Keadilan Sosial di Mata Kaki

Oleh :
Jonathan Brianto Raharjo
2012-011-082

Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah bangsa yang dibentuk oleh para pendiri bangsa yang secara resmi tercantum dalam alinea ke-empat Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 dan berasal dari kepribadian bangsa Indonesia sendiri yang memang sudah mendarah danging bagi masyarakat Indonesia dalam bermasyarakat , berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai luhur bangsa yang ditanamkan dalam lima sila ini memiliki peranan masing-masing yang saling mendukung dalam mewujudkan cita-cita bangsa yang, namun karena maraknya globalisasi yang muncul menyebabkan nilai-nilai luhur bangsa ikut terkikis zaman, yang sebenarnya bila kita laksanakan pancasila dalam kehidupan sehari-hari nilai luhur pancasila itu tidak lekang dimakan zaman yang sudah bermacam-macam ini . Dewasa ini banyak sekali terjadi permasalahan dan penyimpangan dari nilai-nilai luhur bangsa yang disebabkan oleh tidak memilikinya sifat pancasila , khususnya Salah satu sila yang terdapat dalam pancasila yang mendukung mengenai cita-cita bangsa yang terdapat dalam alinea ke-dua Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 mengenai cita-cita bangsa “Negara yang merdeka , bersatu ,berdaulat , adil dan makmur” adalah sila ke-5 yaitu , “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Namun dalam perjalanan mencapai cita-cita bangsa penerapan pancasila tidak berjalan dengan baik , bahkan para petinggi negara pun dapat menjadi penghambatnya, sering kali dijadikan alasan untuk para penguasa yang seringkali memanfaatkan kekuasaannya sehingga acap kali para penguasa kurang menyentuh kaum menenggah ke bawah , sehingga menyebabkan ketimpangan sosial yang semakin nyata dalam kehidupan bermasyarakat inilah keadaan yang sanggat berbanding terbalik dengan nilai sila ke-lima mengenai keadilan sosial yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

* Bagaimana pemahaman dan tanggapan masyarakat mengenai keadilan sosial ? * Bagaimana pelaksanaan dari sila ke-lima dalam kehidupan sehari-hari ?

1.3 Tujuan dan Manfaat * Mengenal makna dan nilai dari keadilan sosial * Mengetahui opini masyarakat mengenai sila ke-lima

Bab II
Landasan Teori

Keadilan kata dasarnya adalah adil , definisi adil menurut kamus modern Bahasa Indonesia adalah benar, patut , tidak memandang siapapun sehingga makna adil adalah menetapkan hukum dengan benar, Dan menurut W.J.S Poerwadarminto kata adil berarti tidak berat sebelah , sepatutnya tidak sewenang-wenang dan tidak memihak. Definisi dari keadilan dalam kamus modern Bahasa Indonesia adalah sikap dan sifat serta perlakuan yang tidak berat sebelah, keadilan menurut Johnn Rawls menyangkut prosedur yang dapat diatur sedemikian rupa sehingga tidak terjadi ketidak adilan yang semakin menyengsarakan orang yang bernasib buruk dan kurang beruntung , maka konsep keadilan Rawls selalu menginggatkan bahwa keadilan harus selalu ditegakkan terutama bagi mereka yang bernasib buruk dan kurang beruntung sehingga menuntut adanya kesetaraan.
Keadilan hukum itu tidak sama dengan keadilan sosial , keadilan hukum berbicara mengenai norma-norma atau aturan yang dilanggar. Namun keadilan sosial tidak memiliki makna sesempit keadilan hukum yang hanya terbatas pada pasal-pasal yang berlaku , dengan menambahkan kata sosial dibelakang kata keadilan berarti makna keadilan tidak hanya berdasar pada hukum namun berdasar pada hal yang lebih luas , keadilan sosial berkaitan dengan masalah struktur ekonomi , sosial , politik.
Maka dengan adanya kalimat “bagi seluruh rakyat Indonesia” keadilan sosial ini sudah tidak terbatas lagi oleh suku , agama , karena Indonesia adalah negara yang memiliki suku dan agama yang beragam maka dengan adanya kalimat itu semua warga negara itu berkedudukan sama tidak ada yang lebih dari atau kurang dari sehingga tidak boleh lagi menghubungkan hal-hal yang berhubungan dengan suku , agama dan ras (SARA) serta bila kita dapat mewujudkan nilai-nilai keadilan sosial seperti yang terkandung dalam sila ke-lima maka cita-cita bangsa Indonesia dapat tercapai yaitu , mewujudkan kesejahteraan masyarakat , melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Bab III
Analisis

Seluruh warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) seharusnya sudah mengerti betul mengenai pancasila yang menjadi dasar negara yang bahkan di ambil dari kepribadian bangsa Indonesia ,yang telah di amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun karena perubahan situasi zaman yang semakin sulit ini rasanya itu suah mulai jarang di temui di kota-kota besar mengenai pengamalan nilai-nilai pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegaranamun masih tetap dapat kita temui di daerah-daerah yang tidak terlalu banyak mengalami arus globalisasi. Oleh karena kesulitan yang di hadapi oleh setiap individu , khususnya bagi kaum kurang mampu maka sudah mulai jarang yang mengutamakan pendidikan formal melainkan mengutamakan bekerja , meskipun bekerja serabutan namun yang penting perut tidak kelaparan. Banyak sekali contoh-contoh tindakan yang tidak terpuji karena sudah binggung harus bagaimana lagi untuk memenuhi kebutuhan perut ini , maka dampaknya ialah sekarang sudah jarang yang menginggat lima sila yang menjadi dasar negara ini , seperti Ubairi beliau merupakan pedagang asongan di sekitar stasiun Gambir yang berasal dari sampan,madura namun sudah tidak ingat lagi sila-sila yang terdapat dalam pancasila hal yang sama pun terjadi pada Sunardi yang berprofesi sebagai tukang tambal ban di sekitar stasiun Gambir , beliau berasal dari jawa timur namun tidak tahu urutan pancasila. Sungguh amat memprihatinkan , namun ada juga mereka yang mengingat dan mengerti benar tentang dasar negara ini , seperti Raswandi yang berasal dari Cirebon dan berprofesi sebagai supir angkot 03 jurusan baranang siang – bubulak (bogor) , beliau mengerti benar tentang apa yang dimaksud dari sila ke-lima yang mengenai keadilan bersama dalam kehidupan dan mengenai kesejahteraan bersama. Menurut mereka pemerintah sudah menjalankan tugasnya dengan baik dan telah membantu masyarakat di bidang ekonomi dengan adanya sekolah gratis sehingga boleh membantu mereka yang putus sekolah karena kesulitan biaya , berobat gratis juga sangat membantu dan batuan ataupun program kredit usaha rakyat (KUR) sehingga rakyat merasa cukup terbantu dengan itu namun juga ada beberapa keputusan pemerintah yang kurang tepat seperti di daerah bogor yang sedang ada masalah mengenai terminal Baranang Siang yang akan di jual dan di jadikan hotel karena lokasinya yang strategis dan terminal akan dipindahkan namun itu justru membuat para supir angkutan umum kesulitan dan “tanah negara kok bisa di jual , seharusnya tanah negara ini kan di gunakan untuk rakyat bukan untuk dijadi hotel yang menguntungkan pihak tertentu aja ” , ungkap Raswandi.Dan mengenai kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang juga masih baru-baru ini kita alami pun tidak merubah keadaan , “ya sama aja sih , soalnya harga-harga juga pada naik yang beli juga udah ngerti kalo harganya naik jadi ya sama aja , ga penggaruh” ungkap Ubairi .

Bab IV Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan Ternyata waga negara Indonesia ini cukup kritis juga bila mengerti dan mengetahui dan mengerti pancasila yang di jadikan pedoman bagi bangsa kita , namun karena kesulitan ekonomi yang membuat mereka menjadi kurang mengerti dan lebih mengutamakan perut sendiri dan pemerintah juga cukup membantu masyarakat deni tercapainya cita-cita bangsa dengan program-program yang diselenggarakan.

B. Saran Pemerintah sebaiknya mulai mengadakan pelatihan bagi warganya mengenai dasar negara ini sehingga masyarakat luas boleh mengerti mengenai dasar negara ini bukannya hanya kaum tertentu saja yang mengerti , selain itu juga program pemerintah mengenai sekolah gratis , berobat gratis dan juga KUR ini sebaiknya di sosialisasikan dulu kepada seluruh masyarakat sehingga masyarakat banyak dapat merasakannya dan program ini dapat berjalan dengan efektif dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan kehidupan bangsa yang cerdas , selain pemerintah badan pendidikan formal juga turut ambil bagian dalam mendukung terwujudnya cita-cita bangsa , seperti ditanamkannya sikap yang ulet , rajin dan tekun sejak dini sehingga boleh menjadi pribadi yang matang dan siap dalam menghadapi sulitnya hidup dan boleh menjadi pribadi yang berkualitas bagi diri sendiri , keluarga dan negara

Daftar Pustaka * Sihotang , Kasdin dkk. Modul Pendidikan Pancasila, Jakarta:Unika Atma Jaya ,2012. * Junianda, Risna. Keadilan (http://risnajunianda.wordpress.com/2012/12/05/keadilan/) * Makna Keempat Alinea Dalam Preambule (Pembukaan) UUD 1945 (http://the1andonlythis.blogspot.com/2012/06/makna-keempat-alinea-dalam-preambule.html?m=1) * Andriyani, Fitri. Konsep Keadilan (http://fitriadiyani.blogspot.com/2012/06/konsep-keadilan.html )