Free Essay

Kegagalan Proyek

In:

Submitted By icaaldyra
Words 1416
Pages 6
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN SEBUAH PROYEK
PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK:
STUDI KASUS IMPLEMENTASI ERP PADA FOXMEYER
Latar belakang
Kasus proyek implementasi aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP) di perusahaan farmasi
FoxMeyer pada tahun 1996 termasuk 1 dari 10 besar kegagalan proyek teknologi i nformasi seluruh dunia periode 1990-2005[1]. FoxMeyer merupakan perusahan ke-5 terbesar farmasi di
Amerika Serikat pada tahun 1995 dengan penjualan tahunan mencapai 5 triliun US$ dan pengiriman barang mencapai 500.000 jenis produk/hari. Pada prinsipnya, bisnis perusahaan bergerak di bidang healthcare services, termasuk:
1. Mendistribusikan produk farmasi, perawatan kesehatan dan kecantikan ke toko, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan lainnya. Dengan kata lain, customer dari FoxMeyer adalah retailer. 2. Menyediakan servis kesehatan ke fasilitas kesehatan maupun farmasi.
3. Franchaising toko [2] .
Seiring dengan berjalannya waktu, FoxMeyer merasa perlu meningkatkan kinerja bisnisnya yaitu dengan cara menerapkan sistem ERP. Hal ini dilatarbelakangi ekspektasi FoxMeyer bahwa dengan adanya ERP, perusahaan FoxMeyer akan mampu mengelola informasi secara cepat dan tepat, termasuk dalam hal mengintegrasikan persediaan produk serta merespon permintaan customer dengan lebih cepat.
Penjelasan Masalah
Untuk melaksanakan strateginya, pada September 1993 FoxMeyer melakukan kontrak dengan SAP dan Arthur Andersen Consulting untuk mengimplementasikan SAP (R/3). Proyek ini menjangkau seluruh supply chain yaitu warehouse, inventory control, customer service, marketing, strategic planning, information system, shipping dan handling. SAP R/3 merupakan sistem informasi pertama yang diluncurkan di industri farmasi yang memfasilitasi automasi dengan warehouse. Biaya implementasi untuk penerapan SAP R/3 di FoxMeyer ini adalah US$65 juta.
Biaya ini termasuk untuk sistem computer client/server dari Hewlett Packard, SAP software, biaya konsultasi dengan Andersen Consulting, dan pembenahan warehouse yang terkomputerisasi di
Washington Court House, Ohio. Sistem ERP ini diharapkan dapat menghemat US$40 juta per tahun di FoxMeyer.
Pendekatan yang dilakukan dalam implementasi sistem ini adalah pendekatan bertahap.
Pada tahun 1994, FoxMeyer menandatangani kontrak untuk menambah aplikasi di 6 gudang baru.
SAP dan Anderson merencananakan implementasi sistem di gudang tersebut dilakukan pada bulan
Januari dan Februari tahun 1995. FoxMeyer memulai penggunaan R/3 saat fasilitas dan pesanan pelanggan terpenuhi. Akan tetapi, karena kesalahan data, data-data penjualan yang selama ini terjadi menjadi tidak akurat. FoxMeyer mengeluarkan US$16 juta untuk memperbaiki kesalahan ini. Pendekatan bertahap ini baik digunakan karena perusahaan cepat mengidentifikasi kesalahan yang terjadi pada sistem. Namun, kesalahan yang terjadi sudah terlampau banyak. Biaya implementasi mencapai lebih dari US$100 juta. Ini berarti terjadi over-budgetting. Selain itu, kinerja R/3 lambat, dan gagal memberikan keuntungan. Akhirnya pada tahun 1996, FoxMeyer mengalami kebangkrutan dan diakuisisi pesaing terbesarnya, McKesson Corp. sebesar US$80 juta.
Pada tahun 1998, dewan pengawas kebangkrutan FoxMeyer menuntut US$ 500 juta kepada SAP, dan tuntutan yang sama juga diajukan kepada Andersen Consulting. FoxMeyer menuduh SAP berbuat curang dengan menawarkan FoxMeyer sebuah sistem yang gagal.

Sedangkan Andersen Consulting dinilai tidak dapat mengatur implementasi dengan baik. Namun, keduanya menyangkal dan malah menuduh FoxMeyer tidak bisa memanajemen perusahaan dengan baik[2].
Analisis
Dalam kasus ini, dapat diambil dua sudut pandang penting, yaitu Fox Meyer dan Andersen
Consulting. Dari dua sudut pandang tersebut, dapat dilakukan analisis terkait dengan alasan proyek pengimplementasian sistem ERP di FoxMeyer yang tetap ingin dilakukan. Faktor-faktor tersebut adalah: 1. Project factor
Persepsi bahwa melanjutkan investasi akan memberikan hasil balikan yang besar. FoxMeyer sangat mempercayai perkiraan $40 juta yang akan didapatkan setiap tahunnya.
2. Psychological factor
Perusahaan Andersen Consulting yang memiliki sejarah dan track record baik atas kesuksesan melayani klien, membuat perusahaan tersebut memiliki keyakinan besar untuk tetap melaksanakan proyek.
3. Social factor
Jika konsultan mendeskalasi proyeknya, terdapat anggapan bahwa konsultan tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan klien. Andersen Consulting merasa sebaiknya harus tetap melakukan proyek dengan FoxMeyer.
4. Organization factor
Terdapat kondisi dimana perusahaan harus memberhentikan pekerja jika dianggap menyebabkan penundaan proyek. Perubahan dalam manajemen ini ingin dihindari untuk menjaga keutuhan organisasi, sehingga proyek pun akan tetap diusahakan untuk berjalan walau dalam waktu yang singkat.
Namun demikian, pada kenyataannya pelaksanaan proyek itu terkesan memaksa. Dalam keterbatasan perencanaan mengenai waktu maupun sumber daya, pengimplementasian ERP pada perusahaan FoxMeyer akhirnya berujung kepada kegagalan. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan pengimplementasian ERP pada FoxMeyer, yaitu:

1. Kesalahan dalam memilih software.
SAP R/3 adalah software yang dirancang untuk perusahaan manufaktur, bukan perusahaan wholesalers yang memiliki banyak transaksi. Server hanya mampu menampung 10.000 data/hari dibandingkan dengan transaksi FoxMeyer sesungguhnya yang mencapai 420.000 data[3]. Secara internal, terdapat faktor dominansi kepentingan pribadi dari para spesialis IT.

2.

3.

4.

5.

6.

Para spesialis IT ingin mempelajari sistem dan menggunakan teknologi SAP dalam bisnis.
Mereka mengedepankan kepentingan pribadi dibanding kepentingan perusahaan dalam menemukan software yang tepat.
Tidak melakukan pertimbangan dari konsultan atau pihak lain.
FoxMeyer terlalu bergantung kepada Andersen Consulting, FoxMeyer tidak memeriksa kebenaran terlebih dahulu mengenai kemampuan SAP dalam memenuhi kebutuhan perusahaannya. Tidak ada rencana kontingensi.
Tidak ada perencanaan yang matang akan perubahan proses bisnis, terutama dalam menghadapi masalah baru yang akan terjadi. Tidak ada blueprint atau rancangan pengimplementasian pada FoxMeyer. FoxMeyer juga tidak mampu melakukan restrukturisasi proses bisnis yang baru untuk menyesuaikan dengan pengimplementasian SAP R/3.
Tidak adanya keterlibatan end user.
Perencanaan hanya dilakukan oleh manajemen tingkat atas dari FoxMeyer, Andersen
Consulting, dan pihak teknisi. Hanya beberapa end-user yang dilibatkan dalam proses analisis dan desain, sehingga terjadi jurang pemisah yang besar antara pengguna dan perencana sistem.
Pengujian yang tidak mencukupi.
Oleh karena waktu yang terbatas, beberapa pengetesan modul tidak dilakukan. Selain itu tidak ada juga pengetesan software dalam menghadapi permintaan yang banyak dalam satu waktu.
Ruang lingkup dan jangkauan proyek yang terlalu ambisius.
Pekerja di FoxMeyer masih belum familiar dengan SAP R/3, sehingga sebenarnya masih sangat dibutuhkan biaya dan waktu tambahan dalam mengimplementasikan SAP R/3.

Dalam memberlakukan sistem baru, perusahaan FoxMeyer harus melakukan change management, yaitu sebelum sistem baru benar-benar diluncurkan, lingkungan harus diperkenalkan secara perlahan dengan sistem baru. Kegiatannya bisa dalam bentuk pelatihan khusus (training) untuk para menggunakan SAP R/3 di FoxMeyer. Setelah sistem dan pengguna siap, barulah sistem baru diberlakukan, dan setelahnya dapat dilakukan pemeliharaan sistem.
7. Kurangnya dukungan manajemen.
Pihak manajemen gagal dalam mengatur timeline dan sumber daya yang dibutuhkan. Mereka tidak memahami kompleksitas dan resiko dari proyek ini, bahkan sampai menyetujui penggunaan sistem 90 hari lebih cepat padahal sistem belum dicoba secara total[2].
8. Masalah moral dengan end-user.
Beberapa pekerja di gudang merasa terancam akan pekerjaannya. Tidak adanya keterlibatan end-user membuat end-user tidak mampu bekerjasama dengan spesialis IT untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada.
Selain itu, dapat dilakukan analisis resiko berdasarkan unsur penyebab kegagalan proyek, yaitu:
1. Environmental
Manajemen FoxMeyer memiliki sedikit kontrol. FoxMeyer sangat bergantung kepada konsultan dan vendor. Ketergantungan tersebut membuat biaya proyek menjadi semakin besar.
2. Execution
Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pekerja di perusahaan. FoxMeyer tidak memiliki kemampuan sendiri di perusahaannya sehingga mempercayai Andersen Consulting untuk mengimplementasi SAP R/3 dan mengintegrasinya dengan automated warehouse system dari
Pinnacle. Padahal lebih dari 50 konsultan masih belum berpengalaman.
3. Scope
Belum lama setelah proyek implementasi SAP R/3 dilaksanakan, FoxMeyer menandatangani kontrak besar untuk memasok sistem konsorsium universitas kesehatan (UHC)[4]. Acara

ini mengakibatkan volume transaksi dalam jumlah besar yang belum pernah terjadi sebelumnya pada server mereka, dan membuat FoxMeyer tidak dapat mengatasinya.
4. Customer mandate
Hal ini terkait dengan komitmen dari manajemen level atas dengan pengguna. Terdapat masalah moral di antara pekerja gudang. Pekerja merasa terancam dengan penggunaan SAP
R/3 dan warehouse automation system tersebut. Tiga gudang ditutup, dan mereka menganggap transisi sistem ke gudang yang terautomasi adalah sebuah bencana. Pekerja yang merasa terusik, akhirnya merusak persediaan produk, tidak memenuhi order, dan juga banyak kesalahan yang terjadi karena sistem baru masih berusaha mengatasi volume transaksi yang membesar. Kesimpulan
Pengimplementasian ERP pada perusahaan FoxMeyer mengalami kegagalan. Faktor yang menyebabkannya meliputi kegagalan dalam aktivitas perencanaan dan implementasi. Dalam mengimplementasikan suatu software, sebaiknya perusahaan selalu melakukan pertimbangan terlebih dahulu, yaitu dalam hal pemilihan software, perencanaan kontingensi, pemasangan target dan ruang lingkup yang memungkinkan, pelibatan stakeholder termasuk end-user, penyesuaian dengan proses bisnis, pelaksanaan testing, dan pemonitoran status proyek.

Referensi
[1] Keefe, Mari, 1994, Top 10 Corporate Information Technology Failure. [Online]. Avalaible: http://www. computerworld.com/computerworld/records/images/pdf/44NfailChart.pdf
[2] Sumner M, May 1998, FoxMeyer Case: A Failure of Large ERP Implementation. [Online].
Avalaible: http://higheredbcs.wiley.com/legacy/college/turban/0471229679/add_text/ch08/fow meyer.pdf [3] Jesitus, J, "Broken Promises? FoxMeyer's Project was a Disaster. Was the Company Too
Aggressive or was it Misled?" Industry Week, November 3, 1997, 31-37.
[4] Madara, Ernest, “A Recipe and Ingredients for ERP Failure”. [Online]. Avalaible: http://www. streetdirectory.com/travel_guide/137436/enterprise_information_systems/a_recipe_and_ingred ients_for_erp_failure.html [Accessed: September 16, 2012]

Similar Documents

Free Essay

Biaya Dan Kegagalan Manajemen Proyek Teknologi Informasi

...Tugas Paper Manpro TI BIAYA DAN KEGAGALAN MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI Danuta Prakoso Maret 2014 ABSTRAK Salah satu faktor dari kegagalan manajemen proyek TI adalah karena belum menggunakan prinsip-prinsip manajemen proyek TI secara tepat serta lemahnya perencanaan dan pengelolaan manajemen proyek TI. Tingkat kegagalan proyek sistem informasi tetap tinggi dibandingkan dengan proyek-proyek berteknologi tinggi lainnya. Tujuan dari paper ini pertama, untuk membuat kerangka kerja sistemik yang cukup luas untuk mewakili berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi kinerja sistem, dan kedua, untuk menggunakan kerangka kerja untuk menggambarkan dan menilai dampak yang berbeda dari faktor yang mempengaruhi. Salah satu cara untuk menghindari kegagalan proyek TI tersebut adalah melaksanakan audit terhadap manajemen proyek TI yang dilakukan. Untuk melakukan audit tersebut diperlukan suatu panduan audit manajemen proyek TI. Panduan audit ini dirancang dengan menggunakan perpaduan dari standar-standar internasional yang terkait dengan manajemen proyek. Kata Kunci:Manajemen proyek TI, Faktor kegagalan, Perencanaan proyek, Audit, Sistem informasi 1. PENDAHULUAN Dalam menghadapi persaingan pada zaman perkembangan teknologi sekarang ini, perusahaan harus melakukan kegiatan operasional menggunakan teknologi informasi agar dapat terus bersaing. Salah satu teknologi informasi yang harus dikembangkan adalah perangkat lunak. Perangkat lunak digunakan untuk memudahkan pelanggan dalam melakukan...

Words: 2486 - Pages: 10

Free Essay

Efre

...: Jodi Setiyawan Gagalnya Sebuah Proyek Pengembangan Perangkat Lunak Latar Belakang Proyek Teknologi Informasi adalah proyek yang dijalankan untuk mengembangkan sebuah proyek perangkat lunak. Dalam mengembangkan sebuah proyek pasti ada yang mengalami kesuksesan dan juga kegagalan. Salah satu contoh proyek pengembangan perangkat lunak yang mengalami kegagalan adaalah SISKOMDAGI(Sistem Komunikasi Dalam Negeri). Proyek Sistem Komunikasi Dalam Negeri (SISKOMDAGRI) merupakan suatu proyek pengembangan Jaringan Komunikasi Tertutup (Jartup) yang dibangun oleh Departemen Dalam Negeri (Kementrian Dalam Negri). SISKOMDAGRI merupakan proyek pemasangan Verry Small Aparature Terminal (VSAT) pada seluruh Pemerintah Daerah Tingkat I dan Tingkat II yang dimanfaatkan untuk keperluan komunikasi (telepon dan fax) antar Pemda. Namun, karena pemda sudah enggan membayar iuran tahunan yang dirasakan memberatkan, proyek ini dihentikan[1]. Penjelasan Masalah Proyek SISKOMDAGRI diluncurkan pada tahun 1997-an [1]. Dana yang akan dikeluarkan untuk proyek ini cukup besar, dan cukup mampu untuk membuat proyek ini terlaksana [3]. Namun, seiring berjalannya waktu, proyek ini kemudian menghasilkan produk yang kurang tepat guna atau kurang memuaskan, dan akhirnya mengalami kegagalan. Analisis/Argumentasi SISKOMDAGRI mengalami kegagalan karena uang yang dikeluarkan terlalu banyak. Yang dimaksud uang terlalu banyak ini adalah, biaya yang dikeluarkan untuk proyek pengembangan perangkat lunak tersebut...

Words: 508 - Pages: 3

Free Essay

Mencapai Keunggulan Kompetitif

...period 2 tahun atau kurang, setengah mencapai pangsa pasar lebih dari 35%. 33 Banyak perusahaan telah membentuk track record untuk inovasi yang sukses. Diantaranya Sony, yang meliputi keberhasilan Walkman, Compact Disc, dan PlayStation; Nokia, yang telah menjadi pemimpin dalam pengembangan telepon nirkabel; Pfizer, perusahaan obat yang selama 1990-an dan awal 2000-an menghasilkan 8 obat blockbuster baru; 3M, yang telah menerapkan kompetensi inti dalam kaset dan perekat untuk mengembangkan berbagai produk baru; Intel, yang secara konsisten berhasil memimpin dalam pengembangan mikroprosesor baru yang inovatif untuk menjalankan komputer pribadi; dan Cisco Systems, yang inovasi membantu membuka jalan bagi pertumbuhan yang cepat dari Internet. Kegagalan Tingkat Tinggi Inovasi Meskipun mempromosikan inovasi dapat menjadi...

Words: 1453 - Pages: 6

Free Essay

Risk Management

...ELEKTRO MANAJEMEN RiSIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI Mastura Labombang* Abstract Risk is the variation in things that may happen naturally or the possibility of occurrence of events beyond that expected of a threat to property and financial benefits due to hazards that occur. Risk management is an approach taken against risks is to understand, identify and evaluate the risk of a proyek.Tujuan of this study is to know about risk management in project construction. The method used is the study of literature on risk management in construction projects with reference to relevant theories. The study shows that risk management is very important to do for every construction project to avoid losses on cost, quality and project completion schedule. Conduct response actions carried out against possible risks (risk response) by: holding risk (risk retention), reduce the risk (risk reduction), transfer of risk (risk transfer), to avoid risk (risk avoidance). Key words : Risk management, construction project Abstrak Risiko adalah variasi dalam hal-hal yang mungkin terjadi secara alami atau kemungkinan terjadinya peristiwa diluar yang diharapkan yang merupakan ancaman terhadap properti dan keuntungan finansial akibat bahaya yang terjadi. Manajemen risiko merupakan Pendekatan yang dilakukan terhadap risiko yaitu dengan memahami, mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko suatu proyek.Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui tentang manajemen risiko pada proyek konstruksi. Metode yang digunakan...

Words: 2803 - Pages: 12

Free Essay

Six Sigma

...perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terima kasih. Penulis, Trisna Yuniarti ABSTRAK Metodologi Six sigma untuk peningkatan kualitas adalah sebuah sistem yang banyak konsep, tools, dan prinsip-prinsip yang dapat membantu perusahaan fokus pada pengembangan dan membuat produk dan layanan yang mendekati sangat sempurna. Hal itu berdasarkan pekerjaan statistik Joseph Juran, seorang Rumania yang lahir di US sebagai perintis manajemen mutu. Kata Sigma adalah huruf Yunani yang digunakan untuk area statistik yang mengukur seberapa jauh suatu proses menyimpang dari kesempurnaan (Standar Deviasi). Semakin tinggi angka sigma, kesempurnaan semakin dekat. Six sigma sendiri merupakan suatu target untuk mencapai 3,4 kegagalan per satu juta kesempatan. Ide utama di balik Six sigma adalah bahwa jika kita dapat mengukur berapa banyak cacat yang ada dalam proses, secara sistematis dapat mencari cara untuk menghilangkan...

Words: 7500 - Pages: 30

Premium Essay

Chapter 9 Pti

...dalam sebuah organisasi. * Conversion adalah proses mengirimkan informasi dari legacy system ke sistem yang baru. * Software customization memodifikasi software untuk memenuhi persyaratan pengguna atau bisnis tertentu. * Off-the-shelf application software mendukung proses bisnis umum dan tidak membutuhkan persyaratan software customization tertentu untuk memenuhi kebutuhan organisasi. * System development life cycle (SDLC) adalah proses keseluruhan dalam pengembangan sistem informasi dari tahapan perencanaan dan analisis hingga implemantasi dan perawatan. * SDLC melalui 7 tahapan dalam prosesnya, yaitu: * Proses SLDC Phase 1: Planning Fase ini membangun rencana tingkat tinggi untuk proyek yang diinginkan dan menentukan tujuan proyek. Planning adalah fase pertama dan terpenting dalam usaha pengembangan sistem. Change agent adalah orang atau kejadian yang bersifat sebagai katalisator untuk mengimplementasikan perubahan besar dari sebuah sistem untuk mengikuti perubahan bisnis. Brainstorming adalah teknik untuk menghasilkan ide dengan mendorong partisipan untuk mengeluarkan pendapat dan idenya sebanyak mungkin dalam waktu yang singkat tanpa berbagai analisis hingga semua ide telah habis. Project adalah kegiatan yang bersifat sementara yang perusahaan lakukan untuk menciptakan produk, jasa, atau hasil yang unik. Project management adalah penerapan dari...

Words: 2969 - Pages: 12

Free Essay

Case Study Crm - Mashkin

...kebutuhan CRM kami, baik jangka pendek dan jangka panjang. Kita juga harus mempertimbangkan bagaimana taktik kami masuk ke dalam yang lebih besar, program jangka panjang yang lebih strategis. Melalui mendengarkan sosial, kita dapat mengetahui lebih lanjut tentang pelanggan. Melibatkan pelanggan sangat penting. Dengan menganalisis dan menerapkan analisis untuk mengembangkan profil dari peserta, kita dapat mengelompokkan mereka dan menargetkan kelompok. Kita harus mengidentifikasi / membedakan pelanggan untuk memastikan bahwa kami menyediakan layanan untuk mencapai kebutuhan mereka. Juga, kita perlu memastikan kita responsif. Selanjutnya, kita harus memiliki infrastruktur TI yang berkualitas dan memberikan pelatihan yang tepat untuk memastikan proyek CRM berhasil. 2. Ketika menerapkan CRM di Mashkin, file ditransfer tanpa kronologi. Hal ini membuat pengguna lebih tidak efisien dari sebelumnya. Mashkin tidak memberikan struktur untuk memastikan karyawan menyelesaikan pelatihan mereka, dan pelatihan itu hanya beberapa menit saja. Selain itu, penasihat keuangan dan penjualan orang masih lebih suka menggunakan teknologi lama mereka. Departemen TI hanya diminta untuk mendukung kebutuhan bisnis Mashkin saja dan tidak mendukung kebutuhan bisnis...

Words: 476 - Pages: 2

Free Essay

Ekonomi

...1. Methodology customer development The five principles of the lean startup Enterpreneurs are everywhere, my denition of a startup: a human institution designed to create new products and services under conditions of extreme uncertainty. That means entrepreneurs are everywhere and the Lean Startup approach can work in any size company, even a very large enterprise, in any sector or industry. Entrepreneurship is management, A startup is an institution, not just a product, and so it requires a new kind of management specically geared to its context of extreme uncertainty lean thingking It taught the world the diference between value-creating activities and waste and showed how to build quality into products from the inside out. The innovator dilemma Innovation is a bottoms-up,decentralized, and unpredictable thing, but that doesn’t mean it cannot be managed. Validated learning is the process of demonstrating empirically that a team has discovered valuable truths about a startup’s present and future business prospects. It is more concrete, more accurate, and faster than market forecasting or classical business planning. Lean Startup : Mulai Usaha Dengan Resiko Rendah… Published on Wednesday, 24 April 2013 07:41 Oleh : Muhaimin Iqbal Entrepreneur itu bisa belajar dari siapa saja, bahkan bisa belajar dari seorang petinju seperti Mike Tyson sekalipun. Melalui ucapannya yang terkenal “semua orang bisa ber-strategi, tetapi ketika pukulan lawan mengenai muka Anda – baru Anda tahu...

Words: 755 - Pages: 4

Free Essay

Perusahaaan

...BAB 11 : JetBlue DAN WestJet : A KISAH DUA PROYEK SISTEM INFORMASI              Seberapa penting adalah sistem reservasi penerbangan di seperti WestJet dan JetBlue . Bagaimana mempengaruhi kegiatan operasional dan pengambilan keputusan ? Maskapai seperti WestJet JetBlue dan mempromosikan murah dan efisiensi tinggi operator dengan memberikan harga yang sangat kompetitif dan layanan pelanggan yang luar biasa . Sistem reservasi untuk penerbangan ini sangat penting bahwa ketika perusahaan-perusahaan ini perlu melakukan sweeping upgrade IT , hubungan mereka dengan pelanggan dan merek mereka bisa ternoda jika hal-hal serba salah . Hal ini dapat dilihat ketika pada tahun 2009 , kedua maskapai upgrade sistem reservasi maskapai penerbangan mereka , SabreSonic CSS peluncuran , pelanggan berjuang untuk menempatkan reservasi , dan Web Site WestJet jatuh berulang kali . Call center WestJet juga kewalahan , dan pelanggan mengalami slowdowns di bandara . Keterlambatan ini memicu banjir ketidakpuasan pelanggan . Selain peningkatan panggilan keluhan pelanggan , pelanggan juga mengambil ke Internet untuk mengekspresikan ketidaksenangan mereka . Selebaran Angry menyatakan kemarahan di Facebook dan membanjiri situs WestJet , menyebabkan crash berulang . Masalah-masalah ini berdampak baik dari maskapai kegiatan operasional dan pengambilan keputusan untuk mengubah pembawa awal mereka yang telah dimulai sebagai sebuah sistem yang dirancang untuk lebih kecil start- up penerbangan ke operator yang...

Words: 1766 - Pages: 8

Free Essay

Efektifitas Organisasi Berbasis Team Dalam Industri Jasa Konstruksi

...Efektifitas Organisasi Berbasis Team dalam Industri Jasa Konstruksi Caroline Maretha Sujana, 2012 Abstrak Kesuksesan suatu proyek sangat dipengaruhi oleh keefektifan kerja tim proyek itu sendiri. Tulisan ini mencoba mengkaji hal-hal yang mempengaruhi keefektifan sebuah tim, bagaimana meningkatkannya dan pentingnya evaluasi tim. Dan dari studi kasus PT. Light Instrumenindo Jakarta didapat faktor-faktor yang menyebabkan masalah dalam proyek yang berakar dari ketidakefektifan tim proyek. Pendahuluan Perusahaan jasa konstruksi dalam pembangunan nasional sangat berperan khususnya dalam pembangunan fisik. Dimana dalam menjalankan kegiatannya sering menghadapi kendala, baik internal maupun eksternal, sehingga diperlukan suatu organisasi yang efektif dan sistem manajemen yang balk agar mampu mengatasi kendala tersebut dan proyek selesai pada waktunya dengan kualitas pekerjaan yang dapat dipertanggungjawabkan. Kerja sama tim merupakan senjata yang ampuh dalam upaya meningkatkan produktivitas dan efektivitas organisasi. Dengan adanya pembinaan atau pengembangan tim diharapkan terjadi komunikasi, kerja sama, dan kekompakan satuan-satuan kerja dalam organisasi sehingga satuan-satuan kerja tersebut menjadi semakin produktif dan efektif. Mengapa Tim Menjadi Begitu Populer? Sekitar 20 tahun yg lalu, perusahaan-perusahaan seperti W.L.Gore, Volvo & General Foods dianggap aneh ketika memperkenalkan tim ke proses produksi. Tetapi hal tersebut tidaklah berlaku pada masa sekarang...

Words: 1917 - Pages: 8

Free Essay

Corporate Diversification Strategy

...Nama : Sherli Elza Stefanie NIM : 09/286516/EK/17619 CHAPTER 10 CORPORATE DIVERSIFICATION STRATEGY Corporate-Level Strategy harus memungkinkan untuk melakukan fungsi penciptaan nilai pada yang biaya lebih rendah atau dengan cara yang memungkinkan untuk diferensiasi dan harga premium. Diversification strategy adalah model keputusan perusahaan untuk memasuki satu atau lebih industri baru (yang berbeda dari operasi yang telah mapan) untuk mengambil keuntungan dari perbedaan distinctive competencies dan business model. Manajer strategis sering mengejar diversifikasi ketika perusahaan mereka menghasilkan free cash flow, yaitu, sumber daya keuangan mereka tidak perlu untuk mempertahankan keunggulan kompetitif dalam industri inti perusahaan yang dapat digunakan untuk membiayai usaha bisnis baru yang menguntungkan. Sebuah perusahaan yang terdiversifikasi dapat menciptakan nilai dengan (a) mentransfer kompetensi di kalangan bisnis yang ada, (b) meningkatkan kompetensi untuk menciptakan bisnis baru, (c) berbagi sumber daya untuk mewujudkan ruang lingkup ekonomi, (d) menggunakan bundling produk, dan (e) mengambil keuntungan kompetensi organisasi umum yang meningkatkan kinerja dari semua unit bisnis dalam perusahaan yang terdiversifikasi. Biaya birokrasi kenaikan diversifikasi sebagai fungsi dari jumlah unit bisnis dalam perusahaan independen dan sejauh mana manajer mengkoordinasikan transfer sumber daya antara unit-unit bisnis. Ada tiga metode yang perusahaan digunakan untuk...

Words: 624 - Pages: 3

Free Essay

Definisi Perekonomian Indonesia

...Definisi perekonomian Indonesia Secara umum perekonomian indonesia adalah cara suatu bangsa atau negara untuk mengatur kehidupan ekonomi agar tercapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya. Menurut UUD 1945 perekonomian indonesia adalah sistem perekonomian campuran dimana negara menguasai cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak, bumi dan air dan kekayaan yang terkandung didalamnya yang merupakan pokok kemakmuran rakyat dikuasai oleh negara Macam-macam sistem perekonomian di Indonesia 1. Sistem Ekonomi Tradisional Merupakan sistem ekonomi yang masih terikat dengan adat istiadat, kebiasaan dan nilai budaya setempat Ciri – ciri: a) aturan yang dipakai adalah aturan tradisi, adat istiadat, dan kebiasaan; b) kehidupan masyarakatnya sangat sederhana; c) kehidupan gotong-royong dan kekeluargaan sangat dominan; d) teknologi produksi yang digunakan masih sangat sederhana. 2. Sistem Ekonomi Liberalis Merupakan sistem ekonomi yang memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk memilih dan melakukan usaha sesuai keinginan dan keahliannya Ciri –ciri : a) setiap individu memiliki kebebasan untuk memiliki faktor-faktor produksi; b) perekonomian diatur oleh mekanisme pasar; c) peranan modal dalam perekonomian sangat menentukan bagi setiap individu untuk menguasai sumber-sumber ekonomi sehingga dapat menciptakan efisiensi; d) peranan pemerintah dalam perekonomian sangat kecil; e) hak milik atas alat-alat produksi dan distribusi...

Words: 2612 - Pages: 11

Free Essay

Waste Management

...Daftar Isi Daftar Isi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 2 1.1 Latar Belakang 2 1.2 Rumusan Masalah 3 1.3 Tujuan Penulisan 3 BAB 2 PEMBAHASAN 3 2.1   Sejarah Singkat Waste Management Inc. 3 2.2    Kronologis Kasus 4 2.3  Penyebab Terjadinya Skandal Waste Mangement Inc. 5 2.4 Dampak dan Keberlanjutan Skandal Waste Management Inc. 6 2.5 Solusi 7 2.6 Masalah Etika 8 2.7 Teori Etika 8 BAB 3 PENUTUP 10 3.1 Kesimpulan 10 Daftar Pustaka 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang  Bisnis dapat menjadi sebuah profesi etis apabila ditunjang dengan menerapkan prinsip-prinsip etis untuk berbisnis. Dalam prinsip ini terdapat tata cara ideal dalam pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas ini dapat menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis. Dalam prinsip akuntansi, etika akuntan harus lebih dijaga daripada kepentingan perusahaan. Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis, dengan berdasarkan kepentingan banyak pihak yang terlibat dengan perusahaan. Dan bukan didasarkan pada beberapa pihak tertentu saja. Karena itu, bagi akuntan, prinsip akuntansi adalah aturan tertinggi yang harus diikuti. Kode etik dalam akuntansi pun menjadi barang wajib yang harus mengikat profesi akuntan. Salah satu contoh skandal yang berasal dari Amerika Serikat adalah Waste Management Inc. Perusahaan yang bergerak dalam industri pembuangan limbah...

Words: 2819 - Pages: 12

Free Essay

Makalah Intrapreneurship

...yang sudah berhasil. Kemudian didalam struktur birokrasinya seringkali tidak berkembang kreativitas sehingga tidak muncul produk baru dan cara cara baru dalam berproduksi. Oleh sebab itu perusahaan mencoba mengizinkan dan mengembangkan semangat wirausaha dalam berorganisasi. Akhirnya berkembang semangat intrapreneurship  dan berkembang menjadi perusahaan besar. 2. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, adapun rumusan masalah sebagai berikut : a. Bagaimanakah konsep dari intrapreneurship? b. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi intrapreneurship? c. Apa dimensi dari intrapreneurship? d. Bagaimana cara membentuk intrapreneurship? e. Bagaimana implementasi dari Intrapreneurship? f. Apa saja factor penyebab kegagalan dalam Intrapreneurship? 3. Tujuan Berdasarakan rumusan masalah diatas, adapu...

Words: 2353 - Pages: 10

Free Essay

Capital Budgeting

...The Capital Budgeting Practices of Listed Irish Companies Insights from CFOs on Their Investment Appraisal Techniques George Kester and Geraldine Robbins Pendahuluan Adanya keterbatasan kredit dan sumber pendanaan lainnya yang saat ini tidak menentu dan memberikan tantangan bagi lingkungan ekonomi. Prinsip kehati-hatian dalam mengevaluasi profitabilitas dari investasi modal yang diusulkan dan alokasi kelangkaan modal menjadi jauh lebih penting dari sebelumnya. Survey dilakukan pada bulan November 2009 yang ditujukan kepada CFO perusahaan masuk bursa Irlandia, yaitu bagaimana pandangan CFO tentang beberapa isu secara teori, kebijakan financial dan prakteknya di tiga area utama : kebijakan struktur financial dan keputusan financial, dividen, dan capital budgeting. Dalam survey ini juga ingin mengetahui pengaruh krisis global financial terhadap area tersebut. Sebelumnya telah dilakukan survey pendahuluan penerapan capital budgeting pada tahun 1989 dan 1993. Hasilnya tercermin dalam peningkatan kecanggihan tehnik evaluasi profitabilitas modal investment yang digunakan. Terdapat peningkatan perusahaan yang menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF), seperti Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR). Diterapkan masing-masing maupun kombinasi dengan Metode non DCF lainnya seperti Payback. Masalah Peneliti ingin mengetahui seberapa jauh praktek penerapan capital budgeting dalam perusahaan, sehingga dapat meningkatkan wawasan dalam penilaian investasi. Selain...

Words: 5245 - Pages: 21