Film Sang Pencerah merupakan sebuah Film karya sutradara Hanung Bramantyo yang menceritakan tentang sejarah perjuangan hidup Muhammad Darwis atau yang lebih dikenal dengan KH.Ahmad Dahlan sampai berdirinya organisasi Muhammadiyah. Film Sang Pencerah ini mengambil setting pada tahun 1800an dan di bintangi oleh Lukman Sardi (pemeran KH Ahmad Dahlan), Zaskia Adya Mecca (Nyai Ahmad Dahlan), Slamet Rahardjo (Kyai Penghulu Kamaludiningrat), Giring (KH Sudja, murid KH Ahmad Dahlan), Ihsan Taroreh (Darwis Muda) dan sejumlah artis pendukung lain seperti Joshua Suherman yang berperan sebagai tokoh Hisyam muda. Beberapa budayawan juga terlibat semisal Sitok Srengenge, Bambang Paningron dan Bondan Nusantara.
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Sang Pencerah adalah judul film yang mengangkat kisah Pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan. Sebuah film yang mengenalkan kita pada sosok yang sudah berkontribusi sangat besar bagi di Indonesia, baik dalam pendidikan, dakwah, maupun budaya. Kisah berfokus pada sejarah hidup pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, sejak lahir hingga mendirikan Muhammadiya.. Ia, beserta 5 muridnya berada pada masa di mana praktik-praktik ritual melenceng dari kemurnian ajaran Islam.
Film ini menurut saya pantas untuk dibahas karena film ini dikemas begitu menarik, alur cerita yang maju, mundur, serta pengisahan konflik-konflik membuat para penonton semakin mengenal sejarah, membuat film ini semakin bagus dan berkualitas. Namun sebuah film yang bagus dan berkualitas bukan hanya dilihat dari alur ceritanya saja tetapi harus mempunyai pesan moral maupun dakwah yang ingin disampaikan kepada penonton. Melalui tanda-tanda, simbol, dan ikon yang terdapat di dalamnya. Film ini layak untuk ditonton, selain karena sinematografisnya bagus, penonton akan mendapat pelajaran berharga dari film tersebut. 2. Rumusan masalah
1. Bagaimana jalan cerita film Sang Pencerah?
2. Makna apa yang terkandung dalam film Sang Pencerah?
3. Apa latar belakang cerita film Sang Pencerah? 3. Tujuan
1. Mengetahui alur cerita pada film Sang Pencerah.
2. Memahami makna yang terkandung dalam film Sang Pencerah.
3. Mengetahui latar belakang cerita film Sang Pencerah.
Pembahasan
1. Cerita
Sepulang dari Mekah, Darwis muda mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan. Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah sesat, Syirik dan Bid'ah.
Dengan sebuah kompas, dia menunjukkan arah kiblat di Masjid Besar Kauman yang selama ini diyakini ke barat ternyata bukan menghadap ke Ka'bah di Mekah, melainkan ke Afrika. Usul itu kontan membuat para kiai, termasuk penghulu Masjid Agung Kauman, Kyai Penghulu Cholil Kamaludiningrat, meradang. Ahmad Dahlan, anak muda yang lima tahun menimba ilmu di Kota Mekah, dianggap membangkang aturan yang sudah berjalan selama berabad-abad lampau.
Walaupun usul perubahan arah kiblat ini ditolak, melalui suraunya Ahmad Dahlan mengawali pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah. Ahmad Dahlan dianggap mengajarkan aliran sesat, menghasut dan merusak kewibawaan Keraton dan Masjid Besar.
Bukan sekali ini Ahmad Dahlan membuat para kyai naik darah. Dalam khotbah pertamanya sebagai khatib, dia menyindir kebiasaan penduduk di kampungnya, Kampung Kauman, Yogyakarta. "Dalam berdoa itu cuma ikhlas dan sabar yang dibutuhkan, tak perlu kiai, ketip, apalagi sesajen," katanya. Walhasil, Dahlan dimusuhi.
Langgar kidul di samping rumahnya, tempat dia salat berjemaah dan mengajar mengaji, bahkan sempat hancur diamuk massa lantaran dianggap menyebarkan aliran sesat. Ahmad Dahlan juga di tuduh sebagai kyai Kafir karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern Belanda, serta mengajar agama Islam di Kweekschool atau sekolah para bangsawan di Jetis, Yogyakarta.
Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan cendekiawan priyayi Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda Kauman itu surut. Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah dan lima murid murid setianya : Sudja, Sangidu, Fahrudin, Hisyam dan Dirjo, Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Makna yang Terkandung dalam Film
Film Sang Pencerah memiliki beberapa pesan yang tekandung didalamnya, diantaranya: a. Jangan mudah menyerah
Seperti kita tahu bahwa perjuangan Ahmad Dahlan tidaklah mudah. Berkali-kali beliau dihina bahkan dicaci maki sebagai seorang Kiai kafir, tetapi itu tidak menyurutkan semangat beliau. Bahkan beliau terus berjuang hingga terbentuklah Muhammadiyah. Ini mengindikasikan bahwa kita sebagai generasi penerus bangsa tidaklah boleh pantang menyerah walaupun rintangan terus datang. b. Teruslah belajar
Seperti kita tahu dalam film dicerikan bahwa setelah mendapat gelar Kiai Ahmad Dahlan kembali ke mekah untuk menuntut ilmu. Adegan ini sebenarnya memberi pesan bahwa kita tidak boleh merasa puas dengan ilmu yang kita miliki sekarang. Bahkan, setelah pulang ke tanah air, beliau kembali belajar kepada Budi Utomo tentang keorganisasian dan belajar bagaimana menjadi guru yang baik. Ini menandakan bahwa ilmu merupakan sesuatu yang sangat berharga hingga kita harus terus mencarinya hingga ujung usia kita. c. Hilangkan fanatisme
Menurut saya setelah menelaah berbagai media masa, ada satu kesimpulan yang dapat saya ambil yaitu bahwa dalang dari perpecahan umat di indosesia khususnya adalah fanatisme. Mengapa demikian? karena orang yang memiliki fanatisme akan lebih arogan dan akan menganggap bahwa kelompok lain itu salah. Sehingga ketika diadakan dialog, seringkali tidak akan menyelesaikan masalah karena orang yang seperti kriteria diatas akan dikuasai egonya sehingga tidak akan mau menerima pendapat yang lain.
3. Latar Belakang
Sang pencerah merupakan sebuah film yang menceritakan tentang seorang tokoh yang mencoba melawan tradisi yang menyengsarakan umat dan merubahnya ke arah yang lebih baik. Tapi sebenarnya film ini, memuat hal-hal yang sensitif dan mudah menimbulkan konflik sosial. Dan setiap usaha yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah ini selalu berujung pada kegagalan. Namun, sang sutradara berhasil membuat filmnya diterima oleh semua kalangan, dan juga mendapatkan cap sebagai film yang inspiratif.
Hal pertama yang dilakukan Hanung Bramantyo sebagai sutradara adalah menjelaskan situasi sosial yang berkembang di Kauman pada saat itu, dimana rakyat begitu sengsara dan terdapat jurang pemisah antara kaum priayi (orang yang termasuk lapisan masyarakat yang kedudukannya dianggap terhormat) dan orang-orang miskin. Hal ini diperburuk dengan kaum agamawan muslim disana yang memaksakan upacara-upacara yang memberatkan kaum abangan (golongan masyarakat yg menganut agama Islam, tetapi tidak melaksanakan ajaran secara keseluruhan), sehingga agama islam disana bukan menjadi rahmat tetapi, menjadi sesuatu yang ditakuti.
Jika kita telaah kita akan melihat bahwa sistem feodal berkembang pesat di daerah Yogyakarta. Rupanya sistem kasta peninggalan kerajaan Hindu Budha masih membekas dihati para petinggi Jogjakarta. Ini mengakibatkan agamawan disana sedikit tinggi hati. Sehingga, terkadang mereka tidak mau mendengarkan pendapat yang lain karena ada rasa bahwa mereka lebih baik dari orang lain.
Penutup
1. Kesimpulan
Film sang Pencerah bagi saya memiliki makna penting bahwa seorang pemimpin itu harus tegar dalam menghadapi segala tantangan yang dihadapinya. Mampu bertahan dengan penuh kesabaran, dan memiliki semangat tinggi dalam melawan kemungkaran. Faktor keteladanan juga perlu dilakukan agar para pemimpin mampu memberikan contoh yang baik kepada para anggotanya. 2. Saran
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Saya berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman.
MAKALAH
APRESIASI SENI
Diajukan untuk memenuhi tugas akhir dari Mata Kuliah Apresiasi Seni
Dosen: Drs. Hadjar Pamadhi, MA. Hons
Disusun Oleh
Nama : Nur Rachman Hakim
NIM : 12202241010
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta