Free Essay

Akuntansi Biaya

In:

Submitted By dwimuthia
Words 2493
Pages 10
Latar Belakang
Dewasa ini perekonomian dunia sedang menuju era globalisasi di mana barang dan jasa dari suatu negara semakin leluasa masuk ke negara lain. Hal ini mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia usaha, terutama pada sektor industri. Sektor industri mempunyai peranan yang penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa, meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, serta memperluas lapangan kerja karena mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Tingkat persaingan dunia usaha yang semakin tinggi membuat pengusaha harus semakin pandai dalam menerapkan strategi yang tepat untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Ketatnya tingkat persaingan membuat para pengusaha berupaya untuk lebih baik lagi menetapkan rencana yang tepat sebagai langkah awal untuk lebih memantapkan posisi perusahaan pada tingkat industri yang sejenis di tengah keadaan yang tidak menentu.

Supaya dapat bersaing, bertahan hidup atau bahkan mengembangkan usahanya perusahaan harus mempunyai keunggulan, terutama dari sisi harga jual, karena pada umumnya harga jual merupakan pertimbangan penting bagi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli atau tidak.

Oleh karena itu, perusahaan sangat membutuhkan informasi tentang harga pokok produksi yang akurat, untuk dapat menentukan harga jual yang bersaing.

Dengan berkembangnya aktivitas perusahaan menyebabkan pengawasan langsung oleh seorang manager terhadap seluruh kegiatan perusahaan tidak mungkin terpenuhi, seperti telah diketahui salah satu fungsi manajeman adalah perencanaan. Di dalam perencanaan manajemen dihadapkan kepada pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan berbagai macam alternatif. Oleh karena itu manajemen memerlukan informasi yang dapat dipakai sebagai dasar untuk menentukan pilihan salah satu dari informasi penting yang diperlukan sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan adalah biaya. Walaupun informasi biaya bukanlah satu-satu informasi yang dibutuhkan oleh manager, akan tetapi paling tidak dengan informasi biaya memungkinkan manager mengawasi dan mengambil keputusan yang tepat dalam mengalokasikan unsur-unsur biaya sebagai penentuan harga pokok dari barang yang diproduksi. Untuk mengumpulkan informasi ini diperlukan suatu wadah yang bertujuan menyediakan informasi biaya bagi manajemen yang di sebut akuntansi biaya.

Perumusan Masalah

Akutansi biaya dalam perusahaan manufaktur bertujuan antara lain untuk menentukan harga pokok produk yang dihasilkan. Dalam menetapkan harga pokok produk tersebut diperlukan adanya data biaya yang relevan, yang kemudian dihitung secara cermat dengan menggunakan metode yang tepat. Namun demikian dalam kenyataan hal tersebut terkadang relative sulit dilaksanakan. Hal ini disebabkan adanya beberapa faktor baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan yang mempengaruhi penggunaan metode yang tepat dan akurat.

Berdasarkan alasan diatas, maka penelitian ini Penulis dalam membahas dan menganalisa pokok bahasan biaya produksi dan harga jual produk ini menetapkan perumusan masalah tentang “Peranan Pentingnya Job Order Costing System”.

Tinjauan-tinjauan

Dalam menghadapi persaingan yang ketat, suatu perusahaan harus mampu bersaing untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Faktor yang banyak berpengaruh dalam persaingan adalah yang menyangkut biaya produksi.

Penerapan harga jual biasanya dilakukan perusahaan berdasarkan harga pokoknya. Untuk memperoleh informasi harga pokok yang benar, maka dibutuhkan suatu system atau prosedur yang tepat untuk dapat mengakumulasikan biaya-biaya produksi yang terjadi.

Ada dua jenis sistem biaya yang lazim digunakan untuk menghitung biaya produksi / harga pokok produk, yaitu process costing system dan job order costing system. Process costing system biasanya diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk yang homogen (identik satu dengan yang lain), dan diproduksi sekaligus dalam jumlah yang besar dalam suatu proses produksi yang terus-menerus.

Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing) merupakan system atau metode pengakumulasian/ pengumpulan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan.

Apabila suatu pesanan diterima segera dikeluarkan perintah untuk membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Untuk mempermudah perhitungan biaya produksi tiap-tiap pesanan maka masing-masing produk yang dikerjakan diberi nomor identitas.

Kharakteristik Job Order Cost System
a) Tujuan produksi perusahaan adalah untuk melayani pesanan pembeli yang bentuknya tergantung pada spesifikasi pesanan, sehingga sifat produksinya terputus-putus dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya secara jelas.
b) Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat dihitung harga pokok pesanan dengan relatif teliti dan adil. Dihubungkan dengan sistem akuntansi biaya yang digunakan untuk membebankan harga pokok kepada produk. metode harga pokok pesanan hanya dapat menggunakan:
1. Sistem harga pokok historis untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, untuk ketelitian dan keadilan pembebanan biaya overhead pabrik harus digunakan tarif biaya yang ditentukan dimuka.
2. Dalam metode harga pokok pesanan dapat pula digunakan sistem harga pokok yang ditentukan dimuka untuk seluruh elemen biaya produksi.
c) Biaya produksi dibagi menajadi dua jenis yaitu:
1. Biaya langsung meliputi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung Biaya langsung diperhitungkan terhadap masing-masing pesanan berdasarkan biaya yang sebenarnya
2. Biaya tidak langsung meliputi biaya produksi diluar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tidak langsung dibebankan ketiap-tiap pesananan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka (Predetermined Rate)
d) Harga pokok pesanan untuk tiap pesanan dihitung pada waktu pesanan yang bersangkutan selesai diproduksi.
e) Harga pokok satuan ditetapkan dengan cara membagi total biaya suatu pesanan dengan jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan.
f) Untuk megumpulkan biaya produksi masing-masing pesanan, dipakai kartu harga pokok pesanan dimana tercatat hal-hal berikut ini : * Jenis produk : | * Nomor pesanan : | * Tgl.pesanan : | * Sifat pesanan : | * Nama pemesan : | * Jumlah : | * Tgl.selesai : | * Harga jual : | * Biaya produksi : |

Pencatatan Akuntansi
a) Akuntansi biaya bahan baku
Pencatatan pemakaian bahan baku didasarkan pada bukti permintaan bahan (material reguisition). Disamping dicatat di kartu persediaan bahan baku, pemakaian tersebut juga harus dicatat di kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Pada saat pembelian: | Persediaan bahan baku xxx | Utang/kas xxx |

Pada saat terjadi retur pembelian | Utang xxx | Persediaan bahan baku xxx | Pada saat pembebanan | BDP - Biaya bahan baku xxx | Persediaan bahan baku xxx |

b) Akuntansi Biaya Tenaga Kerja
Pembebanan upah langsung ke barang dalam proses, harus dicatat di kartu harga pokok pesanan sesuai dengan pemakaian tenaga kerja yang bersangkutan. Pada saat pembayaran kepada karyawan | Utang gaji dan upah xxx | Kas xxx |

Pada saat pembebanan | BDP - Biaya tenaga kerja xxx | Gaji dan upah xxx |

c) Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Dalam harga pokok pesanan biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan sebelum proses produksi berjalan (predetermined rate).
Adapun proses penentuan tarif adalah sebagai berikut:
1. Menentukan taksiran besarnya BOP selama periode tertentu
2. Menentukan dasar pembebanan (jam kerja langsung, jam kerja mesin, dll)
3. Menentukan tarif BOP berdasarkan:

Taksiran BOP | Tarip BOP = ________________ = Rp ....../Dasar pembebanan | Dasar pembebanan |

Pada saat pembebanan | BDP - Biaya overhead pabrik xxx | BOP yang dibebankan xxx |

Mencatat BOP Sesungguhnya | BOP yang sesungguhnya xxx | Berbagai rekening dikredit xxx |

d) Pencatatan Barang Jadi
Pencatatan barang jadi didasarkan kepada pesanan-pesanan yang telah selesai dengan demikian harga pokok barang jadi didasarkan kepada harga pokok tiap pesanan yang telah selesai dikerjakan, sehingga besarnya harga pokok tersebut dapat dilihat di kartu harga pokok. Persediaan barang jadi xxx | BDP - Biaya bahan baku xxx | BDP - Biaya tenaga kerja xxx | BDP - Biaya overhead pabrik xxx | |

e) Pencatatan Persediaan Barang Dalam Proses Persediaan barang dalam proses xxx BDP - Biaya Bahan Baku xxx BDP - Biaya Tenaga Kerja xxx BDP - Biaya Overhead Pabrik xxx

Piutang xxx Penjualan xxx
f) Pencatatan Penyerahan Barang Kepada Pemesan

g) Pencatatan Harga Pokok PenjualanHarga Pokok Penjualan xxx Persediaan Barang Jadi xxx

Masalah yang timbul dalam biaya produksi pada metode harga pokok pesanan adalah:
1. Biaya Bahan Baku.
a) Unsur harga pokok bahan baku
Sesuai dengan prinsip harga perolehan (cost), maka harga pokok terdiri dari:
- Harga beli menurut faktur
- Ongkos angkut
- Biaya-biaya lain sampai dengan bahan baku itu siap untuk dipakai, akan tetapi atas pertimbangan biaya administrasi maka dalam praktek harga pokok bahan pada umumnya dicatat berdasarkan faktur.
b) Penentuan harga pokok bahan baku
Untuk menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai kedalam proses produksi dapat dipakai metode:
- Metode tanda pengenal khusus
- Metode FIFO (First In First Out)
- Metode LIFO (Last In First Out)
- Metode Rata-Rata

c) Sisa Bahan
Merupakan bahan yang tidak terpakai (tidak menjadi bagian dari produk) dalam proses produksi dan tidak dapat dipakai dalam proses produksi berikutnya (telah rusak) tetapi masih mempunyai harga jual.
Pencatatan terhadap harga jual sisa bahan dilakukan sebagai berikut:
- Apabila harga jual tersebut rendah, maka pencatatan harga dilakukan pada saat penjualan
- Apabila harga jual besar jumlahnya, maka pencatatan dilakukan pada saat sisa bahan tersebut diserahkan ke gudang.
d) Produk Rusak (Spoiled Goods)
Merupakan produk yang tidak memenuhi kualitas yang seharusnya dan tidak dapat diperbaiki.Perlakuan terhadap produk rusak adalah sebagai berikut:
- Apabila produk rusak disebabkan spesifikasi sesuatu pesanan, maka harga pokok produk rusak dibebankan ke pesanan tempat terjadinya produk rusak tersebut. - Apabila terjadinya produk rusak dianggap merupakan hal yang normal, maka kerugian akibat produk rusak dibebankan kepada semua produk dengan memperhitungkan ke dalam tarip BOP dimana terdapat kerugian akibat produk rusak tersebut.
e) Produk cacat (defective goods)
Produk cacat ialah Produk yang tidak memenuhi kualitas yang seharusnya, tetapi masih dapat diperbaiki dengan pengerjaan kembali (rework).
Biaya yang timbul akibat pengejaan kembali (rework cost) pencatatannya sama halnya seperti dalam produk rusak yaitu:
- Apabila timbulnya produk cacat akibat spesifikasi pesanan, maka biaya pengerjaan kembali dibebankan ke pesanan yang bersangkutan.
- Apabila produk cacat merupakan hal biasa terjadi, maka biaya pengerjaan kembali, dibebankan ke tarip BOP dengan demikian dipikul oleh semua produk (pesanan)
2. Biaya Tenaga Kerja
Dalam hubungan dengan perhitungan harga pokok produksi, maka pada umumnya tenaga kerja dibedakan sebagai berikut :.
Tenaga kerja langsung : yaitu tenaga kerja yang mengerjakan produk langsung dibebankan ke perkiraan barang dalam proses
Tenaga kerja tidak langsung : yaitu tenaga kerja yang tidak secara langsung turut dalam pengerjaan produk dan biaya yang terjadi dibebankan ke perkiraan biaya overhead pabrik.
Beberapa masalah yang timbul dalam pencatatan biaya tenaga kerja antara lain:
a) Cara perhitungan besarnya gaji dan upah Dalam hal ini banyak perusahaan yang memakai cara dengan mengalikan jumlah jam kerja dengan tarip upah per jam
b) Cara pemberian insentif Pemberian insentif pada umumnya bertujuan agar karyawan bekerja lebih baik. pemberian insentif dapat didasarkan atas waktu kerja maupun kuantitas produksi maupun kombinasi dari keduanya.
c) Perhitungan jumlah pajak atas pendapatan karyawan Pada prinsipnya besarnya pendapatan karyawan adalah sebagai berikut:
- Ditetapkan besarnya pendapatan sisa kena pajak per tahun, yaitu pendapatan sisa kena pajak per bulan 12 (dua belas).
- Atas sisa kena pajak satu tahun dikenakan tarip pajak untuk mengetahui jumlah pajak satu tahun.
d) Untuk menentukan besarnya potongan pajak pendapatan, maka jumlah pajak satu tahun di bagi 12 (dua belas). Kemudian tentang proses pencatatan biaya tenaga kerja adalah seperti yang telah dijelaskan di muka dalam prosedur akuntansi biaya pokok pesanan.
Untuk perusahaan dimana dihasilkan berbagai variasi produk, yang setiap jenis produknya diproduksi berdasarkan pesanan dari pembeli, seperti pabrik plastik yang menghasilkan plastik dan keresek dalam berbagai ukuran, maka lebih tepat apabila perusahaan tersebut menggunakan job order costing sebagai sistem biayanya. Setiap pesanan mempunyai spesifikasi tertentu sesuai dengan keinginan pemesan, sehingga biaya produksi yang terjadi untuk suatu pesanan berbeda dengan pesanan lainnya. Berdasarkan hal tersebut maka perusahaan harus menggunakan sistem biaya yang dapat mencerminkan besarnya biaya produksi untuk tiap-tiap pesanan. Di dalam hal ini job order costing berperan dalam mengakumulasikan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik untuk tiap-tiap pesanan. Dalam penerapannya, job order costing menggunakan berbagai dokumen yang menunjang proses perhitungan harga pokok untuk tiaptiap pesanan. Dokumen-dokumen ini selain menunjang perhitungan harga pokok yang akurat, juga berguna untuk membantu pihak manajemen melakukan pengendalian. Dengan adanya pembebanan biaya produksi yang tepat pada pesanan, maka dapat diperoleh perhitungan harga pokok yang tepat pula. Perhitungan harga pokok produk yang tepat dapat menentukan harga jual yang bersaing, untuk memperoleh pesanan. Selain itu juga banyak manfaat lain yang diperoleh dengan adanya perhitungan harga pokok yang tepat.
Job order costing system merupakan suatu sistem akuntansi biaya yang dapat digunakan untuk penentuan harga pokok suatu produk pesanan. Pada prakteknya di dalam perusahaan, job order costing system ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal perusahaan, yang secara langsung mempengaruhi ketepatan harga pokok suatu produk pesanan.

Sistem biaya pekerjaan pesanan (job order costs system) paling tepat diterapkan bila jenis bahan dan cara pelaksanannya berbeda. Dengan demikian setiap produk biasanya dibuat menurut spesifikasi pesanan.

Penentuan harga pokok pesanan merupakan cara menghitung harga pokok produk yang dihasilkan perusahaan per unit dalam setiap pesanan, sedangkan dalam penentuan harga pokok pesanan dilakukan dengan cara mengumpulkan biaya-biaya produksi untuk produk atau jasa yang dapat dipisahkan identitasnya.

Adapun tujuan dari penetapan harga pokok pesanan itu sendiri adalah untuk mengetahui seberapa besar jumlah harga pokok produk yang dihasilkan perusahaan per unit dalam setiap pesanan yang ada.

Pelaksanaan job order costing system mempunyai hubungan dengan penentuan harga pokok pesanan, artinya, apa bila job order costing system dilakukan secara memadai maka varians antara harga pokok pesanan yang ditaksir dengan harga pokok pesanan yang sebenarnya akan semakin kecil.
Manfaat Job Order Costing System
Job order costing system yang dirancang dengan baik memberi manfaat sebagai berikut :
1. Menyajikan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk suatu barang yang diproduksi, sehingga membantu penentuan harga pokok produk dalam penelitian persediaan yang tepat.
2. Terdapat persediaan dalam sistem tersebut.
3. Penggunaan kertas perkiraan sebagai dasar untuk membandingkan hasil sebenarnya dan berdasarkan perkiraan, memudahkan pelaksanaan penyimpangan yang terjadi dan penentuan sebab-sebabnya.
4. Pembandingan biaya aktual dan taksiran tersebut juga bermanfaat dalam prosedur penaksiran harga pokok pesanan di masa datang.

Analisa/Pembahasan
Peranan Pentingnya Job Order Costing System
Akuntansi biaya yang terkelola dengan baik, dapat memberikan informasi penting bagi manajemen sehubungan dengan pengaruh dari penentuan harga jual suatu produk, kinerja per departemen dan perusahaan secara keseluruhan, kapasitas pegawai dan produksi, bahkan berkontribusi besar terhadap penentuan strategi bisnis perusahaan.
Metode job order costing dengan menelusuri cost per unit di setiap produk dapat menghasilkan informasi yang lebih akurat, jika dibandingkan dengan metode lain. Job order costing disebut-sebut sebagai metode penentuan cost yang paling efektif dan valid untuk mengakumulasikan biaya kesepakatan dalam pemesanan, Job Order Costing Method berperan penting dalam perhitungan harga pokok produksi diantaranya menyediakan data yang memadai, menggolongkan, mengikhtisarkan biaya-biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi produk di setiap pesanan.
Job order costing tentu sangat penting dalam menentukan harga pokok produksi, metode job order costing memberikan kontribusinya dalam menentukan harga pada pemesan, mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan, memantau realisasi biaya produksi, memperhitungkan laba atau rugi serta menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang akan di sajikan dalam neraca perusahaan.
Dalam hal menentukan harga jual kepada pemesan, biaya produksi pesanan yang satu akan berbeda dengan biaya produksi pesanan lain. Oleh karena itu harga jual yang dibebankan kepada pemesan sangat ditentukan oleh besarnya biaya produk yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu. Dalam hal mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan manajemen memerlukan informasi total harga pokok pesanan yang akan diterimanya, informasi total harga pokok pesanan memberikan dasar perlindungan bagi manajemen agar dalam menerima pesanan perusahaan tidak mengalami kerugian, tanpa memiliki informasi tersebut manajemen tidak memiliki jaminan apakah harga yang diminta pemesan bisa mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
Informasi diperlukan untuk mengetahui kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau rugi, dalam menentukan harga pokok proses persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang di sajikan dalam neraca, maka manajemen dituntut untuk membuat pertanggung jawaban keuangan priodik dan harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba, untuk tujuan itu , manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap pesanan.
Bermanfaatnya metode job order costing ini dalam kegiatanya untuk menentukan harga pokok produksi akan sangat membantu Manajemen dalam mencapai harga pokok produksi yang akurat.
Kesimpulan dan Saran

Referensi

Similar Documents

Free Essay

Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

...Solartronics, Inc. Solartronics, Inc. Company Summary Solartronics , Inc. is a small company that producing solar energy panels. It had established since mid-1977. At first, this company had some bad years but at the end of 1983 it had survived and was able to position itself as a reasonably good-sized firm within the industry. Important Issue In the autumn of 1983, the company was willing to “professionalize” itself by hiring new controller and financial manager, Mrs. Lisa Blocker, to replace a full-time, full charge bookkeeper. Mrs Blocker made a new, summarized income statement using monthly basis. Company Problem The new summarized income statement for January 1984 was confusing for the company’s president and general manager, Mr. John Holden. SOLARTRONICS, INC. (B) Summarized Income Statement January 1984 Sales $165,000 Less: Cost of good sold (at standard) 108,900 Gross margin $ 56,100 Less: Selling expenses $26,500 General corporate overhead 18,000 Operating variances: Direct labor $(3,500) Direct material 500 Variable factory overhead (1,500) Fixed factory overhead—spending 2,000 Fixed factory overhead—volume (17,500) 20,000 64,500 Profit before tax $ (8,400) Mr. Holden had not expected that the firm report a loss for the month of January. He wondered if the first month’s results were bad in terms of the budgeted results for the year. While he knew that sales had been down because of the normal seasonal...

Words: 3782 - Pages: 16

Free Essay

Prinsip-Prinsip Akuntansi

...I. LINGKUNGAN AKUNTANSI PENGERTIAN AKUNTANSI Pengertian Akuntansi dikemukakan Accounting Principles Board (APB) Statement No.4 sebagai berikut : Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyajikan informasi kuantitatif, terutama bersifat keuangan, mengenai satuan usaha, yang dapat digunakan pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi-sebagai dasar pemilihan diantara beberapa alternatif Jenis Satuan Usaha  Dari sisi tujuan  Profit oriented  Non -profit oriented  Dari sisi Bentuk hukum  Proprietorship (perseorangan)  Partnership (Persekutuan)  Corporation (perseroan)/PT  Cooperation(koperasi)  0utput diserahkan  Jasa (service)  Dagang (Trade)  Industri ( Manufactuaring) Pemakai Informasi Akuntansi  Internal Manajer Tingkat Atas (Top Level)) Tingkat Madya (Middle Level) Tingkat Bawah (Low Level)  Eksternal Pemilik/Investor Kreditor Instansi Pemerintah Pelanggan/Customer Pemasok/Supplier Serikat buruh ...

Words: 4504 - Pages: 19

Free Essay

Sustainable Operation

...A. Latar Belakang Gaji dan upah adalah komponen biaya yang secara rutin terjadi dalam penyelenggaraan perusahaan dan sangat penting, karena berkaitan dengan motivasi karyawan. Pada perusahaan yang bergerak di sektor jasa, gaji dan upah merupakan biaya yang paling dominan. Untuk memudahkan pelaksanaan administrasinya maka diperlukan suatu sistem, yaitu sistem akuntansi gaji dan upah. Dengan adanya sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan perusahaan dapat menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan manajemen, para pemilik atau pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan keuangan lain. Sistem Akuntansi tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Sehingga dapat mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan laporan keuangan yang tepat. Gaji dan upah merupakan bagian dari kompensasi-kompensasi yang paling besar yang diberikan perusahaan sebagai balas jasa kepada karyawannya. Dan bagi karyawan ini merupakan nilai hak dari prestasi mereka, juga sebagai motivator dalam bekerja. Sedangkan bagi perusahaan jasa, gaji dan upah merupakan komponen biaya yang mempunyai dampak besar dalam mempengaruhi laba, sehingga harus terus menerus diawasi pengelolaannya. B. Landasar Teoritis 1. Apa konsep dasar akuntansi biata tentang upah langsung ? 2. Apa fungsi sistem akuntansi dalam upah tenaga kerja langsung? 3. Bagaimana komponen biaya rutin yang terjadi dalam penyelengaraan perusahaan? ...

Words: 2351 - Pages: 10

Free Essay

Job Order Costing Definition

...Job-Order Costing Jenis Sistem Akuntansi Biaya Job-order biaya adalah salah satu dari banyak sistem penetapan biaya akuntansi yang berbeda.Mencari sistem yang tepat untuk sebuah bisnis adalah kunci untuk pemantauan dan pengendalian biaya.Ada berbagai jenis sistem penetapan biaya manajemen dan biaya yang akuntan mungkin datang.Masing-masing sistem penetapan biaya ini dapat menangani entri tertentu dengan cara yang berbeda. Satu jenis sistem penetapan biaya yang populer di industri tertentu disebut penetapan biaya job-order. Penetapan biaya job-order dapat digunakan dalam beberapa keadaan di mana jenis biaya lainnya seperti penetapan biaya proses atau biaya normal tidak akan efektif. What Is Job-Order Costing? Penetapan biaya job-order adalah sistem biaya yang digunakan untuk mengumpulkan biayadengan pekerjaan. Pekerjaan ini juga bisa disebut batch, karena setiap pekerjaan umumnyamerupakan "batch" dari produk serupa. Setiap bets harus individual dalam beberapa cara untuk membuatnya berbeda dari batch lain untuk itu menjadi pekerjaan yang terpisah. Jika batch semuaidentik, jenis lain dari penetapan biaya akan lebih tepat. The Job-Order Costing Process . Ketika suatu perusahaan beroperasi dengan menggunakan penetapan biaya job-order, sebuahrangkaian peristiwa tertentu biasanya akan terjadi dengan setiap pekerjaan. Secara umum, prosesadalah sebagai berikut: • Perintah (atau sales order) yang diterima untuk batch produk • Sebuah pesanan produksi dikeluarkan dari pesanan penjualan ...

Words: 1596 - Pages: 7

Free Essay

Kieso Chapter 2

...SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH Magistern Akuntansi UNS Chapter 2-1 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI Chapter 2-2 CHAPTER 2 CONCEPTUAL FRAMEWORK FOR FINANCIAL REPORTING Intermediate Accounting IFRS Edition Kieso, Weygandt, and Warfield Chapter 2-3 Tujuan pembelajaran (Learning Objectives =LO) 1. Menggambarkan kegunaan kerangka konseptual. 2. Menggambarkan upaya untuk membangun kerangka konseptual. 3. Memahami tujuan pelaporan keuangan. 4. Mengidentifikasi karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi. 5. Mendefinisikan elemen dasar dari laporan keuangan. 6. Menggambarkan asumsi dasar akuntansi. 7. Menjelaskan penerapan (application) prinsip-prinsip dasar akuntansi. 8. Menggambarkan dampak (yang dimiliki) kendala pada pelaporan informasi akuntansi. Chapter 2-4 Kerangka kerja Konseptual untuk pelaporan keuangan Kerangka kerja Konseptual Kebutuhan Pengembangan Ikhtisar (Overview) Level pertama: Tujuan dasar Level Kedua : Konsep dasar Level ketiga: konsep Pengakuan, pengukuran dan pengungkapan Karakteristik kualitatif Asumsi-asumsi dasar Elemen dasar Prinsip dasar Kendala Ringkasan dari struktur Chapter 2-5 Conceptual Framework Kerangka konseptual menetapkan konsep-konsep yang mendasari pelaporan keuangan. Kebutuhan untuk kerangka konseptual Pembuatan aturan harus dibangun atas dan berhubungan dengan bodi yang mapan...

Words: 1870 - Pages: 8

Free Essay

Economic Consquence

...pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Pada dasarnya merupakan perubahan-perubahan dalam kebijakan yang penting, terutama penting bagi manajemen. Bila hal tersebut penting bagi manajemen maka secara tidak langsung kebijakan akuntansi penting juga bagi investor yang memiliki perusahaan karena sangat mungkin manajer mengubah dengan baik operasi dari perusahaan karena mungkin merubah kebijakan akuntansinya. Pentingnya kita mempelajari EC adalah mempelajari peristiwa yang paling menarik dalam praktik akuntansi diderivikasi ke EC selain itu adanya saran bahwa ”kebijakan akuntansi adalah bukanlah suatu masalah” dengan adanya pengalaman akuntan (auditor).Didalam EC ada PAT (Teori Akuntansi Positif). Teori akuntansi positif TAP berkenaan dengan memprediksi tindakan-tindakan sebagai pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer perusahaan dan bagaimana manajer akan merespon standar akuntansi baru yang diusulkan. Dikatakan positif karena sebuah teori ini berusaha membuat prediksi yang baik tentag peristiwa dunia nyata. PAT berkenaan dengan prediksi tentang tindakan memilih kebijakan akuntansi oleh manajer perusahaan dan bagaimana perusahaan menanggapi kebijakan standar akuntasi yang baru. Tujuannya adalah memahami dan memprediksi pilihan kebijakan akuntansi manajerial diantara perusahaan yang berbeda. 8.2 The Rise of Economic Consequences Secara umum Zeff (1978) mendefinisikan Economic Consequences sebagai dampak laporan akuntansi terhadap perilaku...

Words: 4563 - Pages: 19

Free Essay

Performance Measurement

...keuangan(Perubahan istilah di ED PSAK 1: Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan, Kewajiban (liability) menjadi laibilitas) | Sama dengan PSAK, kecuali informasi yang disajikan dalam neraca, yang menghilangkan pos:  * Aset keuangan * Properti investasi yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1) * Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1) * Kewajiban berbunga jangka panjang * Aset dan kewajiban pajak tangguhan * Kepentingan nonpengendalian | 2 | Laporan Laba Rugi | * Laporan laba rugi komprehensif * Informasi yang disajikan dalam laporan Laba Rugi Komprehensif * Laba rugi selama periode * Pendapatan komprehensif lain selama periode * Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan | Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah laporan laba rugi komprehensif, SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi. | 3 | Penyajian Perubahan Ekuitas | | Sama dengan PSAK, kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain. | 4 | Catatan Atas Laporan Keuangan | * Catatan atas laporan keuangan * Struktur * Pengungkapan kebijakan Akuntansi * Sumber estimasi ketidakpastian * Modal (ED PSAK 1) * Pengungkapan lain | Sama dengan PSAK, kecuali pengungkapan modal. | 5 | Laporan Arus Kas | * Arus kas aktivitas operasi: metode langsung dan tidak langsung * Arus kas aktivitas investasi * Arus kas aktivitas pendanaan *...

Words: 1079 - Pages: 5

Free Essay

Akuntansi Lingkungan

...Akuntansi Lingkungan * Akuntansi lingkungan adalah sebuah istilah umum yang mencakup akuntansi di tingkat nasional dan perusahaan. Lebih penjelasan rinci tentang berbagai aspek akuntansi lingkungan disediakan di tempat lain (U.S. EPA, 1995; Business Roundtable, 1993). * Selama beberapa dekade, ekonom lingkungan telah mengakui bahwa tindakan pengukuran kinerja ekonomi tradisional mengandung bias terhadap konsumsi sumber daya alam. Memang, seperti yang tercantum dalam laporan WRI sebelumnya, "sebuah negara dapat pembuangan sumber daya mineral, menebang hutan, mengikis tanah yang, mencemari akuifer, dan berburu satwa liar dan perikanan untuk kepunahan" tanpa rekaman ini terhadap pendapatan (Repetto et al, 1989). Banyak negara bekerja untuk memasukkan penyusutan sumber daya alam ke rekening nasional (UNCTC, 1992). Salah satu tujuannhya adalah untuk merevisi perkiraan, produk domestik bruto-pada dasarnya "penghijauan PDB." * Pada tingkat perusahaan, penting untuk membedakan antara biaya lingkungan yang ditanggung oleh perusahaan dibandingkan dengan yang dikenakan pada masyarakat sebagai "biaya sosial." Kesehatan efek dari menghirup polusi udara, dampak pencemaran air di perikanan, atau pencemaran tanah adalah contoh klasik dari biaya sosial, atau eksternalitas. * Di sisi lain, peraturan, kebijakan perusahaan, preferensi konsumen, dan tekanan masyarakat pergeseran beberapa biaya sosial kembali ke perusahaan. Batas pengeluaran, pajak emisi, mengambil kembali produk persyaratan...

Words: 968 - Pages: 4

Free Essay

Psak 14

...STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 14 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Persediaan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 tentang Persediaan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1994 dan telah disahkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 7 September 1 994. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material (immaterial items) Jakarta, 7 September 1994 Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia Komite Prinsip Akuntansi Indonesia Hans Kartikahadi Jusuf Halim Hein G. Surjaatmadja Katjep K. Abdoelkadir Wahjudi Prakarsa Jan Hoesada M. Ashadi Mirza Mochtar IPG. Ary Suta Sobo Sitorus Timoty Marnandus Mirawati Soedjono Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Daftar Isi PENDAHULUAN Tujuan Ruang Lingkup Definisi [01 - 04] [01 - 02] [03 - 04] PENJELASAN Pengukuran Persediaan Biaya Persediaan Biaya Pembelian Biaya Konversi Biaya Lain - Lain Biaya Persediaan Pelayanan Jasa Teknik Pengukuran Biaya Rumus Biaya Nilai Realisasi Bersih Pengakuan Sebagai Beban Pengungkapan [05 - 36] [05] [06 - 17] [07 - 08] [07 - 11] [12 - 14] [15] [16 - 17] [18 - 21] [22 - 27] [28 - 30] [31 - 36] PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 14 PERSEDIAAN Tanggal Efektif [37 - 45] [45] PENDAHULUAN Tujuan Tujuan Pernyataan ini adalah untuk merumuskan perlakuan akuntansi untuk...

Words: 3121 - Pages: 13

Free Essay

Value Chain Analysis

...untuk memberikan informasi biaya kepada manajer untuk mengambil keputusan strategis dan lainnya yang berpotensi mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap serta biaya variable. ABC biasanya digunakan untuk memberikan informasi tambahan bukan untuk mengganti sistem costing yang sudah biasa dilakukan perusahaan. Sebagian besar organisasi yang menggunakan ABC menggunakan dua sistem costing, yaitu sistim costing resmi yang telah ditetapkan yang digunakan unttuk mempersiapkan laporan keuangan eksternal dan ABC yang digunakan secara internal untuk pengambilan keputusan dan aktivitas manajerial. A. Pengertian Activity Based Costing. Activity Based Costing System (ABC System) jika dibandingkan dengan sistem costing tradisional berbeda dalam tiga hal. Di dalam ABC : 1. Nonmanufacturing dan manufacturing cost mungkin dapat dibebankan ke produknya, namun hanya yang berbasis sebab-akibat, 2. Beberapa manufacturing cost mungkin dikeluarkan dari produk cost, karena ABC hanya dapat memasukkan sebagai biaya produk jika keputusan/aktivitas untuk produk tersebut akan menyebabkan perubahan biaya, 3. Menggunakan beberapa overhead cost pools yang mana setiap cost pool tersebut dialokasikan untuk produk dan obyek biaya lain yang mempunyai pengukuran aktifitas yang unik. Activity Based Costing System (ABC System) adalah suatu sistem biaya yang mengumpulkan biaya-biaya ke dalam aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam perusahaan lalu membebankan biaya atau aktivitas tersebut kepada...

Words: 2034 - Pages: 9

Premium Essay

Ada Deh

...ED PSAK 16 (revisi 2011) 28 Juni 2011 ExPOSUrE DrAfT Pernyataan Standar akuntanSi keuangan Aset tetAp Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 19 Agustus 2011 oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED PSAK (revisi 2011) 16 PErnyAtAAn StAnDAr AKUntAnSI KEUAngAn ASEt tEtAP Hak cipta © 2011, Ikatan Akuntan Indonesia Dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Jalan Sindanglaya No. 1 Menteng Jakarta 10310 Telp: (021) 3190-4232 Fax : (021) 724-5078 Email: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id Juni 2011 aset tetap ed Psak 16 (revisi 2011) Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan hanya untuk ditanggapi dan dikomentari. Saran dan masukan untuk menyempurnakan ED ini masih dimungkinkan sebelum diterbitkannya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Tanggapan tertulis atas draft ini paling lambat diterima pada 19 Agustus 2011 Tanggapan dikirim ke: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Jl. Sindanglaya No.1 Menteng Jakarta 10310 fax: 021 724-5078 E-mail: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id Hak Cipta © 2011 Ikatan Akuntan Indonesia ED ini dibuat dengan tujuan untuk penyiapan tanggapan dan komentar yang akan dikirimkan ke Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Penggandaan ED ini oleh individu/organisasi/ lembaga dianjurkan dan diizinkan...

Words: 8382 - Pages: 34

Free Essay

Akuntansi Manajemen Lanjutan

...Tugas Akuntansi Manajemen Lanjutan JOHN DEREE COMPONENT WORKS Oleh : Claudia Astika Putri Mayangsari Fincy Annisa Irhash Ardhianta Program Profesi Akuntansi 24 STIE YKPN Yogyakarta 2014 JOHN DEREE COMPONENT WORKS A. Latar belakang Perusahaan John Deere telah beroperasi di industri peralatan pertanian selama 162 tahun. Seiring meningkatnya permintaan disektor produksi, pada tahun 1970-an perusahaan John Deree membuka divisi baru yang diberi nama John Deere Component Works. Divisi tersebut dibentuk sebagai produsen utama suku cadang untuk peralatan Deere terutama traktor. Oleh karena itu John Deere Component Works harus menghasilkan berbagai macam suku cadang yang volumenya relatif rendah. Selama pertengahan 1980-an JDCW melakukan produksi dengan kapasitas yang rendah karena proses ini diperlukan mesin lebih otomatis dan biaya yang besar harus dikeluarkan untuk proses produksi, tetapi dengan begitu JDCW tetap menawarkan kualitas hasil produksi yang menjanjikan terutama dibagian-bagian suku cadang mesin yang kompleks. Hal itu dilakukan Sebagai bagian dari strategi untuk memasarkan suku cadang hasil produksi mereka di pasar global. Mereka harus segera menemukan solusi bahwa harga yang mereka tawarkan harus bersaing dengan para kompetitior yang lain karena kunci persaingan sukses di pasar global adalah harga, jadi JDCW harus memikirkan kembali strategi penetapan harganya. B. Pernyataan Masalah: Permintaan akan produk John Deere Komponen Work...

Words: 922 - Pages: 4

Free Essay

Beban

...Badan usaha terlibat dalam berbagai kegiatan yang menghasilkan pendapatan yang dapat menimbulkan biaya. Menentukan jumlah yang benar biaya untuk dicatat dalam suatu periode akuntansi sangat penting, karena mempengaruhi posisi melaporkan perusahaan keuangan performa. Namun, menghitung jumlah beban dan kapan harus rocognized bukanlah proses sederhana. Pada bagian pertama bab ini, kami mengeksplorasi sifat biaya dan definisi yang disajikan dalam literatur. Kami membahas definisi standar setter biaya dan menjelaskan hubungan biaya dan kerugian. Beban mewakili baik kenaikan kewajiban atau penurunan aset, dengan efek berikutnya pada ekuitas. Kami menjelaskan bagaimana definisi ini diterapkan dalam praktek dan mendiskusikan pandangan perilaku biaya. Pengakuan kriteria biaya sangat penting untuk praktek akuntansi. Dalam bagian kedua bab ini, kita membahas panduan yang diberikan dalam / standar akuntansi IASB AASB kerangka dan untuk pengakuan dan pengukuran beban. Kami menjelajahi bagaimana beban ditentukan dengan menggunakan pendekatan yang cocok. Metode mengalokasikan biaya (penyebab bergaul dan akibat, alokasi sistematis dan rasional, dan pengakuan langsung) diuraikan. praktek-praktek yang ada, seperti pencocokan dan konservatisme, menimbulkan masalah bagi pembuat standar akuntansi dan auditor. Kami membahas masalah saat pembuat standar dan auditor dalam dua bagian akhir bab ini. DEFINISI BEBAN Pembahasan aktiva, kewajiban dan ekuitas, dan pendapatan menyediakan beberapa latar...

Words: 8365 - Pages: 34

Free Essay

Sistem Blu Ind

...sekolah tinggi akuntansi negara | AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) | | | | | 1. CHANDRA HENING (144060006289) 2. GALUNA HARI WANGI (144060006295) 3. MANRO MANRIE SIPAYUNG (144060006301) 4. SANG PUTU DWIPAYANA (144060006307) 5. PUTRI JULIANA RAHAYU (144060006313) 6. ZINDY WILLY (144060006319) | 1. PELAPORAN BLU a) Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, operasional keuangan, arus kas BLU yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan dalam membuat dan mengevaluasi keputusan ekonomi. Laporan keuangan disusun untuk tujuan umum, yaitu memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan BLU menyajikan informasi tentang : a) Aset; b) Kewajiban; c) Ekuitas; d) Pendapatan dan biaya; dan e) Arus kas. b) Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan Pimpinan BLU bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan BLU yang disertai dengan surat pernyataan tanggung jawab yang berisikan pernyataan bahwa pengelolaan anggaran telah dilaksanakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, akuntansi keuangan telah diselnggarakan sesuai dengan standar akuntansi keuangan, dan kebenaran isi laporan keuangan merupakan tanggung...

Words: 9450 - Pages: 38

Free Essay

Ifrs

...periode akuntansi. Istilah aset tetap digunakan untuk membedakan dengan aset tidak berwujud, yang juga memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi tetapi tidak memiliki wujud fisik, serta nilainya tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh eksistensi fisik dari aset. Dalam standar akuntansi yang mengacu ke Amerika (US GAAP), akuntansi untuk aset tetap relatif tidak menimbulkan banyak masalah, karena standar akuntansi aset tetap berdasar US GAAP menggunakan basis kos historis. IFRS tidak menggunakan basis kos historis, mengingat basis kos historis berimplikasi pada penyajian laporan keuangan yang dipandang kurang relevan dengan kebutuhan nyata pengguna informasi karena tidak mampu menggambarkan nilai riil aset tetap yang disajikan di dalam laporan keuangan. Artikel ini tidak dimaksudkan untuk membahas secara detil seluruh aspek teknis akuntansi atas aset tetap, tetapi dimaksudkan untuk mendeskripsikan aspek-aspek umum akuntansi aset tetap yang membedakan antara US GAAP dengan IFRS. Secara umum permasalahan akuntansi aset tetap yang akan dibahas dalam artikel ini adalah mencakup prinsip-prinsip dasar akuntansi aset tetap sebagai berikut: 1. Akuntansi perolehan aset tetap 2. Akuntansi alokasi kos aset tetap ke masing-masing periode akuntansi yang menikmati jasa aset tetap. 3. Akutansi perubahan nilai aset setelah pemilikan aset, seperti akuntansi kenaikan nilai dan penurunan nilai (impairments) aset tetap. 4. Akuntansi penghentian aset. Baik standar akuntansi versi...

Words: 4728 - Pages: 19