Visi berdasarkan asal katanya “vision” memiliki arti pandangan atau wawasan, artinya visi adalah pandangan ke depan mengenai suatu hal. Visi dapat pula diartika sebagai tujuan yang hendak dicapai. Tak dapat dipungkiri, visi adalah suatu fondasi yang esensial dalam hidup ini. Visi bagaikan pengarah yang memberikan koridor yang tepat untuk bertindak dan beraksi selama kita hidup di dunia. Dengan adanya visi, kita akan lebih menyadari makna dan tujuan dari hidup ini berdasarkan pribadi masing-masing.
Mengingat pentingnya eksistensi suatu visi, saya memutuskan untuk memiliki visi hidup. Adapun visi hidup saya adalah sebagai berikut. “Menjadi insan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermanfaat bagi sesama makhluk-Nya, serta bahagia dunia dan akhirat.”
Dari visi hidup saya di atas, dapat diambil tiga poin utama. Poin pertama : insan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, poin kedua : bermanfaat bagi sesama makhluk-Nya, dan poin ketiga : bahagia dunia dan akhirat.
Untuk visi poin pertama, ada beberapa misi yang saya miliki. Visi poin pertama berhubungan dengan nilai ketuhanan (habluminallah). Untuk menjadi insan yang bertaqwa, kita hendaknya senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara beribadah. Mengapa demikian? Karena hakikat hidup saya di dunia ini adalah untuk beribadah kepada-Nya. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam Al-Qur’an yang berbunyi, “Tidaklah kuciptakan jin dan manusia, kecuali untuk menyembah-Ku.” Sebagai seorang muslim, misi saya disesuaikan dengan ajaran agama Islam, yaitu beribadah sesuai dengan ketentuan-Nya, seperti shalat lima waktu, berpuasa, sedekah, dan membaca Al-Qur’an. Selain itu, menuntut ilmu,mengajarkan, dan mengamalkannya juga merupakan suatu ibadah. Itu artinya, ibadah memiliki banyak bentuk. Dalam kehidupan sehari-hari, saya membiasakan diri untuk meniatkan segala sesuatu yang dilakukan karena Tuhan (ikhlas). Memang melakukan sesuatu dengan keikhlasan bukanlah hal yang mudah, tapi dengan latihan insyaAllah akan menjadi biasa. Dengan keikhlasan, semua hal yang kita hadapi akan terasa lebiih ringan. Visi poin pertama mengingatkan saya untuk senantiasa menyertakan Tuhan dalam setiap hembusan napas dan perbuatan kita selama hidup di dunia ini. Dengan demikian, saya teringatkan untuk senantiasa mengambil hikmah atau sisi positif dari setiap peristiwa yang saya alami.
Insan yang bertaqwa tidak hanya terbatas pada hubungan seseorang dengan Tuhannya, tetapi juga mencakup hubungan seseorang dengan sesamanya (habluminannas). Hal ini berhubungan dengan visi poin kedua, yaitu menjadi insan yang bermanfaat bagi sesama makhluk-Nya. Pertanyaaan selanjutnya adalah bagaimana cara saya memberikan manfaat tersebut? Menurut saya, untuk menjadi seseorang yang bermanfaat, seseorang tidak perlu memiliki suatu hal yang besar, seperti uang yang banyak atau jabatan yang tinggi. Kita dapat memulainya dari hal-hal yang kecil. Contohnya saja adalah