Free Essay

Arsitektur Perbankan Indonesia

In:

Submitted By ralifia
Words 1787
Pages 8
2.1 PENGERTIAN ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA
Arsitektur Perbankan Indonesia (API) merupakan suatu kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan. Arah kebijakan pengembangan industry perbankan di masa datang yang dirumuskan dalam API dilandasi oleh visi mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Berpijak dari adanya kebutuhan blue print perbankan nasional dan sebagai kelanjutan dari program restrukturisasi perbankan yang sudah berjalan sejak tahun 1998, maka Bank Indonesia pada tanggal 9 Januari 2004 telah meluncurkan API sebagai suatu kerangka menyeluruh arah kebijakan pengembangan industri perbankan Indonesia ke depan. Peluncuran API tersebut tidak terlepas pula dari upaya Pemerintah dan Bank Indonesia untuk membangun kembali perekonomian Indonesia melalui penerbitan buku putih Pemerintah sesuai dengan Inpres No. 5 Tahun 2003, dimana API menjadi salah satu program utama dalam buku putih tersebut.
Dengan tujuan untuk memperkuat fundamental industry perbankan di Indonesia, Bank Indonesia mulai tahun 2004 berusaha menerapkan Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Arsitektur Perbankan Indonesia merupakan suatu kerangka dasar pengembangan sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan. Arsitektur Perbankan Indonesia diharapkan dapat memberikan arah, bentuk dan tatanan industry perbankan untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan.

2.2 ENAM PILAR ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA
Visi Arsitekur Perbankan Indonesia adalah menciptakan sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan nasional dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk merealisasikan pencapaian visi API tersebut maka ditetapkan 6 (enam) pilar API. Keenam pilar API tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan struktur perbankan domestic yang sehat yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan.
2. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada standar internasional.
3. Menciptakan industry perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi risiko.
4. Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi internal perbankan nasional.
5. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industry perbankan yang sehat.
6. Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan.

2.3 TANTANGAN PERBANKAN DI MASA DEPAN
Untuk mewujudkan perbankan Indonesia yang lebih kokoh, perbaikan harus dilakukan di berbagai bidang, terutama untuk menjawab tantangan‐tantangan yang dihadapi perbankan dalam beberapa tahun belakangan ini. Tantangan-tantangan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kapasitas pertumbuhan kredit perbankan yang masih rendah Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dalam waktu lima tahun ke depan, diperlukan pertumbuhan kredit perbankan yang cukup besar. Sementara itu, kemampuan permodalan perbankan Indonesia saat ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan kredit yang cukup tinggi tersebut sulit dicapai jika perbankan nasional tidak memperbaiki kondisi permodalannya. Selain hambatan dalam hal permodalan bank, penyaluran kredit dalam banyak hal juga terhambat oleh keengganan sebagian bank untuk menyalurkan kredit karena kemampuan manajemen risiko dan core banking skills yang relatif belum baik, dan biaya operasional yang relatif tinggi.
2. Struktur perbankan yang belum optimal Belum optimalnya struktur perbankan di Indonesia ditandai oleh terkonsentrasinya struktur perbankan hanya pada 11 bank besar (yang menguasai 75% asset perbankan Indonesia). Namun demikian bank-bank kecil dalam hal ini perlu mendapat perhatian karena selain jumlahnya relatif banyak, bank‐bank kecil tersebut juga memiliki cakupan usaha yang relative sama dengan bank‐bank besar namun dengan kemampuan operasional, manajemen risiko, dan corporate governance yang relatif lebih terbatas. Demikian pula, dibandingkan dengan negara‐negara lain, kepemilikan pemerintah Indonesia dalam perbankan nampak cukup tinggi, bahkan tertinggi di kawasan Asia. Hal ini juga merupakan persoalan tersendiri terhadap struktur perbankan karena dapatmenimbulkan konflik kepentingan yang akan mengganggu efisiensi pasar.

3. Pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan perbankan yang dinilai oleh masyarakat masih kurang Kurangnya pemenuhan kebutuhan masyarakat atas pelayanan perbankan ditandai dengan seringnya terdengar keluhan dari masyarakat mengenai kurangnya akses terhadap kredit dan tingginya suku bunga kredit serta masih banyaknya praktek penyediaan jasa keuangan informal. Pandangan masyarakat semacam ini cukup beralasan, karena walaupun kredit korporasi dan UKM sudah mulai tumbuh, tingkat penetrasi kredit masih relative rendah. Selain itu, meningkatnya kompleksitas jasa dan produk keuangan sebagai akibat dari globalisasi sektor keuangan juga memerlukan respons yang memadai dari berbagai pihak yang terkait. Hal ini semakin penting mengingat masyarakat pengguna jasa keuangan khususnya perbankan semakin menuntut kualitas pelayanan dan akses perbankan yang semakin tinggi.
4. Pengawasan bank yang masih perlu ditingkatkan Pengawasan bank juga merupakan bidang yang memerlukan peningkatan dan penyempurnaan. Hal ini disebabkan karena masih terdapatnya beberapa prinsip‐prinsip prudensial yang masih belum diterapkan secara baik, koordinasi pengawasan yang masih perlu ditingkatkan, kemampuan SDM pengawasan yang belum optimal, dan pelaksanaan law‐enforcement pengawasan yang belum efektif. Secara keseluruhan, upaya peningkatan kapabilitas pengawasan ini sejalan dengan usaha Bank Indonesia untuk menerapkan 25 Basel Core Principles for Effective Banking Supervision, termasuk meningkatkan sarana teknologi pengawasan. Mengingat pengawasan bank merupakan bidang yang sangat dinamis dan luas cakupannya, maka peningkatan kualitas pengawasan merupakan upaya yang patut dilaksanakan secara terus menerus oleh Bank Indonesia maupun oleh lembaga lainnya seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada saatnya nanti.
5. Kapabilitas perbankan yang masih lemah Lemahnya kapabilitas perbankan ditandai dengan kurangnya corporate governance dan core banking skills pada sebagian besar perbankan sehingga diperlukan perbaikan yang cukup mendasar pada dua hal tersebut. Meskipun kapabilitas beberapa bank besar sudah cukup kuat, namun kapabilitas perbankan secara umum masih di bawah international best practices. Demikian pula kemampuan bank dalam me‐respon meningkatnya risiko operasional masih perlu terus diperbaiki, terutama penekanannya pada pentingnya internal control dan kepatuhan terhadap prinsip‐prinsip prudensial.
6. Profitabilitas dan efisiensi operasional bank yang tidak sustainable Tingkat profitabilitas dan efisiensi operasional yang dicapai oleh perbankan pada umumnya bukan merupakan profitabilitas dan efisiensi yang sustainable. Hal ini disebabkan oleh lemahnya struktur aktiva produktif bank‐bank. Margin yang diperoleh bank‐bank semakin mengecil karena adanya kecenderungan suku bunga yang menurun. Faktor lain dari tidak sustainable‐nya profitibilitas dan efisiensi adalah karena sebagian pendapatan perbankan berasal dari aktivitas trading yang fluktuatif serta rendahnya rasio asset per nasabah yang membuat biaya operasional perbankan Indonesia relatif tinggi dibandingkan negara‐negara lain.
7. Perlindungan nasabah yang masih harus ditingkatkan Perlindungan terhadap nasabah merupakan tantangan perbankan yang berpengaruh secara langsung terhadap sebagian besar masyarakat kita. Oleh karena itu, menjadi tantangan yang sangat besar bagi perbankan dan Bank Indonesia serta masyarakat luas untuk secara bersama‐sama menciptakan standarstandar yang jelas dalam membentuk mekanisme pengaduan nasabah dan transparansi informasi produk perbankan. Di samping itu, edukasi pada masyarakat mengenai jasa dan produk yang ditawarkan oleh perbankan perlu segera diupayakan sehingga masyarakat luas dapat lebih memahami risiko dan keuntungan yang akan dihadapi dalam menggunakan jasa dan produk perbankan.
8. Perkembangan Teknologi Informasi Kemajuan teknologi informasi ikut menambah tantangan yang dihadapi oleh perbankan. Perkembangan teknologi informasi (TI) menyebabkan makin pesatnya perkembangan jenis dan kompleksitas produk dan jasa bank sehingga risikorisiko yang muncul menjadi lebih besar dan bervariasi. Disamping itu, persaingan industry perbankan yang cenderung bersifat global juga menyebabkan persaingan antar bank menjadi semakin ketat sehingga bank‐bank nasional harus mampu beroperasi secara lebih efisien dengan memanfaatkan teknologi informasi.

2.4 VISI BARU PERBANKAN
Kebijakan pengembangan industry perbankan di masa depan, seperti yang diungkapkan dalam API, dilandasi oleh visi :
• Menciptakan sistem perbankan yan sehat, kuat dan efisien.
• Menciptakan kestabilan sistem keuangan.
• Mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

2.5 PROGRAM KEGIATAN API
Guna mewujudkan visi API dan sasaran yang ditetapkan, serta mengacu kepada tantangan‐tantangan yang dihadapi perbankan, maka ke‐enam pilar API sebagaimana diuraikan di depan akan dilaksanakan melalui beberapa program kegiatan sebagai berikut:
1. Program penguatan struktur perbankan nasional Program ini bertujuan untuk memperkuat permodalan bank umum (konvensional dan syariah) dalam rangka meningkatkan kemampuan bank mengelola usaha maupun risiko, mengembangkan teknologi informasi, maupun meningkatkan skala usahanya guna mendukung peningkatan kapasitas pertumbuhan kredit perbankan. Implementasi program penguatan permodalan bank dilaksanakan secara bertahap.
2. Program peningkatan kualitas pengaturan perbankan Program ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pengaturan serta memenuhi standar pengaturan yang mengacu pada international best practices. Program tersebut dapat dicapai dengan penyempurnaan proses penyusunan kebijakan perbankan serta penerapan 25 Basel Core Principles for Effective Banking Supervision secara bertahap dan menyeluruh. Dalam jangka waktu lima tahun ke depan diharapkan Bank Indonesia telah sejajar dengan negara‐negara lain dalam penerapan international best practices termasuk 25 Basel Core Principles for Effective Banking Supervision. Dari sisi proses penyusunan kebijakan perbankan diharapkan dalam waktu dua tahun ke depan Bank Indonesia telah memiliki sistem penyusunan kebijakan perbankan yang efektif yang telah melibatkan pihakpihak terkait dalam proses penyusunannya.
3. Program peningkatan fungsi pengawasan Program ini bertujuan untuk meningkatkan independensi dan efektivitas pengawasan perbankan yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Hal ini dicapai dengan peningkatkan kompetensi pemeriksa bank, peningkatan koordinasi antar lembaga pengawas, pengembangan pengawasan berbasis risiko, peningkatkan efektivitas enforcement, dan konsolidasi organisasi sektor perbankan di Bank Indonesia. Dalam jangka waktu dua tahun ke depan diharapkan fungsi pengawasan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia akan lebih efektif dan sejajar dengan pengawasan yang dilakukan oleh otoritas pengawas di negara lain.
4. Program peningkatan kualitas manajemen dan operasional perbankan Program ini bertujuan untuk meningkatkan good corporate governance (GCG), kualitas manajemen risiko dan kemampuan operasional manajemen. Semakin tingginya standar GCG dengan didukung oleh kemampuan operasional (termasuk manajemen risiko) yang handal diharapkan dapat meningkatkan kinerja operasional perbankan. Dalam waktu dua sampai lima tahun ke depan diharapkan kondisi internal perbankan nasional menjadi semakin kuat.
5. Program pengembangan infrastruktur perbankan Program ini bertujuan untuk mengembangkan sarana pendukung operasional perbankan yang efektif seperti credit bureau, lembaga pemeringkat kredit domestik, dan pengembangan skim penjaminan kredit. Pengembangan credit bureau akan membantu perbankan dalam meningkatkan kualitas keputusan kreditnya. Penggunaan lembaga pemeringkat kredit dalam publicly‐traded debt yang dimiliki bank akan meningkatkan transparansi dan efektivitas manajemen keuangan perbankan. Sedangkan pengembangan skim penjaminan kredit akan meningkatkan akses kredit bagi masyarakat. Dalam waktu tiga tahun ke depan diharapkan telah tersedia infrastruktur pendukung perbankan yang mencukupi.
6. Program peningkatan perlindungan nasabah Program ini bertujuan untuk memberdayakan nasabah melalui penetapan standar penyusunan mekanisme pengaduan nasabah, pendirian lembaga mediasi independen, peningkatan transparansi informasi produk perbankan dan edukasi bagi nasabah. Dalam waktu dua sampai lima tahun ke depan diharapkan program‐program tersebut dapat meningkatkan kepercayaan nasabah pada system.

2.6 REKOMENDASI KEBIAJAKAN
Program-progam kegiatan API akan dijabarkan kedalam 20 rekomendasi kebijakan yang bersifat komprehensif dan mencakup semua aspek perbankan dari keenam pilar API.
1. Memperkuat Permodalan Bank
2. Memperkuat Daya Saing BPR
3. Meningkatkan Akses Kredit
4. Memformalkan Proses Sindikasi dalam Membuat Kebijakan Perbankan
5. Implementasi Secara Bertahap 25 Basel Core Principles for Effective Banking Supervision
6. Meningkatkan Koordinasi Antarlembaga Pengawas
7. Melakukan Konsolidasi Sektor Perbankan Bank Indonesia
8. Meningkatkan Kompetensi Pemeriksa
9. Mengembangkan Sistem Pengawasan Berbasis Risiko
10. Meningkatkan Efektivitas
11. Meningkatkan Efektivitas Enforcement
12. Meningkatkan Good Corporate Governace
13. Meningkatkan Kualitas Manajemen Risiko Perbankan
14. Meningkatkan Kemampuan Operasional Bank
15. Mengembangkan Biro Kredit
16. Mengoptimalkan Penggunaan Credit Rating Agencies
17. Menyusun Standar Mekanisme Pengaduan Nasabah
18. Membentuk Lembaga Mediasi Independen
19. Menyusun Transparansi Informasi Produk Bank
20. Mempromosikan Edukasi untuk Nasabah

Similar Documents

Free Essay

Basel 2

...Latar Belakang munculnya Basel II Basel I mengelompokkan nasabah ke dalam kelompok-kelompok yang menggambarkan tipe kesamaan debitur. Nasabah dengan tipe yang sama akan memiliki persyaratan modal yang sama tanpa memperhatikan perbedaan yang potensial pada kemampuan pembayaran kredit dan risiko yang dimiliki oleh masing-masing individu nasabah. Sejalan dengan banyaknya inovasi keuangan, dan produk-produk yang ada di dunia perbankan semakin berkembang, maka semakin banyak pula risiko risiko yang muncul. Dan risiko-risiko ini tidak diatur dalam Basel I, sehingga dikembangkanlah konsep permodalan dan risiko perbankan yang baru, yang lebih dikenal dengan Basel II. Tentang Basel II Basel II dibuat berdasarkan struktur dasar the Basel I. Basel II memberikan kerangka perhitungan modal yang bersifat lebih sensitif terhadap risiko serta memberikan insentif terhadap peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko di bank. Hal ini dicapai dengan cara penyesuaian persyaratan modal dengan risiko dari kerugian kredit dan juga dengan memperkenalkan perubahan perhitungan modal dari eksposur yang disebabkan oleh risiko dari kerugian akibat kegagalan operasional. Basel II bertujuan meningkatkan keamanan dan kesehatan sistem keuangan, dengan menitikberatkan pada tiga pilar, yakni pilar pertama, perhitungan permodalan yang berbasis risiko; pilar kedua, supervisory review process; dan pilar ketiga, market discipline. Perbedaan Basel I dan Basel II [pic] Pilar-Pilar Basel...

Words: 4147 - Pages: 17

Free Essay

Penerapan Web-Based Aplikasi Di Bidang Pendidikan, Perbankan Dan Bisnis

...WEB-BASED APLIKASI DI BIDANG PENDIDIKAN, PERBANKAN DAN BISNIS Disusun Oleh : M. AZZUHRI AL BANNA 1301050665 06 PHM BINUS UNIVERSITY ABSTRAK Sejak booming nya internet dan teknologi beberapa tahun silan, diikuti dengan semakin berkembangnya aplikasi berbasis web. Penerapan aplikasi berbasis web pada bidang pendidikan, perbankan, dan bisnis, telah banyak manfaat yang dirasakan kepada masyarakat. Disamping memberikan banyak manfaat, juga akan dibahas dampak negatif dalam penerapan aplikasi berbasis web tersebut. kata kunci : e-commerce, e-business, e-learning, web-based application BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembang nya teknologi dan zaman telah membawa manusia ke zaman globalisasi. Pengaruh internet sebagai media dalam penyebaran informasi telah membuat pergeseran besar di dunia. Ruang lingkup manusia semakin sempit dan dunia bagaikan berukuran hanya sebesar layar komputer. Pesatnya perkembangan juga berdampak dari muncul nya aplikasi berbasis Web. Aplikasi berbasis Web memungkin manusia untuk mengaksesnya dengan menggunakan web browser dimana saja dan kapan saja. Pengguna tidak perlu melakukan instalasi pada masing-masing dekstop mereka untuk menggunakan aplikasi ini. Aplikasi Web juga mulai diterapkan di berbagai bidang-bidang kehidupan demi mempermudah manusia dalam melakukan perkerjaan mereka dan saling berinteraksi. Penerapan ini terjadi pada bidang bisnis, pendidikan sampai dengan perbankan. Tak pelak, aplikasi Web telah mampu menggeser...

Words: 4747 - Pages: 19

Free Essay

Managemen Laba

...BAB II LANDASAN TEORI II.1 Manajemen Laba II.1.1 Pengertian Manajemen Laba Salah satu ukuran kinerja perusahaan yang sering digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis adalah laba yang dihasilkan perusahaan. Informasi laba sebagaimana dinyatakan dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 2 merupakan unsur utama dalam laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak-pihak yang menggunakannya karena memiliki nilai prediktif. Hal tersebut membuat pihak manajemen berusaha untuk melakukan manajemen laba agar kinerja perusahaan tampak baik oleh pihak eksternal. Manajemen laba (earning management) didefinisikan oleh beberapa peneliti akuntansi secara berbeda-beda sbb : 1. Widyaningdyah (2001 :92) membagi definisi manajemen laba menjadi dua yaitu: 14    15    a. Definisi sempit Earning management dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan metode akuntansi. Earning management dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai perilaku manager untuk “bermain” dengan komponen discretionary accruals dalam penentuan besarnya laba. b. Definisi luas Earning management merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas unit dimana manager bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomis jangka panjang unit tersebut. 2. Healy dan Wahlen (1999: 368) memberikan definisi manajemen laba yang ditinjau dari sudut pandang penetap standar, yaitu manajemen laba terjadi...

Words: 6926 - Pages: 28

Free Essay

Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Menuju International Financial Reporting Standards

...PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS Rindu Rika Gamayuni ABSTRACT The Indonesian Financial Accounting Standards needs to adopt IFRS, so that the Indonesian financial reports can be accepted globally and the Indonesian companies are able to enter the global competition to attract the international investors. Currently, the adoption by Indonesian PSAK is in the form of harmonization, which means partial adoption. However, Indonesian is planning to fully adopt the IFRS by 2012. Such an adoption will be mandatory for listed and multinational companies. The decision as to whether Indonesia will fully adopt the IFRS or partly adopt for harmonization purposes needs to be considered carefully. Full adoption of IFRS will enhance the reliability and comparability of the financial reports internationally. However, it may contradict the Indonesian tax systems and other economic and political situations. If Indonesia were to adopt fully the IFRS by 2012, the challenges are faced firstly by the academic society and the companies. The curriculum, syllabi, and literature need to be adjusted to accommodate the changes. These will take considerable time and efforts due to the many aspects related to the changes. Adjustments also need to be done by corporations or organizations, particularly those with international transactions and interactions. Full adoption also means the changing of accounting principles that has been...

Words: 4353 - Pages: 18

Free Essay

Gambaran Umum Kota Surabaya Dan Jalan Tol

...BAB II Gambaran Umum Kajian Penelitian II. 1. Gambaran Umum Kota Surabaya II.1.1. Kondisi Geografis Kota Surabaya Wilayah kota Surabaya terletak pada koordinat 07( 21’ 00” Lintang Selatan dan 112( 36’ 00” sampai 112( 54’ 00” Bujur Timur. Batas-batas yang berbatasan dengan wilayah kota Surabaya adalah sebagai berikut : ▪ Sebelah Barat : Kabupaten Gresik ▪ Sebelah Timur : Selat Madura ▪ Sebelah Utara : Selat Madura ▪ Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo Secara umum topografi wilayah kota Surabaya berada di dataran rendah dengan ketinggian 0 sampai 50 mdpl. Sebagian besar (81,01 %) dari wilayah tersebut merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 0 sampai 10 mdpl yang menyebar di bagian pusat kota, bagian Timur, bagian Utara dan bagian Selatan, bahkan pada daerah pantai ketinggiannya berkisar antara 1 sampai 3 mdpl dan sebagiannya lagi berada di bawah permukaan laut (tergenang pada saat air laut pasang). Hanya sebagian kecil saja wilayah kota (20 %) berada di bagian Barat kota yang merupakan daerah perbukitan rendah dengan ketinggian antara 10 sampai 50 mdpl. Keseluruhan luas wilayah kota Surabaya 326,36 km2 yang terbagi dalam lima wilayah dengan 31 Kecamatan dan 163 Kelurahan, sedangkan data administratif wilayah studi adalah sebagai berikut: Tabel II. 1 Data Administratif Wilayah Studi |No |Kecamatan |Jumlah Kelurahan |Luas Wilayah (km2) | |1 ...

Words: 7622 - Pages: 31

Free Essay

6 Strategi Analisis

...Ada 6 analisis strategi perusahaan/organisasi di dalam usaha mencapai goal-nya masing-masing. Berikut penjelasan mengenai strategi perusahaan tersebut. 1. Analisis SWOT Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangkan panjang. Analisis SWOT merupakan sebuah analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi perusahaan yang sedang dihadapi. • Strength (S) yaitu analisis kekuatan, situasi dan kondisi yang merupakan kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini.  Yang perlu di lakukan di dalam analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan di bandingkan dengan para pesaingnya. Misalnya jika kekuatan perusahaan tersebut unggul di dalam teknologinya, maka keunggulan itu dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan juga kualitas yang lebih maju. • Weaknesses (W) yaitu analisis kelemahan, situasi dan kondisi yang merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Merupakan cara menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi. • Opportunity (O) yaitu analisis peluang, situasi dan kondisi yang merupakan peluang...

Words: 2622 - Pages: 11

Free Essay

Green

...No. Nama Perguruan Tinggi AKADEMI AKUNTANSI PGRI JEMBER Nama Pengusul Sisda Rizqi Rindang Sari Program Kegiatan Judul Kegiatan 1 PKMK KUE TART CAENIS ( CANTIK, ENAK DAN EKONOMIS) BERBAHAN DASAR TAPE 2 AKADEMI FARMASI KEBANGSAAN Nensi MAKASSAR AKADEMI KEBIDANAN CITRA MEDIKA SURAKARTA AKADEMI KEBIDANAN GIRI SATRIA HUSADA AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDIKA SIDOARJO AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDIKA SIDOARJO AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDIKA SIDOARJO Putri Purnamasari PKMK LILIN SEHAT AROMA KURINDU PANCAKE GARCINIA MANGOSTANA ( PANCAKE KULIT MANGGIS ) 3 PKMK 4 Latifah Sulistyowati PKMK Pemanfaatan Potensi Jambu Mete secara Terpadu dan Pengolahannya sebagai Abon Karmelin (Karamel Bromelin) : Pelunak Aneka Jenis Daging Dari Limbah Nanas Yang Ramah Lingkungan, Higienis Dan Praktis PUDING“BALECI”( KERES) MAKANAN BERSERATANTI ASAM URAT 5 Achmad PKMK Zainunddin Zulfi 6 Dian Kartika Sari PKMK 7 Radita Sandia PKMK Selonot Sehat (S2) Diit untuk Penderita Diabetes 8 AKADEMI PEREKAM Agustina MEDIK & INFO KES Wulandari CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM MEDIK & INFO KES Anton Sulistya CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM Eka Mariyana MEDIK & INFO KES Safitri CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM MEDIK & INFO KES Ferlina Hastuti CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM Nindita Rin MEDIK & INFO KES Prasetyo D CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM MEDIK & INFO KES Sri Rahayu CITRA MEDIKA AKADEMI PERIKANAN YOGYAKARTA PKMK Kasubi Wingko Kaya Akan Karbohidrat...

Words: 159309 - Pages: 638