angka ROA ≥ 2% agar sebuah bank dapat dikatakan sehat.
Sedangkan Return On Equity (ROE) adalah rasio untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh bank dari pengelolaan modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. ROE diukur dengan perbandingan antara laba bersih dengan total modal. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi makin tinggi (Manurung dan Rahardja, 2004).
Return On Equity (ROE) dapat dihitung dengan menggunakan rumus: labasetela hpajak
(2)
ROE =
× 100% total mod al
Di Indonesia, Bank Indonesia menetapkan angka ROE ≥ 12% agar sebuah bank dapat dikatakan sehat.
Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan (Jumingan,2006). Karena
Kinerja Bank Devisa dan ……
Lestari
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil)
Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
itu dalam menganalisis rasio dibutuhkan laporan keuangan.
keuangan
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan triwulanan keuangan Bank
Devisa dan Bank Non Devisa yang diperoleh dari Bank Indonesia selama periode 2002 sampai dengan 2006, laporan keuangan yang
Vol. 2
ISSN : 1858 - 2559
dianalisis dalam penelitian ini adalah neraca dan laporan laba rugi dari masing-masing bank.
Objek lain yang digunakan dalam ini yaitu gambaran mengenai perkembangan kondisi makro ekonomi selama periode 2002-2006 yaitu perkembangan laju inflasi, Suku Bunga SBI dan
Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS yang diperoleh dari Bank Indonesia. Dalam penelitian ini terdapat 14 Bank Umum yang dibagi menjadi dua berdasarkan statusnya yaitu 7 Bank Devisa dan 7 Bank Non Devisa, yang dapat dilihat pada
Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1.
Daftar Nama-Nama Bank Devisa dan Bank Non Devisa
No.
Nama Bank
1. Bank Central Asia
2. Bank Internasional Indonesia
3. Bank Bukopin
4. Bank Lippo
5. Bank Niaga
6. Bank NISP
7. Bank Permata
8. Bank Alfindo
9. Bank Dipo Internasional
10. Bank Indomonex
11. Bank Jasa Arta
12. Bank Mayora
13. Bank Swaguna
14. Bank UIB
Sumber: Bank Indonesia
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Informasi atau data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dimana merupakan data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulanya. Data sekunder dari penelitian ini adalah dilakukan analisis terhadap data laporan keuangan Bank Devisa dan Bank Non
Devisa yang diperoleh dari Bank Indonesia, kemudian diolah dengan menggunakan alat analisis, studi pustaka, literatur, jurnal dan internet yang berkaitan dengan penelitian ini.
Metode Analisis Data
Analisis data menggunakan analisis rasio keuangan, dan analisis statistik. Analisis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset, Return on Equity, dan
Loan to Deposit Ratio.
Analisis statistik menggunakan uji beda dan regresi linear berganda. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kinerja Bank Devisa dan ……
Lestari
Status Bank
Bank Devisa
Bank Devisa
Bank Devisa
Bank Devisa
Bank Devisa
Bank Devisa
Bank Devisa
Bank Non Devisa
Bank Non Devisa
Bank Non Devisa
Bank Non Devisa
Bank Non Devisa
Bank Non Devisa
Bank Non Devisa
Kinerja Keuangan Bank Devisa dan Bank
Non Devisa
Untuk mengetahui perbedaan kinerja antara bank devisa dan bank non devisa berdasarkan rasio Return On Asset, Return On Equity dan
Loan to Deposit Ratio digunakan analisis uji beda dua rata-rata. Tabel 2 di bawah ini hasil dari perhitungan uji beda rata-rata.
Hasil Pengujian Hipotesis
• Indikator ROA
Bedasarkan hasil perhitungan tabel 4.7 di atas, menunjukkan bahwa Sig. (2-tailed)
(0.260) > α (0.025) berarti perbedaan antara
ROA Bank Devisa dan ROA Bank Non
Devisa setelah krisis ekonomi tidak signifikan. • Indikator ROE
Bedasarkan hasil perhitungan tabel 4.7 di atas, menunjukkan bahwa Sig. (2-tailed)
(0.704) > α (0.025) berarti perbedaan antara
ROE Bank Devisa dan ROE Bank Non
Devisa setelah krisis ekonomi tidak signifikan. A197
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil)
Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
• Indikator LDR
Bedasarkan hasil perhitungan tabel 4.7 di atas, menunjukkan bahwa Sig. (2-tailed)
(0.000) < α (0.025) berarti terdapat
Vol. 2
ISSN : 1858 - 2559
perbedaan antara LDR Bank Devisa dan
ROA Bank Non Devisa setelah krisis ekonomi. Tabel 2.
Hasil Perhitungan Uji Beda Rata-Rata ROA,ROE dan LDRBank Devisa dan Bank Non Devisa t-test for Equality of Means t -1.129
-1.129
-.380
-.380
-3.753
-3.753
df
264
197.470
264
260.173
264
259.758
Sig.
(2-tailed)
.260
.260
.704
.704
.000
.000
Mean Difference
-.278259
-.278259
-.800073
-.800073
-11.33271
-11.33271
Std. Error
Difference
.246563
.246563
2.104307
2.104307
3.01966
3.01966
Sumber lampiran: 1
Pengaruh Inflasi, Suku Bunga SBI dan Nilai
Tukar Dollar terhadap ROA, ROE dan
LDR
Indikator ROA
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda mengenai pengaruh Inflasi,Suku
Bunga SBI, Nilai Kurs terhadap ROA menghasilkan output yang ditulis secara singkat dengan pada tabel 3 dibawah ini :
Tabel 3
Hasil Analisis Regresi Berganda ROA
Variable
Koefisien Regresi
Sig. t
Keterangan
X1
-0.008
.699
Tidak signifikan
X2
-0.073
.003
signifikan
R Square (R2) = 0.071
Kolerasi (R) = 0.267
Sumber: Data Sekunder, diolah
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan menunjukkan pengaruh variable bebas terhadap variable terikat sangat lemah, hal tersebut dapat dilihat pada nilai R2 yaitu sebesar 0.071. dengan demikian bahwa pengaruh Inflasi dan SBI, dapat dijelaskan sebesar 7% sedangkan sisanya 93% dijelaskan oleh variable lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Indikator ROE
Berdasarkan
hasil analisis regresi berganda mengenai pengaruh Inflasi,Suku
Bunga SBI, Nilai Kurs terhadap ROE menghasilkan output yang ditulis secara singkat dengan pada tabel 4 dibawah ini :
Tabel 4
Hasil Analisis Regresi Berganda ROE
Variable
Koefisien Regresi
Sig. t
Keterangan
X1
-0.418
0.175
Tidak signifikan
X2
-1.111
0.002
signifikan
R Square (R2) = 0.093
Kolerasi (R) = 0.306
Sumber: Data Sekunder, diolah
A198
Kinerja Bank Devisa dan ……
Lestari
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil)
Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
Vol. 2
ISSN : 1858 - 2559
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan menunjukkan
Indikator LDR
Berdasarkan
hasil analisis regresi pengaruh variable bebas terhadap variable berganda mengenai pengaruh Inflasi,Suku terikat sangat lemah, hal tersebut dapat dilihat
Bunga SBI, Nilai Kurs terhadap LDR pada nilai R2 yaitu sebesar 0.093. dengan demikian bahwa pengaruh Inflasi dan SBI, dapat menghasilkan output yang ditulis secara singkat dijelaskan sebesar 9% sedangkan sisanya 91% dengan pada tabel 5 dibawah ini : dijelaskan oleh variable lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Tabel 5
Hasil Analisis Regresi Berganda LDR
Variable
Koefisien Regresi
Sig. t
Keterangan
X1
0.862
0.060
Tidak signifikan
X3
– 0.006
0.015
signifikan
R Square (R2) = 0.054
Kolerasi (R) = 0. 231
Sumber: Data Sekunder, diolah
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan menunjukkan pengaruh variable bebas terhadap variable terikat sangat lemah, hal tersebut dapat dilihat pada nilai R2 yaitu sebesar 0.054. dengan demikian bahwa pengaruh Inflasi dan Nilai Kurs, dapat dijelaskan sebesar 5% sedangkan sisanya 95% dijelaskan oleh variable lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Pembahasan
Perbedaaan Kinerja Keuangan Bank Devisa dan Bank Non Devisa
Berdasarkan hasil analisis tabel 6 hipotesis yang diperoleh adalah perbedaan antara ROA, ROE
Bank Devisa dan ROA, ROE Bank Non Devisa setelah krisis ekonomi tidak signifikan. Dari penjelasan tabel 4.7 Setelah dilakukan perhitungan dengan mengeluarkan transaksi valuta asing pada bank devisa di dapatkan hasil bahwa ROA dan ROE Bank Devisa dengan
ROA dan ROE Bank Non Devisa tidak terdapat perbedaan. Dengan kata lain kinerja Bank
Devisa setelah dikeluarkan transaksi valuta asingnya terdapat persamaan dengan kinerja
Bank Non Devisa. Dimana ROA bank devisa pada tahun 2002-2004 lebih kecil bila dibandingkan dengan ROA bank non devisa.
Disini terlihat bahwa bank non devisa maksimal dapat memperoleh laba dari pengelolaan asetnya dengan keterbatasan yang dimilikinya, jika dibandingkan dengan bank devisa yang memiliki fasilitas dan kualitas pelayanan yang lebih baik.
Kinerja perbankan pada masa krisis ekonomi sempat dalam kondisi yang sangat terpuruk. Pada tahun 1997-1998 sebagian besar bank umum mengalami kerugian, serta kehilangan kepercayaan dari masyarakat.
Namun dalam beberapa tahun setelah krisis ekonomi tepatnya tahun 2002 hingga akhir tahun 2004, kinerja perbankan telah menunjukkan trend terus membaik yang tercermin dari meningkatnya profitabilitas dalam penelitian ini rasio yang di analisis yaitu Return
On Asset dan Return On Equity. Dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini.
Tabel 6.
Perkembangan Kinerja 7 Bank Devisa dan 7 Bank Non DevisaTahun 2002-2006
Indikator
2002(%)
2003(%)
2004(%)
2005(%)
2006(%)
ROA Bank Devisa
-1.14
-0.08254
0.8792
0.43363
0.16399
ROA Bank Non Devisa
0.37044
0.16531
0.9258
0.04689
0.03585
ROE Bank Devisa
-14.97
1.40117
7.72012
3.6651
2.17191
ROE Bank Non Devisa
-4.8649
0.26383
3.26954
3.87005
0.94006
LDR Bank Devisa
43.0454
47.2367 55.41336 66.69429 66.36229
LDR Bank Non Devisa 56.59750 59.77350 65.16879 74.31961 80.17667
Sumber: Data Sekunder, diolah
Kinerja Bank Devisa dan ……
Lestari
A199
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil)
Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
Peran Bank Devisa dan Bank Non Devisa
Sebagai Lembaga Intermediasi
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 7 di atas hipotesis yang diperoleh yaitu terdapat perbedaan antara LDR bank devisa dan LDR
Vol. 2
ISSN : 1858 - 2559
bank non devisa. Dari hasil perhitungan ratarata LDR 7 bank devisa dan LDR 7 Bank Non
Devisa dalam penelitian, terlihat bahwa LDR 7
Bank Devisa lebih kecil dibandingkan dengan
LDR 7 Bank Non Devisa seperti yang terlihat pada tabel 7 dibawah ini.
Table 7.
Kinerja Indikator LDR Bank Devisa dan Bank Non Devisa Tahun 2002-2006
Indikator
2002
2003
2004
2005
2006
43.0454 47.2367 55.41336 66.69429 66.36229
LDR Bank Devisa
56.5975 59.7735 65.16879 74.31961 80.17667
LDR Bank Non Devisa
Sumber: Data Sekunder, diolah
Pengaruh Inflasi,Suku Bunga SBI, Nilai Kurs
Terhadap ROA, ROE dan LDR
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dan pengujian hipotesis, ditemukan bahwa pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap rasio Return On Asset (ROA) sangat lemah, hal ini dapat dilihat dari R2 hanya sebesar 0,071.
Dan berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda ditemukan pula bahwa Inflasi dan suku bunga SBI tidak berpengaruh terhadap
Return On Equity (ROE). Hal ini dapat dilihat dari R2 hanya sebesar 0.09.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dan pengujian hipotesis, ditemukan bahwa pengaruh Inflasi dan Nilai kurs terhadap rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) sangat lemah, hal ini dapat dilihat dari R2 hanya sebesar 0,054.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dibahas pada uraian terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil uji beda dua rata-rata ditemukan bahwa selama periode penelitian yaitu tahun
2002-2006 perbedaan kinerja antara ROA,
ROE Bank Devisa dan ROA, ROE Bank
Non Devisa setelah krisis ekonomi tidak signifikan. 2. Dilihat dari Loan To Deposit Ratio nya selama periode penelitian yaitu tahun 20022006 Bank Non Devisa berperan lebih besar dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi.
3. Dari hasil uji regresi linier berganda ditemukan bahwa indikator ekonomi makro yaitu Inflasi, Suku Bunga SBI dan Nilai tukar
Rupiah
terhadap
US
Dollar tidak berpengaruh terhadap rasio rentabilitas
A200
bank yaitu Return on Asset dan Return on
Equity.
4. Dari hasil uji regresi linier berganda ditemukan bahwa indikator ekonomi makro yaitu Inflasi, Suku Bunga SBI dan Nilai tukar
Rupiah
terhadap
US
Dollar tidak berpengaruh terhadap rasio likuiditas bank yaitu Loan to Deposit Ratio.
Saran
Saran yang dapat diajukan sehubungan dengan hasil penelitian ini, antara lain:
1. Untuk meningkatkan LDR yang masih rendah sebaiknya bank devisa harus lebih aktif dalam menyalurkan dana yang diterimanya pada pihak ketiga ke sektor riil dan UKM, walaupun tetap selektif dalam menyalurkan kredit tetapi bank devisa diharapkan tidak mempersulit proses penyaluran kredit, sehingga dapat meminimalkan dana menganggur yang ada di bank dan juga bank tidak terlalu terbebani pembayaran bunga dana pihak ketiga.
2. Karena masih besarnya komponen obligasi pemerintah dalam aktiva produktif perbankan menyababkan sebagian besar dana pihak ketiga disimpan dalam bentuk
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk membiayai operasional bank, hal ini merupakan salah satu penyebab belum pulihnya fungsi intermediasi perbankan.
Oleh karena itu dimasa yang akan datang bank devisa diharapkan dapat menggunakan aktiva produktif semaksimal mungkin untuk membiayai operasional bank.
3. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya terutama dalam jangka waktu yang penelitian yang lebih panjang agar dapat diperoleh hasil yang lebih baik.
Kinerja Bank Devisa dan ……
Lestari
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil)
Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
DAFTAR PUSTAKA
Darsono dan Ashari. 2004. Pedoman Praktis
Memahami Laporan Keuangan.
Penerbit Andi. Yogyakarta.
Febriyani, A dan Zulfadin, R. 2003. ” Analisis
Kinerja Bank Devisa dan Bank Non
Devisa di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Vol VII. No.4.
Universitas Sumatera Utara.
Gujarati, D. 2003. Basic Econometrics. Mc Grow
Hill. New York.
Harinowo, C. 2004. “Suku Bunga SBI dan
Intermediasi Perbankan”. www.kompas.com/kompascetak/0403/03/finansial/885381.htm. (9
Mei 2007).
Hendarsah, N. 2003. “Nilai Tukar, Stabilitas
Makro dan Intermediasi Perbankan“. www.kompas.com/kompas cetak/0305/31/ekonomi/340442.htm.
(5 Mei 2007).
Irmayanto. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya. Media Ekonomi Publishing
Universitas Trisakti. Jakarta.
Judisseno, R.K., 2005. Sistem Moneter dan
Perbankan di Indonesia. Edisi Kesatu.
PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan.
PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Edisi
Kesatu. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Kuncoro, M. 2001. Metode Kuantitatif: Teori dan
Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi.
UPP-AMP YKPN. Yogyakarta.
Malik, A. 2004. Sistem dan Manajemen Bank
Umum. Falkutas Ekonomi. Merdeka.
Malang.
Martono. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan
Lain. Ekonisia. Yogyakarta.
Kinerja Bank Devisa dan ……
Lestari
Vol. 2
ISSN : 1858 - 2559
Peraturan Pemerintah. 2003. “ Uraian Klasifikasi
Lapangan Usaha”. www.pajak.go.id.
(25 April 2007).
Republik Indonesia. 1998. Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
Perubahan Undang-Undang No. 7
Tahun 1992 Tentang Perbankan.
Jakarta.
Sardjito, I.B., 2006. “Kondisi dan Prospek
Perbankan 2006”. www.bni.co.id/Document/13%20ekono mi.pdf. (30 April 2007).
Siamat, D. 2004. Manajemen Lembaga
Keuangan. Edisi Keempat. Penerbit
Falkutas Ekonomi Universitas
Indonesia. Jakarta.
Singgih, S. 2001. Statistik Parametik. Elex
Media Komputindo. Jakarta.
Suyatno, T., Marala, D.T., Abdullah, A., Aponno,
J.T., Ananda, C.T.Y., dan Chalik, H.A.
2003. Kelembagaan Perbankan, Edisi
Ketiga, STIE Perbanas dan PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Trihendradi, C. 2005. Step By Step SPSS 13.0
Analisis Data Statistik. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Wahyuana. 2006. “Krisis Mini Sedang
Menyelimuti Industri Perbankan
Indonesia”.
www.wahyublocknote.blogspot.com. (5
Mei 2007).
Wijaya, P.H. 1998. “Kinerja Bank Umum Swasta
Indonesia Sebelum Krisis Perbankan”.
Jurnal Ekonomi. Vol III No. 02.
Universitas Tarumanegara
Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. 2007. “ Bank
Devisa”.
www.wikipedia.org/wiki/Bank_devisa.
(25 April 2007).
A201