Free Essay

Kasus Pajak

In:

Submitted By angganteng13
Words 1556
Pages 7
1. Syarat syarat untuk memenuhi pengajuan keberatan sesuai ketentuan formal

Jawaban:

Berdasarkan Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, UU Nomor 28 tahun 2007, pasal 25 :

1. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia
2. Mengemukakan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut penghitungan PT. ABC dengan disertai alasan-alasan yang menjadi dasar perhitungan (ayat 2).
3. satu surat Keberatan diajukan hanya untuk satu Surat Ketetapan Pajak, untuk satu pemotongan pajak, atau untuk satu pemungutan pajak.
4. PT. ABC telah melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit jumlah yang telah disetujui PT. ABC dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan.
5. Diajukan dalam jangka waktu tiga bulan sejak tanggal dikirim Surat Ketetapan Pajak, atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga kecuali PT. ABC dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaaan diluar kekuasaan PT. ABC.
6. Surat Keberatan ditandatangani oleh PT. ABC, dan dalam hal Surat Keberatan ditandatangani bukan oleh PT. ABC, Surat Keberatan tersebut harus dilampiri dengan Surat Kuasa Khusus.

2. Menyikapi STP PPN Masa Januari-Desember 2011

Jawaban:

PT. ABC berdasarkan UU KUP No 28 tahun 2007 pasal 16, dapat melakukan permohonan pembetulan (dalam hal ini pengurangan atau penghapusan). Surat Tagihan Pajak disertai alasan mengenai kekeliruan yang dilakukan fiskus menurut PT. ABC. Dalam hal ini PT. ABC dapat memberikan alasan mengenai kekeliruan mengenai penerapan sanksi administrasi atau kekeliruan dalam pengkreditan pajak. Dirjen Pajak memiliki waktu 6 bulan untuk memutuskan permohonan PT. ABC, dimana jika 6 bulan telah terlampaui dan belum ada keputusan, maka permohonan PT. ABC dianggap dikabulkan.

3. Surat Keberatan

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-52/PJ/2010 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Maka surat keberatan dapat diajukan dalam bentuk formulir sebagai berikut:

Nomor : Diisi dengan nomor Surat Keberatan Pasuruan,Januari 2014 Lampiran : jumlah lampiran Hal : Pengajuan Keberatan

Yth. Direktur Jenderal Pajak
Ub. Kepala KPP Madya Malang (nama dan alamat Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar)

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : .PT. ABC NPWP : NPWP Wajib Pajak/pengurus/kuasa yang menandatangani Surat Keberatan Alamat : Diisi dengan alamat Wajib Pajak/pengurus/kuasa yang menandatangani Surat Keberatan | Wajib Pajak | | | | | | | | Pengurus | | Kuasa dari Wajib Pajak | Bertindak selaku :

Nama : ...................................................... 8) NPWP : ...................................................... 9) Alamat : ...................................................... 10) bersama ini mengajukan keberatan atas Surat Ketetapan Pajak (SKP)/pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga *): Jenis surat : Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Nomor dan tanggal : 00007/206/11/651/12 tanggal 12 Oktober 2012 Jenis Pajak : PPh Badan Masa/Tahun Pajak : 2011
Alasan keberatan 15): 1. Sengketa : Peredaran Usaha dikoreksi positif Rp 5.000.000.000
Selisih Rp 5.000.000.000 pada rekening koran bukan merupakan omzet melainkan: 1. Sejumlah 2.000.000.000 merupakan pengembalian uang muka pembelian mesin yang batal dipesan; 2. Sejumlah 1.000.000.000 merupakan pengembalian pinjaman karyawan; 3. Sejumlah Rp 2.000.000.000 merupakan tambahan setoran modal yang belum sempat dicatatkan di akta notaris.

2. Sengketa : Harga Pokok Penjualan dikoreksi positif Rp 2.000.000.000
Semua bukti – bukti biaya sudah diserahkan hanya untuk yang Rp 500.000.000 tidak ada bukti eksternal; sedangkan atas koreksi Rp 1.500.000.000 menurut PT. ABC bukan merupakan pemberian natura/kenikmatan melainkan tunjangan kesehatan karyawan pabrik yang belum dipotong pph pasal 21.
3. Sengketa : Penghasilan diluar usaha/lainnya dikoreksi positif Rp 2.000.000.000
Kaleng Botol atas minuman kadaluarsa tidak dijual melainkan dimusnahkan

Berdasarkan hal tersebut di atas maka: a. Jumlah pajak yang terutang menurut surat ketetapan pajak sebesar : 2.760.000.000 b. Jumlah pajak yang terutang menurut perhitungan Wajib Pajak sebesar : lebih bayar 200.000.000 c. Jumlah pajak yang terutang yang disetujui dalam pembahasan akhir pemeriksaan sebesar : .360.000.000 d. Jumlah yang telah dilunasi sebesar 360.000.000 tanggal 12 Desember 2013 (asumsi) pada bank PT. Bank Negara Indonesia dengan NTPP .........................22)
Lampiran23):
No. | Jenis Dokumen | set/lembar | | | | | | | | | |
Demikian surat keberatan kami sampaikan untuk dapat dipertimbangkan.

Wajib Pajak/Pengurus/Kuasa*)

Atas Nama PT. ABC

Keterangan:
Beri tanda X pada yang sesuai
*) Diisi salah satu yang sesuai

4. Konsekuensi pembayaran terlebih dahulu menurut SKPKB, apakah PT. ABC sebaiknya melakukan pembayaran terlebih dahulu atau tidak?

Jawaban:

Karena syarat mengajukan keberatan adalah PT. ABC harus membayar terlebih dahulu sejumlah yang telah disetujui PT. ABC dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan sebelum surat keberatan disampaikan (UU KUP Pasal 25 ayat 3a). Maka PT. ABC sudah pasti membayar minimum sejumlah yang disepakati PT. ABC sebelum menyerahkan surat keberatan. Namun PT. ABC dapat pula membayar keseluruhan jumlah dalam SKPKB terlebih dahulu.

Konsekuensi dari pembayaran terlebih dahulu jumlah sesuai SKPKB untuk PT. ABC, nantinya saat keputusan Dirjen Pajak menolak atau mengabulkan sebagian, maka PT. ABC tidak perlu membayar sanksi denda administrasi sebesar 50 % dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan. (UU KUP Pasal 25 ayat 9).
Ilustrasinya jika putusan menolak keberatan PT. ABC adalah sebagai berikut:
Misal PT. ABC membayar terlebih dahulu jumlah sesuai SKPKB yaitu 3360000000 (2760000000 + 600000000) lalu ternyata Dirjen Pajak menolak keberatan PT. ABC, maka PT. ABC tidak perlu membayar sanksi administrasi atau akan membayat sanksi administrasi sebesar 0, hal ini karena berdasarkan pasal 25 ayat 9 UU KUP, sanksi administrasi PT. ABC dihitung sebagai berikut :
50 % x (3360000000-3360000000) = 0 karena keberatan ditolak, maka jumlah pajak yang harus dibayar PT. ABC adalah 3360000000, sehingga dikurangi dengan pajak yang telah dibayar akan menghasilkan selisih 0.

Ilustrasinya jika putusan mengabulkan sebagian keberatan PT. ABC adalah sebagai berikut:
Misal PT. ABC membayar terlebih dahulu jumlah sesuai SKPKB yaitu 3360000000 (2760000000 + 600000000) lalu ternyata Dirjen Pajak mengabulkan sebagian keberatan PT. ABC, maka PT. ABC justru akan mendapat pengembalian sebesar pajak yang telah dibayar dikurangkan dengan jumlah pajak yang harus dibayar. Sanksi administrasi PT. ABC dihitung sebagai berikut :
50 % x (300000000-3360000000) = -180000000 karena keberatan dikabulkan sebagian, misal jumlah pajak yang harus dibayar PT. ABC adalah 3000000000, sehingga dikurangi dengan pajak yang telah dibayar akan menghasilkan selisih 180000000 yang akan dikembalikan oleh Dirjen Pajak kepada PT. ABC, dengan imbalan bunga (PP 74 tahun 2011 pasal 43 mengenai Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan.) sebesar 2% selama paling lama 24 bulan dari kelebihan pembayaran pajak, dalam hal ini :
2% * 14 = 28%
28%*180000000= 50.400.000 sehingga PT. ABC akan mendapat pengembalian sebesar 180.000.000+50.400.000= 230.400.000

Berdasarkan ilustrasi diatas maka PT. ABC dapat menghindari adanya sanksi administrasi dengan membayar terlebih dahulu sejumlah yang tertera pada SKPKB.

Menurut kami, hal ini tergantung dari kondisi arus kas PT. ABC dalam menentukan apakah sebaiknya PT. ABC membayar dahulu sesuai SKPKB, atau hanya membayar dulu sejumlah yang telah disetujui PT. ABC dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan. Karena proses hingga keputusan bisa memakan waktu sampai setahun, maka jika kondisi arus kas PT. ABC sedang membutuhkan dana untuk operasional maka lebih baik PT. ABC membayar sejumlah minimum yang telah disetujui dengan konsekuensi jika ditolak atau dikabulkan sebagian masih akan terkena sanksi administrasi yang jumlahnya cukup besar.
Namun jika kondisi arus kas memungkinkan untuk membayar terlebih dahulu sejumlah yang tertera pada SKPKB, maka kami merekomendasikan untuk membayar sejumlah yang tertera pada SKPKB. Hal ini akan membuat PT. ABC terhindar dari sanksi administrasi saat nanti keberatannya ditolak atau dikabulkan sebagian.

Soal Banding:

1. Menindaklanjuti Keputusan Dirjen Pajak Nomor: KEP-222/WPJ.220/2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang keberatan atas SKPKB PPN Nomor: 00008/207/11/651/12 tanggal 12 Oktober yang mengabulkan seluruhnya keberatan atas SKPKB dari PT. ABC maka PT.ABC tidak perlu melakukan banding atau apapun dan atas kelebihan pembayaran pajak oleh PT. ABC (jika ada) akan direstitusi oleh Dirjen Pajak.

2. Syarat yang harus dipenuhi agar PT. ABC dapat melakukan banding sesuai ketentuan formal adalah: * Permohonan Banding diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan alasan yang jelas paling lama 3 (tiga) bulan sejak Surat Keputusan Keberatan diterima dan dilampiri dengan salinan Surat Keputusan Keberatan tersebut. * Terhadap satu keputusan diajukan satu surat banding * Banding diajukan dengan disertai alasan alasan yang jelas dan dicantumkan tanggal diterima surat keputusan yang dibanding. * Pada surat banding dilampiri salinan keputusan yang dibanding. Pengertian salinan ini termasuk fotokopi atau lembaran lainnya. * Diajukan ke pengadilan pajak

3. Menyusun surat banding secara lengkap dan jelas: Belum tau contohnya

4.Jika Pengadilan Pajak mengabulkan seluruhnya Banding yang diajukan PT. ABC, dan dengan asumsi PT. ABC telah membayar sejumlah minimum yang disetujui oleh PT. ABC (360.000.000) maka PT. ABC akan mendapat pengembalian sebesar 360.000.000 dan tidak mendapat imbalan bunga (PP 74 tahun 2011 pasal 43 ayat 5).

5. Jika Pengadilan Pajak menolak seluruhnya Banding yang diajukan PT. ABC, maka jumlah yang harus dibayar oleh PT. ABC adalah: 1260000000 (kekurangan bayar), ditambah dengan sanksi denda administrasi sesuai UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 pasal 27 ayat 5d sebesar 100% dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan. Asumsi jika PT. ABC telah membayar terlebih dahulu sejumlah yang disetujui oleh PT. ABC maka
1260000000-360000000= 900000000 * (50%) = 450000000
450000000 + 900000000 = 1350000000

Maka jumlah yang harus dibayar oleh PT. ABC adalah 1350000000

6. PT.ABC berdasarkan UU 14 tahun 2002 tentang pengadilan pajak pasal 89,90,91,92, dan 93, maka dapat mengajukan peninjauan kembali dengan syarat:
Pengajuan permohonan peninjauan kembali dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sejak putusan dikirim. Diajukan kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Pajak.

Similar Documents

Free Essay

Hmmm

...BIAYA MODALL KASUS 1 Obligasi dikeluarkan dengan harga nominal per lembar Rp 12.000 dengan umur ekonomis 10 tahun. Hasil penjualan obligasi bersih yang diterima sebesar Rp 11.600. Bunga atau kupon obligasi pertahunnya 5% . Berapakah besarnya biaya obligasi tersebut? Penyelesaian: 1. Metode Shortcut (atas dasar kira-kira) a. Dengan rata-rata yang tersedia yang akan digunakan selama 10 tahun : 11.600 + 12.000 = 11.800 2 b. Biaya ektsra sebesar Rp. 200 (yaitu selisih antara dana yang diterima dengan jumlah dana yang harus dibayar setelah 10 tahun). Bila biaya ekstra tersebar merata 10 tahun maka biaya ektsra adalah Rp 40 (yaitu Rp 40010) ditambah pada bunga yang dibayarkan setiap tahunnya selama 10 tahun adalah sebesar Rp 600 ( yaitu 5% x Rp. 12.000) sehingga berjumlah Rp 640. c. Menghitung prosentase biaya tahunan rata-rata dsri jumlah dana rata-rata yang tersedia. Biaya bunga sebelum pajak : 64011.800 x 100% = 5,42% d. Biaya obligasi juga dapat dihitung dengan rumus pendapatan obligasi yaitu: Kd= c+f-pnp+f2 Kd= 0,06+12.000-11.6001011.600+12.0002 Kd = 600 + 12.000-11.600 10 11.600 +12.000 2 Kd = 600 + 40 11.800 = 640 11.800 = 0,0542 = 0,0542x100% = 5,42% 2. Metode pendekatan Present Value (PV) atau Metode Accurate Metode ini mencari tingkat bunga yang menjadikan nilai sekarang dari pembayaran bunga tahunan sebesar Rp 600 + pembayaran akhir sebesar Rp 12.000 sama dengan nilai sekarang dari penerimaan sebesar Rp 11...

Words: 733 - Pages: 3

Free Essay

Taxes

...Withholding Tax (Selain Pph Pasal 21) HUSNUNNIDA MAHARANI MONICA AUDREY LUTFI ARDHANI JOINT PROGRAM – FEB UNIVERSITY OF BRAWIJAYA Withholding tax Sistem perpajakan dimana Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Badan Dalam Negeri diberi kepercayaan oleh peraturan perundang-undangan untuk melaksanakan kewajiban memotong pajak atas penghasilan yang dibayarkan kepada penerima penghasilan. Memotong pajak Menyetorkan ke KPP Melaporkan pajak yang dipotong Manfaat Withholding tax Risiko Strategi Fokus Menjadikan waktu lebih efisien Menghemat biaya Meningkatkan akuntabilitas data Meningkatkan kinerja diri WP dan fiskus Meningkatkan kepatuhan Pengumpulan pajak secara otomatis Meningkatkan penerimaan pajak Withholding tax di Indonesia PPh Pasal 4 ayat (2) PPh Pasal 21 / 26 PPh Pasal 15 PPh Pasal 23/26 PPh Pasal 24 PPh Pasal 22 Identifikasi atas Objek Withholding Tax Objek PPh Pasal 22 Objek PPh Pasal 23 Objek PPh Pasal 26 Objek PPh Pasal 4 ayat 2 • kegiatan usaha di bidang impor & bidang lain yang memperoleh pembayaran barang dari APBN / APBD • Bunga, dividen, dan royalti • Penyerahan jasa yang diterima WP badan • Penyerahan jasa yang diterima WP pribadi (selain yang dipotong PPh Pasal 21) • Objek PPh yang dipotong sebesar 20% dari jumlah bruto • Objek PPh yang dipotong PPh 26 dan dipotong pajak 20% dari perkiraan penghasilan neto • Bunga dan diskonto obligasi • Penghasilan dari transaksi penjualan saham • Bunga deposito dan tabungan • Hadiah undian • Penghasilan atas sewa...

Words: 995 - Pages: 4

Free Essay

Internship at Sesb

...LAPORAN KEGIATAN MAGANG PADA SABAH ELECTRICITY SDN. BHD. (DIVISI KEUANGAN) Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Magang Pada Program Studi S1 Administrasi Bisnis Disusun Oleh: Ince Sitti Gina Aulia 1203110184 PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS TELKOM UNIVERSITY BANDUNG 2014 LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KEGIATAN MAGANG PADA SABAH ELECTRICITY SDN. BHD. (DIVISI KEUANGAN) PERIODE JUNI-JULI 2014 Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Magang Pada Program Studi S1 Administrasi Bisnis Fakultas Komunikasi dan Bisnis Telkom University Disusun Oleh: Ince Sitti Gina Aulia 1203110184 Bandung, Agustus 2014 Menyetujui, Pembimbing SESB Pembimbing Telkom University Razaliegh Mohd Zain NIP. 90001548 Hadi akbar Muqarrabin Dinul Islam SE., MBA. NIP. 14831396-2 i KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan kegiatan magang serta dapat menyelesaikan laporan kegiatan magang dengan tepat waktu tanpa adanya halangan. Laporan kegiatan magang ini disusun berdasarkan apa yang telah penulis lakukan pada perusahaan Sabah Electricity Sdn. Bhd. (SESB) yang beralamat di Wisma SESB, Jalan Tunku Abdul Rahman 88673, Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia, sejak tanggal 16 Juni 2014 hingga tanggal 25 Juli 2014. Kegiatan magang ini merupakan salah satu syarat wajib yang harus ditempuh dalam program studi Administrasi Bisnis. Selain untuk...

Words: 6253 - Pages: 26

Free Essay

Ekonomi

...omiPENGANTAR ILMU EKONOMI I (Ekonomi Mikro) Oleh : Ramlan Ruvendi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Binaniaga Jl. Raya Pajajaran 100, Bogor ILMU EKONOMI Pengertian Ilmu Ekonomi • Scarcity (Kelangkaan) Alat pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas sementara kebutuhan manusia tidak terbatas. Choices (Pilihan-Pilihan) Terbatasnya alat pemuas kebutuhan manusia sementara kebutuhan tidak terbatas mendorong manusia melakukan pilihan-pilihan yang bersifat individu maupun kolektif. Opportunity Cost (Biaya Kesempatan) Manusia bersifat rasional artinya pertimbangan menurut prinsif ekonomi dan untung rugi Oleh karena itu ekonom akan memandang bahwa alat rugi. pemuas kebutuhan akan dinilai berdasarkan alternatif penggunaannya untuk kesempatan yang lain. Jadi ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku individu dan masyarakat dalam menentukan pilihan (alokasi) atas sumber daya yang langka dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya. • • 1 Masalah Ekonomi : • Apa yang harus diproduksi dan berapa banyaknya ? • Bagaimana memproduksinya ? • Untuk siapa barang dan jasa diproduksi ? Barang dan Jasa • Barang Ekonomi dan Barang Bebas g g • Barang Akhir : • • Durable goods Undurable goods Barang Modal (barang dibuat untuk menghasilkan barang lain). Barang Antara (barang yang belum dapat langsung digunakan konsumen/perlu diolah lebih lanjut). Mengapa Belajar Ilmu Ekonomi ? • Memperbaiki cara berfikir yang membantu pengambilan keputusan. • Membantu memahami masyarakat. • Membantu...

Words: 4083 - Pages: 17

Free Essay

Undang-Undang

...PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan adanya perubahan struktur organisasi pada Kementerian Keuangan dan guna mengubah jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Keuangan perlu mengganti Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2003 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Keuangan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) serta Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Keuangan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687); 3. Peraturan . . . -23. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3694) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah...

Words: 4134 - Pages: 17

Free Essay

Tax Planning

...MAKALAH PERPAJAKAN KASUS: MANAJEMEN PAJAK PT ANDALAS PRATAMA Disusun oleh: Hengki Setiawan Fahmi Gunawan Muhamad Iqbal Rulo Ulih Toto Surbakti Nira Nurwulan Astririni (1206335092) (1206335016) (1206335281) (1206335376) (1206335306) UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI SALEMBA 2013 Statement of Authorship ”Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan dengan jelas menggunakannya. Kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.” Mata Ajaran : Perpajakan Kasus Manajemen Pajak – PT ANDALAS PRATAMA 1 Agustus 2013 Dr. Waluyo Judul Makalah/Tugas : Tanggal Dosen : : Nama NPM : Hengki Setiawan : 1206335092 Nama NPM : Rulo Ulih Toto Surbakti : 1206335376 Tanda Tangan : Tanda Tangan : Nama NPM : Fahmi Gunawan : 1206335016 Nama NPM : Nira Nurwulan Astririni : 1206335306 Tanda Tangan : Tanda Tangan : Nama NPM : Muhamad Iqbal : 1206335281 Tanda Tangan : 2|Page PENDAHULUAN Penerimaan suatu negara salah satunya adalah pendapatan dari pajak dan pajak itu sendiri yang saat ini menjadi masalah pokok suatu negara. Setiap orang yang hidup...

Words: 3289 - Pages: 14

Free Essay

Waste Management

...Daftar Isi Daftar Isi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 2 1.1 Latar Belakang 2 1.2 Rumusan Masalah 3 1.3 Tujuan Penulisan 3 BAB 2 PEMBAHASAN 3 2.1   Sejarah Singkat Waste Management Inc. 3 2.2    Kronologis Kasus 4 2.3  Penyebab Terjadinya Skandal Waste Mangement Inc. 5 2.4 Dampak dan Keberlanjutan Skandal Waste Management Inc. 6 2.5 Solusi 7 2.6 Masalah Etika 8 2.7 Teori Etika 8 BAB 3 PENUTUP 10 3.1 Kesimpulan 10 Daftar Pustaka 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang  Bisnis dapat menjadi sebuah profesi etis apabila ditunjang dengan menerapkan prinsip-prinsip etis untuk berbisnis. Dalam prinsip ini terdapat tata cara ideal dalam pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas ini dapat menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis. Dalam prinsip akuntansi, etika akuntan harus lebih dijaga daripada kepentingan perusahaan. Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis, dengan berdasarkan kepentingan banyak pihak yang terlibat dengan perusahaan. Dan bukan didasarkan pada beberapa pihak tertentu saja. Karena itu, bagi akuntan, prinsip akuntansi adalah aturan tertinggi yang harus diikuti. Kode etik dalam akuntansi pun menjadi barang wajib yang harus mengikat profesi akuntan. Salah satu contoh skandal yang berasal dari Amerika Serikat adalah Waste Management Inc. Perusahaan yang bergerak dalam industri pembuangan limbah...

Words: 2819 - Pages: 12

Free Essay

Bab I

...dan penawaran terutama berguna untuk menerangkan interaksi penjual dan pembeli di pasar persaingan sempurna dimana terdapat banyak penjual dan pembeli. Didalam makalah ini, penulis akan menerangkan lebih jelas tentang bagaimana perubahan penawaran dan permintaan mempengaruhi perubahan harga barang pertanian, implikasi dari perubahan itu kepada pendapatan petani-petani dan produsen pertanian lainnya, serta kebijakan pemerintah dalam menstabilkan harga barang pertanian dan pendapatan petani. Analisis ketiga persoalan diatas merupakan bagian terpenting dari uraian dalam makalah ini. Disamping itu makalah ini juga membahas hal-hal seperti berikut, kebijakan pemerintah dalam menentukan harga maksimum dan implikasinya terhadap masyarakat, efek pajak penjualan terhadap harga dan barang yang diperjualbelikan, dan efek subsidi pemerintah terhadap harga dan jumlah barang yang diperjual belikan. BAB II PEMBAHASAN ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Pengertian Elastisitas Secara umum, elastisitas adalah perubahan harga yang kecil akan menimbulkan perubahan yang besar terhadap jumlah barang yang diminta maka dikatakan bahwa permintaan barang tersebut bersifat sangat responsif terhadap perubahan harga. Elastisitas Permintaan & Penawaran Elastisitas permintaan adalah satu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Elastisitas permintaan dibedakan kepada tiga konsep berikut: elastisitas permintaan...

Words: 7611 - Pages: 31

Free Essay

Pajak Usaha Konstruksi

...disebut sebagai pendapatan adalah hasil penjualan yang ada pada perusahaan tersebut uang dapat diukur secara moneter sesuai dengan nilai kontrak yang ditetapkan.Perusahaan PT “X” yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi yang diharuskan melakukan kewajiban perpajakannya. Keunikan usaha bidang konstruksi khususnya dilihat dari pajak yang dikenakan, seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dikenakan pada proses awal pembangunan, Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan pada proses berlangsungnya pembangunan, dan Pajak Penghasilan yang dikenakan pada akhir tahun | 1. Bagaimana tahapan proses konstruksi dari pembelian tanah sampai menjual rumah. 2. Bagaimana penggolongan atas barang atau jasa yg digunakan dalam suatu proyek menjadi BKP/JKP dan bukan BKP/JKP. 3. Bagaimana penerapan mekanisme PPN yang tepat dalam hal pengkreditan Pajak Masukan dan Pajak Keluaran. 4. Bagaimana perhitungan perpajakan yang berkaitan dengan usaha konstruksi dan penyajian dalam LK. | 1. Untuk mengetahui proses usaha konstruksi mulai dari tahap pembebasan tanah sampai terjual perumahan tersebut. 2. Untuk mengetahuin penggolongan atas Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak yang digunakan dalam suatu proyek perumahan. 3. Untuk mengetahui mekanisme pencatatan PPN yang tepat. 4. Untuk mengetahui perhitungan perpajakan yang berkaitan usaha konstruksi dan penyajianya dalam laporan keuangan | | 1. Auliya. 2010. “Anaysis of Value Added Tax on Construction Company (Case Study on PT.Kusiba Karya)”...

Words: 696 - Pages: 3

Free Essay

Triton Energy

...Bill Lee pensiun pada pertengahan 1990-an dari Triton Energy setelah memimpin minyak yang berbasis di Dallas dan perusahaan eksplorasi gas melalui tiga dekade bergolak. Selama masa Lee, Triton menemukan cadangan minyak dan gas yang besar di beberapa daerah terpencil yang tersebar di seluruh dunia. Meskipun mahir minyak nding fi, ukuran kecil Triton menghambat upaya perusahaan untuk mengeksploitasi sifat minyak dan gas. Perusahaan minyak utama, bank metropolitan besar, dan investor kaya lain sering menolak untuk berpartisipasi dalam pengembangan properti migas menjanjikan dan ditemukan oleh Triton. Kenapa? Karena mereka terkesima oleh reputasi Bill Lee sebagai run-dan-gun, setan-mungkin-perawatan "wildcatter." Untuk mengimbangi Triton akses terbatas terhadap pemodal berkantung tebal, Lee terpaksa strategi kurang konvensional untuk mencapai tujuan keuangan perusahaan-nya. Pada awal 1980-an, Triton minyak bulus di barat laut Perancis pada situs diabaikan oleh banyak minyak utama fi rms. Untuk mempercepat upaya pengeboran dan untuk mendapatkan keuntungan lebih dari pesaing yang mulai gertakan sewa pada properti di dekatnya, Triton membentuk aliansi dengan BUMN minyak fi rm, Compagnie Francaise des PETROLES. Kemitraan ini terbukti sangat benefi finansial untuk Triton karena memberikan akses siap teguh pada lembaga pemerintah yang diatur industri perminyakan Perancis. Seorang wartawan bisnis mengomentari keterampilan politik Triton sebagai faktor kunci dalam usaha Perancis sukses....

Words: 4477 - Pages: 18

Free Essay

Gcg Kai

...September 2011, yang bertepatan dengan ulang tahun KAI ke-66, PT. KAI meluncurkan logo baru Visi Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders Misi Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan |Keselamatan |Ketepatan Waktu | 1 2 3 Corporate Social Responsibility Selain kontribusi kepada Negara dalam bentuk pembayaran pajak, sebagai Badan Usaha Milik Negara PT. Kereta Api Indonesia (Persero) terikat dengan tanggung jawab Corporate Social Responsibility (CSR) dalam hal pembinaan kepada Usahawan Kecil dan Menengah melalui Program Bina Kemitraan, yang akumulasi alokasi dana pembinaannya adalah sebagai berikut : |Uraian |Realisasi Tahun 2009 |2009 |Ratio (%) | | | |Program |Realisasi |4 : 2 |4 : 3 | |1. Jawa Barat |420.000.000 |486.000.000 |520.000.000 |107 |123,81 | |2. Jawa Tengah ...

Words: 2287 - Pages: 10

Free Essay

Persediaan

...STUDI KASUS PT. INDOSAT TBK. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau Bapepam-LK menilai transaksi derivatif berupa lindung nilai (hedging) PT. Indosat Tbk merupakan hal yang wajar dan tidak ditemukan adanya pelanggaran. Tetapi, otoritas pasar modal tetap akan meneliti kasus Indosat ini. Berdasarkan keterangan dari direksi Indosat dan akuntan publik yang memeriksa laporan keuangannya, langkah lindung nilai terhadap utang dollar AS perseroan adalah hal yang wajar dan tak melanggar aturan. Itu dilakukan sebagai prinsip kehati-hatian terhadap fluktuasi kurs rupiah, kata Fuad Rahmany, Ketua Bapepam. Kasus Indosat mencuat pada tahun 2007 ketika anggota Komisi XI DPR, yang juga Wakil Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional Dradjad H Wibowo dalam rapat kerja dengan Menteri Keuangan mengatakan, Indosat diduga berpotensi merugikan negara sebesar Rp 323 miliar akibat salah kelola dalam transaksi derivatif pada tahun 2004-2006. Bapepam telah menelaah kasus ini. Namun, dari akuntan publik, Ernst & Young telah menyatakan transaksi derivatif itu wajar. Secara terpisah, Direktur Keuangan Indosat Wong Heang Tuck mengatakan, kebijakan lindung nilai itu untuk mengelola potensi risiko dari fluktuasi kurs. Itu praktik umum yang dilakukan perusahaan di seluruh dunia yang memiliki utang valas, sementara pendapatan usahanya dalam mata uang lokal. Perseroan memiliki kebijakan lindung nilai paling sedikit 50 persen dari total utang dalam denominasi dollar AS. Pada akhir triwulan I-2007, kewajiban...

Words: 1525 - Pages: 7

Free Essay

Sia Flowchart

...KASUS 1 SISTEM PENJUALAN TUNAI 1. Fungsi – Fungsi Yang Terlibat a. Receiptionist b. Front Office Leader c. Staff Accounting d. Financial Controller 2. Flowchart (Deskripsi) [pic]Keterangan : FRC = Formulir Register Card FOC = Front Office Cashier 3. Temuan Rekomendasi a. Belum ada guest account setelah tamu check outr b. Guest Bill yang dibuat rangkap 2 seharusnya tidak disimpan semua oleh front office tetapi ada yang diberikan kepada tamu c. FRC diarsipkan di bagian Front Office 4. Flowchart Rekomendasi [pic] Keterangan : FRC = Formulir Register Card FOC = Front Office Cashier GB = Guest Bill GA = Guest Account 5. Operating List a. Receiptionist - Melakukan reservasi - Membuat FRC rangkap 2 yang akan diberikan kepada tamu dan diarsipkan b. Front Office Leader - Menerima FRC - Membuat bukti FOC rangkap 2, akan diberikan tamu dan diarsipkan sesuai tanggal - Setelah tamu check out maka menyiapkan guet bill, guest account dan rekap penjualan - Semua dokumen diarsipkan kecuali satu lembar rekap penjualan yang akan diberikan kepada staff accounting c. Staff Accounting - Menerima rekap penjualan - Posting ke buku besar - Membuat buku besar dan laporan penjualan d. Financial Controller - Menerima laporan penjualan dan menyimpannya ...

Words: 1097 - Pages: 5

Free Essay

Kasus Korupsi Simulator Sim

...I. PENDAHULUAN Kasus korupsi mengenai pengadaan simulator SIM yang terjadi dalam Polri merupakan kasus yang terjadi sejak bulan April 2012, dan hingga saat ini penyelesaiannya masih belum tuntas walau pihak terkait sudah menahan beberapa tersangka dan menyelidiki beberapa pihak yang dicurigai. Kasus ini menjadi menarik bagi penulis karena bila dirunut secara singkat, kasus ini merupakan sebuah kasus korupsi sederhana yang menurut penulis bisa diselesaikan dalam kurun waktu yang lumayan singkat. Namun pada kenyataan dilapangan, kasus ini menjadi sangat dramatis karena ketidakmurnian kepentingan. Artinya adalah, kasus ini tidak selesai dengan cepat karena ditunggangi banyak kepentingan. Secara hukum, kasus ini sederhana, dimana diketahui apa penyebabnya, apa yang dipermasalahkan, siapa pelakunya, semuanya terungkap dan seharusnya secara hukum kasus ini bisa terselesaikan secara cepat. Namun dengan adanya 2 pihak yang sebelumnya bekerjasama dalam satu payung, yaitu polri dan KPK, memiliki kepentingan tersendiri dengan mengatasnamakan kepentingan institusinya, kasus ini menjadi rumit. Lalu selanjutnya, penulis akan membahas secara menyeluruh mengenai kasus ini. Mulai dari penyebab awal, kronologi, para tersangka, hingga solusi yang bisa ditawarkan untuk kasus ini sebagai pihak akademisi. Dan penulis juga akan membuat analisa tentang potensi kerugian dan kecurangan lain yang bisa timbul dari kasus dan proses perkembangannya serta pencegahan yang bisa dilakukan. Adanya dugaan...

Words: 2332 - Pages: 10

Free Essay

Kebijakan Deviden

...BAB I PENDAHULUAN ➢ Latar Belakang Deviden merupakan bagian laba yang diperoleh pemegang saham. Kebijakan deviden menyangkut keputusan untuk membagikan laba sebagai deviden atau menahannya guna diinvestasikan kembali di dalam perusahaan (laba ditahan). Deviden yang dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung kepada kebijakan masing-masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan. Manajer keuangan dituntut untuk bisa menetukan kebijakan deviden yang optimal, yang menciptakan keseimbangan antara deviden saat ini dan pertumbuhan di masa akan datang. Oleh karena itu, dalam menentukan kebijakan deviden, perusahaan perlu mempertimbangakan berbagai faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Kebijakan deviden menyangkut tiga masalah yaitu seberapa banyak laba yang harus dibagikan secara rata – rata selama jangka waktu tertentu, apakah pembagian tersebut dalam bentuk tunai atau pembelian kembali, dan apakah perusahaan sebaiknya mempertahankan tingkat pertumbuhan deviden yang stabil. Dalam kenyataannya, kebijakan deviden menuai beberapa kontroversi dari para ahli keuangan. Banyak hal yang perlu dipelajari dan dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan deviden, baik resiko maupun manfaatnya bagi perusahaan, pemegang saham, sekaligus buruh yang berperan dalam kenaikan laba perusahaan. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk mengulas paper berjudul “Kebijakan Deviden”...

Words: 9947 - Pages: 40