Free Essay

Behavioural Research in Accounting

In:

Submitted By lia2627
Words 8342
Pages 34
Teori Akuntansi Keuangan BEHAVIOURAL RESEARCH IN ACCOUNTING

Disusun oleh: 1. 2. 3. DaisyaLuthfiany Lia Mustikawati Sarimdivo Tamba (1306484210) (1306484734) (1306485301)

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 2014

1

STATEMENT OF AUTHORSHIP

“Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan menggunakannya.

Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Mata Ajaran

: Teori Akuntansi Keuangan

Judul Makalah/Tugas : Behavioural Research in Accounting Tanggal Dosen : 24 November 2014 : Tubagus Muhamad Yusuf Khudri S.E., M.T.I.

1. Nama : DaisyaLuthfiany NPM : 1306484210 TTD :

2. Nama : Lia Mustikawati NPM : 1306484734 TTD :

3. Nama : Sarimdivo Tamba NPM : 1306485301 TTD :

2

BEHAVIOURAL RESEARCH IN ACCOUNTING

Penelitian yang terdapat pada bab 12, membahas mengenai bagaimana pasar modal bereaksi atas keluarnya informasi akuntansi. Kesulitan dalam penelitian pasar modal (capital markets research) adalah tidak meneliti bagaimana informasi sebenarnya diproses oleh pelaku pasar karena berfokus hanya pada dua item yaitu, keluarnya informasi dan reaksi pasar modal (jika ada), bukan pada apa yang terjadi di antara dua peristiwa ini. Teori agensi (agency theory) yang dijelaskan pada bab 11 merupakan respon atas keterbatasan penelitian pasar modal. Teori agensi menguji alasan perusahaan memilih metode akuntansi tertentu dari sejumlah alternatif. Meskipun teori agensi berfokus pada tindakan individual manajer dan pihak-pihak lainnya, terdapat asumsi penting yakni bahwa semua individu termotivasi untuk memaksimalkan kepentingan dirinya sendiri. Asumsi ini mempermudah penelitian, tetapi tidak benar-benar menjelaskan mengapa orang bertindak demikian. Sebagai contoh, ketika manajer memilih untuk menggunakan metode FIFO ataupun weighted average untuk mengukur inventorinya, menurut teori agensi hal tersebut dilakukan oleh manajer karena alasan yang sama yakni untuk memaksimalkan kepentingan pribadi manajer. Oleh karena itu, jika kita ingin memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana orang menggunakan informasi akuntansi, kita perlu mempelajari perilaku aktual orang dan proses pengambilan keputusannya, yang disebut Behavioural Accounting Research (BAR). LO 1 Behavioural Accounting Research: Definition and Scope Behavioural Accounting Research (BAR) didefinisikan sebagai : Studi tentang perilaku akuntan atau perilaku non akuntan ketika mereka dipengaruhi oleh fungsi dan laporan akuntansi. BAR, penelitian pasar modal, dan penelitian teori agensi dapat disebut penelitian ‘positif’ karena berfokus dengan penemuan ‘fakta’:  Penelitian pasar modal menanyakan bagaimana pasar sekuritas bereaksi terhadap informasi akuntansi?

3

 Teori agensi menanyakan insentif ekonomi apa yang menentukan pilihan metode akuntansi?  BAR menanyakan bagaimana orang sebenarnya menggunakan dan memproses informasi akuntansi? Namun, ketiga penelitian ini juga memiliki perbedaan dalam banyak hal. Penelitian pasar modal melihat pada tingkat makro dari agregat pasar sekuritas sedangkan, teori agensi dan BAR fokus pada tingkat mikro dari individu manajer dan perusahaan. Penelitian pasar modal dan teori agensi diturunkan dari disiplin ilmu ekonomi dan membuang motivasi aktual dengan mengasumsikan bahwa semua orang rational wealth maximiser, sedangkan BAR diturunkan dari disiplin ilmu lain seperti psikologi, sosiologi dan teori organisasional, dan secara umum tidak membuat asumsi tentang bagaimana orang berperilaku karena bertujuan untuk menemukan mengapa orang bertindak demikian. Konsekuensinya, masingmasing dari tiga penelitian ini dibuat untuk menjawab pertanyaan yang sangat berbeda tentang praktek akuntansi. Beberapa studi tentang BAR telah diaplikasikan, sebagai contoh, dalam bidang audit untuk meningkatkan pengambilan keputusan auditor ketika menilai risiko yang berkaitan dengan klien. Semakin tinggi risiko, semakin banyak pekerjaan audit yang harus diselesaikan. Penilaian risiko merupakan tugas yang kompleks yang dapat memberikan konsekuensi serius bagi auditor (dan investor) jika penilaian yang salah dibuat dan akibatnya auditor melakukan kinerja audit yang buruk. Pada area utama yang lain yakni akuntansi manajemen, BAR digunakan untuk membantu menggali dan memahami masalah insentif dan disinsentif terkait dengan jenis proses anggaran yang berbeda dan bagaimana bentuk organisasional dan sistem akuntansi dapat mempengaruhi perilaku individu di dalam perusahaan. Fokus utama bab ini adalah pada informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan untuk pengguna eksternal perusahaan. Jenis utama BAR dalam area ini dikenal sebagai Human Judgement Theory (HJT) atau Human Information Processing (HIP) dan meliputi penilaian dan pengambilan keputusan dari akuntan dan auditor dan pengaruh output dari fungsi ini pada penilaian dan pengambilan keputusan pengguna. Tujuan penelitian dari model ini adalah menjelaskan dan

4

memprediksi perilaku pada individu atau kelompok dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan oleh produsen (termasuk auditor) dan pengguna laporan keuangan. LO 2 Why Is BAR Important? Beberapa alasan bahwa BAR penting bagi praktisi akuntansi dan lainnya:  Memenuhi kekurangan dalam penelitian pasar modal dan teori agensi mengenai bagaimana orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi, terutama menguji aktivitas pengambilan keputusan dari penyusun, pengguna, dan auditor informasi keuangan.  Menyediakan pemahaman yang berharga pada berbagai jenis cara pengambilan keputusan dalam memproduksi, memproses, dan bereaksi pada item tertentu dalam informasi akuntansi dan metode komunikasi. Pemahaman tersebut dapat meningkatkan pengambilan keputusan sehingga dapat menghindari adanya keputusan yang salah yang pada akhirnya mengarah pada kerugian. Bagi auditor untuk menghindari adanya gugatan hukum.  Menyediakan informasi yang berguna untuk regulator akuntansi berkaitan dengan permasalahan metode akuntansi dan tipe pengungkapan mana yang akan meningkatkan pengambilan keputusan pengguna.  Mengarahkan pada efisiensi dalam praktek kerja akuntan dan profesional lainnya. Sebagai contoh, senior ahli dan anggota berpengalaman dari perusahaan akuntansi dapat mengembangkan sistem terkomputerisasi untuk berbagai konteks pengambilan keputusan. Sistem ini dapat digunakan untuk melatih staf yang belum berpengalaman sehingga mereka dapat melakukan tugas rutin yang biasanya dilakukan oleh staf yang sudah berpengalaman, misalnya melakukan penilaian risiko dari potensial klien audit. Development of BAR Istilah BAR muncul pertama kali pada tahun 1967, tetapi penelitian HJT telah ada sejak tahun 1954 dalam literatur psikologi dari Ward Edwards. Pada tahun 1974, Ashton mempublikasikan sebuah studi tentang penilaian internal

5

kontrol oleh auditor. Dalam 30 tahun terakhir telah terjadi peningkatan BAR secara umum dan penelitian HJT khususnya, terutama dalam audit, di mana penilaian proses audit menjadi penting. Sampai batas tertentu, telah terjadi kemunduran dalam pengembangan penelitian perilaku pada area akuntansi keuangan karena adanya dominasi dari teori kontrak (contracting theory) sejak tahun 1980an. Namun, pandangan penting dalam hubungan antara informasi akuntansi dan perilaku manusia telah muncul. Dalam pertumbuhan BAR terdapat beberapa disiplin ilmu yang berperan (ilmu politik, teori organisasi, sosiologi, dan statistik) tetapi, psikologi merupakan disiplin ilmu yang paling berkontribusi. Brunswik Lens Model, sangat membantu dalam pertumbuhan penelitian HJT. An overview of approaches to understanding information processing Penelitian HJT memiliki tujuan dasar yaitu untuk mendeskripsikan cara orang menggunakan dan memproses potongan informasi akuntansi dalam konteks pengambilan keputusan tertentu. Kita dapat menyebut penjelasan dari proses pengambilan keputusan seseorang sebagai model. Sebagai contoh kita dapat menggunakan penelitian HJT sebagai model (merepresentasikan) cara seorang bank loan officer memproses berbagai item informasi (cue/isyarat/tanda) seperti laba dan arus kas untuk membuat keputusan apakah akan menyetujui permohonan probabilistic judgement paradigm, yang merepresentasikan proses keputusan sebagai pernyataan probabilitas berdasarkan dalil Baye. The Brunswik Lens Model Brunswik Lens Model merupakan metode yang dominan dalam pengembangan model pengambilan keputusan. Brunswik Lens Model telah digunakan sejak pertengahan tahun 1970-an sebagai kerangka kerja analisis dan dasar untuk studi penilaian yang banyak melibatkan prediksi (kepailitan) atau evaluasi (internal kontrol). Peneliti menggunakan model ini untuk menyelidiki hubungan antara beberapa potongan informasi dan keputusan, penilaian atau prediksi, dengan mencari keteraturan respon terhadap beberapa potongan informasi tersebut. Pembuat keputusan (bank loan officer) dipandang seperti

6

melihat melalui lensa dari potongan informasi tersebut (rasio keuangan) yang mungkin berhubungan dengan sebuah peristiwa, untuk mencapai kesimpulan mengenai peristiwa tersebut (kemungkinan kredit macet atau tidak). Gambar di bawah ini merepresentasikan prosesnya dengan lebih jelas.

Gambar 1Diagrammatic representation of the lens model

Dalam mengembangkan Brunswik Lens Model yang spesifik, subjek diminta membuat penilaian untuk sejumlah kasus berdasarkan potongan informasi yang sama. Misalnya, berdasarkan rasio-rasio keuangan perusahaan yang diberikan, subjek diminta untuk menilai apakah perusahaan mungkin akan gagal membayar kredit pinjaman tersenut. Kemudian model linear, menggambarkan hubungan antara potongan informasi (rasio) dan respon (kemungkinan kegagalan) akan dibangun sebagai cara merepresentasikan informasi mana yang diproses oleh individu. Berdasarkan gambar di atas, bank loan officer diminta untuk membuat penilaian tentang perusahaan mana yang akan gagal membayar pinjaman dan mana yang tidak berdasarkan pada informasi (rasio keuangan) yang diberikan. Analisis regresi dibuat dengan menggunakan respon bank loan officer sebagai variabel dependen dan rasio keuangan dan data lain sebagai sebagai variabel independen yang mencoba menjelaskan penilaian pegawai. Persamaan: Likelihood of default/non-default = a constant term – 0,15 profit + 0,25 cash flow + 0,50 debt to equity ratio + ... other information cues ... + error

7

Tiap bobot beta dalam model regresi merepresentasikan kepentingan relatif dari potongan informasi kepada bank loan officer ketika membuat penilaian. Dalam kasus ini, karena debt to equity ratio memiliki bobot beta tertinggi maka dapat dipandang sebagai potongan yang paling penting. Brunswik Lens Model merupakan alat yang membantu memahami proses keputusan pada situasi yang sangat spesifik dan dapat digunakan untuk meningkatkan pengambilan keputusan. Berdasarkan gambar, bagian kiri diagram adalah hubungan antara kepentingan peristiwa (gagal/tidak) dan variabel yang digunakan untuk menilainya. Melalui studi Lens, pembuat keputusan dapat menguji apakah potongan informasi yang benar telah digunakan, jika tidak relevan, maka pembuat keputusan akan diinformasikan dan diberi tahu mengenai potongan informasi yang lebih berguna. Bagian kanan diagram adalah hubungan pembuat keputusan dengan potongan informasi. Studi Lens mempelajari bagaimana pembuat keputusan sebenarnya menggunakan potongan informasi akuntansi dan bobot yang ditetapkan pada tiap potongan. Jika terdapat pembobotan yang tidak sesuai, pembuat keputusan harus diinformasi dan mengubahnya untuk meningkatkan akurasi penilaian. Selain itu, mungkin terdapat potongan informasi berguna yang tidak digunakan oleh pembuat keputusan. Secara umum, Brunswik Lens Model mengarahkan pada penemuan pada pandangan yang berharga mengenai:  Pola penggunaan potongan informasi terbukti dalam berbagai tugas  Berbagai potongan informasi memiliki bobot yang implisit oleh pembuat keputusan  Ketepatan dari pembuat keputusan relatif pada tingkat keahlian yang berbeda dalam memprediksi dan mengevaluasi berbagai tugas  Keadaan di mana sistem yang canggih dan/atau 'model perilaku manusia' lebih baik dari yang dilakukan manusia  Stabilitas (konsistensi) dari penilaian manusia dari waktu ke waktu  Tingkat pemahaman dari pembuat keputusan menguasai pola data yang mereka gunakan  Tingkat konsensus (persetujuan umum) ditampilkan dalam berbagai kelompok keputusan tugas.

8

Brunswik Lens Model biasanya memiliki kekuatan prediktif yang sangat baik karena model statistik lens menghapus random error yang terdapat dalam penilaian manusia seperti kelelahan, sakit atau kurang kosentrasi. Namun, Brunswik Lens Model memiliki keterbatasan yakni tidak menjelaskan secara baik bagaimana orang sebenarnya membuat keputusan. Penggunaan format persamaan secara implisit mengasumsikan bahwa pembuat keputusan dapat secara simultan memproses semua item informasi tetapi, kebanyakan pembuat keputusan melaporkan bahwa mereka menganalisis masalah dalam proses langkah-demilangkah, melihat pada potongan informasi pertama, menilainya, berpindah ke potongan informasi selanjutnya dan seterusnya sampai keputusan dicapai. Process Tracing Methods Peneliti dan praktisi ingin memiliki penjelasan tentang bagaimana keputusan dibuat karena dapat membantu mengungkapkan kelemahan dalam proses keputusan yang nantinya dapat dihilangkan dengan pelatihan dan perbaikan lainnya yang dapat mengarahkan pada prediksi yang lebih baik. Beberapa peneliti HJT menggunakan pendekatan yang berbeda untuk memodelkan pengambilan keputusan yang disebut ‘process tracing’ atau metode ‘verbal protocol’. Dalam proces tracing, pembuat keputusan diberikan serangkaian studi kasus untuk dianalisis tetapi, kali ini diminta untuk mendeskripsikan secara verbal setiap langkah yang dilalui ketika membuat keputusan. Deskripsi verbal ini direkam oleh peneliti dan kemudian dianalisis untuk dibuat sebuah diagram ‘decision tree’ untuk merepresentasikan proses keputusan dari pembuat keputusan. Setiap lingkaran (atau ‘node’) dari decision tree mengandung sebuah pertanyaan terkait pada sebuah langkah di dalam proses keputusan. Bergantung pada jawaban atas pertanyaan tersebut, sebuah keputusan dapat dicapai (kotak segiempat) atau langkah lebih lanjut dibuat untuk menuju keputusan. Gambar di bawah ini merepresentasikan sebuah model decision tree dari penilaian kegagalan oleh bank loan officer. Langkah pertama dari proses keputusan petugas bank adalah menanyakan apakah debt to equity ratio lebih besar dari 3. Jika jawabannya ‘ya’ maka pekerja bank akan segera menyimpulkan

9

bahwa calon pinjaman akan gagal. Jika jawabannya ‘tidak’, maka pekerja akan berlanjut ke tahap selanjutnya dari proses keputusan dan menanyakan ukuran perusahaan lebih besar dari $10 juta. Jawaban atas pertanyaan ini kemudian mengarah ke pertanyaan selanjutnya dan begitu seterusnya sampai keputusan penilaian tercapai.

Gambar 2 Hypothetical decision tree for a bank loan officer

Secara umum, decision tree yang diturunkan dari metode process tracing merupakan deskripsi intuitif yang baik dari proses keputusan. Namun, relatif terhadap Brunswik Lens Model, metode process tracing tidak selalu merupakan prediktor yang baik dari kepentingan peristiwa karena pembuat keputusan sering mengalami kesulitan dalam menjelaskan seluruh langkah yang mereka lalui. Hal ini dikarenakan para pengambil keputusan melakukan tugas secara rutin dan sering sehingga sudah menjadi familiar, dengan demikian proses pengambilan keputusan dilakukan secara implisit dan tidak sadar karena berada di dalam pikiran pembuat keputusan. Beberapa peneliti telah mencoba untuk mengatasi keterbatasan umum dari metode lens dan process tracing dengan mengombinasikan kekuatan prediktif dan deskriptif dari dua pendekatan. Salah satu alternatif adalah teknik statistik yang dikenal sebagai ‘classification and regression trees’ (CART) yang menggunakan metode statistik untuk membagi (atau memisahkan) hasil dari penilaian pembuat keputusan ke dalam ‘nodes’ keputusan yang memaksimumkan kekuatan model untuk memprediksi dengan tepat klasifikasi dari kasus-kasus yang berbeda ke dalam jenis keputusan yang tepat.

10

Howieson menggunakan metode CART untuk model rekomendasi saham (beli, beli/tahan, tahan, tahan/jual, jual) dari tiga analis investasi Australia, menggunakan informasi akuntansi dan lainnya yang diambil dari laporan perusahaan yang ditulis oleh analis.

Gambar 3 Exctract of CART decision tree for an Australian share analyst

Diagram

menunjukkan

bagaimana

berbagai

variabel

akuntansi

digunakan oleh analis untuk sampai pada keputusan beli, tahan, atau jual. Model CART mengombinasi kekuatan untuk secara tepat mengklasifikasikan

rekomendasi analis dengan intuitif yang menarik dari proses keputusan descriptor. Namun, semakin banyak data yang tersedia untuk dianalisis, semakin kompleks hasil decision tree, sehingga semakin sulit untuk menurunkan aturan sederhana untuk melatih analis lainnya. Kompleksitas relatif dari decision tree telah menjadi permasalahan yang lazim tidak peduli apakah process tracing atau metode CART telah digunakan. Probabilistic Judgement Model probabilistic judgement ini berguna untuk melihat situasi di dalam akuntansi di mana keyakinan awal tentang prediksi atau evaluasi perlu diubah ketika ada bukti yang baru. Model ini berpendapat bahwa cara yang tepat untuk merevisi keyakinan awal, disebut sebagai probabilitas subjektif, adalah dengan mengaplikasikan teorema Bayes, sebuah prinsip dasar teori probabilitas bersyarat. Teorema Bayes menyatakan bahwa probabilitas yang direvisi (posterior) dari

11

bukti tambahan sama dengan keyakinan awal (tingkat dasar) dikali dengan jumlah ekspektasi sebelumnya yang harus direvisi. Posterior odds (probabilitas yang direvisi) = Likelihood ratio (jumlah ekspektasi sebelumnya yang harus direvisi) x Prior odds (probabilitas awal atau tingkat dasar)

Dengan demikian, penilaian intuitif dari probabilitas, revisi probabilitas, dan pilihan antara alternatif masing-masing dibandingkan dengan model formal yang ditetapkan atau jawaban yang optimal. Model ini telah diteliti secara luas dalam area psikologi. Model ini memiliki daya tarik logis tertentu, namun badan penelitian menyatakan bahwa keputusan manusia bukan merupakan ahli statistik intuitif yang bagus. Oleh karena kompleksitas dari jenis-jenis penilaian yang harus dibuat dan keterbatasan dalam pemrosesan informasi yang dimiliki, akuntan dan auditor meminta serangkaian aturan praktis agar memudahkan penggunaan metode ini. Penilaian probabilistik dapat digunakan dalam pembuatan keputusan yang luas. Contoh dari Libby dapat membantu memperjelas penggunaan normatif dari teorema Bayes. Anggap Anda bertugas sebagai kepala keamanan untuk sebuah pusat perbelanjaan yang besar. Audit terbaru mengindikasikan bahwa kerugian karena pencurian oleh karyawan meningkat 10% dari penjualan. Sebagai respon, Anda memerintahkan untuk mengadakan program penyaringan untuk karyawan menggunakan detektor kebohongan. Penelitian sebelumnya

menunjukkan:  2% dari karyawan melakukan pencurian  Probabilitas bahwa karyawan akan menghasilkan respon ‘menipu’ pada detektor kebohongan, jika dia pada faktanya berbohong (true positive) adalah 0,9  Probabilitas menghasilkan respon ‘menipu’ jika karyawan tidak berbohong (false positive) adalah 0,12. Jika karyawan menghasilkan respon menipu atas pertanyaan, ‘Apakah kamu mencuri dari toko?’ berapa probabilitas bahwa karyawan melakukan pencurian dalam fakta.

12

Solusi Normatif Bayes Posterior odds = Likelihood ratio x prior odd = 0,9 / 0,12 x 0,02 / 0,98 = 0,153 / 1 Probabilitas = 0,153 / 1,153 = 13% Libby berpendapat kebanyakan orang menyarankan bahwa probabilitas cukup tinggi, sekitar 80%. Penemuan bahwa pembuat keputusan tidak menggunakan aturan perkalian Bayes ketika merevisi keyakinan sebelumnya meresap dalam literatur penelitian HJT. Penelitian ini menyebabkan peneliti di dalam psikologi menginvestigasi aturan-aturan yang dibuat. Mereka menemukan bahwa penjelasan tampaknya terletak pada penggunaan aturan praktis atau bias, di mana orangorang mengambil jalan untuk menyederhanakan tugas penilaian yang kompleks. Tiga kategori aturan praktis (dikenal dalam literatur sebagai ‘heuristics’) telah diidentifikasi dalam literatur psikologi: representativeness, availibility, dan anchoring. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, peneliti akuntansi keuangan telah mengakumulasi banyak bukti bahwa aturan praktis ini atau bias telah meresap di dalam akuntan, auditor, dan pengguna keuangan. Bukan berarti bahwa aturan ini tidak berfungsi atau secara otomatis mengarahkan kepada penilaian yang buruk. Mungkin saja hal tersebut merepresentasikan metode yang efektif dan efisien dalam menghadapi kompleksitas dan keterbatasan proses kognitif manusia. Lens Model studies – the evidence Terdapat banyak penelitian yang telah menggunakan model lensa untuk memeriksa ketepatan suatu prediksi seseorang terhadap kegagalan bisnis. Model ini memiliki peran yang penting dan realistis bagi investor, petugas pinjaman bank, kreditur, dan auditor. Dalam hal ini, subjek diberikan potongan-potongan informasi numerik untuk menentukan keberhasilan dan kegagalan bisnis yang sebenarnya berdasarkan arsip data. Solusi yang benar dilihat dengan menggunakan suatu tolak ukur yang dibandingkan dengan kinerja manusia.

13

Dengan menggunakan model lensa sebagai alat penelitian, suatu konsistensi diberikan dalam analisis saat memberi suatu penilaian dari apakah “model periaku manusia” dapat memprediksi kegagalan atau keberhasilan lebih akurat dibandingkan manusia. Atas hal tersebut, analisis kemampuan atas isyarat atau potongan-potongan informasi dapat memprediksi kejadian tersebut dengan menggunakan bobot ideal pada isyarat (potongan-potongan informasi). Selain itu, analisis tersebut dapat memberikan tingkat kesepakatan antara pengambil keputusan. Model of Human Behaviour (Model Perilaku Manusia) dikembangkan menggunakan suatu penyajian matematis dari pola suatu individu dalam menggunakan potongan-potongan informasi. Bukti secara konsisten menunjukkan bahwa para pengambil keputusan cukup pandai dalam mengembangkan prinsip-prinsip atau model untuk mengetahui suatu keberhasilan atau kegagalan dengan menggunakan rasio keuangan. Namun, model mereka menjadi lebih baik saat diaplikasikan secara matematis atas dua alasan:  Mereka salah dalam menimbang isyarat atau potongan-potongan informasi.  Mereka tidak konsisten dalam menerapkan aturan keputusan mereka karena faktor-faktor kelelahan dan kebosanan. Aplikasi matematis pada environmental model (menggunakan

pengukuran syarat yang ideal) atau “model tingkah laku” manusia sangat konsisten dari waktu ke waktu, dan mengeliminasi kesalahan acak. Penemuanpenemuan penting dalam model lensa sejauh ini adalah sebagai berikut: Libby adalah orang pertama yang meneliti suatu tugas dalam penilaian kegagalan suatu bisnis, dan beberapa studi telah diikuti dalam hal ini. Yang telah muncul dalam literatur adalah pertanyaan apakah mengungkapkan dengan subjek tingkat kegagalan diperlukan untuk mencapai realisme dalam tugas. Rata-rata aktual dalam kegagalan bisnis sangat rendah yaitu kurang dari 5 %. Para peneliti biasa menggunakan rasio kegagalan antara 33 sampai 50 % dan eksperimen memanipulasi rasio kegagalan dan pengungkapan/bukan pengungkapan pada periode sebelumnya telah

dikeluarkan. Hasil atas hal tersebut tidak meyakinkan bentuk dari tingkat

14

pengungkapan hal-hal yang mana dari sampel kegagalan. Namun sepertinya prediktibilitas tugas dan penyajian informasi memainkan peran dalam hal ini. Variasi lain dari penelitian ini termasuk mengobservasi efek dari mengizinkan subjek memilih sendiri rasionya, mengecek dampak dari kelebihan informasi, dan menganalisa tingkat kepercayaan diri dari pembuat keputusan dan apakah kepercayaan diri mempengaruhi keakuratan. Abdel-Khalik dan El-Sheshai menyimpulkan bahwa pilihan subjek atas informasi lah yang membatasi keakuratan dibanding dengan kemampuannya dalam memproses informasi. Simnet dan Trotman menyimpulkan bahwa ketika subjek tidak dapat memilih sendiri rasionya, kemampuan mereka dalam memproses informasi akan menurun. Literatur informasi yang berlebihan memiliki implikasi dalam isuisu penyajian dan pengungkapan dalam informasi akuntansi. Hal ini memberikan bukti dari permufakatan yang lebih rendah dan konsistesi pengambilan keputusan yang lebih rendah untuk orang yang memiliki beban lebih. Diperkirakan bahwa semakin meningkatnya jumlah informasi, awalnya penggunaan dan integrasi informasi meningkat. Meskipun begitu, di luar titik tertentu pertambahan pada informasi memberikan hasil pada penurunan jumlah informasi yang terintegrasi pada tugas pengambilan keputusan. Secara keseluruhan, literatur pada informasi yang berlebihan menghasilkan hasil yang tidak meyakinkan. Satu alasan atas sedikitnya hasil yang jelas yang dihasilkan menyeberangi perbedaan pada studi berbeda ini adalah kebanyakan para peneliti belum memiliki pandangan untuk mengukur apakah data tambahan yang diberikan benar-benar telah informatif (relevan dengan keputusan yang dipegang). Literatur mengenai tingkat kepercayaan diri dalam penilaian atau Judgement Confidence secara konsisten menemukan bahwa baik subjek yang ahli maupun tidak ahli terlalu percaya diri (overconfidence) mengenai kemampuan mereka dalam menilai tugas yang spesifik. Penyebab dari adanya terlalu percaya diri (overconfidence) adalah sebagai berikut :  Kecenderungan manusia untuk mencari dan memperbanyak timbal balik positif (positive feedback).

15

 Sifat terbatas pada umpan balik dalam banyak kasus (kegagalan atau kesulitan memprediksi kebenaran pada keputusan untuk tidak meminjamkan jarang dievaluasi).  Interdependensi atau keterkaitan pada tindakan dan hasil tindakan dari meminjamkan/tidak meminjamkan mendorong kesuksesan atau kegagalan) Libby dan Zimmer menemukan bahwa ketepatan dari penilaian akan meningkat bersamaan dengan meningkatnya kepercayaan diri, namun terdapat studi lain bahwa confidence tidak memiliki hubungan dengan ketepatan. Setelah memeriksa bukti Model Lensa yang terkumpul dari banyak tugas pengambilan mengumpulkan keputusan, semua termasuk temuan prediksi dan dari kegagalan, Libby dalam

tersebut

memasukannya

penelitiannya, sebagai berikut :  Di dalam banyak situasi pengambilan keputusan yang penting, kemampuan lingkungan dalam memprediksi (The Environmental Predictability) ketersediaan informasi sangatlah rendah. Meskipun begitu, ketika berada dalam situasi dimana kemampuan lingkungan dalam memprediksi (The Environmental Predictability) sangat tinggi, maka penilaian yang buruk merupakan hal yang normal.  Baik ketidakkonsistenan manusia ataupun kesalahan mengukur informasi berkontribusi terhadap penilaian yang buruk.

Mengombinasikan informasi kuantitatif di dalam tugas yang berulang menjadi tidak berfungsi dalam membuat orang-orang bekerja lebih baik. Dalam situasi ini, menggantikan orang dengan model menunjukkan hasil yang lebih menjanjikan untuk

meningkatkan keakuratan dalam prediksi. Process tracing srudies – the evidence Model Lensa Brunswik dan tipe penelitian proses penelusuran merupakan teknologi yang berbeda dengan tujuan yang sama dari model proses pengambilan keputusan. Perbedaan antara keduanya adalah, Model Lensa Brunswik secara implisit memperlakukan proses pengambilan keputusan sebagai

16

kombinasi linear yang sederhana dari isyarat informasi. Sedangkan, tipe penelitian proses penelusuran yang menggunakan decision tree memperlakukan proses pengambilan keputusan dengan proses penelusuran langkah demi langkah yang diambil dalam pengambilan keputusan. Kekuatan prediksi dari lensa dan proses penelusuran dipelajari dalam konteks bisnis oleh Larcker dan Lessig, serta Selling dan Shank. Larcker dan Lessig mempelajari hal tersebut menggunakan skenario dalam pemilihan saham. Larcker dan Lessig menemukan bahwa model proses penelusuran memiliki kekuatan prediksi yang lebih baik daripada model linier statistik. Namun Selling dan Shank menemukan sebaliknya saat mereka mempelajari hal tersebut saat memprediksi kebangkrutan dimana model linier statistik memiliki kekuatan prediksi yang lebih baik apabila dibandingkan dengan proses pengambilan keputusan. Atas perbedaan-perbedaan dalam penelitian tersebut, menunjukkan bahwa keputusan pengambilan keputusan sangatlah kompleks dan dibutuhkan suatu penelitian yang lebih mendalam untuk memahami jenis karakteristik pengambilan keputusan agar pada akhirnya pembuat keputusan dapat memproses informasi dengan metode yang tepat. Format and prsentation of financial statement Libby mengamati bahwa terdapat tiga pilihan dasar yang ada untuk meningkatkan pengambilan keputusan. Libby mengamati hal tersebut pada tahun 1976. Tiga pilihan dasar tersebut adalah:  Merubah penyajian dan jumlah informasi  Mendidik para pengambil keputusan  Mengganti pengambilan keputusan baik dengan model yang mereka buat sendiri atau dengan model pembobotan isyarat yang ideal. Mengingat pentingnya saran yang pertama terhadap akuntan, auditor, regulator dan pembuat standar, terdapat sedikit penelitian kecil yang dilakukan untuk menentukan format penyajian akuntansi yang ideal. Penelitian yang dilakukan cenderung memeriksa perubahan yang radikal

terhadap penyajian laporan keuangan dalam bentuk grafik multidimensi (lihat figur…). Model lensa berguna dalam memeriksa isu-isu pada penyajian laporan keuangan yang sama baiknya dengan analisis penilaian yang prediktif.

17

Model ini menganalisis keakuratan penilaian manusia dalam hal mendeteksi hal-hal penting dari tugas penilaian dan konsistensi dalam menerapkan kebijakan penilaian yang ia telah terapkan. Apabila perubahan format laporan menghasilkan informasi yang meningkatkan salah satu karakteristik di atas, akurasi penilaian manusia harus ditingkatkan. Tujuan dari pengambilan keputusan yang bermanfaat dimana pengambilan keputusan tersebut diadopsi dari kerangka konseptual, sebagian bergantung pada kemampuan pengguna laporan keuangan dalam menintepretasikan data untuk keputusan kredit atau investasi. Dampak dari perubahan dalam format laporan terhadap kemampuan subjek untuk mendeteksi suatu perubahan dalam status keuangan perusahaan, dapat diperiksa juga dengan menggunakan kerangka model lensa. Grafik multidimensional yang mayoritas diteliti sudah dalam bentuk schematic atau wajah chernoff seperti yang dilustrasikan sebagai berikut.

Gambar 4 Chernoff faces representing changes in financial condition

Wajah-wajah tersebut dikonstruksikan dengan memetakan variable keuangan yang berubah ke dalam gambar wajah. Ketepatan matematis dikonstruksikan dalam bentuk panjang hidung, alis, dan bentuk mulut yang digunakan untuk merepresentasikan perubahan posisi keuangan dari satu periode ke periode selanjutnya. Tipe presentasi yang menarik perhatian tersebut muncul pada 1979, ketika Moriarty melaporkan bahwa subjek dalam menggunakan informasi keuangan yang direpresentasikan menggunakan grafik melebihi model keuangan yang dapat diterima namun menyusahkan. Stock dan Watson menemukan kelemahan dalam hasil penelitian Moriarty. Stock dan Watson menemukan kinerja yang akurat dengan menggunakan

18

grafik multidimensi dengan presentasi tabular yang konvensional. Hasil atas penelitian tersebut adalah Penggunaan grafik yang bervariasi dan bentuk tabular akan mempengaruhi pengambilan keputusan. Laporan dalam bentuk grafik berguna untuk tingkat kompleksitas yang rendah sedangkan laporan dalam bentuk tabular untuk tingkat kompleksitas yang tinggi. Tidak ada bentuk penyajian yang terbaik di semua situasi. So dan Smith melakukan penelitian lain dimana penelitian dilakukan dengan mengajak para pengambil keputusan bekerja dengan satu dari sekelompok data seperti kombinasi tabel dan bar chart, atau tabel dengan muka Chernoff, atau hanya dengan tabel. Mereka menemukan bahwa dalam kondisi dimana kompleksitas pada suatu informasi tinggi, penggunaan hanya dengan tabel akan mengakibatkan keakuratan yang lebih tinggi. Sedangkan, penggunaan grafik dan respresentasi gambar dari data mengakibatkan penuruanan keefektifan para pengguna pengambilan keputusan. Satu alasan untuk hal ini ada;ah keinginan para pengambil keputusan untuk memilih pilihan yang lebih mudah ketika situasinya kompleks, namun grafik dan representasi gambar dari data seringkali lebih abstrak dan kurang detail dibandingkan informasi yang ditemukan di tabel. Penemuan ini berfokus pada saat ini dimana banyak perusahaan menggunakan internet dan presentasi yang berbentuk multimedia untuk berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan. Contoh-contoh yang telah dijelaskan tersebut, mendemonstrasikan pernyataan Wainer dan Thiessen bahwa tidak ada teori yang diuji dan dikembangkan dengan baik yang dapat digunakan untuk menspesifikasi keadaan bentuk presentasi yang paling sesuai. Probabilistic judgement studies – the evidence Dalam banyak konteks akuntansi dan terutama dalam audit, tidak ada solusi yang "benar" dengan penilaian yang dapat dibandingkan untuk menilai akurasi. Salah satu cara untuk mengatasi kekurangan suatu kriteria benchmark yang digunakan untuk menilai kinerja adalah untuk menguji tingkat konsensus mengenai keputusan tertentu di sejumlah pengambil keputusan. Cara lain adalah dengan menggunakan model matematis atau statistik. Sebagaimana dibahas dalam

19

bagian sebelumnya, penelitian penilaian probabilistik didasarkan pada analisis apakah manusia merevisi keyakinan mereka sejalan dengan teorema Bayes, bukti baru menjadi tersedia. Penelitian HJT dalam model secara konsisten menunjukkan bahwa manusia memiliki berbagai tingkat keterampilan dan diamati melalui berbagai tugas, merevisi probabilitas mereka sebelumnya pada tingkat lebih rendah daripada yang ditentukan oleh teorema Bayes. Konservatisme ini telah dikaitkan dengan penggunaan aturan praktis dan bias yang diadopsi sebagai cara untuk menyederhanakan penilaian yang kompleks dalam rangka untuk mengatasinya. Tiga aturan praktis didefinisikan dalam literatur sebagai berikut:  Keterwakilan (Representativeness). Aturan ini menyatakan bahwa ketika menilai kemungkinan bahwa item tertentu berasal dari populasi item tertentu, penilaian orang akan ditentukan oleh sejauh mana item tersebut mewakili populasi. Item atau kejadian yang dilihat oleh pengambil keputusan sebagai sesuatu yang lebih representatif akan dinilai dan memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk terjadinya dibandingkan item atau kejadian yang kurang repsentative. Misalnya, petugas pinjaman bank dapat menilai kemungkinan bahwa perusahaan akan default (gagal bayar) atas pinjamannya dari seberapa mirip kondisi perusahaan tersebut dengan contoh-contoh perusahaan yang gagal. Seperti dijelaskan kemudian, penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan aturan ini dapat menyebabkan keputusan yang buruk karena pengambil keputusan yang menggunakannya sering mengabaikan kesalahan lainnya berkaitan dengan tingkat di mana hal kepentingan benar-benar terjadi dalam total populasi (ini disebut tingkat dasar). Tingkat populasi kredit macet mungkin, misalnya 5% tetapi pembuat keputusan mungkin mengabaikan informasi penting ini dan akibatnya melebih-lebihkan tingkat kredit macet ketika mengevaluasi sampel perusahaan terutama karena mereka (pembuat keputusan) hanya mencari perusahaan yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan stereotip.  Ketersediaan (Availability). Ketersediaan aturan praktis mengacu pada penaksiran probabilitas dari suatu peristiwa berdasarkan peristiwa

20

tersebut masuk ke dalam pikiran. Konsekuensi dari penggunaan aturan praktis ini adalah bahwa probabilitas terkait dengan peristiwa sensasional kemungkinan akan overestimated.  Jangkar dan penyesuaian (Anchoring and adjustment). Aturan ini mengacu pada proses penilaian umum di mana respon awalnya dihasilkan atau diberikan berfungsi sebagai jangkar dan informasi lain yang digunakan untuk mengatur respon itu. Konsekuensi dari aturan ini adalah kemungkinan tidak cukupnya penyesuaian dalam kaitannya dengan perubahan keadaan. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, sebagian besar penelitian ke pertimbangan probabilistik telah menggunakan auditor sebagai subjek. Auditor merupakan subyek yang ideal untuk studi penilaian manusia dan penalaran probabilistik pada khususnya, karena beberapa penilaian audit memerlukan kebutuhan untuk merevisi penilaian dalam bukti tambahan. Selain itu, perusahaan akuntan publik besar di AS sangat cooperative dalam menciptakan ketersediaan baik dana dan praktik auditor untuk penelitian. Sebuah gambaran singkat dari penelitian yang berkaitan dengan ketiga aturan praktis sebagai berikut.

LO3

Representativess: The Evidence Kahneman dan Tversky pertama kali melaporkan adanya keterwakilan

dan kecenderungan untuk mengabaikan tingkat dasar. Sejak itu, penelitian di kedua bidang psikologis dan akuntansi telah menyelidiki fenomena tersebut. Bukti yang meyakinkan dalam bahwa hal itu menunjukkan informasi tarif dasar kadangkadang diabaikan dan kadang-kadang digunakan secara tepat didalam menentukan probabilitas dari suatu peristiwa. Penggunaan informasi tarif dasar tampaknya sangat sensitif terhadap berbagai tugas dan konteks serta ini telah menyebabkan hipotesis bahwa pertimbangan probabilistik melibatkan pengolahan kontingen. Joyce dan Biddle menggunakan adaptasi akuntansi dalam detector pencurian/kebohongan oleh karyawan contoh yang sebelumnya diberikan dalam bab ini untuk menggambarkan penerapan teorema Bayes. Dalam contoh ini berkaitan dengan penipuan manajemen, lagi tingkat dasar sangat rendah digunakan. Seperti yang telah diperkirakan, seperti pada contoh sebelumnya,

21

subyek akan memberikan perhatian yang kecil untuk tingkat dasar rendah yang diberikan. Sejak penilaian audit sering melibatkan tingkat dasar rendah, dampak peristiwa tinggi (contohnya: fraud), penulis menekankan tentang implikasi dari hasil ini. Namun, Holt meragukan temuan Joyce dan Biddle, memperdebatkan bahwa hal itu adalah pengungkapan masalah. Mengarah ke efek framing, yang telah didorong dari hasil mereka. Efek framing didefinisikan sebagai perspektif kognitif yang ditimbulkan oleh karakteristik tugas. Efek ini sering digambarkan dengan menggunakan analogi half empty/half full glass di mana pesimistis menganggap gelas sebagai setengah kosong (half empty) dan optimistis memandang gelas yang sama sebagai setengah penuh (half full). Availibility: the evidence LO 3 Representativeness: The Evidence Dasar dari aturan ini adalah penilaian yang didasarkan pada pengambilan dari memori atau konstruksi skenario yang relevan. Contohnya semakin cepat mengingat masalah, atau semakin mudah orang untuk mengingat masalah atau menghasilkan penjelasan tentang suatu peristiwa, semakin tinggi kemungkinan terjadinya penilaian terjadinya peristiwa. Namun, ini membutuhkan sampel besar dari probabilitas untuk meningkatkan akurasi prediksi. Moser memeriksa ketersediaan aturan praktis sehubungan dengan penilaian prediktif investor. Dia meminta setengah dari 58 subjek untuk membuat daftar alasan-alasan target keuntungan perusahaan akan meningkat dan alasan keuntungan perusahaan akan menurun. Subyek-subyek yang tersisa diurutkan dalam susunan berlawanan. Moser menemukan bahwa kelompok pertama subjek membuat prediksi probabilitas yang lebih tinggi mengenai peningkatan keuntungan bagi perusahaan, meskipun tidak ada dasar objektif bagi optimisme mereka. Hasil subjek mampu menghasilkan alasan paling mendukung yang dinilai lebih mungkin. Dia menyimpulkan bahwa beberapa peristiwa lingkungan mengenai perusahaan tertentu yang menyebabkan liputan berita yang tidak proporsional mungkin sistematis mempengaruhi prediksi penilaian. Investor individual mungkin baik overprice atau underprice saham karena kecenderungan semuanya untuk berpikir tentang perusahaan dari perspektif yang sama - optimis atau pesimis.

22

Anchoring and adjustments: the evidence Joyce dan Biddle menggunakan kembali praktik auditor sebagai subyek dalam memeriksa efek perubahan dalam sistem pengendalian internal pada perluasan pengujian substantif (tes pemeriksaan yang dirancang untuk mencari keberadaan kesalahan dolar di akun-akun). Diharapkan bahwa subjek akan menyesuaikan perubahan dalam pengendalian internal dengan menyesuaikan cakupan audit tetapi penyesuaian tidak akan cukup sebagai penetapan pada awal pengendalian internal yang akan terjadi. Tidak ada bukti penetapan dan penyesuaian ditemukan. Namun, Kinney dan Uecker tidak menemukan bukti penetapan dan penyesuaian dalam review analitis (analisis rasio) dan uji kepatuhan (uji audit pengendalian internal) tugas. Expert judgment and rules of thumb Penelitian yang melibatkan penilaian ahli berkaitan dengan memeriksa proses berpikir ahli dan penentu keahlian. Newell dan Simon memberikan kerangka analisis dengan teori mereka yang dibatasi secara rasional. Mereka menyarankan bahwa manusia memiliki sebuah memori jangka pendek dengan setiap kapasitas terbatas (4-7 bagian) dan memori jangka panjang hampir tak terbatas. Struktur dari ingatan dan karakteristik tugas ini menggabungkan untuk menentukan cara berbagai jenis masalah diwakili dalam memori (representasi kognitif) yang pada gilirannya menentukan cara masalah ini diselesaikan. Banyak pekerjaan awal dalam memori ahli melibatkan praktisi medis dan master catur. Kemampuan para ahli untuk secara efektif memperluas kapasitas memori mereka dalam situasi yang berkaitan dengan keahlian mereka telah menjadi temuan yang konsisten dalam literatur. Sepertinya sekelompok kecil nilai isyarat mengingatkan seperangkat besar isyarat yang terkait dengan prototipe. Penjelasannya terletak pada penggunaan keterwakilan untuk mengenali pola umum dan membawa prototipe ke dalam memori jangka pendek dari memori jangka panjang. Bouwman menemukan bukti keterwakilan dalam tugas akuntansi ketika ia meminta mahasiswa (pemula) dan 3 akuntan (ahli) untuk menganalisis empat

23

kasus yang berisi informasi keuangan yang luas untuk menentukan setiap bidang masalah mendasar. Ia menemukan bahwa para ahli mengikuti strategi diarahkan berdasarkan daftar cek, tren kompleks standar dan stereotip, dan dikembangkan gambaran perusahaan secara keseluruhan. Para ahli, ketika menghadapi pelanggaran stereotip, berusaha untuk mengungkap penyebabnya, mencari baik bukti konfirmasi dan non-mengkonfirmasikan. Para mahasiswa, di sisi lain, mengikuti strategi sekuensial diarahkan sederhana, mengevaluasi informasi tentang urutan yang disajikan, mencari fakta yang signifikan yang dapat menjelaskan situasi. Mereka mencari untuk konfirmasi bukti dan tidak berusaha untuk menemukan penjelasan sebab akibat. Sejumlah penelitian audit telah mengkonfirmasikan bahwa ahli audit yang memiliki ingatan yang lebih baik, kemampuan integratif dan frekuensi kesalahan kemampuan belajar dari yang dilakukan pemula. Ahli-ahli Audit menunjukan bukti dari ketiga aturan praktis dan belum jelas bahwa ini hasil yang diperlukan dalam kualitas rendah dalam pengambilan keputusan. Sifat doubleentry dari pembukuan berarti bahwa tes audit sering tumpang tindih dan mekanisme (misalnya review partner) yang mencoba untuk menjamin kualitas. Metode proses penelusuran yang mungkin menjadi cara yang baik untuk belajar lebih banyak tentang perbedaan antara proses pengambilan keputusan para ahli dan pemula. Pengetahuan ini akan berharga untuk tujuan pelatihan.

LO 4 Accounting and Behaviour Akuntansi hadir sebagai fungsi langsung dari kegiatan individu atau kelompok individu (didefinisikan sebagai entitas akuntansi). Terdapat sudut pandang yang berbeda dari akuntansi, menunjukkan adanya kemungkinan sejumlah perspektif akuntansi. Tujuan dari bab ini adalah untuk memperkuat tema yang mendasari seluruhnya dan sejumlah bab lain dari buku ini, akuntansi yang merupakan fungsi dari perilaku dan aktivitas manusia. Dengan demikian, informasi akuntansi akan mempengaruhi perilaku baik dalam metode yang diadopsi untuk mengukur dan melaporkan informasi, dan sebagai respon terhadap keterbukaan informasi. Tanggapan terhadap informasi adalah fungsi dari perspektif manusia dan karena

24

itu tidak lepas dari tujuan pribadi dan kepentingan pengguna, apakah bertindak sebagai seperti kepentingan individu atau sebagai kelompok. Akibatnya, akuntansi beroperasi dalam lingkungan yang kompleks. Akuntan harus menyadari lingkungan seperti ini dan menghargai dampak informasi akuntansi terhadap perilaku. Burchell dkk merangkum peran penting akuntansi dalam konteks board economic: Data akuntansi sekarang digunakan dalam derivasi dan pelaksanaan kebijakan untuk stabilisasi ekonomi, harga dan pengendalian upah untuk regulasi sektor industri dan komersial tertentu dan perencanaan sumber daya ekonomi nasional dalam kondisi peperangan dan perdamaian dan kemakmuran dan depresi Tidak lagi dilihat sebagai sekedar unit dari rutinitas kalkulatif, sekarang berfungsi sebagai mekanisme terpadu dan berpengaruh untuk

manajemen ekonomi dan sosial. Selain itu, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan dalam sistem akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan. Akuntansi bukanlah proses satu arah, dengan informasi akuntansi mempengaruhi perilaku atau mendorong respon pada bagian dari beberapa kelompok pengguna. Informasi dan system akuntansi dipengaruhi dan diubah oleh faktor, yang sebagian besar berada di luar kendali langsung akuntan. Menurut Zimmerman, sistem akuntansi adalah komponen fundamental dari arsitektur organisasi, dengan manajer senior yang terus berusaha mengadaptasi arsitektur untuk memastikan struktur terbaik dari perusahaan. Zimmerman menyediakan dua pengamatan penting tentang faktor yang mempengaruhi sistem akuntansi.  Perubahan dalam sistem akuntansi yang sudah terjadi dalam ruang hampa. Perubahan sistem akuntansi umumnya terjadi pada waktu yang sama sebagai perubahan dalam strategi bisnis perusahaan dan perubahan organisasi lainnya, khususnya yang berkaitan dengan pemisahan hak keputusan dan evaluasi kinerja dan sistem penghargaan.  Perubahan dalam arsitektur perusahaan, termasuk perubahan dalam sistem akuntansi, yang mungkin terjadi dalam menanggapi perubahan

25

dalam strategi bisnis perusahaan yang disebabkan oleh guncangan eksternal dari teknologi dan kondisi pasar pergeseran. Informasi akuntansi sehingga secara signifikan mempengaruhi perilaku individu baik dalam suatu entitas dan eksternal padanya. Namun, pengaruh dua arah, dengan individu (atau grup individu) langsung dan tidak langsung mempengaruhi struktur sistem akuntansi dan pengungkapan informasi. Jika penelitian perilaku adalah untuk kemajuan dan memberikan pemahaman yang berharga tentang hubungan yang kompleks, hal itu akan harus menyimpang dari penelitian pasar modal yang beroperasi di bawah asumsi yang mewakili individu atau kelompok pemegang saham sebagai seperangkat interchangeable blanks (masing-masing berbagi kekuatan yang sama dari interpretasi, film dan keyakinan) dan yang menerima bahwa ekonomi, masyarakat dan entitas di dalamnya hidup organisme kompleks yang tidak bertindak dalam isolasi tetapi efek satu sama lain dalam cara yang kompleks.

LO 5 Limitations of BAR Gambaran umum BAR telah menunjukkan bahwa kita telah belajar banyak tentang bagaimana pembuat keputusan yang berbeda menggunakan informasi akuntansi. Namun, juga mengungkapkan bahwa ada signifikansi yang lebih bagi kita untuk belajar di area ini. Frekuensi antara hasil studi sejenis hanya berarti bahwa pengolahan informasi manusia jauh lebih kompleks daripada pengembangan teori penelitian dan metode saat ini. Maines berpendapat: Sayangnya, tiga kritik dilontarkan terhadap penelitian ini telah membatasi pengaruhnya. Pertama, studi tentang topik yang sama telah menghasilkan hasil yang bertentangan, mencegah bimbingan konklusif untuk keputusan kebijakan. Selain itu, subjek eksperimen dan pengaturan yang digunakan dalam studi ini sering dari yang ditemukan dalam situasi penilaian nyata. Akhirnya, para peneliti akuntansi telah mempertanyakan apakah kebijakan harus dipengaruhi oleh penelitian tentang pengambil keputusan individu.

26

Keterbatasan BAR ini berarti belum mencapai tingkat yang sama dari dominasi dalam literatur akademik saat ini dinikmati oleh pasar modal dan teori keagenan sekolah penelitian. Secara keseluruhan, keterbatasan utama dari Bar adalah kurangnya teori tunggal yang mendasari yang membantu dalam penyatuan pertanyaan penelitian beragam dan temuan Bar. Berbeda dengan pasar modal dan teori keagenan sekolah penelitian yang telah didasari kegiatan penelitian dan pengembangan teori dalam bidang tertentu dari ekonomi, peneliti BAR telah meminjam dari berbagai disiplin ilmu dan konteks dan tidak memiliki kerangka kerja umum dalam yang mengembangkan generalisasi yang berguna bagi para pembuat kebijakan. Terdapat juga tidak ada kemungkinan isyarat pengembangan dari teori semacam itu di masa mendatang. Namun demikian, hal itu tetap benar bahwa BAR adalah sekolah penelitian yang berharga dan praktis. Metode BAR telah digunakan oleh banyak kelompok pengambil keputusan untuk mengembangkan sistem ahli dan alat-alat praktis lainnya untuk pengolahan informasi dan tujuan pelatihan di tempat kerja. BAR juga alat-alat menawarkan janji yang mengungkapkan kesalahan sistematis (seperti aturan yang berbeda praktis dibahas sebelumnya) yang dibuat oleh semua pengambil keputusan dalam konteks tertentu yang memiliki implikasi untuk perbaikan di tingkat makro. Misalnya, penelitian mulai menunjukkan bagaimana jenis insentif menghadapi analisis saham pada bias tempat kerja keputusan mereka. Kepentingan yang lebih besar sekarang sedang ditunjukkan dalam pengembangan pengukuran non-keuangan dari kinerja perusahaan seperti

indikator kinerja lingkungan dan sosial yang diusulkan dalam 'pelaporan triple bottom-line. Seperti ada sedikit pengetahuan yang ada tentang apa pengukuran non-keuangan ini seharusnya atau bagaimana mereka harus dilaporkan, Bar memiliki peran penting untuk bermain dalam membantu praktisi akuntansi dan pembuat kebijakan dalam mengembangkan daerah muncul seperti ini. Selanjutnya, kemajuan terus menerus dalam teknologi penelitian dan metode akan memungkinkan para peneliti BAR masa depan untuk mengembangkan hipotesis yang lebih kaya dan tes tentang bagaimana pengambil keputusan proses informasi akuntansi.

27

LO 6 Issues for Auditor Sama seperti penelitian akuntansi perilaku yang dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi, penelitian audit perilaku dapat menyelidiki bagaimana auditor melakukan tugas mereka dan membuat penilaian mereka. Penelitian Archival tentang pilihan auditor, diperiksa dalam bab-bab sebelumnya, sering

memperlakukan proses audit sebagai 'kotak hitam'. Hasil bahwa auditor besar atau spesialis yang terkait dengan biaya audit yang lebih tinggi dan biaya modal yang lebih rendah diinterpretasikan sebagai bukti bahwa auditor ini adalah kualitas yang lebih tinggi, tapi itu bukan bukti langsung kinerja audit yang lebih baik. Penelitian perilaku mencoba untuk masuk ke dalam kotak hitam ini untuk menguji karakteristik auditor yang berkinerja lebih baik dan menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor. Penelitian terdahulu dimulai dengan pertanyaan cukup jelas. Misalnya, apakah pengalaman audit lebih meningkatkan kualitas auditor penilaian? Meskipun kesederhanaan tampak dari pertanyaan ini, para peneliti segera menemukan bahwa jawabannya tidak ada yang pasti. Kinerja Auditor bervariasi antara pengaturan dalam cara-cara yang menunjukkan bahwa auditor memiliki kedua pengetahuan umum, yang umum untuk semua auditor, dan pengetahuan khusus yang diperoleh melalui praktek dan umpan balik dalam domain tertentu atau konteks. Salah satu konteks tertentu yang telah diteliti secara intensif adalah pengalaman industri tertentu. Auditor dengan pengalaman dalam konteks industri tertentu tampaknya memiliki kualitas penilaian auditor yang tinggi ketika bekerja dalam konteks tersebut. Efek ini tampaknya terjadi karena auditor memperoleh pengetahuan khusus ketika diberi kesempatan untuk menerima pelatihan khusus industri baik formal maupun informal melalui pengalaman on-the-job dalam audit lingkungan tim industri. Owhoso, Messier, dan Lynch menunjukkan bahwa ketika auditor bekerja dalam tim spesialisasi industri mereka, mereka lebih efektif dari auditor lain dalam mendeteksi kesalahan konseptual maupun mekanik. Jika auditor diminta untuk bekerja di luar daerah spesialisasi mereka, mereka tidak menunjukkan tingkat kinerja yang lebih besar. Temuan penelitian ini didukung

28

oleh pengamatan bahwa perusahaan audit besar mengatur praktek mereka suatu lini industri yang lama. Hasil Owhoso, Messier dan Lynch menunjukkan bahwa pengetahuan khusus auditor tidak dapat dialihkan kepada konteks lain. Hammersley menunjukkan bahwa ini adalah karena industri spesialis auditor dapat menggunakan beberapa isyarat lebih efisien daripada auditor lain dalam industri spesialis konteks. Petunjuk adalah potongan-potongan informasi, dan

Hammersley tertarik pada kinerja relatif spesialis dan non-spesialis auditor dalam menggunakan isyarat tampaknya tidak berbahaya untuk membuat pola yang mewakili keberadaan salah saji keuangan. Hasil nya menunjukkan perbedaan dalam cara-cara yang spesialis dan non-spesialis auditor memahami isyarat ketika mereka menaburkan seluruh informasi yang tersedia bagi auditor. Dia menunjukkan bahwa auditor spesialis cenderung menggunakan prosedur yang lebih efisien dan efektif untuk mendeteksi keberadaan salah saji, tapi hanya dalam bidang spesialisasi mereka sendiri. Penelitian industri spesialisasi berfokus pada kompetensi auditor, yang merupakan salah satu bagian dari kualitas audit. Penelitian perilaku juga telah menyelidiki isu seputar komponen lain dari kualitas audit, independensi auditor. Koch dan Schmidt meneliti efek dari pengungkapan kepentingan atas keputusan pelaporan auditor. Awalnya, dan konsisten dengan Kain, Loewenstein dan Moor, mereka menemukan bahwa auditor lebih cenderung melaporkan secara keliru ketika mereka mengungkapkan konflik kepentingan karena pengungkapan tersebut meringankan keprihatinan moral mereka. Mereka merasa bahwa mereka memiliki lisensi untuk melaporkan secara keliru karena investor seharusnya menyadari adanya kemungkinan ini. Namun, Koch dan Schmidt menemukan bahwa auditor yang lebih berpengalaman cenderung untuk melaporkan secara keliru dalam situasi ini. Mereka juga menemukan bahwa ketika auditor tidak mengungkapkan biaya mereka, mereka bekerja untuk membangun reputasi untuk pelaporan jujur. Koch dan Schmidt menunjukkan bahwa meningkatkan kompleksitas percobaan dengan memasukkan lebih banyak faktor, seperti pengalaman dan reputasi, dapat menghasilkan hasil yang lebih kaya dan pemahaman yang lebih dalam perilaku auditor.

29

Cara lain untuk menyelidiki independensi auditor adalah dengan meneliti reaksi investrors untuk informasi tentang auditor. Misalnya, Davos dan Hollie dan Dopuch, Raja dan Schwartz menyelidiki persepsi investor dari independensi auditor ketika auditor menerima biaya layanan non-audit mengurangi dari klien audit mereka. Kedua studi menemukan bahwa pengungkapan biaya non-audit mengurangi akurasi persepsi investor independensi auditor. Hasil ini penting karena bukti mereka menunjukkan bahwa meskipun auditor independen pada kenyataannya, penampilan independensi bisa terganggu dan harga saham terpengaruh. Peraturan seperti Sarbanes-Oxley Act (2002) diperkenalkan untuk mencegah masalah independensi auditor dengan membatasi penyediaan auditor layanan non-audit kepada klien mereka. Bahkan jika tidak ada penurunan independensi yang sebenarnya untuk mencegah, peraturan ini dapat membantu auditor dan klien mereka menghindari masalah yang disebabkan oleh gangguan independensi yang dirasakan. Penelitian eksperimental memiliki potensi untuk melengkapi penelitian dengan menggunakan arsip data dengan berfokus pada perilaku auditor dan investor. Namun, tantangan metodologis yang dihadapi oleh para peneliti perilaku juga signifikan. Sering ada ketegangan antara membuat percobaan cukup realistis dengan memasukkan banyak faktor kontekstual dan membuatnya cukup sederhana sehingga peneliti dapat yakin bahwa mengamati hasil tersebut disebabkan adanya manipulasi faktor spesifik dalam penyelidikan. Peneliti harus mempertimbangkan semua masalah rancangan sebelum memasang subjek karena, tidak seperti penelitian arsip data, tidak ada kesempatan untuk mengumpulkan data tambahan di kemudian hari. Penelitian terus berkembang secara bertahap dimana peneliti mencoba instrumen, konteks, dan subjek yang berbeda kasus.

30

Pembahasan Jurnal “Analisis Perkembangan Riset Akuntansi Keperilakuan Studi Pada Jurnal Behavioral Reserach In Accounting (1998-2003)” Tan Ming Kuang dan Se Tin Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi – Univ. Kristen Maranatha

Pekembangan riset akuntansi Indonesia di bidang keperilakuan masih merupakan hal yang relatif baru dibandingkan dengan riset akuntansi di bidang lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji isi dan metoda penelitian yang digunakan dalam behavioural research in accounting (BRIA) sejak tahun 1998-2003. BRIA merupakan jurnal khusus yang memuat penelitian-penelitian di bidang keperilakuan yang diterbitkan oleh Accounting, Behavior & Organizations Section of the American Accounting Association, pertama kali terbit tahun 1989. Penelitian ini melanjutkan penelitian Kusuma (1999) yang melakukan analisis perkembangan BRIA berdasarkan topik penelitian yang dibagi ke dalam 7 kategori topik yaitu: Akuntansi manajemen, pelaporan keuangan, pengauditan, etika, sistem informasi, metodologi, dan topik umum. Dalam makalah ini selain topik, penulis juga memasukkan informasi mengenai metoda penelitian dan tipe subjek yang digunakan dalam enam tahun penerbitan BRIA (1998-2003), berdasarkan taksonomi Meyer dan Rigsby (2001) yaitu:  pengendalian manjerial, penelitian yang mencakup aspek-aspek dalam sistem pengendalian manajerial, berkaitan dengan partisipasi, gaya kepemimpinan dan peran umpan balik (feedback).  pemrosesan informasi akuntansi, penelitian yang menguji

keseluruhan model keputusan atau proses keputusan dari berbagai tipe pemakai informasi.  desain sistem informasi akuntansi, menfokuskan pada aspek yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas dalam sistem informasi perusahaan.

31

 pengauditan, berbagai jenis keahlian yang dimiliki auditor baik internal maupun eksternal  sosiologi organisasional, menguji pengaruh lingkungan terhadap sistem akuntansi organisasi, faktor-faktor yang menyebabkan sistem informasi akuntansi berubah sepanjang waktu, peran akuntansi dalam politik organisasi, dan lain-lain.  historis/kategoris/penelitian di masa datang, mengklasifikasi berbagai aliran dalam BAR, atau memberikan wawasan dan motivasi bagi penelitian di masa datang  desain penelitian BAR, membahas bagaimana meningkatkan kualitas penelitian BAR baik melalui pemilihan subyek, desain, eksperimen, masalah pengukuran, metoda analisis data, dan lain-lain.  jalur karir akuntan, penelitian seperti turnover, job satisfaction, mentoring, peer relationship, supervision, dan lain-lain.  etika, berkaitan dengan tindakan etis dalam akuntansi.  lain-lain, mencakup kesejahteraan subyek, stress dalam dunia akademik, dan lain-lain.

Bagaimana arah dan perkembangan riset akuntansi keperilakuan pada BRIA 6 tahun terakhir (1998-2003)?

Akuntansi merupakan suatu fungsi penyediaan jasa informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan-keputusan ekonomik. Berdasarkan sudut pandang ini, informasi akuntansi dapat dibagi menjadi dua yaitu informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen. Informasi akuntansi keuangan ditujukan secara khusus bagi pemakai eksternal, umumnya adalah pihak investor dan kreditor. Informasi akuntansi manajemen ditujukan bagi pihak internal, yaitu manajemen perusahaan. Informasi yang diberikan umumnya dalam bentuk kuantitatif yaitu dalam bentuk satuan unit moneter. Akuntansi keperilakuan menyajikan informasi yang bersifat non keuangan. Informasi yang diberikan dapat berupa motivasi, tingkat turnover, absensi, gaya kepemimpinan, budaya organisasi, dan lain -lain, yang

32

seringkali

bersifat

kualitatif.

Informasi

ini

dapat digunakan

sebagai

pendamping informasi keuangan, sehingga meningkatkan kemampuan pemakai dalam pengambilan keputusan. Selain itu, mempelajari akuntansi keperilakuan dapat menambah wawasan akuntan pada saat pembuatan dan pendesainan sistem akuntansi. Misalnya, bagaimana partisipasi dalam penyusunan

anggaran dapat meningkatkan kinerja manajerial. Penelitian dalam bidang akuntansi keperilakuan melalui beberapa fase seperti pada gambar di bawah ini.

 Tahap pertama: metoda penelitian keperilakuan digunakan pada konteks akuntansi tetapi tanpa pengaplikasian ilmu keperilakuan itu sendiri. Misalnya, penelitian tentang perbedaan keputusan yang dibuat antara laporan yang menggunakan metoda LIFO dengan laporan yang menggunakan metoda FIFO.  Tahap kedua: teori dan model ilmu keperilakuan sudah digunakan. Penelitian ini banyak dilakukan pada awal tahun 60-an dan awal pertengahan tahun 70-an.  Tahap ketiga: sudah melakukan pengujian model dan teori ilmu keperilakuan dalam konteks akuntansi. Pengujian teori Lensa Brunswik merupakan salah satu contoh.  Tahap keempat: model dan teori keperilakuan sudah direvisi supaya sesuai dengan konteks akuntansi. Setelah tahap ini, maka pengujian dan perbaikan hasil penelitian dimulai kembali pada tahap dua atau tiga.

33

Simpulan 1. Topik/isi artikel yang paling sering dipublikasikan BRIA sepanjang 19982003 adalah Pemrosesan Informasi Akuntansi, Pengauditan, dan Pengendalian Manajerial. Topik yang paling sedikit dipublikasikan

selama perioda tersebut adalah Sosiologi Organisasional dan Desain SIA. Hasil ini sama dengan penelitian Meyer & Rigsby (2001) yang menganalisis untuk publikasi BRIA 1989-1998. 2. Metoda penelitian yang paling sering digunakan artikel-artikel BRIA sepanjang 1998-2003 adalah metoda eksperimen (29 artikel) dan survey/kuesioner/ interview (21 artikel). Studi kasus merupakan metoda yang tidak pernah digunakan. Hasil ini konsisten dengan temuan Meyer & Rigsby (2001). 3. Tipe subjek yang paling sering digunakan BRIA sepanjang 19982003 adalah Akuntan/Auditor dan Mahasiswa S-1. Golongan bankir dan akademik merupakan tipe subjek yang tidak pernah digunakan. Hasil ini juga konsisten dengan penelitian Meyer & Rigsby (2001). 4. Perkembangan BRIA selama 14 tahun (1989-2003) dalam hal topik, metoda, dan tipe subjek penelitian yang digunakan tidak mengalami perubahan yang berarti. Hal ini dapat dilihat dari dominasi jenis topik, metoda, dan tipe subjek yang digunakan tidak mengalami perbedaan baik dari BRIA perioda 1989-1998 maupun BRIA perioda 1998-2003.

Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan penelitian dalam bidang akuntansi keperilakuan dengan menggunakan penelitian yang dipublikasikan dalam BRIA. Selain BRIA, penelitian akuntansi keperilakuan juga tersebar di beberapa jurnal lainnya. 2. Penelitian ini hanya menganalisis perkembangan penelitian berdasarkan topik, metoda, dan subjek penelitian yang digunakan. 3. Penggunaan klasifikasi penelitian berdasarkan Meyer & Rigsby (2001). Meskipun klasifikasi cukup lengkap, namun sifat klasifikasi

34

masih bersifat umum. Misalnya dalam kategori Desain SIA masih dapat dikategorikan lagi ke beberapa bagian, yaitu Desain SIA Keuangan dan Desain SIA Manajemen.

Saran 1. Menganalisis perkembangan penelitian BRIA menggunakan jurnal-jurnal di luar BRIA, sehingga hasil yang diberikan lebih menggambarkan arah perkembangan penelitian akuntansi keperilakuan. 2. Analisis tidak hanya berdasarkan topik, metoda, dan subjek penelitian yang digunakan, tetapi juga menganalisis bagaimana penggunaan tipe subjek pada setiap metoda, metoda apa yang paling sering digunakan untuk setiap topik penelitian, artikel yang paling mempengaruhi penelitian BRIA, dan lain-lain. 3. Menggunakan klasifikasi penelitian yang lebih rinci.

35

DAFTAR REFERENSI

Godfrey, Jayne, Alln Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, Scott Holmes. 2010. Accounting Theory, Ed.7. John Wiley & Sons Australia, Ltd.

Kuang, Tan Ming dan Se Tin. (2010). ‘Analisis Perkembangan Riset Akuntansi Keperilakuan Studi Pada Jurnal Behavioral Reserach In Accounting (1998-2003)’. Jurnal Akuntansi, Vol.2. http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=jurnal%20penelitian%20peril aku%20dalam%20akuntansi%20pdf&source=web&cd=1&ved=0CCAQ FjAA&url=http%3A%2F%2Fmajour.maranatha.edu%2Findex.php%2Fj urnalakuntansi%2Farticle%2Fdownload%2F330%2Fpdf&ei=c6JyVInJK5LH uAS944KoCw&usg=AFQjCNHqhr58Gnb3HCrj5iFsky9Y9yJ1Dw&sig2 =bbxBX7_oE-IE4I8ukix91Q

36

Similar Documents

Premium Essay

Anything

...Literature Review: Key Research Sources Journal of Cotemporary Accounting and Economics The Journal of Contemporary Accounting & Economics is committed to issuing high quality manuscripts that thoroughly apply economics and legal theory to accounting and auditing with an emphasis on realistic research. Although there is a special focus on issues relevant to the Asia-Pacific region, the Journal of Contemporary Accounting & Economics also encourage proposals from countries outside the Asia-Pacific region in the following major areas associated with accounting and auditing issues: financial contracts, corporate governance, capital markets, financial institutions and economics of organizations. The International Journal of Accounting The journal assists in the comprehension of the present and potential capability of accounting to support in the recording and understanding of international economic transactions. These transactions may be within a profit or nonprofit environment. The journal purposely encourages an extensive view of the origins and development of accounting with an emphasis on its functions in an increasingly interdependent global economy, and uses relevant documentation that helps explain current international accounting practices, with related theoretical justifications, and identify issues of current practice. Accounting, Organizations and Society Accounting, Organizations & Society is a major international journal that focuses on all aspects...

Words: 708 - Pages: 3

Premium Essay

Investor Behaviour

...SHRI RAM COLLEGE OF COMMERCE A STUDY ON FACTORS INFLUENCING INDIVIDUAL INVESTOR BEHAVIOUR Project work Paper No. – CH 6.3 (b) (Submitted for Partial Fulfillment Towards Requirement of B.COM (HONS.) Course) Ashvi Mittal 12BC136 12072204129 E-21 2014-15 UNDER THE SUPERVISION OF Miss Ankita Tomar Assistant Professor Department of Commerce Shri Ram College of Commerce University of Delhi 1       DECLARATION BY STUDENT This is to certify that the material embodied in this study entitled “A STUDY ON FACTORS INFLUENCING INDIVIDUAL INVESTOR BEHAVIOUR” is based on my own research work and my indebtedness to other work/publications has been acknowledged at the relevant places. This study has not been submitted elsewhere either wholly or in part for award of any degree. Ashvi Mittal B.Com(H) Section-E 12BC136 2       DECLARATION BY TEACHER INCHARGE This is to certify that the project titled “A STUDY ON FACTORS INFLUENCING INDIVIDUAL INVESTOR BEHAVIOUR” done by Ashvi Mittal is a part of her academic curriculum for the degree of B.Com(H). It has no commercial implication and is done only for academic purpose. Mrs Aruna Jha Miss Ankita Tomar (Teacher in- charge’s name and signature) signature) 3       (Mentor’s name and Signature) ACKNOWLEDGEMENT I feel great pleasure in expressing my gratitude to my mentor Miss Ankita Tomar of Commerce Department, Shri Ram College of...

Words: 6505 - Pages: 27

Free Essay

Finance Behavioural

...Behavioural Finance Martin Sewell University of Cambridge February 2007 (revised April 2010) Abstract An introduction to behavioural finance, including a review of the major works and a summary of important heuristics. 1 Introduction Behavioural finance is the study of the influence of psychology on the behaviour of financial practitioners and the subsequent effect on markets. Behavioural finance is of interest because it helps explain why and how markets might be inefficient. For more information on behavioural finance, see Sewell (2001). 2 History Back in 1896, Gustave le Bon wrote The Crowd: A Study of the Popular Mind, one of the greatest and most influential books of social psychology ever written (le Bon 1896). Selden (1912) wrote Psychology of the Stock Market. He based the book ‘upon the belief that the movements of prices on the exchanges are dependent to a very considerable degree on the mental attitude of the investing and trading public’. In 1956 the US psychologist Leon Festinger introduced a new concept in social psychology: the theory of cognitive dissonance (Festinger, Riecken and Schachter 1956). When two simultaneously held cognitions are inconsistent, this will produce a state of cognitive dissonance. Because the experience of dissonance is unpleasant, the person will strive to reduce it by changing their beliefs. Pratt (1964) considers utility functions, risk aversion and also risks considered as a proportion of total assets...

Words: 4442 - Pages: 18

Free Essay

Behavior of Finance

...Behavioural Finance Martin Sewell University of Cambridge February 2007 (revised April 2010) Abstract An introduction to behavioural finance, including a review of the major works and a summary of important heuristics. 1 Introduction Behavioural finance is the study of the influence of psychology on the behaviour of financial practitioners and the subsequent effect on markets. Behavioural finance is of interest because it helps explain why and how markets might be inefficient. For more information on behavioural finance, see Sewell (2001). 2 History Back in 1896, Gustave le Bon wrote The Crowd: A Study of the Popular Mind, one of the greatest and most influential books of social psychology ever written (le Bon 1896). Selden (1912) wrote Psychology of the Stock Market. He based the book ‘upon the belief that the movements of prices on the exchanges are dependent to a very considerable degree on the mental attitude of the investing and trading public’. In 1956 the US psychologist Leon Festinger introduced a new concept in social psychology: the theory of cognitive dissonance (Festinger, Riecken and Schachter 1956). When two simultaneously held cognitions are inconsistent, this will produce a state of cognitive dissonance. Because the experience of dissonance is unpleasant, the person will strive to reduce it by changing their beliefs. Pratt (1964) considers utility functions, risk aversion and also risks considered as a proportion of total assets. Tversky and Kahneman...

Words: 4442 - Pages: 18

Premium Essay

Financial Accounting Teori

...Kapitel 1 Normative (prescriptive) accounting theory Inte baserad på empiriska tester (som positive teorier är) utan de är baserade på vad researcher tror ska eller borde inträffa vid särskilda omständigheter. Teorier som föreskriver (prescribe) istället för förklarar (describe) särskilda handlingar kallas för normativa teorier eftersom att dom baseras på normer som researchern som lägger fram teorierna har. T.ex. säger hur vi ska ta till oss och använda redovisningsmetoder. Kapitel 2 Theories of regulation Public interest theory There is the public interest theory of regulation which propose that regulation be introduces to protect the public. It assumes that the regulatory body (usually government) is a neutral arbiter of the public interest and does not let its own self-interest impact on its rule-making processes. “The regulator does its best to regulate so as to maximize social welfare. Consequently, regulation is thought of as a trade-off between the costs of regulation and its social benefits in the form of improved operations of markets”. Regulation put in place to benefit society as a whole rather than vested interests. Regulatory body considered to represent interests of the society in which it operates, rather than private interests of the regulators. Assumes that government is a neutral arbiter. Criticisms of public interest theory Critics question assumptions that economic markets operate inefficiently if unregulated. Question the assumption...

Words: 9231 - Pages: 37

Premium Essay

Esrgt

...UNDERGRADUATE REGULATIONS & SYLLABUSES 2014 - 2015 THE FACULTY OF SOCIAL SCIENCES TABLE OF CONTENTS MESSAGE FROM THE DEAN ............................................................. 3 UNDERGRADUATE PROGRAMMES ................................................ 4 ACADEMIC CALENDAR 2014-2015 ................................................ 5 DEFINITIONS ...................................................................................... 13 GENERAL INFORMATION & REGULATIONS .............................. 14 General Regulations for Bachelor of Science Degrees 14 Special Regulations for Degrees in Hospitality and Tourism Management........................................................... 27 Franchise Agreements .......................................................... 27 EVENING UNIVERSITY -GENERAL INFORMATION & REGULATIONS ................................................................................... 28 General Regulations for Bachelor of Science Degrees 28 General Regulations for Diploma Programmes ............ 36 General Regulations for Certificate Programmes ......... 37 STUDENT PRIZES .............................................................................. 38 CODE OF CONDUCT ........................................................................ 39 UNIVERSITY REGULATIONS ON PLAGIARISM .......................... 40 THE ACADEMIC SUPPORT/ DISABILITIES LIAISON UNIT (ASDLU) ..............................................................................................

Words: 77086 - Pages: 309

Premium Essay

Monica

...This article was downloaded by: [The University Of Melbourne Libraries] On: 02 September 2015, At: 02:39 Publisher: Routledge Informa Ltd Registered in England and Wales Registered Number: 1072954 Registered office: 5 Howick Place, London, SW1P 1WG Accounting and Business Research Publication details, including instructions for authors and subscription information: http://www.tandfonline.com/loi/rabr20 Fairness in performance evaluation and its behavioural consequences a Mahfud Sholihin & Richard Pike a b Universitas Gadjah Mada , Indonesia b School of Management , Bradford University , Emm Lane, Bradford, BD9 4JL Phone: +44 (0)1274 234393 Fax: +44 (0)1274 234393 E-mail: Published online: 04 Jan 2011. To cite this article: Mahfud Sholihin & Richard Pike (2009) Fairness in performance evaluation and its behavioural consequences, Accounting and Business Research, 39:4, 397-413, DOI: 10.1080/00014788.2009.9663374 To link to this article: http://dx.doi.org/10.1080/00014788.2009.9663374 PLEASE SCROLL DOWN FOR ARTICLE Taylor & Francis makes every effort to ensure the accuracy of all the information (the “Content”) contained in the publications on our platform. However, Taylor & Francis, our agents, and our licensors make no representations or warranties whatsoever as to the accuracy, completeness, or suitability for any purpose of the Content. Any opinions and views expressed in this publication are the opinions and views of the authors...

Words: 5714 - Pages: 23

Free Essay

Lesson Plan Far600

...ACCOUNTING THEORY AND PRACTICE (FAR 600) Teaching and Learning Arrangements (SEMESTER: JAN 2007 – APRIL 2007) COURSE CODE : FAR 600 PROGRAM : BACHELOR OF ACCOUNTING (HONS) CREDIT HOURS : 4 CONTACT HOURS : 4 STATUS : CORE SYNOPSIS This financial accounting course exposes students to accounting theory, corporate accounting policies and financial reporting practices. The importance of history is introduced through a brief discussion on accounting history from both experiences of both western and Muslim Civilization. In understanding the theoretical framework of accounting, the various perspectives on financial accounting theory are examined with particular emphasis on their rationale and implications on accounting practice. General concepts of theory formulation are discussed and types of accounting perspectives and research are also introduced in this course. Corporate Accounting Policies are explained by the development of the Conceptual Framework and the Importance of a Regulatory Environment. The Standard Setting process in Malaysia is discussed. An analytical approach of the accounting standards is adopted by examining the recognition, measurement, disclosure and presentation of accounting information is discussed. Significant emphasis is placed on Asset Measurement, Nature of Liabilities, Types of Equity, Recognition of Revenue and Income Finally contemporary accounting practices and...

Words: 1820 - Pages: 8

Premium Essay

Danshui

...The Australasian Accounting Business & Finance Journal, February 2007 Gaffikin: Accounting Research and Theory: the age of neo-empiricism. Vol. 1, No.1.pp. 1-19. Accounting Research and Theory: The age of neo-empiricism Michael Gaffikin, School of Accounting & Finance, University of Wollongong ABSTRACT The theorising in accounting prior to 1970 was rejected as not providing sufficiently general theories. Informed by theories in economics and finance (and other disciplines such as psychology) and with the aid of computers, attempts to theorise accounting took a new direction. Large data collection and analysis emphasized a purportedly more systematic empirical approach to developing theory. Key words: accounting; neo-empiricism; capital markets research; behavioural finance; efficient markets hypothesis; positive accounting theory INTRODUCTION Around 1970 there was a dramatic change in the approach to accounting research. Several reasons have been suggested for this change in methodological direction by those reviewing the development of accounting thought. To many, a major distinction is a change in direction away from attempts to prescribe a theory of accounting to developing theory from a description of extant practices. To advocates of the latter, previous attempts to develop a theory of accounting were futile as there could never be agreement over many of the inputs into a theory such as the postulates, principles but most specifically the assumptions. Although a...

Words: 10399 - Pages: 42

Free Essay

Efficient Market Hypothesis

...Introduction Efficient market hypothesis is widely accepted by academic community as a cornerstone of modern financial theory. Fama (1970) gives detailed definition of this theory and states that efficient market is a market that stock prices quickly and fully reflect all available and newly released information, where majority of participants are rational in their decision making process and where an investor is not able to outperform the market through any analyses, because of actual price of stock shows its intrinsic value. Naturally such revolutionary hypothesis did not occur suddenly. In 1990 Louis Bachelier in his "Theory of Speculation" paragraph gave definition of informational efficiency of the market. This study was not being developed until 1953 when Maurice Kendall who postulated that stock prices movement follow the random walk theory. Further enhancement of these studies associated with the name of Eugene Fama who gave comprehensive resume of efficient market hypothesis, as well as empirical evidences to support it and defined three form of efficient market: weak, semi-strong and strong in 1970 (Dimson and Mussavian, 1998). Later several different researches have been carried out by financial academics which continuously underpinned efficient market hypothesis. Consequently this theory began widely use by investors for investment decision making process. However only after two decades this hypothesis began less dominance in the market. Several crashes, changing...

Words: 3508 - Pages: 15

Premium Essay

Financial Management

...of Financial Management equips students with the knowledge and understanding necessary to apply this knowledge to real-life business situations. In an organisation financial management is split into its two principal roles. These are the accounting function, usually under the direction of the financial controller, and the corporate finance function directed by the treasurer. Accounting is concerned with the provision and interpretation of information for economic decision making. Accounting is itself split between management accounting - the internal facing function - which services the information needs of the organisation’s management and financial accounting - the external facing, highly regulated, function - which provides information for investors, the general public, regulatory bodies etc. The corporate finance function is concerned with managing the finances of the organisation and is involved in cash management, asset allocation, capital structuring and financial risk management in areas such as interest rates, foreign currency exchange rates and commodity trading. The programme is structured so that students specialise through courses within choices including advanced corporate finance, advanced finance theory, behavioural finance and market anomalies, derivatives, investment management, public sector financial management. The MSc in Financial Management also has an academic orientation, so apart from being suitable for those who enter a business career, it...

Words: 271 - Pages: 2

Premium Essay

Financial Accounting

...TABLE OF CONTENTS * Executive Summary 2 * Introduction 3 * Cash Budget 3 * Operating Budget 3 * Budgeting Administration 4 * Behavioural Aspect of Budgeting 4 * Participative Budgeting 5 * Top Down Process 6 * Bottom up Process 6 * Budgetary Slack 6 * Frequent feedback on Performance 7 * Monetary and Nonmonetary Incentives 7 * Realistic Standards 8 * Controllability of Costs 8 * Multiple Measures of Performance 8 * Conclusion 8 * References 9 Executive Summary: The following Accounting report contains information related to budgets, different types of budgets and how this all leads to change in different aspect of human behaviour. The objective of this report is to promote a reasonable amount of positive behaviour in an organization. There are five factors which are being discussed in this report, Participative budget, and frequent feedback on performance, Monetary and Nonmonetary incentives, Realistic Standards, Controllability costs. Under participative budget there are two levels of management the first one is top level management and the second is bottom level management. Participative budget also creates a slack which is known as budgetary slack for management. Introduction:- A...

Words: 2060 - Pages: 9

Premium Essay

Twst

...Homework Assignment for 4D1165 Behavioural Management Control Year 2007 Part I: The Homework Questions This, the first section, of my homework assignment contains the twenty homework questions that have been handed out to us students throughout the course, along with the answers I’ve composed in order of answering these. 1. One of the causes of management control problems is lack of direction. Why does this problem exist? Lack of direction, a fundamental element in many dysfunctional organizations, constitutes one of the primary needs for management control. Employees are likely to perform in an unsatisfactory manner unless expectations and functions are clarified. Flaws in encouragement and surveillance may loosen the strings between employee and employees, resulting in confusion. Confusion, in this context, involves having people do the wrong things; consequentially leading to decreased productivity. Leo’s Four-Plex Theatre, the first case discussed in class, illustrates the severe effects that a lack of direction may cause. As the personnel of the theatre were unaware of procedures, uninformed about regulations and seemingly, not well instructed on how to perform simple tasks, mistakes occurred. Two lines from the case text make this obvious: (1) The cash counts revealed, almost invariably, less cash than the amounts that should have been collected.[1] (2) Tickets of the wrong color or with the wrong dates in the stub boxes. Bill Reilly, the manager of Leo’s Four-Plex...

Words: 7054 - Pages: 29

Premium Essay

Bbs Introduce of Bbe

...ASB-3101 HUMAN RESOURCE MANAGEMENT Credits: 10 Contact hours: 23 Semester: 1 Pre-requisites: ASB-2104 Module organiser: Sally Sambrook Note: This module is available through the medium of Welsh (ACB-3101). Aims: To examine issues and developments in the field of contemporary human resource management (HRM). To develop an understanding of the complex issues facing human resource (HR) specialists and line managers in meeting their responsibilities for selecting, deploying, training, appraising, rewarding, relating to and retaining human resources. Learning Outcomes: On completing the module, students are expected to be able to: • Explain the contribution of the HR function to corporate strategy; • Discuss the processes of recruitment, assessment and selection; • Outline activities involved in developing human resources and facilitating learning; • Explain the link between rewards, motivation and performance; • Critically evaluate the changing employment relationship, assessing the role of trade unions and other forms of employee involvement. Module Content: • History of the HR function, theories and models of HRM; • The roles and responsibilities of stakeholders in HRM; • The changing nature of work, managing diversity, technology and flexibility; • Human resourcing: recruitment and selection, human resource planning; • Reward and performance management; • Employee relations, employment legislation...

Words: 9120 - Pages: 37

Premium Essay

Mr John Kagai

...European Financial Management, Vol. 14, No. 1, 2007, 12–29 doi: 10.1111/j.1468-036X.2007.00415.x Behavioural Finance: A Review and Synthesis Avanidhar Subrahmanyam Anderson Graduate School of Management, University of California at Los Angeles, USA E-mail: subra@anderson.ucla.edu Abstract I provide a synthesis of the Behavioural finance literature over the past two decades. I review the literature in three parts, namely, (i) empirical and theoretical analyses of patterns in the cross-section of average stock returns, (ii) studies on trading activity, and (iii) research in corporate finance. Behavioural finance is an exciting new field because it presents a number of normative implications for both individual investors and CEOs. The papers reviewed here allow us to learn more about these specific implications. Keywords: behavioural finance, market efficiency, cross-section of stock returns JEL classifications: G00, G10, G11, G14, G31, G32, G34 1. Introduction The field of finance, until recently, had the following central paradigms: (i) portfolio allocation based on expected return and risk (ii) risk-based asset pricing models such as the CAPM and other similar frameworks, (iii) the pricing of contingent claims, and (iv) the Miller-Modigliani theorem and its augmentation by the theory of agency. These economic ideas were all derived from investor rationality. While these approaches revolutionised the study of finance and brought rigour into the field, many lacunae...

Words: 10556 - Pages: 43