Akuntansi Lingkungan * Akuntansi lingkungan adalah sebuah istilah umum yang mencakup akuntansi di tingkat nasional dan perusahaan. Lebih penjelasan rinci tentang berbagai aspek akuntansi lingkungan disediakan di tempat lain (U.S. EPA, 1995; Business Roundtable, 1993). * Selama beberapa dekade, ekonom lingkungan telah mengakui bahwa tindakan pengukuran kinerja ekonomi tradisional mengandung bias terhadap konsumsi sumber daya alam. Memang, seperti yang tercantum dalam laporan WRI sebelumnya, "sebuah negara dapat pembuangan sumber daya mineral, menebang hutan, mengikis tanah yang, mencemari akuifer, dan berburu satwa liar dan perikanan untuk kepunahan" tanpa rekaman ini terhadap pendapatan (Repetto et al, 1989). Banyak negara bekerja untuk memasukkan penyusutan sumber daya alam ke rekening nasional (UNCTC, 1992). Salah satu tujuannhya adalah untuk merevisi perkiraan, produk domestik bruto-pada dasarnya "penghijauan PDB." * Pada tingkat perusahaan, penting untuk membedakan antara biaya lingkungan yang ditanggung oleh perusahaan dibandingkan dengan yang dikenakan pada masyarakat sebagai "biaya sosial." Kesehatan efek dari menghirup polusi udara, dampak pencemaran air di perikanan, atau pencemaran tanah adalah contoh klasik dari biaya sosial, atau eksternalitas. * Di sisi lain, peraturan, kebijakan perusahaan, preferensi konsumen, dan tekanan masyarakat pergeseran beberapa biaya sosial kembali ke perusahaan. Batas pengeluaran, pajak emisi, mengambil kembali produk persyaratan, dan instrumen kebijakan lainnya juga menciptakan insentif ekonomi bagi perusahaan untuk mengurangi potensi dampak lingkungan-untuk membuat "pencemar membayar." Beberapa dari biaya ini sudah sedang disampaikan kepada perusahaan sebagai biaya untuk teknologi pengendalian polusi, staf lingkungan, dan memungkinkan biaya. Meskipun demikian, karena banyak biaya ini tidak langsung, jangka panjang, dan kontingen, mereka cenderung tidak dikenali.

* Sebagian besar diskusi yang berlangsung mengenai perusahaan pusat akuntansi lingkungan pada "full cost accounting"-frase yang sering disalahartikan. Dalam profesi akuntansi, full cost accounting berarti bahwa semua manufaktur, penjualan, dan biaya administrasi dialokasikan untuk produk. Baru-baru ini, sejumlah pemimpin lingkungan dan bisnis juga telah menggunakan akuntansi biaya penuh untuk menggambarkan praktek memperkenalkan biaya lingkungan yang pernah dianggap eksternal ke perusahaan pengambilan keputusan. Interpretasi yang lebih luas meliputi berbagai biaya pribadi dan sosial dan dipaksakan di seluruh siklus hidup produk, dari ekstraksi bahan baku untuk pembuangan produk. * Full cost accounting menggambarkan bagaimana barang dan jasa dapat harga untuk mencerminkan biaya yang lingkungan yang sebenarnya, termasuk produksi, daur ulang penggunaan, dan pembuangan" (Popoff dan Buzzelli, 1993). Dengan sistem seperti itu, konsumen dapat mengevaluasi konsekuensi ekonomi penuh dari pilihan mereka, baik internal maupun eksternal. Jika semua perusahaan mengikuti, shelf price mungkin menyebabkan pelanggan untuk membeli barang dengan jumlah biaya lebih rendah. Namun, setiap perusahaan yang secara sepihak menaikkan harga produk lebih yang berpolusi akan berada pada posisi yang kurang menguntungkan pesaing yang harganya lebih rendah. * Berbeda dengan konsepsi yang lebih luas dari Full cost accounting dan harga, dalam pandangan sempit terletak kesempatan yang luas bagi perusahaan untuk memperbaiki cara mereka menghitung dan mengelola biaya lingkungan internal mereka (De Andraca dan McCready, 1994).Dengan demikian, fokus di sini adalah pada akuntansi lingkungan dalam perusahaan, terutama pada praktik akuntansi. * Pada tingkat perusahaan, perusahaan juga menyiapkan laporan keuangan untuk pihak eksternal, terutama investor, regulator sekuritas, dan otoritas pajak. Praktek ini, disebut sebagai akuntansi keuangan, dipandu oleh standar eksplisit dikenal di Amerika Serikat sebagai General Accepted Accounting Principles (atau GAAP). Hingga saat ini, perhatian sebagian besar perusahaan untuk akuntansi lingkungan masih terkonsentrasi pada akuntansi keuangan, terutama atas kewajiban yang besar yang timbul dari pemulihan aset yang terkontaminasi (CICA, 1993). Tantangan untuk bisnis adalah untuk menghindari biaya lingkungan yang lebih besar dari tindakan saat ini di masa depan. * Ukuran dan tren naiknya biaya lingkungan adalah mencolok, tetapi informasi agregat tersebut kurang bermanfaat bagi perusahaan yang berjuang untuk mengendalikan biaya sendiri. Manajer membutuhkan informasi lebih rinci tentang biaya ini karena mereka mempengaruhi produk, proses, dan keputusan di dalam perusahaan. Informasi yang lebih baik diperlukan tentang dampak faktor-faktor lingkungan terhadap desain, produksi, dan pemasaran, serta pada konvensional lingkungan seperti pengelolaan sampah. * Banyak dorongan untuk akuntansi lingkungan yang lebih baik. Stakeholder mulai mendorong perusahaan untuk memperhitungkan biaya lingkungan. Banyak perusahaan sekarang secara suka rela memperkiraan pengeluaran agregat lingkungan mereka dalam laporan tahunan.

CSR Tidak Cukup dengan Investasi Sosial
Luc Zandvliet dan Mary Anderson dalam bukunya Getting It Right, Making Corporate Community Relations Work (2009) secara tepat menggambarkan akar masalah tersebut. Banyak perusahaan yang memang memiliki anggapan bahwa investasi sosial berupa program‐program bantuan yang ditujukan untuk masyarakat adalah sama dengan CSR, dan seharusnya membuat perusahaan cukup untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat. Padahal, investasi tersebut seharusnya dipandang sebagai salah satu saja bagian dari CSR untuk mendapatkan dukungan masyarakat luas, terutama pemangku kepentingan.
Ada banyak sekali kesalahan perusahaan terhadap masyarakat, terutama yang dilakukan oleh industri ekstraktif. Penurunan kualitas lingkungan sebagai akibat operasi perusahaan di banyak tempat berarti menghilangnya sumber penghidupan. Seperti kasus tumpahan minyak membuat masyarakat nelayan tak bisa memperoleh hasil tangkapan sebagaimana yang biasa mereka peroleh.
Oleh karena itu selain melakukan program social yang bersifat pamrih perusahaan perlu memastikan bahwa industry mereka tidak akan merugikan masyarakat.

Keuntungan Aplikasi CSR
Manajemen SDM
• Menarik minat pencari kerja terbaik
• Meningkatkan performa pekerja
• Mempertahankan pekerja terbaik
Reputasi dan Branding
• Membantu pemasaran (CSM, CRM)
• Meningkatkan loyalitas konsumen
• Meningkatkan reputasi positif di mata seluruh pemangku kepentingan • Kemudahan mendapatkan tambahan kapital
• Pengaruh positif atas harga saham
Penghematan Biaya Operasional
• Meningkatkan efisiensi
• Menemukan pos-pos penghematan
• Menurunkan kemungkinan denda akibat pelanggaran

Fact
The study, conducted by London-based consultancy Trucost and due to be published this summer, found the estimated combined damage was worth US$2.2 trillion (£1.4tn) in 2008 - a figure bigger than the national economies of all but seven countries in the world that year. The figure equates to 6-7% of the companies' combined turnover, or an average of one-third of their profits, though some businesses would be much harder hit than others.
More than half of global consumers (53 percent/representing 1.1 billion people) prefer to purchase products and services from a company with a strong environmental reputation, according to a new global survey released by video-conferencing company Tandberg.