Free Essay

Alokasi Biaya Departemen Pendukung

In:

Submitted By ardiatjo2
Words 2052
Pages 9
A. GAMBARAN UMUM ALOKASI BIAYA
Alokasi biaya merupakan salah satu isu penting dalam akuntansi manajemen. Bagaimana biaya-biaya yang terjadi di dialokasikan ke objek biaya, seperti produk, kelompok pelanggan, aktivitas, dan divisi.
Perusahaan biasanya membedakan antara departemen operasi atau produksi (operating departement) dan departemen jasa (supporting departemen). Departemen operasi merupakan departemen yang secara langsung memberikan nilai tambah kepada produk atau jasa. Sementara departemen jasa merupakan departemen yang memberikan jasa yang membantu departemen internal lainnya, baik departemen operasi maupun departemen jasa yang lain.
Dalam alokasi biaya akan mengalokasikan biaya-biaya yang terjadi di departemen jasa (supporting department) ke departemen produksi dan akhirnya dialokasikan ke produk atau jasa yang dihasilkan. Proses alokasi biaya ini memerlukan pemilihan dasar alokasi biaya (cost driver) yang tepat.
Dalam jangka panjang, penetapan harga jual suatu produk harus mampu menutup seluruh biaya yang terjadi di perusahaan, baik yang terjadi di departemen jasa maupun di departemen produksi. Oleh karena itu, akuntan sering kali menghitung biaya produk atau jasa didasarkan pada biaya penuh (full cost).
Biaya langsung (direct cost) merupakan biaya yang secara langsung dapat ditelusuri ke objek biaya dalam hal ini produk atau jasa. Tetapi biaya tidak langsung (indirect cost) memiliki sifat tidak dapat ditelusuri secara langsung ke objek biaya dalam hal ini produk atau jasa, sehingga harus dialokasikan ke produk atau jasa dalam rangka menghitung seluruh biaya.
Biaya – biaya yang memberikan manfaat bersama yang terjadi ketika sumber daya yang sama digunakan dalam output dua, lebih jasa, atau produk disebut sebagai biaya bersama (common cost). Meskipun niaya bersama dapat menyangkut periode waktu, tanggung jawab individual , wilayah penjualan dan kelas pelanggan.

B. JENIS – JENIS DEPARTEMEN Dalam model fungsi di perusahaan, obyek biaya adalah departemen. Perusahaan memiliki dua kategori departemen yaitu : 1. Departemen Produksi Bertanggung jawab pada pembuatan produk atau jasa yang dijual kepada pelanggan. Dalam scenario pembuka mengenai kantor akuntan public. Contoh departemen produksi adalah audit, pajak dan jasa konsultasi manajemen. Pada latar produksi, departemeb produksi adalah departemen yang secara langsung mengerjakan produk yang diproduksi. 2. Departemen Pendukung Menyediakan pelayanan pendukung yang diperlikan Departemen Produksi. Departemen ini berhubungan dengan suatu jasa atau produk organisasi tersebut secara tidak langsung, misalnya pemeliharaan, pertamanan, pemesinan, rumah tangga, personalia dan penyimpanan.
Setelah Departemen Pendukung dan Produksi di identifikasi, biaya overhead yang muncul di tiap departemen dapat ditentukan. Catatlah bahwa hal ini melibatkan penelusuran niaya pada berbagao departemen, bukan alokasi biaya karena biaya-biaya tersebut berhubungan dengan tiap departemen secara langsung.
Overhead yang berhubungan dengan Departemen Produksi secara langsung seperti perakitan dalam suatu pabrik, pembuatan furniture dan penyusutan peralatan yang digunakan dalam departemen itu. Overhead yang tidak dapat dibebankan dengan mudah pada Departemen Produksi atau Pendukung, dibebankan pada departemen umum seperti general factory. General factory dapat meliputi penyusutan gedung pabrik, sewa baju untuk pesta natal pabrik, biaya mengecat kembali areal parker, gaji manajer pabrik. Dengan cara ini semua biaya dibebankan pada suatu departemen.

C. LANGKAH – LANGKAH DALAM PENGALOKASIAN BIAYA DEPARTEMEN PENDUKUNG KE DEPARTEMEN PRODUKSI 1. Membagi perusahaan dalam departemen-departemen 2. Mengklasifikasikan tiap departemen sebagai departemen pendukung atau departemen produksi 3. Menelusuri semua biaya overhead perusahaan di departemeb pendukung atau departemen produksi 4. Mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen produksi 5. Menghitung tariff overhead yang telah ditentukan sebelumnya untuk departemen produksi 6. Mengalokasikan biaya overhead ke tiap unit produk tariff overhead yang telah ditentukan sebelumnya.

D. JENIS – JENIS DASAR ALOKASI
Departemen Produksi membutuhkan jasa pendukung. Oleh sebab itu, biaya Departemen Pendukung ditimbulkan oleh aktivitas Departemen Produksi. Faktor penyebab (causal factor) adalah variable atau aktivitas dalam Departemen Produksi yang menyebabkan munculnya biaya jasa pendukung. Dalam memilih dasar pengalokasian biaya Departemen Pendukung, berbagai usaha keras dilakukan untuk mengidentifikasi factor penyebab yang sesuai (penggerak biaya). * Biaya departemen pendukung ditimbulkan oleh adanya aktivitas departemen produksi. * Pendekatan yang sering diambil sebagai dasar alokasi adalah FAKTOR PENYEBAB (CAUSAL FACTOR), yaitu variabel atau aktivitas dalam Departemen Produksi yang menyebabkan munculnya biaya jasa pendukung. * Usaha yang dilakukan biasanya adalah dengan mengidentifikasi faktor penyebab yang sesuai (penggerak biaya – driver cost). * Keuntungan penggunaan faktor penyebab akan menghasilkan biaya produk yang akurat dan memudahkan para manajer untuk mengontrol konsumsi jasa pendukung secara lebih baik.
Contoh Penggerak Biaya pada Departemen Pendukung DEPARTEMEN PENDUKUNG | PENGGERAK BIAYA | AkuntansiKafetariaPermesinanPenggajianPersonalia | Jumlah transaksiJumlah karyawanJumlah pesanan perubahan, jumlah jamJumlah karyawanJumlah karyawan, jumlah pemecatan atau pemberhentian, jumlah tenaga kerja baru. |

E. TUJUAN ALOKASI
Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya Departemen Pendukung ke Departemen Produksi, dan akhirnya ke produk tertentu. Tujuan tersebut adalah :

1. Memperoleh harga yang disepakati bersama 2. Menghitung profitabilitas lini produk 3. Memperkirakan pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian 4. Menilai persediaan 5. Memotivasi para manajer
Andrew J. Hogan dan Ronald Marshal (Feb 1990 ; 42) menyampaikan 2 (dua) petunjuk / guideline untuk mempermudah pengalokasian biaya departemen pendukung, yaitu : 1. Pisahkan biaya-biaya departemen pendukung dalam komponen biaya variabel dan biaya tetap (fixed) dan pemisahan biaya tersebut menggunakan dasar biaya anggaran (budget cost basis). 2. Pemisahan biaya-biaya dialokasikan dengan menggunakan perbedaan kriteria yang diakui bahwa masing-masing biaya terjadi dengan penyebab yang berbeda (faktor penyebab). - Biaya tetap jasa pendukung : long run demand, - Biaya variabel jasa pendukung : short term demand

F. MENGALOKASIKAN BIAYA SUATU DEPARTEMEN KE DEPARTEMEN LAIN
Biaya Departemen Pendukung sering dialokasikan ke departemen lain melalui penggunaan tariff pembebanan. Pada kasus ini, kita berfokus pada alokasi biaya suatu departemen ke departemen lain. 1. Tarif Pembebanan Tunggal
Biaya tetap diperlakukan seakan-akan biaya tersebut merupakan biaya variabel.
Budgeted total support service cost = budgeted fixed cost per-period + (budgeted variabel cost per-unit) x (number of units)
Contoh Kasus Hamilton & Barry, kantor akuntan public. a. Anggaran biaya Departemen Fotocopi meliputi biaya tetap sebesar $26.190 per-tahun (gaji & sewa mesin) dan biaya variabel $0,023 per-halaman yang di-copy (kertas & tinta) u perkiraan penggunaan 270.000 hal. b. Biaya total fotocopy u 3 Dept Prod. = $26.190 + ($0,023 x 270.000) = $26.190 + $6.210 = $32.400 Tarif pembebanan tunggal = $32.400 : 270.000 hal = $0,12 per-halaman c. Alokasi Pembebanan aktual per-Dept. : - Audit = 92.000 x $0,12 = $11.040 - Pajak = 65.000 x $0,12 = $ 7.800 - MAS =115.000x $0,12 = $13.800 Total alokasi = $32.640

2. Tarif Pembebanan Ganda
Terbagi menjadi dua pengembangan, yaitu pengembangan biaya tetap dan pengembangan biaya variabel.
Budgeted fixed service cost allocation = (long term unit share PROPORSIONAL) x budgeted fixed service cost
Budgeted varible service cost allocation = (budgeted varible service cost per-unit + (budgeted variabel service cost per-unit) x (actual number of units) a. Anggaran perkiraan pemakaian halaman fotocopy tertinggi, total 39.375 hal dengan rincian

- Audit = 7.875 hal (proporsi 20%), - Pajak = 22.500 hal (proporsi 57%), - MAS = 9.000 hal (proporsi 23%). Total biaya tetap = $26.190 Biaya variabel per-hal = $0,023 b. Aktual penggunaan fotocopy per-Dept, Audit = 92.000 hal, Pajak = 65.000 hal dan MAS = 115.000 hal. c. Alokasi Pembebanan aktual per-Dept. : - Audit=($26.190x20%)+($0,023x92.000)= $7.354, - Pajak=($26.190x57%)+($0,023x65.000)= $16.423, - MAS=($26.190x23%)+($0,023x115.000)= $8.669 usd,
Total alokasi = $32.446

3. Penggunaan yang dianggarkan versus penggunaan actual
Para manajer Departemen Pendukung dan produksi biasanya bertanggung jawab atas kinerja unit mereka. Kemampuan mereka untuk mengendalikan biaya adalah factor penting dalam evaluasi kinerja mereka. Kemampuan ini biasanya diukur dengan membandingkan biaya actual dengan biaya yang direncanakan atau dianggarkan. a. Penggunaan data yang dianggarkan untuk perhitungan biaya produk * Audit 94.500 hal x $0,12 = $ 11.340 * Pajak 67.500 hal x $ 0,12 = 8.100 * MAS 108.000 hal x $ 0,12 = 12.960 * Total 270.000 = $ 32.400 b. Penggunaan Data Aktual untuk Tujuan Evaluasi Kinerja

* Audit 92.000 hal x $0,12 = $ 11.040 * Pajak 65.000 hal x $ 0,12 = 7.800 * MAS 115.000 hal x $ 0,12 = 13.800 * Total 272.000 = $ 32.640

G. MEMILIH METODE ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN PENDUKUNG
Dalam menetapkan metode yang digunakan untuk mengalokasikan biaya Departemen Pendukung, perusahaan harus menentukan seberapa besar interaksi Departemen Pendukung. Selain itu mereka harus menimbang biaya dan manfaat yang berhubungan dengan ketiga metode pengalokasian biaya. Metode tersebut adalah metode langsung, berurutan, dan timbal balik. 1. Metode Alokasi Langsung (Direct Method of Allocation)
Metode langsung adalah metode paling sederhana dan paling langsung mengalokasikan biaya departemen pendukung. Biaya jasa variabel dialokasikan langsung ke departemen produksi secara proporsional terhadap masing-masing departemen pengguna jasa. Biaya tetap juga dialokasikan langsung kepada departemen produksi, tetapi berdasarkan proporsi pada kapasitas normal atau praktis departemen produksi. | Departemen Pendukung | Departemen Produksi | | Listrik | Pemeliharaan | Pengerindaan | Perakitan | Biaya langsung | $ 250.000 | $ 160.000 | $ 100.000 | $ 60.000 | Aktivitas normal: | | | | | Killowat-jam | | 200.000 | 600.000 | 200.000 | Jam pemeliharaan | 1.000 | | 4.500 | 4.500 |

Dari data di atas maka kita akan melakukan alokasi biaya pendukung dengan metode langsung sebagai berikut: | Langkah 1 Menghitung Rasio Alokasi | | Pengerinda | Perakitan | Dep. Listrik | 600.000 | 0,75 | - | | (600.000 + 200.000) | | | | 200.000 | - | 0,25 | | (600.000 + 200.000) | | | Dep. Pemeliharaan | 4.500 | 0,50 | - | | (4.500 + 4.500) | | | | 4.500 | - | 0,50 | | (4.500 + 4.500) | | |

| Langkah 1 Menghitung Rasio Alokasi | | Pengerinda | Perakitan | Dep. Listrik | 600.000 | 0,75 | - | | (600.000 + 200.000) | | | | 200.000 | - | 0,25 | | (600.000 + 200.000) | | | Dep. Pemeliharaan | 4.500 | 0,50 | - | | (4.500 + 4.500) | | | | 4.500 | - | 0,50 | | (4.500 4.500) | | |

2. Metode Alokasi Berurutan (atau Bertahap) / Sequential Method of Allocation
Metode ini mengetahui bahwa interaksi diantara departemen pendukung telah terjadi. Akan tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi departemen pendukung. Alokasi biaya dilakukan secara tahap demi setahap mengikuti prosedur penetapan peringkat yang ditentukan terlebih dahulu. Biasanya uruta nya ditentukan dengan menyusun peringkat departemen pendukung dalam suatu tatanan jumlah jasa yang diberikan, dari yang terbesar ke yang terkecil. | Langkah 1 Menghitung Rasio Alokasi | | Pemeliharaan | Pengerinda | Perakitan | Dep. Listrik | 20.000 | 0,20 | - | - | | (200.000 + 600.000 + 200.000) | | | | | 600.000 | - | 0,60 | - | | (200.000 + 600.000 + 200.000) | | | | | 200.000 | - | - | 0,20 | | (200.000 + 600.000 + 200.000) | | | | Dep. Pemeliharaan | 4.500 | - | 0,50 | - | | (4.500 + 4.500) | | | | | 4.500 | - | - | 0,50 | | (4.500 + 4.500) | | | |

Langkah 2 Alokasi Biaya Departemen Pendukung dengan Menggunakan Rasio Alokasi | | Departemen Pendukung | Departemen Produksi | | Listrik | Pemeliharaan | Pengerindaan | Perakitan | Biaya langsung | $ 250.000 | $ 160.000 | $ 100.000 | $ 60.000 | Dep. Listrik | ($ 250.000) | $ 50.000 | $ 150.000 | $ 50.000 | Dep. Pemeliharaan | - | ($ 210.000) | $ 105.000 | $ 105.000 | Jumlah | 0 | 0 | $ 355.000 | $ 215.000 |

3. Metode Alokasi Timbal Balik /Reciprocal Method of Allocation
Metode ini mengakui semua interaksi di antara departemen pendukung. Menurut metode ini salah satu departemen pendukung menggunakan angka departemen lain dalam menentukan total biaya setiap departemen pendukung dimana total biaya mencerminkan interaksi antara departemen pendukung. Jadi, total biaya yang baru dari departemen pendukung dialokasikan ke departemen produksi.

| Departemen Pendukung | Departemen Produksi | | Listrik | Pemeliharaan | Pengerindaan | Perakitan | Biaya langsung : | | | | | Tetap | $ 200.000 | $ 100.000 | $ 80.000 | $ 50.000 | Variabel | $ 50.000 | $ 60.000 | $ 20.000 | $ 10.000 | Jumlah | $ 250.000 | $ 160.000 | $ 100.000 | $ 60.000 | Aktivitas normal: | | | | | Killowat-jam | | 200.000 | 600.000 | 200.000 | Jam pemeliharaan | 1.000 | | 4.500 | 4.500 |

| Proporsi Output yang Digunakan oleh Departemen | | Listrik | Pemeliharaan | Pengerindaan | Perakitan | Aktivitas normal: | | | | | Killowat-jam (L) | - | 0,20 | 0,60 | 0,20 | Jam pemeliharaan (P) | 0,10 | - | 0,45 | 0,45 |

Misal data ditambah rincian nya sebagai berikut: Total Biaya Departemen Pendukung | = | Biaya Langsung + Biaya yang Dialokasikan | Listrik (L) | = | $ 250.000 + 0,10 P | | | | Pemeliharaan (P) | = | $ 160.000 + 0,20 L | P | = | $ 160.000 + 0,20 ($ 250.000 + 0,10 P) | P | = | $ 160.000 + $ 50.000 + 0,02 P | P - 0,02 P | = | $ 160.000 + $ 50.000 | 0,98 P | = | $ 210.000 | P | = | $ 210.000 : 0,98 | Pemeliharaan | = | $ 214.286 | | | | Listrik (L) | = | $ 250.000 + 0,10 P | | = | $ 250.000 + 0,10 ($ 214.286) | Listrik | = | $ 271.429 |

Langkah 2 Alokasi Biaya Departemen Pendukung dengan Menggunakan Rasio Alokasi | | Departemen Pendukung | Departemen Produksi | | Listrik | Pemeliharaan | Pengerindaan | Perakitan | Biaya langsung | $ 250.000 | $ 160.000 | $ 100.000 | $ 60.000 | Dep. Listrik | ($ 271.429) | $ 54.286 | $ 162.857 | $ 54.286 | Dep. Pemeliharaan | $ 21.429 | ($ 21.429) | $ 96.429 | $ 96.429 | Jumlah | 0 | 0 | $ 359.286 | $ 210.715 |

DAFTAR ISI
Hansen, D.R., and Mowen, M.M., Managerial Accounting – Akuntansi Manajerial (Edisi 8), Salemba Empat, Jakarta, 2015.

Cairney, T., and Bennett K., Support Departement Cost Allocation in The Georgia Healthcare Industry, The Coastal Bussiness Journal, Volume4, Number 1, 2005.

Hogan, A.J., and Marshall R., How to Improve Allocation of Support Service Cost, Healthvcare Financial Management; Feb. 1990; 44,2; ProQuest Nursing & Allied Health Sorce, pg. 42.

Similar Documents

Free Essay

John Deree

...peralatan. Pada masa boom period setelah perang dunia ke dua, meskipun Deere memperluas lini produksinya, dengan cara membangun mesin baru, dan menggunakan mesin sesuai dengan kapasitasnya, namun tetap saja tidak mampu memenuhi kuota permintaan. Di periode yang sama, Deere memperluas usahanya menjadi peralatan industri off-the-road untuk digunakan pada bidang konstruksi, kehutanan, pelayanan, dan industri tambang. Pada pertengahan 1980-an, Deere memiliki lini produksi perkebunan dan pertamanan terbesar di dunia. Sejarah mencatat kehancuran agribisnis yang dimulai dengan turunnya nilai tanah pertanian dan harga komoditas yang menurun tajam yang mengakibatkan Deere untuk mengatur tingkat pelaksanaan operasi semakin ke bawah, pemotongan biaya, menekankan pembuat keputusan dilakukan secara desentralisasi, dan rekstrukturisasi pada proses manufaktur. Deere juga melakukan pengurangan tempat produksi, mengurangi karyawan, mendorong agar karyawan pensiun dini, dan tidak melakukan penggantian untuk karyawan yang keluar dari perusahaan. Untuk menghasilkan tempat produksi yang lebih luas, pada tahun 1970an, Deere berhasil split off parts of tractor production. Pada tahun 1983, John Deere Component Works (JDCW) dibagi menjadi tiga divisi, yaitu The Hydraulics Division, The Drive Trains Division, dan The Gear and Special Products Division. Pembagian tiga divisi ini bertujuan untuk mengembangkan operasi perusahaan dan untuk membuat perusahaan lebih efisiensi dalam...

Words: 1176 - Pages: 5

Free Essay

North Country Auto

...BAB 5 PUSAT LABA Pertimbangan Umum Suatu organisasi fungsional adalah organsasi dimana fungsi produksi atau pemasaran utama dilakukan oleh unit organisasi yang terpisah. Ketika suatuorganisasi di ubah menjadi organisasi dimana setiap unit utama bertanggungjawab baik atas produksi maupun pemasaran, maka proses ini disebut dengan istilahdivisionalisasi. Kondisi-kondisi dalam mendelegasikan tanggungjawab laba . Langkah utama dalam membuat pusat laba adalah menentukan titik terendah dalam organisasi dimana kedua kondisi diatas terpenuhi. Seluruh pusat tanggungjawab diibaratkan sebagai suatu kesatuan rangkaian yang mulai dari pusat tanggungjawab yang sangat jelas merupakan pusat laba sampai pusat tanggung jawab yang ukan merupakan pusat laba. Kelaziman suatu pusat laba Dalam suatu survey yang dilakukan atas sebuah perusahaan fortune 1000 diAS, dari 638 responden, 93 % merupakan perusahaan yang memiliki 2 atau lebih pusat laba. Manfaat pusat laba Menjadikan unit organisasi sebuah pusat laba dapat memberikan manfaat sebagai berikut :  –Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan tersebut dibuat oleh para manager yang paling dekat dengan titik keputusan.  –Kecepatan dari pengambilan keputusan operasional dapat meningkat karenatidak perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat. –Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian sehingga dapat berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas.  –Kesadaran laba dapat ditingkatkan karena manajer...

Words: 1863 - Pages: 8

Free Essay

Control Management

...Modul Belajar: Sistem Pengendalian Manajemen (Management Control Systems) (Anthony and Govindarajan,12th Ed) Disusun oleh Bambang Kesit Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Jogjakarta, 2013 Kata Pengantar Modul ini disusun untuk membantu mahasiswa mempelajari Sistem Pengen-dalian Manajemen (SPM) sehingga mahasiswa mudah memahami dan mengerti materi SPM. Pemahaman terhadap Mata Kuliah (MK) SPM ini sangat penting bagi mahasiswa sejak mengambil MK ini karena SPM ini salah satu MK yang diujikan pada ujian komprehensif. Selama ini, sering dijumpai mahasiswa meskipun telah mengambil dan lulus MK SPM ini namun ketika ujian komprehensif banyak tidak menguasai dan lulus ujian. Modul ini terdiri dari Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen, Goal Congruence, Pusat Pertanggungjawaban, Harga Transfer, Penyusunan Anggaran, Evaluasi Kinerja, dan slide perkuliahan. Modul ini masih sangat sederhana, semoga diwaktu mendatang bisa lebih disempurnakan. Terima kasih. Bab 1 Sistem Pengendalian Manajemen Sistem merupakan suatu cara tertentu yang dilakukan berulang-ulang untuk melaksanakan sesuatu atau sekelompok aktivitas. Pengendalian adalah proses penetapan standar agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. • Elemen-elemen Sistem Pengendalian 1...

Words: 3956 - Pages: 16

Free Essay

Jalan Tol vs Ketahanan Pangan (Toll-Road vs Food Tenacity)

...pembangunan tersebut, muncul pula pandangan yang mengkhawatirkan bila pembangunan jalan tol Trans Jawa tersebut akan mengakibatkan berubahnya ribuan hektar lahan pertanian produktif menjadi kawaasan perumahan dan industri. Semakin meluasnya konversi lahan pertanian memiliki resiko berkurangnya produksi pangan nasional yang akan semakin mengancam ketahanan pangan nasional Indonesia. Sementara saat ini produksi pertanian Indonesia sudah tidak mampu memenuhi konsumsi dalam negeri sehingga Pemerintah Indonesia terpaksa melakukan impor pangan. Pada essay ini akan dibahas mengenai analisa kepentingan dalam kasus pembangunan jalan tol Trans Jawa dari sudut pandang ilmu ekonomi, yang diharapkan dapat memperjelas arah kebijakan yang ditempuh dan alokasi sumberdaya yang proporsional. DESKRIPSI MASALAH Pendekatan Infrastruktur Pembangunan jalan tol Trans Jawa merupakan bagian keseluruhan pembangunan infrastruktur transportasi sebagai penunjang pembangunan ekonomi di Indonesia. Secara umum infrastrukutur transportasi berfungsi sebagai katalisator dalam mendukung pertumbuhan wilayah, pertumbuhan ekonomi, dan sebagai...

Words: 4393 - Pages: 18

Free Essay

Sector Public Accounting

...entitas (kesatuan) yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik. Sejalan dengan perkembangan maka di negara kita Akuntansi Sektor Publik didefinisikan sebagai mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pengelolaan dana masyarakat di lembaga–lembaga tinggi negara dan departemen dibawahnya, pemerintah daerah, BUMN,BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerjasama sektor publik dan suasta. Beberapa tugas dan fungsi sektor publik sebenarnya dapat juga dilakukan oleh sektor suasta misalnya untuk menghasilkan beberapa jenis pelayanan publik seperti layanan komunikasi, penarikan pajak, pendidikan, transportasi publik dll, akan tetapi untuk tugastertentu tugas sekotr publik tidak dapat digantikan oleh sektor suasta, misalnya fungsi birokrasi pemerintahan. Sebagai konsekuensinya akuntansi sektor publik dalam beberapa hal bebeda dengan akuntansi padasektor suasta. Tujuan Akuntansi Sektor Publik * Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien dan ekonomis atas alokasi suatu sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi. Tujuan ini terkait dengan pengendalian manajemen * Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan pelaksanaan tanggungjawab secara tepat dan efektif program dan penggunaan sumberdaya yang menjadi wewenangnya dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk...

Words: 7945 - Pages: 32

Free Essay

Pusat Laba

...bisnis dan pusat laba adalah tidak sama. Kemudian, akan dijelaskan bagaimana fungsi-fungsi produksi dan pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba. Suatu organisasi fungsional adalah organisasi dimana fungsi produksi atau pemasaran utama dilakukan oleh unit organisasi yang terpisah.ketika suatu organisasi diubah menjadi organisasi dimana setiap unit utama bertanggung jawab baik atas produksi maupun pemasaran , mak proses ini disebut dengan istilah Divisionalisasi Kondisi – Kondisi dalam Mendelegasikan Tanggung Jawab Laba Banyak keputusan manajemen melibatkan usulan meninggkatkan beban dengan harapan bahwa hal itu akan menghasilkan peningkatan yang lebih besar dalam pendapatan penjualan. Keputusan seperti ini disebut sebagai pertimbangan biaya/ pendapatan ( expense/ revenue trade-off ) . tambahan beban iklan adalah salah satu contohnya. Untuk dapat mendelegasikan keputusan trade-off semacam ini dengan aman ketingkat manajer yang lebih rendah, maka ada dua kondisi yang harus dipenuhi: 1. Manajer harus memiliki akses ke informasi releven yang dibutuhkan dalam membuat keputusan serupa. 2. Harus ada semacam cara untuk mengukur efektivitas suatu trade-off yang dibuat oleh manajer. Langkah utama dalam membuat pusat laba adalah menentukan titik terendah dalam organisasi dimana kondisi diatas terpenuhi. Andrian Noviardy,SE., M.Si. 1 Pusat Laba Seluruh pusat tanggung jawab diibaatkan sebagai suatu kesatuan rangkaian yang mulai dari pusat...

Words: 4024 - Pages: 17

Free Essay

Sistem Informasi Manajemen

...Aplikasi Bisnis Fungsional Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Dosen: Disusun oleh: Magister Akuntansi 2015 1. Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen (SIM) Konsep ini menuntut suatu kajian dari beberapa konsep atau gabungan konsep yang menjembatani konsep secara keseluruhan. Konsep tersebut meliputi: a) Konsep sistem Sistem berasal dari bahasa Latin systēma atau bahasa Yunani sustēma yang berarti suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Menurut John Mc Manama (2012), sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efisien. Karekteristik Sistem Jogianto (2012) dalam bukunya mengemukakan sistem mempunyai karekteristik atau sifat-sifat tertentu, yakni : 1). Komponen Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. 2). Batasan sistem. Batasan sistem (boundary)...

Words: 9697 - Pages: 39

Free Essay

Pedoman Pkm 2015 in Indonesia

...PEDOMAN 2015 PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA DIREKTORAT RISET DAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI PEDOMAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ( PKM ) DIREKTORAT RISET DAN PENGABDIAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN RISET DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JAKARTA 2015 1 KATA PENGANTAR Didasari kesadaran penuh atas adanya kesenjangan antara teori yang diperoleh mahasiswa dengan realita kebutuhan masyarakat dan munculnya tuntutan masyarakat atas mutu lulusan Perguruan Tinggi yang mandiri dan siap mengantisipasi arah pengembangan bangsa, maka pada tahun 1997 Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, merealisasikan Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan di Perguruan Tinggi (PBKPT). Salah satu komponen program kunci di dalamnya adalah Program Karya Alternatif Mahasiswa (KAM). Program ini hanya dapat diakses dan dilaksanakan mahasiswa sedangkan program lainnya seperti Kuliah Kewirausahaan (KWU), Kuliah Kerja Usaha (KKU), Magang Kewirausahaan (MKU), Konsultasi Bisnis dan Penempatan Kerja (KBPK) dan Inkubator Wirausaha Baru (INWUB), hanya dapat di akses oleh dosen. Proposal diajukan kelompok dosen namun wajib menyertakan mahasiswa sebagai pelaku lapangan. KAM merupakan wahana kreasi bagi mahasiswa dalam menciptakan produk (barang atau jasa) yang akan menjadi komoditas usahanya kelak. Sedangkan pematangan sebagai entrepreneur dilakukan pada program INWUB. Dengan demikian, PBKPT merupakan...

Words: 31090 - Pages: 125

Free Essay

Soal

...Develop Human Resource Planning Develop Human Resource Planning berarti proses identifikasi dan mendokumentasi peran, tanggung jawab, dan kemampuan Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan untuk menyukseskan proyek. Di dalam Develop Human Resource Planning terdapat juga lama kontrak kerja. Inputs : * Activity resource requirements: Untuk menentukan/memilih orang-orang yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. * Enterprise environmental factors : 1. Organizational Structure and Culture 2. Existing Human Resources. 3. Personal administration policies 4. Marketplace conditions * Organizational process assets 1. Organizational standard process and policies and standardized role descriptions. 2. Templates for organizational charts and positions descriptions 3. Historical Project on organizational structures. Tools and Technique : * Organizational charts and position descriptions : cara untuk mendomumentasikan tugas dan tanggung jawab setiap anggota tim dalam proyek, yaitu : 1. Hierarchal-type Organization chart 2. Matrix-based Resposibility chart 3. Text-oriented Format * Networking Interaksi dengan perorangan, institusi, industry, atau para professional untuk mendapatkan pekerja yang dibutuhkan dalam proyek. * Organizational theory Berisi tentang riwayat pekerja atau tim yang pernah terlibat dalam proyek. Output : * Human Resource Plan Berisi tentang panduan untuk mendefinisikan pekerjaan yang harus dilakukan oleh pekerja, mengontrol...

Words: 6965 - Pages: 28

Free Essay

Strategic Plan

...EVALUASI IMPLEMENTASI STRATEGI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA yang dipersiapkan dan disusun oleh Fransisca Irmawati 2527/PS/MM/98 telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 10 Juli 2000 dan dinyatakan telah lulus memenuhi syarat susunan Tim Penguji Pembimbing Utama Anggota Tim Penguji Lain Drs. Agastya, MBA, MPM. Prof. Dr. Sukanto Reksohadiprodjo, M.Com Yogyakarta, ______________ Universitas Gadjah Mada Program Pasca Sarjana _____________________ ii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul: “Evaluasi Implementasi Strategi Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta”. Penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1. Bapak Drs. Agastya, MBA, MPM., selaku dosen pembimbing atas bimbingan, masukan, arahan dan bantuan yang diberikan 2. Pihak manajemen Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta 3. Segenap dosen, karyawan dan karyawati Program Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 4. Segenap rekan Angkatan XVIII MM UGM dan semua pihak yang telah memberi kesempatan, bimbingan, kritik, saran dan bantuan sehingga tesis ini bisa diselesaikan dan dipertahankan dalam ujian akhir. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan setitik sumbangan bagi ilmu pengetahuan dan peneliti lain. Yogyakarta, Juli 2000 Penulis iii Karya ini kupersembahkan untuk: Mama di surga, yang aku yakin selalu, senantiasa dan tetap mendoakan, mencintai, mengasihi, menyertai...

Words: 20346 - Pages: 82

Free Essay

Netflix Makalah

...sendiri. Blockbuster online menawarkan layanan yang sama seperti Netflix, menempatkan dua perusahaan dalam kompetisi langsung satu sama lain untuk pertama kalinya. Pada akhir 2006, Blockbuster merubah layanan sewa online dan menamainya "Blockbuster online Total Access." Layanan Blockbuster yang baru ini memberikan pelanggan pilihan mengembalikan video melalui mail atau dengan mengembalikan di toko Blockbuster lokal. Namun hal itu, mendorong pelanggan untuk mengembalikan video yang disewa secara online ke toko dengan menawarkan voucher untuk sewa di-toko baru. "Dengan jenis akses ini, Anda tidak harus menunggu untuk memiliki film baru untuk menonton!". Satu-satunya peringatan toko persewaan yang baru adalah bahwa tanggal jatuh tempo normal dan biaya keterlambatan persewaan video ditegakkan. Tanpa toko fisik, eksekutif Netflix kini menghadapi tantangan yang sulit untuk menemukan cara yang sah dan nilai tambah untuk bersaing dengan Blockbuster. Netflix juga menghadapi perkembangan video streaming dan...

Words: 5347 - Pages: 22

Premium Essay

Xl Axiata

...PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN/ CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR/ FOR THE YEARS ENDED 31 DESEMBER/ DECEMBER 2011 DAN/ AND 2010 PT XL AXIATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Halaman 1 Page LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal per saham) Catatan/ Notes 3 CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION AS AT 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, except par value per share) 2011 Aset lancar Kas dan setara kas Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu - Pihak ketiga - Pihak-pihak berelasi Piutang lain-lain - Pihak ketiga - Pihak-pihak berelasi Persediaan Pajak dibayar dimuka Uang muka dan beban dibayar dimuka Aset lain-lain Jumlah aset lancar Aset tidak lancar Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan Piutang derivatif Aset lain-lain Jumlah aset tidak lancar Jumlah aset Liabilitas jangka pendek Hutang usaha dan hutang lain-lain - Pihak ketiga - Pihak-pihak berelasi Hutang pajak Beban yang masih harus dibayar Pendapatan tangguhan Liabilitas diestimasi Bagian pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Bagian obligasi yang jatuh tempo dalam satu tahun Jumlah liabilitas jangka pendek Liabilitas jangka panjang Pinjaman jangka panjang Liabilitas pajak tangguhan Obligasi Hutang derivatif Liabilitas diestimasi Jumlah liabilitas jangka...

Words: 42262 - Pages: 170

Free Essay

Laporan Liberisasi

...1|ASC FISIP UI Laporan Penelitian ASEAN Study Center Universitas Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Makmur Keliat, Ph.D Asra Virgianita, MA Shofwan Al Banna Choiruzzad, Ph.D Agus Catur Aryanto Putro, S.Sos 2013 2|ASC FISIP UI KATA PENGANTAR Laporan penelitian ini merupakan hasil penelitian tentang Tenaga Kerja Terampil Indonesia dan Liberalisasi Jasa ASEAN yang dilakukan oleh ASEAN Study Center Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Tema penelitian ini menjadi tema penting mengingat urgensinya untuk menata kesiapan pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Penelitian ini mengkaji kondisi delapan sektor yang telah disepakati di dalam Mutual Recognition Arrangement atau Mutual Recognition Agreement Framework. Analisis dirancang untuk: (1) mendapatkan gambaran mengenai nilai strategis berbagai sektor jasa yang disepakati di dalam ASEAN MRA dan MRA Framework; (2) memetakan daya saing pekerja terampil Indonesia di berbagai sektor tersebut; (3) mengidentifikasi tantangan-tantangan yang akan muncul berkaitan dengan liberalisasi sektor jasa ASEAN di masing-masing sektor jasa. Dengan kajian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pada pembuatan kebijakan berkaitan dengan liberalisasi sektor jasa ASEAN dengan tentu saja menempatkan kepentingan nasional Indonesia sebagai pertimbangan...

Words: 37778 - Pages: 152

Free Essay

Green

...No. Nama Perguruan Tinggi AKADEMI AKUNTANSI PGRI JEMBER Nama Pengusul Sisda Rizqi Rindang Sari Program Kegiatan Judul Kegiatan 1 PKMK KUE TART CAENIS ( CANTIK, ENAK DAN EKONOMIS) BERBAHAN DASAR TAPE 2 AKADEMI FARMASI KEBANGSAAN Nensi MAKASSAR AKADEMI KEBIDANAN CITRA MEDIKA SURAKARTA AKADEMI KEBIDANAN GIRI SATRIA HUSADA AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDIKA SIDOARJO AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDIKA SIDOARJO AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDIKA SIDOARJO Putri Purnamasari PKMK LILIN SEHAT AROMA KURINDU PANCAKE GARCINIA MANGOSTANA ( PANCAKE KULIT MANGGIS ) 3 PKMK 4 Latifah Sulistyowati PKMK Pemanfaatan Potensi Jambu Mete secara Terpadu dan Pengolahannya sebagai Abon Karmelin (Karamel Bromelin) : Pelunak Aneka Jenis Daging Dari Limbah Nanas Yang Ramah Lingkungan, Higienis Dan Praktis PUDING“BALECI”( KERES) MAKANAN BERSERATANTI ASAM URAT 5 Achmad PKMK Zainunddin Zulfi 6 Dian Kartika Sari PKMK 7 Radita Sandia PKMK Selonot Sehat (S2) Diit untuk Penderita Diabetes 8 AKADEMI PEREKAM Agustina MEDIK & INFO KES Wulandari CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM MEDIK & INFO KES Anton Sulistya CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM Eka Mariyana MEDIK & INFO KES Safitri CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM MEDIK & INFO KES Ferlina Hastuti CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM Nindita Rin MEDIK & INFO KES Prasetyo D CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM MEDIK & INFO KES Sri Rahayu CITRA MEDIKA AKADEMI PERIKANAN YOGYAKARTA PKMK Kasubi Wingko Kaya Akan Karbohidrat...

Words: 159309 - Pages: 638