Free Essay

Analisis Laporan Keuangan Lima Tahun Pt Unilever Indonesia Tbk

In:

Submitted By janaandrew
Words 3029
Pages 13
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN LIMA TAHUN
PT UNILEVER INDONESIA TBK

Oleh:
Yessica Angkawijaya 08120110013
Calandra Alencia Haryani 08120110014
Felicia Francisca 08120110017
Andrew Janaprasetya 01220110075
Chin Lung 01220110034

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
KARAWACI
2013
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

TENTANG UNILEVER
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken NV dengan akta No 23 dari Pak AH van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gouverneur Generaal van Nederlandsch-Indie dengan surat No 14 pada tanggal 16 Desember 1933, didaftarkan di Raad van Justitie di Batavia dengan No 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No 3. Nama perusahaan berubah menjadi PT Unilever Indonesia Dengan akta No 171 dari notaris Ny Kartini Muljadi SH tanggal 22 Juli 1980. Kemudian, namanya berubah lagi menjadi PT Unilever Indonesia Tbk dengan akta No 92 dari notaris Mudofir Hadi SH Mr tanggal 30 Juni 1997 yang disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No.C2-1.049HT.01.04 TH.98 tanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan dalam Berita Negara Nomor 2.620 15 Mei 1998 Tambahan No 39.
Perusahaan tercatat 15% sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah mendapat persetujuan dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No.SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981. Pada tanggal 24 Juni 2003 di Rapat Umum Tahunan perusahaan, para pemegang saham menyetujui stock split di mana nilai nominal saham berkurang dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini diaktakan dengan akta No 46 dari notaris Singgih Susilo SH tanggal 10 Juli 2003 dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No C-17533 HT.01.04-TH.2003 .
Pada tanggal 13 Juni 2000 berdasarkan Rapat Umum Tahunan perusahaan, yang diaktakan dengan akta No 82 dari notaris Singgih Susilo SH tanggal 14 Juni 2000, perusahaan bertindak sebagai distributor utama produk dan penyedia jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dalam surat keputusan No C-18482 HT.01.04-TH.2000.
Saham perseroan pertama kali ditawarkan kepada masyarakat pada tahun 1981 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 11 Januari 1982. Pada akhir tahun 2011, saham perseroan menempati peringkat keenam kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia. Perseroan memiliki dua anak perusahaan yaitu PT Anugrah Lever (dalam likuidasi), kepemilikan Perseroan sebesar 100% (sebelumnya adalah perusahaan patungan untuk pemasaran kecap) yang telah konsolidasi dan PT Technopia Lever, kepemilikan Perseroan sebesar 51%, bergerak di bidang distribusi ekspor, dan impor produk dengan merek Domestos Nomos.
Di Unilever, rakyat adalah jantung dari segala sesuatu yang kita lakukan. Prioritas diberikan untuk profesionalisme, keseimbangan hidup, dan kemampuan mereka untuk berkontribusi sama sebagai bagian dari tenaga kerja yang beragam. Sampai saat ini, PT Unilever Indonesia telah merekrut lebih dari 6.000 karyawan di seluruh nusantara. Perusahaan juga berusaha untuk mengelola dan mengembangkan bisnis secara bertanggung jawab dan berkelanjutan. Nilai-nilai dan standar yang diatur dalam Kode Etik Prinsip Bisnis (CoBP) sepenuhnya dipatuhi. Selain itu, mitra bisnis kami, termasuk pemasok dan distributor juga kami bagi nilai-nilai dan standar yang diterapkan.
Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab sosial, Unilever Indonesia memiliki tanggung jawab yang Korporat program ekstensif (CSR) Sosial. Keempat pilar program-programnya adalah Lingkungan, Nutrisi, Higiene dan Pertanian Berkelanjutan. Contoh program CSR meliputi Kampanye Cuci Tangan dengan Sabun (Lifebuoy), Program Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut (Pepsodent), Program Pelestarian Makanan Tradisional (Bango), dan Kampanye untuk Memerangi Kelaparan untuk membantu anak Indonesia yang kekurangan gizi (Blue Band) .
Perusahaan memiliki enam pabrik di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, dan dua pabrik di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, dengan kantor pusat di Jakarta. Produknya terdiri dari sekitar 43 merek kunci dan 1.000 SKU yang dijual melalui jaringan sekitar 500 distributor independen yang mencakup ratusan ribu outlet di seluruh Indonesia. Produk yang didistribusikan melalui pusat distribusi sentral sendiri, gudang, depot dan fasilitas lainnya.
PT Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home & Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia. Produk Unilever Indonesia sudah menjadi brand-brand ternama yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain.

Visi : “ Menjadi pilihan pertama bagi konsumen, pelanggan dan komunitas.”
Empat pilar utama dari visi kami menggambarkan arah jangka panjang dari perusahaan – kemana tujuan kami dan bagaimana kami menuju ke arah sana: Kami bekerja untuk membangun masa depan yang lebih baik setiap hari Kami membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan bagi orang lain Kami menjadi sumber inspirasi orang-orang untuk melakukan hal kecil setiap hari yang dapat membuat perbedaan besar bagi dunia Kami akan mengembangkan cara baru dalam melakukan bisnis dengan tujuan membesarkan perusahaan kami dua kali lipat sambil mengurangi dampak lingkungan
Misi : “Meningkatkan vitalitas dalam kehidupan.”

STRUKTUR ORGANISASI

RUMUSAN MASALAH
Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana kinerja keuangan PT Unilever selama periode yang dibandingkan bila diukur menggunakan analisa berbasis ratio? Seperti apa tren perubahan yang terjadi pada PT Unilever selama periode yang dibandingkan? Bagaimana Liquidity, Asset Management, Debt Management, and Profitability dari PT Unilever? TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Mengetahui dan menghitung rasio yang ada di laporan keuangan PT Unilever dari tahun 2008 sampai 2012. Menganalisa berbagai rasio yang ada dan membandingkannya dari tahun ke tahun. Menganalisa empat unsur laporan keuangan PT Unilever yaitu: Liquidity, Asset Management, Debt Management, and Profitability.

BAB II
ANALISA
Ratio Likuiditas
Current Ratio = (Current Assets)/(Current Liabilities)
Tahun 2008 = 3,103,295/3,091,111 = 1x
Tahun 2009 = 3,598,793/3,454,869 = 1.04x
Tahun 2010 = 3,748,130/4,402,940 = 0.85x
Tahun 2011 = 4,446,219/6,501,681 = 0.68x
Tahun 2012 = 5,035,962/7,535,896 = 0.67x Tahun 2008 = 3,103,295/3,091,111 = 1x
Tahun 2009 = 3,598,793/3,454,869 = 1.04x
Tahun 2010 = 3,748,130/4,402,940 = 0.85x
Tahun 2011 = 4,446,219/6,501,681 = 0.68x
Tahun 2012 = 5,035,962/7,535,896 = 0.67x

Berdasarkan grafik di atas, rasio lancar dari tahun 2008 ke 2009 mengalami peningkatan sedangkan ada penurunan dari tahun 2009-2012. Tetapi, kalau dilihat selama 5 tahun ini, perusahaan juga masih kurang liquid karena masih di bawah 150%. Setiap tahunnya terjadi peningkatan baik dari Current Liabilities dan juga Current Assets. Namun, dari tahun 2008 ke 2009 terjadi peningkatan karena kenaikan Current Asset dan Current Liabilities cukup proporsional sedangkan dari tahun 2009-2012 terjadi kenaikan dalam Current Liabilities yang tidak seimbang dengan kenaikan Current Asset sehingga Current Ratio PT Unilever menurun. Dari tahun 2008 ke 2009 ada kenaikan sebesar 0.04 poin yang dikarenakan kenaikan aset lancar sebesar 16%. Pada tahun 2010 terjadi penurunan yang cukup drastis dikarenakan kenaikan kewajiban lancar sebesar 27.4% dari tahun sebelumnya karena peningkatan pinjaman jangka pendek dan juga hutang-hutang. Kemudian angka rasio lancar menurun drastis dari tahun 2010 ke 2011 sehingga otomatis perusaahan menjadi kurang liquid. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan kewajiban lancar sebesar 47.7% baik dalam akrual, hutang usaha dan pinjaman jangka pendek. Penurunan angka rasio lancar ini juga disebabkan oleh peningkatan Current Assets yang tidak seimbang dengan peningkatan Current Liabilities. Tahun 2011 ke 2012 rasio lancar kembali stabil karena terjadi peningkatan baik dalam Current Asset maupun Current Liabilities yang relatif stabil.

Acid-Test Ratio = (Current assets-Inventories)/(Current Liabilities)
Tahun 2008 = (3,103,295-1,284,659 )/3,091,111 = 0.59x
Tahun 2009 = (3,598,793-1,340,036 )/3,454,869 = 0.65x
Tahun 2010 = (3,748,130-1,574,060)/4,402,940 = 0.49x
Tahun 2011 = (4,446,219-1,812,821)/6,501,681 = 0.41x
Tahun 2012 = (5,035,962-2,061,899)/7,535,896 = 0.39x Berdasarkan analisa laporan keuangan pada 2009 terjadi kenaikan rasio yang disebabkan oleh kenaikan current asset sebesar 16% . Kemudian dari tahun 2009 ke 2012 terus terjadi penurunan angka rasio. Hal ini disebabkan peningkatan kewajiban lancar yang cukup drastis. Di tahun 2010, terjadi kenaikan kewajiban lancar sebesar 27.4% yang tidak diiringi dengan kenaikan aset lancar yang proporsional sehingga terjadi penurunan angka rasio yang cukup banyak. Dari tahun 2010 ke 2011 juga terjadi penurunan rasio karena kenaikan current asset hanya sebesar 18.6% sedangkan terjadi kenaikan current liabilities sebesar 47.6% sehingga kenaikannya tidak seimbang. Pada tahun 2012 terjadi penurunan angka rasio kembali karena kenaikan kewajiban lancar sebesar 16% dan kenaikan aset lancar sebesar 13.3% sehingga penurunan rasionya tidak terlalu besar karena perbedaan kenaikannya relatif tidak terlalu besar.

Asset Management Ratios
Inventory Turnover = (Cost Of Goods Sold)/( Inventory)
Tahun 2008 = 7,946,674/1,284,659 = 6.19x
Tahun 2009 = 9,200,878/1,340,036 = 6.87x
Tahun 2010 = 9,485,274/1,574,060 = 6.03x
Tahun 2011 = 11,462,805/1,812,821 = 6.32x
Tahun 2012 = 13,414,122/2,061,899 = 6.51x Perubahan rasio pada 2009 dibandingkan dengan 2008 cukup besar karena terjadi peningkatan HPP sebesar 15.8%. Akan tetapi, di tahun 2010 terjadi penurunan yang diakibatkan karena persentase peningkatan HPP lebih kecil dibandingkan dengan persentase peningkatan persediaan. Kemudian, terjadi peningkatan rasio terus menerus dari tahun 2010 sampai 2012 karena peningkatan HPP yang signifikan sehingga rasio perputaran persediaan bisa meningkat cukup tinggi.
Account Receivable Turnover=receivable/sales
Account Receivable Turnover = Receivables/( Sales)
Tahun 2008 = 993,923/15,577,811 = 0.064
Tahun 2009 = 1,345,255/18,246,872 = 0.074
Tahun 2010 = 1,752,633/19,690,239 = 0.089
Tahun 2011 = 2,188,280/23,469,218 = 0.093
Tahun 2012 = 2,666,875/27,303,248 = 0.098

Days sales outstanding (DSO) = Receivables/( Annual sales/365)
Tahun 2008 = 993,923/(15,577,811/365) = 23 days
Tahun 2009 = 1,345,255/(18,246,872/365) = 27 days
Tahun 2010 = 1,752,633/(19,690,239/365) = 33 days
Tahun 2011 = 2,188,280/(23,469,218/365) = 34 days
Tahun 2012 = 2,666,875/(27,303,248/365) = 36 days Periode penagihan rata-rata perusahaan pada tahun 2008 adalah sebesar 23 hari dan pada tahun 2009 rasionya naik menjadi 27 hari. Pada tahun ini, jumlah Piutang Dagang naik sebesar Rp 351,332 juta sedangkan jumlah Penjualan meningkat sebesar Rp 2,669,062 juta. Di tahun selanjutnya yaitu 2010, rasio mengalami peningkatan 6 hari dari tahun sebelumnya. Ada peningkatan piutang dagang sebesar 30.3% sedangkan peningkatan penjualan sebesar 7.9% sehingga terjadi kenaikan rasio karena kenaikan piutang dagang lebih besar daripada penjualannya. Pada tahun 2011 terjadi peningkatan sampai 34 hari karena adanya peningkatan pada piutang dagang sebesar 435,647 juta rupiah dan penjualan meningkat sebesar 3,778,979 juta rupiah. Kemudian di tahun 2012, rasio meningkat lagi sebesar 5.88% sampai 36 hari. Piutang dagang meningkat sebesar 21.87% yang diikuti dengan meningkatnya penjualan sebesar 16.33%.
Fixed Assets Turnover = Sales/( Net Fixed Assets)
Tahun 2008 = 15,577,811/2,559,875 = 6.09x
Tahun 2009 = 18,246,872/3,035,915 = 6.01x
Tahun 2010 = 19,690,239/4,148,778 = 4.75x
Tahun 2011 = 23,469,218/5,314,311 = 4.42x
Tahun 2012 = 27,303,248/6,283,479 = 4.35x Rasio perputaran asset tetap perusahaan pada tahun 2008 adalah sebesar
6.09. Kemudian pada tahun 2009 rasio tersebut menurun 0,08 menjadi 6.01.
Pada tahun 2009, terjadi peningkatan pada penjualan sebesar 2,669,061 juta rupiah dan fixed assets meningkat sebesar 476,040 juta rupiah. Dari tahun 2009 sampai 3 tahun sesudahnya, rasio perputaran asset tetap terus merosot yang dikarenakan peningkatan aset tetap yang tidak diikuti secara proporsional oleh kenaikan penjualan. Kenaikan persentase aset lebih besar daripada kenaikan persentase penjualan sehingga rasio mengalami penurunan. Ini menunjukkan bahwa pembelian aset tetap yang dilakukan PT Unilever kurang dimanfaatkan untuk meningkatkan penjualan. Pada tahun 2010 terjadi penurunan rasio sebesar 1.26 poin karena kenaikan aset tetap sebesar 36.66 %. Selanjutnya, pada tahun 2011 rasio fixed asset turnover kembali mengalami penurunan karena penambahan aset tetap sebesar 1,165,533 juta rupiah. Di akhir tahun 2012, rasio kembali menurun sebesar 1.58% karena peningkatan penjualan yang lebih kecil daripada peningkatan aset tetap.

Total Assets Turnover = Sales/( Total Assets)
Tahun 2008 = 15,577,811/6,504,736 = 2.40x
Tahun 2009 = 18,246,872/7,484,990 = 2.44x
Tahun 2010 = 19,690,239/8,701,262 = 2.26x
Tahun 2011 = 23,469,218/10,482,312 = 2.24x
Tahun 2012 = 27,303,248/11,984,979 = 2.28x Debt Management Ratios
Debt Ratio = (Total Liabilities)/( Total Assets)
Tahun 2008 = 3,397,915/6,504,736 = 52.24%
Tahun 2009 = 3,776,415/7,484,990 = 50.45%
Tahun 2010 = 4,652,409/8,701,262 = 53.47%
Tahun 2011 = 6,801,375/10,482,312 = 64.88%
Tahun 2012 = 8,016,614/11,984,979 = 66.89% Times Interest Earned = (Earning before Interest and Tax )/(Interest Charges)
Interest ga tw yang angka di bawh ini ga bner
Tahun 2008 = 3,448,405/6,504,736 = 52.24%
Tahun 2009 = 4,248,590/7,484,990 = 50.45%
Tahun 2010 = 4,545,767/8,701,262 = 53.47%
Tahun 2011 = 5,574,799/10,482,312 = 64.88%
Tahun 2012 = 6,466,765/11,984,979 = 66.89%

EBITDA Coverage = (EBITDA+Lease Payments)/( Interest+Principal Payments+Lease Payments)
Ga tw angka di bawah ini masih ga bner
Tahun 2008 = 3,397,915/6,504,736 = 52.24%
Tahun 2009 = 3,776,415/7,484,990 = 50.45%
Tahun 2010 = 4,652,409/8,701,262 = 53.47%
Tahun 2011 = 6,801,375/10,482,312 = 64.88%
Tahun 2012 = 8,016,614/11,984,979 = 66.89% Profitability Ratios
Profit Margin on sales = (Net Income available to common stockholders)/(Net Sales)

Tahun 2008 = 2,407,231/15,577,811 = 15.45%
Tahun 2009 = 3,044,107/18,246,872 = 16.68%
Tahun 2010 = 3,386,970/19,690,239 = 17.20%
Tahun 2011 = 4,164,304/23,469,218 = 17.74%
Tahun 2012 = 4,839,145/27,303,248 = 17.72%

Basic Earning power (BEP) = (Earning before Interest and Tax )/(Total Assets)
Tahun 2008 = 3,448,405/6,504,736 = 53.01%
Tahun 2009 = 4,248,590/7,484,990 = 56.76%
Tahun 2010 = 4,545,767/8,701,262 = 52.24%
Tahun 2011 = 5,574,799/10,482,312 = 53.18%
Tahun 2012 = 6,466,765/11,984,979 = 53.96%

Rasio BEP yang semakin besar menandakan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan assetnya untuk menghasilkan income. Perbedaan BEP dan ROA adalah, dalam BEP digunakan EBITDA, bukan Net Income. Perhitungan BEP berguna untuk membandingkan perusahaan yang memiliki tariff pajak serta financial leverage yang berbeda. Pada PT Unilever, tren BEP mengalami fluktuasi yang besar terutama pada tahun 2008-2010. Pada 2008, perhitungan BEP menunjukkan angka 53.01%, artinya dalam setiap RP 100 kepemilikan asset akan menghasilkan EBITDA Rp 53.01. tahun berikutnya, BEP naik menjadi 56.76%. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan yg besar pada EBITDA walau juga terjadi kenaikan pada asset. Pada tahun 2010, BEP mencapai titik terendahnya dalam periode 5 tahun analisa. Hal ini dikarenakan bertambahnya total asset sebesar Rp 1,216,272.000.000, tetapi tidak dibarengi dengan kenaikan pada EBITDA. Pada tahun 2011 dan 2012, tren BEP kembali menunjukkan hasil yang positif dengan 53.18% dan 53.96%. Return On Total Assets = (Net income available to common stockholders)/(Total assets)

Tahun 2008 = 2,407,231/6,504,736 = 37.00%
Tahun 2009 = 3,044,107/7,484,990 = 40.67%
Tahun 2010 = 3,386,970/8,701,262 = 38.93%
Tahun 2011 = 4,164,304/10,482,312 = 39.73%
Tahun 2012 = 4,839,145/11,984,979 = 40.38%

Perhitungan ROA kurang lebih sama dengan BEP, maka dari itu trend an grafik garis nya mirip dengan BEP. Perbedaannya, pada ROA tidak digunakan EBITDA, melainkan menggunakan Net Income available to common stockholders. ROA 40.38% diartikan dengan setiap kepemilikan Rp 100 pada asset akan menghasilkan Rp 40.38 pada net income. Semakin besar rasio ROA, maka semakin efektif perusahaan dalam memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan laba. PT Unilever walau sempat mengalami penurunan pada tahun 2010 pada akhirnya kembali menunjukkan tren positif pada tahun 2011 dan 2012.

Return on Common Equity = (Net Income available to common stockholders)/(Common Equity)
Tahun 2008 = 2,407,231/3,100,312 = 77.64%
Tahun 2009 = 3,044,107/3,702,819 = 82.21%
Tahun 2010 = 3,386,970/4,048,853 = 83.65%
Tahun 2011 = 4,164,304/3,680,937 = 113.13%
Tahun 2012 = 4,839,145/3,968,365 = 121.94%

Return on equity ratio menunjukkan berapa banyak rupiah dari laba bersih telah diperoleh untuk setiap rupiah yang diinvestasikan oleh pemegang saham biasa. Rasio ini adalah alat yang berguna untuk mengukur profitabilitas dari sudut pandang pemilik karena pemegang saham biasa dianggap sebagai pemilik perusahaan yang sebenarnya. Rasio ini menunjukkan penggunaan efisiensi modal sendiri. Makin tinggi rasio ini makin baik, artinya posisi pemilik perusahaan makin kuat, demikian pula sebaliknya. Mengapa dalam perhitungan ROE, preferred stock tidak diikutsertakan? Karena preferred stock dividend tidak dibagikan kepada common shareholders. Investor hanya ingin mengetahui return dari common stock saja.
ROE PT Unilever menunjukkan tren yang positif karena terus mengalami kenaikan sejak tahun 2008 sampai sekarang (2012). Rasio ROE tahun 2008 adalah 77.64%, artinya setiap kepemilikan Rp 100 pada equity akan menghasilkan Rp 77.64 pada net income. Pada tahun 2012, setiap kepemilikan Rp 100 pada equity akan menghasilkan net income sebesar Rp 121.94. PT Unilever telah berhasil dalam hal memanfaatkan uang yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba.
Market Value Ratios
Price/earnings (P/E) = (Price per share)/(Earnings per share)
Gak tau price per share
Tahun 2008 = 10/315 = 77.64%
Tahun 2009 = 10/399 = 82.21%
Tahun 2010 = 10/444 = 83.65%
Tahun 2011 = 10/546 = 113.13%
Tahun 2012 = 10/634 = 121.94%

Price/cashflow = (Cash Dividends)/(Net Income)
Tahun 2010 = 8.366/15.870 = 0,527 = 52.7%
Tahun 2011 = 8.849/15.470 = 0,572 = 57.2%

BAB III
KESIMPULAN

This part is intentionally left blank.
Bagian ini sengaja dikosongkan.

BAB IV
SARAN

This part is intentionally left blank.
Bagian ini sengaja dikosongkan.

Similar Documents

Premium Essay

Annual Report Wilmar

...PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. (dahulu/formerly PT Cahaya Kalbar Tbk.) Laporan keuangan tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut beserta laporan auditor independen/ Financial statements as of December 31, 2013 and for the year then ended with independent auditors’ report The original financial statements included herein are in Indonesian language. PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. (DAHULU PT CAHAYA KALBAR Tbk.) LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. (FORMERLY PT CAHAYA KALBAR Tbk.) FINANCIAL STATEMENTS AS OF DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT Daftar Isi Table of Contents Halaman/ Page Surat Pernyataan Direksi Statement of Directors Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan Independent Auditors’ Report 1-2 Statement of Financial Position Laporan Laba Rugi Komprehensif 3 Statement of Comprehensive Income Laporan Perubahan Ekuitas 4 Statement of Changes in Equity Laporan Arus Kas 5 Statement of Cash Flows Catatan atas Laporan Keuangan 6 - 81 *************************** Notes to the Financial Statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. (DAHULU PT CAHAYA KALBAR Tbk.) LAPORAN POSISI KEUANGAN ...

Words: 43942 - Pages: 176