Free Essay

Pengaruh Atmosfer

In:

Submitted By lukihapsari
Words 4496
Pages 18
Nova Juwita Hersanti, Kusuma Ratnawati

Pengaruh Atmosfer Terhadap Kepuasan dan Niatan Perilaku Konsumen di Toko ”Oen”, Kota Malang
Nova Juwita Hersanti Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Kusuma Ratnawati Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Abstract: The purpose of this research is to enrich the empirical evidence about the influence of atmospherics on satisfaction and behavioral intentions of customers at Toko Oen, Malang. Research sample is consumer at Toko ” Oen” which amounts to 100, consistions of 50 local consumers and 50 foreign consumers. Sampling method applies purposive sampling technique. Partial Least Square (PLS) analysis is then performed to reveal the relationship between atmospherics satisfaction and behavioral intentions. The results reveals that atmospherics has a positive and significant influence on satisfaction and behavioral intentions of overall consumers, bath local and foreign consumers. Satisfaction has positive and significant influence on behavioral intentions of overall consumers, whereas satisfaction does not have any significant influence of satisfaction on behavioral intentions of local consumers. Keywords: atmospherics, satisfaction, behavioral intentions, Toko ”Oen” Abstrak:Penelitian ini bertujuan memperkaya bukti empirik tentang pengaruh atmosfer terhadap kepuasan dan niatan perilaku konsumen di Toko Oen, Kota Malang. Sampel penelitian adalah konsumen Toko ” Oen” yang berjumlah 100 orang, terdiri atas 50 orang konsumen lokal dan 50 orang konsumen mancanegara. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisa PLS (partial least square) digunakan untuk mengungkap hubungan antara atmosfer, kepuasan dan niatan perilaku. Hasil penelitian mengemukakan bahwa atmosfer berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan dan niatan perilaku konsumen keseluruhan, konsumen lokal, maupun konsumen mancanegara. Kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niatan perilaku pada konsumen keseluruhan dan konsumen mancanegara saja, sedangkan kepuasan berpengaruh tidak signifikan terhadap niatan perilaku konsumen lokal. Kata kunci: atmosfer, kepuasan, niatan perilaku, Toko ”Oen”

Studi tentang perilaku konsumen menjadi dasar yang sangat penting dalam manajemen pemasaran. Pengetahuan tentang perilaku konsumen dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kemampuan pemasar dalam menjalankan tugasnya. Peningkatan jumlah pilihan restoran untuk konsumen telah mendorong persaingan tinggi di antara restoran. Peter dan Olson (1999)

Alamat Korespondensi:
Nova Juwita H. Program Magister Manajemen FEB-UB, Tlp (0341) 470214/08563555432 e-mail: nova.juwita@gmail.com

mengemukakan bahwa ada empat elemen yang saling berinteraksi yang harus dipertimbangkan dalam analisis perilaku konsumen, yaitu: afeksi (perasaan) dan kognisi (pemikiran), perilaku, lingkungan, strategi pemasaran. Atmosfer termasuk salah satu strategi pemasaran yang mempengaruhi perilaku konsumen. Hal tersebut didukung oleh penelitian Heung dan Gu (2012) mengungkapkan atmosfer restoran memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan dan niatan perilaku konsumen. Perancangan atmosfer tersebut dilakukan diantaranya untuk menarik konsumen, memicu pembelian oleh konsumen, menciptakan suasana tertentu

772

JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 4 | DESEMBER 2012 Nama Orang 772

Pengaruh Atmosfer Terhadap Kepuasan dan Niatan Perilaku Konsumen

yang kemudian dapat mempengaruhi emosi konsumen, agar mempengaruhi bagaimana konsumen berperilaku. Studi tentang faktor situasional, yaitu variabel lingkungan fisik atau atmosfer, menunjukkan bahwa lingkungan fisik terbukti dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen lebih kuat dibandingkan pengaruh produk yang ditawarkan (Stoltman, et al., 1999). Fenomena saat ini restoran dan cafe tidak hanya dikunjungi konsumen untuk mencari makanan ataupun minuman saja, tetapi tidak jarang dijadikan konsumen sebagai tempat berkumpul, pertemuan bisnis, dan sekaligus dapat dijadikan tempat untuk bernostalgia bersama keluarga, teman, dan sahabat. Para konsumen mencari tempat-tempat yang menarik, tenang, dan santai. Penataan ruang restoran diupayakan senyaman mungkin bagi pengunjung agar memberikan suasana ruang yang berkesan bagi pengunjung. Atmosfer memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen didukung oleh beberapa penelitian yang dilakukan oleh Ryu dan Jang (2007), Ryu dan Jang (2010), Liu dan Jang (2009). Penelitian yang dilakukan oleh Kotler (1973) dan Milliman (1986) telah menunjukkan bahwa konsumen dapat menanggapi lebih dari sekedar produk atau jasa yang diberikan ketika membuat keputusan pembelian. Produk hanya sebagian kecil dari pengalaman total konsumsi, sebaliknya konsumen merespon produk total. Tempat di mana produk atau jasa yang dibeli atau dikonsumsi menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh. Tempat dan lebih khusus lagi suasana tempat tersebut dapat lebih berpengaruh daripada produk itu sendiri (misalnya makanan) dalam pengambilan keputusan pembelian. Kotler (1973) berpendapat bahwa di dalam beberapa situasi, atmosfer dapat menjadi pengaruh utama. Variabel kepuasan berperanan penting terhadap niatan perilaku positif dari konsumen. Penelitian Heung dan Gu (2012), Ryu dan Han (2010), Kincaid, et al. (2009), Bitner (1992), Ariffin, et al. (2011) menemukan bukti bahwa adanya pengaruh hubungan yang signifikan antara kepuasan konsumen terhadap niatan perilaku (behavioral intentions) secara langsung. Prinsip dasar dari pemasaran, bahwa seluruh aktivitas perusahaan harus diarahkan untuk memastikan adanya kepuasan konsumen dan menciptakan manfaat satu sama lain, serta memiliki hubungan yang

berkelanjutan dengan pasar (Kotler, 1980 dalam Kim, 2009). Obyek penelitian ini adalah Toko ”Oen” yang berlokasi di Jl. Basuki Rachmad no 5 Malang. Toko ”Oen” ini menarik untuk diteliti dibandingkan dengan restoran lainnya karena Toko ”Oen” masih eksis bertahan sejak tahun 1930 hingga sekarang dengan tetap mempertahankan suasana tempo dulu, bangunan bersejarah, dan nilai-nilai historisnya. Para pemasar restoran lainnya juga mulai menggunakan strategi atmosfer tempo dulu dalam menata restorannya agar menarik minat pengunjung. Alasan lain memilih objek penelitian Toko ”Oen” karena banyak bangunan cagar budaya yang dihancurkan dan diganti dengan bangunan baru mengugah peneliti untuk melakukan penelitian ini, bahwa bangunan cagar budaya harus dilestarikan dengan dirawat dan difungsikan dengan manajemen yang baik sehingga dapat mendukung pelestarian bangunan. Chang (2000) dan Wakefield dan Blodgett (1996) hasil penelitiannya menemukan lingkungan fisik tidak langsung berpengaruh signifikan terhadap niatan kembali, melainkan efeknya ditemukan dimediasi melalui kepuasan konsumen. Sementara itu, East (1997), mengemukakan bahwa efek lingkungan pelayanan pada perilaku konsumen tidak selalu dimediasi oleh keadaan emosional atau tingkat kepuasan. Dube, et al. (1994) dan Soriano (2002) menemukan bahwa atmosfer memiliki dampak yang signifikan terhadap konsumen kembali. Hal tersebut menandakan bahwa suasana pelayanan secara langsung merangsang perilaku. Pada penelitian tersebut terdapat research gap. Maka dari itu dalam penelitian ini akan menjawab atau memberikan pembuktian research gap yang ada. Perbedaan lain yang menjadi research gap dalam penelitian ini juga terdapat masalah hubungan kepuasan terhadap niatan perilaku. Ryu dan Jang (2007) menemukan bahwa meningkatnya tingkat kepuasan konsumen sangat penting untuk meningkatkan jumlah konsumen dan niat merekomendasinya. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Ryu, et al. (2008) mengemukakan bahwa peran yang dimainkan oleh keseluruhan citra restoran, nilai yang dirasakan, dan kepuasan konsumen menjadi prediktor signifikan terhadap niatan perilaku konsumen, namun hasil penelitian yang berbeda di beberapa penelitian telah
ISSN: 1693-5241 773

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011

Nova Juwita Hersanti, Kusuma Ratnawati

menyatakan bahwa hubungan antara kepuasan konsumen dan niatan perilaku masih lemah. Perilaku konsumen yang mempunyai keinginan untuk kembali berkunjung pernah di teliti oleh Chow, et al. (2007) yang hasilnya menyatakan bahwa hubungan kepuasan konsumen dengan perilaku konsumen berkunjung kembali adalah tidak signifikan. Hal tersebut juga didukung oleh hasil penelitian Kivela, et al. (1999a, b, 2000) dalam Heung dan Gu (2012) menyimpulkan bahwa konsumen puas belum tentu konsumen setia. Konsumen yang datang kembali adalah hasil dari interaksi antara beberapa faktor. Argumen-argumen heterogen tersebut mendorong pengembangan penelitian lebih lanjut. Atas dasar kajian latar belakang, research gap dan fenomena yang telah dikemukakan, maka peneliti mengembangkan penelitian selanjutnya dengan judul ”Pengaruh Atmosfer Terhadap Kepuasan dan Niatan Perilaku Konsumen di Toko Oen, Kota Malang”. Penelitian ini bertujuan memperkaya bukti empirik tentang pengaruh atmosfer terhadap kepuasan dan niatan perilaku konsumen di Toko Oen, Kota Malang.

Hipotesis 2

: Atmosfer berpengaruh positif dan signifikan terhadap niatan perilaku konsumen keseluruhan Hipotesis 2.1 : Atmosfer berpengaruh positif dan signifikan terhadap niatan perilaku konsumen lokal Hipotesis 2.2 : Atmosfer berpengaruh positif dan signifikan terhadap niatan perilaku konsumen mancanegara Hipotesis 3 : Kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niatan perilaku konsumen keseluruhan. Hipotesis 3.1 : Kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niatan perilaku konsumen lokal. Hipotesis 3.2 : Kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niatan perilaku konsumen mancanegara.

Kepuasan (Z)
H1, H.1., H1.2 H3, H3.1, H3.3

Atmosfer (X)

H2, H2.1, H2.2

Niatan Perilaku (Y)

Gambar 1. Kerangka Konseptual
Sumber: Data primer diolah (2012)

Berdasarkan model penelitian maka dikembangkan hipotesis berikut: Hipotesis 1 : Atmosfer berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen keseluruhan Hipotesis 1.1 : Atmosfer berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen lokal Hipotesis 1.2 : Atmosfer berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen mancanegara

METODE Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini memiliki sifat tidak terbatas dimana jumlah dan karakteristik dari populasi penelitian tidak diketahui secara pasti, oleh karena itu teknik sampling yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling non probabilitas. Jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui secara pasti, karena berdasarkan hasil observasi di lapangan restoran tidak memiliki daftar nama konsumen secara menyeluruh, selain itu jumlah konsumen

774

JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 4 | DESEMBER 2012 Nama Orang

Pengaruh Atmosfer Terhadap Kepuasan dan Niatan Perilaku Konsumen

yang berkunjung ke Toko ”Oen” tingkat kedatangannya tidak dapat ditentukan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007). Pertimbangan yang digunakan dalam memilih responden adalah: • Responden dalam penelitian konsumen yang datang mengunjungi Toko ”Oen” karena dianggap sudah mengenal lingkungan Toko ” Oen” dan merasakan atmosfernya. • Responden adalah konsumen yang menikmati hidangan di Toko ”Oen” bukan yang makanannya dibawa pulang, selain itu juga bersedia menjadi responden. • Pemilihan responden ditujukan kepada konsumen yang sedang menunggu makanan yang dihidangkan atau setelah menikmati hidangan agar tidak mengganggu aktivitas pada waktu menyantap hidangan dan ingatan konsumen tehadap atmosfer Toko ”Oen” masih segar sehingga jawaban yang diberikan mencerminkan situasi yang dirasakan.

Definisi Operasional Variabel Variabel Atmosfer
Atmosfer merupakan rancangan suasana ruang sebagai rangsangan fisik dan sosial yang diciptakan oleh pemasar untuk mempengaruhi konsumen yang berdampak psikologis sehingga menjadi pemicu agar menarik konsumen datang melakukan pembelian sehingga dapat meningkatkan penjualan. Empat unsur atmosfer menggunakan indikator yang dikembangkan oleh para peneliti terdahulu (Bitner (1992), Ryu dan Jang (2008), Han dan Ryu (2011), Heung dan Gu (2012), Ryu dan Han (2010), yaitu: • Suasana (X1) • Ruang dan fungsi (X2) • Tanda, simbol, dan artefak (X3) • Pekerja (X4 ) Suasana, merupakan suatu kondisi meliputi karakteristik latar belakang lingkungan seperti suhu, pencahayaan kebisingan, musik, warna dan aroma (Bitner, 1992). Semua faktor ini dapat sangat mempengaruhi bagaimana orang merasa, berpikir, dan

merespon suatu bentuk layanan tertentu. Indikator formatif yang digunakan dalam penelitian ini, Bitner, 1992, Han dan Ryu, (2010)), antara lain: • Suhu • Aroma • Kebisingan • Musik • Desain interior • Pencahayaan • Warna • Kebersihan Ruang dan fungsi, kedua unsur ini menciptakan lingkungan layanan yang umumnya ada untuk memenuhi tujuan spesifik atau kebutuhan konsumen. Pengukuran dimensi Ruang dan fungsi menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Bitner (1992), antara lain: • Tata ruang • Tata peralatan • Sirkulasi • Perabot • Fungsi ruang Penggunaan tanda, simbol, dan artefak ini dapat digunakan sebagai identitas restoran serta untuk menyampaikan pesan peraturan perilaku (misalnya: dilarang merokok). Kualitas bahan bangunan, karya seni, foto, material penutup lantai, dan benda-benda yang dipajang bisa menandakan sebagai makna simbolis dan memunculkan kesan estetika secara keseluruhan. Indikator formatif yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Bitner (1992), serta peneliti menambah indikator yang sesuai dengan penelitian antara lain, yaitu: • Tulisan Nama Restoran • Penanda pintu masuk- keluar • Barang-barang antik • Gambar/lukisan • Style dekorasi • Arsitektur Bangunan • Landmark Bangunan Kolonial • Historis Pekerja. Layanan pekerja mengacu pada pelayan dalam mengatur layanan (Ryu dan Jang, 2008). Indikator yang digunakan menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Ryu dan Jang (2008), Han dan Ryu (2011), antara lain: • Kerapian pekerja
ISSN: 1693-5241 775

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011

Nova Juwita Hersanti, Kusuma Ratnawati

• •

Penampilan pekerja Jumlah pekerja

Variabel Kepuasan
Kepuasan adalah perasaan senang atau tidak senang seseorang setelah membandingkan kinerja produk yang dirasakan atau dipersepsikan dengan harapan (Kotler, 1997). Jika kinerja produk yang dipersepsikan di bawah harapan berarti konsumen tidak puas sebaliknya jika kinerja yang dipersepsikan melebihi harapan berarti konsumen puas. Indikator yang dipakai dalam mengukur kepuasan diadopsi dari penelitian Ryu, et al.(2008), Ha dan Jang (2010), Ryu, Han dan Jang (2010), Ryu dan Han (2011), antara lain: • Tulisan Nama Restoran • Penanda pintu masuk- keluar • Barang-barang antik • Gambar/lukisan • Style dekorasi • Arsitektur Bangunan • Landmark Bangunan Kolonial • Historis

menguji efek prediksi antar variabel laten (atmosfer, kepuasan, dan niatan perilaku) apakah ada hubungan atau pengaruh antar variabel tersebut, selain itu penelitian ini menggunakan konstruk formatif dan reflektif. Variabel atmosfer menggunakan konstruk formatif, sedangkan variabel kepuasan dan niatan perilaku menggunakan konstruk reflektif.

HASIL Pengujian Konstruk Formatif Variabel Atmosfer
Variabel Atmosfer (X) terbentuk dari empat buah dimensi secara formatif, yaitu: Suasana (X1), Ruang dan Fungsi (X2), Tanda, Simbol, dan Artefak (X3), dan Pekerja (X4). Hasil pengujiannya adalaha dimensi Tanda, Simbol, dan Artefak (X3) memiliki koefisien jalur yang paling tinggi pada konsumen keseluruhan dan mancanegara. Hal ini mengindikasikan bahwa dimensi Tanda, Simbol, dan Artefak (X3) memberikan kontribusi yang paling tinggi dalam membentuk variabel Atmosfer (X). Sementara itu, dimensi suasana (X1) pada konsumen lokal memiliki koefisien jalur yang paling tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara konsumen lokal dan mancanegara.

Variabel Niatan Perilaku
Peter dan Olson (2000) mengemukakan bahwa niatan perilaku adalah suatu proposisi yang menghubungkan diri dengan tindakan yang akan datang. Niatan perilaku menjelaskan tentang kecenderungan konsumen untuk mengulang kembali atau tidak terhadap layanan yang dilakukan oleh pihak produsen. Indikator yang digunakan menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Ryu dan Jang (2008), Han dan Ryu (2011), antara lain: • Kerapian pekerja • Penampilan pekerja • Jumlah pekerja

Pengujian Hipotesis
H1 : Atmosfer berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen keseluruhan Hasil pengujian menunjukkan bahwa hubungan variabel Atmosfer dengan Kepuasan Konsumen (X -> Z) memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0, 753 dan nilai T Statistics sebesar 20, 468 yang lebih besar dari nilai ttabel yaitu 1,960. Hal ini menandakan bahwa Hipotesis 1 diterima. H1.1 : Atmosfer berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen lokal Hasil pengujian kelompok konsumen lokal menunjukkan bahwa hubungan variabel Atmosfer dengan Kepuasan Konsumen Lokal (X -> Z) memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0,831 dan nilai T Statistics sebesar 30,089 yang lebih besar dari nilai ttabel yaitu 1,960. Hasil ini menandakan bahwa Hipotesis 1.1 diterima. H1.2 : Atmosfer berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen keseluruhan

Pengukuran Variabel
Penelitian skor variabel untuk item-item pertanyaan masalah yang diteliti menggunakan skala likert 1–5.

Teknik Analisa Data
Penelitian ini menggunakan alat analisa PLS (Partial Least Square) karena penelitian ini bertujuan
776

JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 4 | DESEMBER 2012 Nama Orang

Pengaruh Atmosfer Terhadap Kepuasan dan Niatan Perilaku Konsumen

Hasil pengujian kelompok konsumen mancanegara menunjukkan bahwa hubungan variabel Atmosfer dengan Kepuasan Konsumen Mancanegara (X > Z) memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0,821 dan nilai T Statistics sebesar 31,898 yang lebih besar dari nilai ttabel yaitu 1,960. Hasil ini menandakan bahwa Hipotesis 1.2 diterima. H2 : Atmosfer berpengaruh positif dan signifikan terhadap niatan perilaku konsumen keseluruhan. Hasil pengujian onsumen keseluruhan menunjukkan bahwa hubungan variabel atmosfer dengan niatan perilaku (X -> Y) memiliki nilai parameter sebesar 0,255, dan nilai T Statistic sebesar 2,191 yang lebih besar dari nilai ttabel yaitu 1,960. Hal ini menandakan bahwa Hipotesis 2 diterima. H2.1 : Atmosfer berpengaruh positif dan signifikan terhadap niatan perilaku konsumen lokal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hubungan variabel Atmosfer dengan Niatan Perilaku Konsumen Lokal (X -> Y) memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0,581 dan nilai T Statistics sebesar 4,480 yang lebih besar dari nilai ttabel yaitu 1,960. Hasil ini menandakan bahwa Hipotesis 2.1 diterima. H2.2 : Atmosfer berpengaruh positif dan signifikan terhadap niatan perilaku konsumen mancanegara. Hasil pengujian kelompok konsumen mancanegara menunjukkan bahwa hubungan variabel Atmosfer dengan Niatan Perilaku Konsumen Mancanegara (X -> Y) memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0,358 dan nilai T Statistics sebesar 2,295 yang lebih besar dari nilai ttabel yaitu 1,960. Hasil ini menandakan bahwa Hipotesis 2.2 diterima. H3 : Kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niatan perilaku konsumen keseluruhan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hubungan variabel kepuasan dengan niatan perilaku (Z -> Y) memiliki nilai parameter sebesar 0,490, dan nilai T Statistic sebesar 4,067 yang lebih besar dari nilai ttabel yaitu 1,960. Hal ini menandakan bahwa Hipotesis 3 diterima H3.1 : Kepuasan berpengaruh positif terhadap niatan perilaku konsumen lokal. Hasil pengujian kelompok konsumen lokal menunjukkan bahwa hubungan variabel kepuasan dengan

niatan perilaku (Z -> Y) memiliki nilai parameter sebesar 0,196, dan nilai T Statistic sebesar 1,406 yang lebih kecil dari nilai ttabel yaitu 1,960. Hasil ini menandakan bahwa Hipotesis 3.1 tidak signifikan. H3.2 : Kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niatan perilaku konsumen mancanegara. Hasil pengujian kelompok konsumen mancanegara menunjukkan bahwa hubungan variabel kepuasan dengan niatan perilaku (Z -> Y) memiliki nilai parameter sebesar 0,409, dan nilai T Statistic sebesar 2,813 yang lebih besar dari nilai ttabel yaitu 1,960. Hasil ini menandakan bahwa Hipotesis 3.2 diterima.

Pengaruh Tidak langsung
Analisis pengaruh ditujukan untuk melihat seberapa kuat pengaruh suatu variabel dengan variabel lainnya baik secara langsung, maupun secara tidak langsung. Pengaruh tidak langsung dari variabel atmosfer adalah dengan melewati kepuasan, yang selanjutnya berpengaruh terhadap niatan perilaku.

PEMBAHASAN
Hasil pengujian hipotesis 1, hipotesis 1.1, dan hipotesis 1.2 atmosfer berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen keseluruhan, konsumen lokal maupun konsumen mancanegara terbukti bahwa variabel atmosfer memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen. Koefisien yang positif mengindikasikan bahwa atmosfer memberikan pengaruh yang positif terhadap kepuasan. Semakin atmosfer Toko Oen mengesankan, maka akan berdampak pada meningkatnya kepuasan konsumen. Hasil ini menguatkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Bitner (1992) adanya hubungan positif antara dimensi suasana, fungsi dan ruang, tanda, simbol, dan artefak terhadap kepuasan konsumen. Hasil temuan penelitian ini juga mengungkapkan bahwa dimensi pekerja memiliki hubungan yang positif terhadap kepuasan. Penampilan pekerja yang sesuai atmosfer restoran akan menjadi satu kesatuan yang menarik dan menguatkan atmosfer yang ditampilkan, seperti di Toko ”Oen” pekerja pria menggunakan seragam putih- hitam bersepatu dengan menggenakan peci, sedangkan wanita menggunakan celemek berenda seperti noni- noni tempo dulu.
ISSN: 1693-5241 777

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011

Nova Juwita Hersanti, Kusuma Ratnawati

Tabel 1. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
HIPOTESIS Pengaruh Langsung Atmosfer berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen (X-> Z) Atmosfer berpengaruh positif terhadap niatan perilaku konsumen (X-> Y) Kepuasan berpengaruh positif terhadap niatan perilaku konsumen (Z-> Y) Pengaruh Tidak Langsung Atmosfer berpengaruh positif terhadap niatan perilaku konsumen melalui kepuasan (X-> Y melalui Z)
Sumber: Data primer diolah (2012)

KONSUMEN

HASIL UJI T-statistics Keterangan 20,468 30,089 31,898 2,191 4,480 2,295 4,067 1,406 2,813 6,233 5,324 Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Tidak signifikan Signifikan Signifikan Tidak signifikan Signifikan

H1. Keseluruhan H1.1. Lokal H1.2 Mancanegara H2. Keseluruhan H2.1 Lokal H2.2 Mancanegara H3. Keseluruhan H3.1 Lokal H3.2 Mancanegara Keseluruhan Lokal Mancanegara

Hasil pengujian hipotesis 2, hipotesis 2.1, dan hipotesis 2.2 hubungan antara atmosfer dan niatan perilaku konsumen keseluruhan, konsumen lokal maupun konsumen mancanegara membuktikan bahwa variabel atmosfer memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap niatan perilaku konsumen. Semakin atmosfer Toko ”Oen” mengesankan, maka akan berdampak pada meningkatnya niatan perilaku konsumen. Hasil penelitian ini memperkuat hasil temuan empiris atmosfer restoran yang pernah dilakukan (Ryu, et al.(2008), Ha dan Jang (2010), Heung dan Gu (2012), Kincaid, et al. (2009)) mengemukakan bahwa atmosfer memiliki pengaruh signifikan terhadap niatan perilaku konsumen, terutama niat mereka untuk kembali, menceritakan pengalaman bersantap (word-of-mouth positif) dan kesediaan mereka untuk merekomendasikan. Hasil pengujian hipotesis 3 terbukti bahwa variabel kepuasan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap niatan perilaku konsumen keseluruhan. Sementara itu, jika diuji pada dua kategori konsumen lokal dan mancanegara, hasilnya berbeda. Hasil pengujian hipotesis 3.1 terbukti bahwa variabel kepuasan tidak signifikan terhadap niatan perilaku, sedangkan hipotesis 3.2 pada kelompok konsumen
778

mancanegara terbukti bahwa kepuasan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap niatan perilaku. Koefisien yang positif mengindikasikan bahwa atmosfer memberikan pengaruh yang positif terhadap Niatan perilaku. Semakin atmosfer Toko ”Oen” mengesankan, maka akan berdampak pada meningkatnya niatan perilaku. Hasil pengujian hipotesis pada konsumen lokal berbeda hasilnya dengan kategori mancanegara bahwa atmosfer dapat mempengaruhi niatan perilaku tanpa harus melalui kepuasan. Hubungan antara kepuasan dan niatan perilaku konsumen lokal tidak signifikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Chow, et al. (2007) dan Soriano (2002) mengemukakan bahwa ada hubungan yang tidak signifikan antara kepuasan dan konsumen yang mengulangi. Temuan ini juga selaras dengan hasil temuan Kivela, et al. (1999a, b, 2000) dalam Heung dan Gu(2012) yang menyimpulkan bahwa konsumen puas belum tentu konsumen yang setia melakukan niatan perilaku yang positif.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dengan mengacu pada teori dan hasil penelitian

JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 4 | DESEMBER 2012 Nama Orang

Pengaruh Atmosfer Terhadap Kepuasan dan Niatan Perilaku Konsumen

terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: • Atmosfer berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen keseluruhan, konsumen lokal, maupun konsumen mancanegara. • Atmosfer berpengaruh positif dan signifikan terhadap niatan perilaku konsumen keseluruhan, konsumen lokal, maupun konsumen mancanegara. • Kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niatan perilaku konsumen keseluruhan dan konsumen mancanegara, sedangkan kepuasan berpengaruh tidak signifikan terhadap niatan perilaku konsumen lokal. Hal ini menandakan bahwa atmosfer berpengaruh langsung tehadap niatan perilaku tanpa melalui kepuasan, atmosfer yang khas dan menarik dapat menjadi produk utama yang ditawarkan kepada konsumen yang berpengaruh terhadap niatan perilaku konsumen pasca merasakannya. • Ada pengaruh tidak langsung atmosfer terhadap niatan perilaku konsumen keseluruhan dan mancanegara dengan melewati kepuasan.







Pengelola Toko ”Oen” perlu menjaga, merawat, meningkatkan keempat dimensi atmosfer (suasana, ruang dan fungsi, tanda, simbol, dan artefak, pekerja) secara konsisten dan berkesinambungan, serta melakukan pengecekan berkala. Pemasar yang kreatif sebaiknya dapat memberi nilai pada benda atau peninggalan yang sudah usang menjadi sesuatu yang bernilai dan menjadi aset yang berharga. Pemerintah, masyarakat, dan para pemasar sebaiknya memahami pentingnya melestarikan aset bangsa seperti melestarikan bangunan cagar budaya. Pelestarian merupakan suatu manfaat, baik secara sosial, budaya, dan ekonomi. Benda bersejarah yang dilestarikan dapat menjadi sumber pendidikan dan memperkaya estetika (manfaat budaya). Jika dapat diatur dengan baik, ini bisa jadi sektor ekonomi yang baru, menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan lokal dan mancanegara yang dapat mendatangkan devisa dan meningkatkan sektor pariwisata.

DAFTAR RUJUKAN
Ariffin, Hashim, F., Mohammad, F.B., and Raja Puteri, S.R.A. 2011. Restaurant’s Atmospheric Elements: What the Customer Wants. Journal of Asian Behavioural Studies, Volume 1, No. 2, May 2011. Bitner, M.J. 1992. Servicescapes: the impact of physical surroundings on customers and employees. Journal of Marketing 56 (2), 57–71. Chang, K. 2000. The impact of perceived physical environments on customers’ sat-isfaction and return intentions. Journal of Professional Services Marketing 21 (2), 75–85. Chow, I.H.-S., Lau, V.P., Lo, T.W.-C., Sha, Z.,and Yun, H. 2007. Service quality in restaurant operations in China: decision and experiential-oriented perspectives. International Journal of Hospitality Management 26 (3), 698–710. Dube, L., Renaghan, L.M., Miller, J.M. 1994. Measuring customer satisfaction for strategic management. Cornell Hotel and Restaurant Administration Quarterly 35 (1), 39–47. East, R. 1997. Consumer Behaviour: Advances & Applications in Marketing. Hertfordshire, Prentice Hall. Ha, J., and Jang, S. 2010. Perceived values, satisfication, and behavioral intentions: The role of familiarity in Korean restaurants. International Journal of Hospitality Management 29:2–13.
ISSN: 1693-5241 779

Saran
Saran penelitian selanjutnya: • Penelitian selanjutnya sebaiknya meneliti restoran lainnya yang mengusung tema atmosfer tempo dulu, agar hasil penelitian dapat di generalisasi. • Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk memperkaya ranah penelitian menambah variabelvariabel yang belum diuji dalam penelitian ini. • Penelitian mendatang sebaiknya melakukan uji beda dengan menggunakan alat analisa lain. Saran bagi praktisi sebagai berikut: • Pemilik restoran perlu untuk memahami perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan suatu ilmu yang dapat dipelajari, sehingga pemasar dapat menangkap peluang bagaimana menciptakan restoran yang menarik sehingga dikunjungi konsumen lokal dan mancanegara. Pemasar perlu memahami strategi pemasaran yang berkaitan dengan atmosfer dan manfaat yang diperoleh ketika atmosfer restorannya dapat mengesankan para konsumen, sehingga dapat meningkatkan kepuasan, dan niatan perilaku positif konsumen.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011

Nova Juwita Hersanti, Kusuma Ratnawati

Han, H., and Kisang, R. 2011. ”New or repeat customers: How does physical environment influence their restaurant experience?. International Journal of Hospitality Management Vol xxx No. 13. Han, R., and Jang, S. 2010. Relationships among hedonic and utilitarian values, satisfaction and behavioral intentions in the fast-casual restaurant industry, International Journal of Contemporary Hospitality Management 22: 416–432. Heung, V.C.S., Gu, T. 2012. Influence Of Restaurant Atmospherics on Patron Satisfaction And Behavioral Intentions. International Journal of Hospitality Management xxx (2012) xxx–xxx . Kim, W. 2009. Customers Responses to Customer Orientation of Service Employees in Full- Service Restaurants: A Relational Benefits Perspective, Journal of Quality Assurance in Hospitalilty and Tourism 10: 153– 174. Kincaid, C., Seyhmus, B., Mao Zhenxing in James Busser. 2010. What Really Brings Them Back? The impact of tangible quality on affect and intention for casual dining restaurant patrons. International Journal of Contemporary Hospitality Management 22 (2):209– 220. Kivela, J., Inbakaran, R., Reece, J. 1999a. Consumer research in the restaurant environment. Part 1: A conceptual model of dining satisfaction and return patronage. International Journal of Contemporary Hospitality Management 11 (5), 205–222. Kivela, J., Inbakaran, R., Reece, J. 1999b. Consumer research in the restaurant environment. Part 2: Research design and analytical methods. International Journal of Contemporary Hospitality Management 11 (6), 269–286. Kivela, J., Reece, J., Inbakaran, R. 2000. Consumer research in the restaurant envi-ronment. Part 3: Analysis, findings and conclusions. International Journal of Contemporary Hospitality Management 12 (1), 13–30. Kotler, P. 1973. Atmospherics as a marketing tool. Journal of Retailing, Vol. 49 No. 4, pp. 48–64. Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan pengendalian (Edisi kedelapan, terjemahan Arcella Ariwati Hermawan), Jakarta: Salemba Empat.

Liu, Y., Jang, S. 2009. The effects of dining atmospherics: an extended Mehrabian–Russell model. International Journal of Hospitality Management 28 (4), 494–503. Milliman, R.E. 1986. The influence of background music on the behavior of restaurant patrons. Journal of Consumer Research, 13(2), 286–289. Peter, P., and Olson, J. 1999. Consumer Behaviour. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi Keempat, Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Peter, P., and Olson, J. 2000. Consumer Behaviour. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi Keempat, Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Ryu, K., Jang, S. 2007. The effect of environmental perceptions on behavioral intentions through emotions: the case of upscale restaurants. Journal of Hospitality & Tourism Research 31 (1), 56–72. Ryu, K., Jang, S. 2008. DINESCAPE: a scale for customers’ perception of dining environments. Journal of Foodservice Business Research 11 (1), 2–22. Ryu, K., and Heesup, H. 2010. Influence of Physical Environment on Disconfirmation, Customer Satisfaction, and Customer Loyalty for First-time and Repeat Customers in Upscale Restaurants. International CHRIE Conference-Refereed Track, Event 13 (2010). Ryu, K., Heesup, H., T.H. Kim. 2008. The relationships among overall quick-casual restaurant image, perceived value, customer satisfaction, and behavioral intentionS. International Journal of Hospitality Management 27 (2008) 459–469. Soriano, D.R. 2002. Customers’ expectations factors in restaurants. International Journal of Quality & Reliability Management 19 (8/9), 1055–1067. Stoltman, Jeffrey, J., Fred, W., Morgan, and Linda, K.A. 1999. Investigation of Retail Shopping Situations. International Journal of Retail and Distribution Management, Volume 27 Number 4, pp 145–153. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan kesembilan. Bandung: CV Alfabeta. Wakefield, K., & Blodgett, J. 1996. The effect of the servicescape on customers’ behavioral intentions in leisure service settings. Journal of Services Marketing, 10(6): 45–61.

780

JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 4 | DESEMBER 2012 Nama Orang

Similar Documents

Free Essay

Atribut Produk

...1 ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RESTORAN FAST FOOD (CEPAT SAJI) DI MALANG (Studi Kasus Pada McDonald’s Cabang Dinoyo Malang) B. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ekonomi saat ini menambah ketatnya persaingan antar perusahaan. Tingkat persaingan yang sangat tinggi dalam bisnis lokal maupun global serta dengan kondisi perekonomian saat ini yang tidak stabil memaksa perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif. Untuk mencapai hal tersebut pemasar harus dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen. Pertumbuhan suatu industri telah merubah sikap dan tingkah laku konsumen, kebutuhan dan keinginan konsumen juga semakin beragam. Pemilihan akan suatu produk telah menjadi posisi tertinggi dalam pemasaran. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk membuat produk yang bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan secara fungsional pada konsumennya tapi juga dapat memenuhi kebutuhan dari segi emosional konsumen. Memahami konsumen adalah elemen penting dalam pengembangan strategi pemasaran. American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai "interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka". Perilaku konsumen memberikan informasi mengenai berbagai fakta tentang perilaku berbelanja, misalnya dalam membeli suatu produk para konsumen memiliki berbagai sikap yang berbeda-beda dalam memandang berbagai atribut yang dianggap relevan dan penting...

Words: 6059 - Pages: 25

Free Essay

the Value of Carbon in Natural and Plantation Forest Based on the Structure of Its Stands (Case in Pt Berau Coal, Berau Residence, Province of East Borneo)

...NILAI KARBON HUTAN ALAM DAN TANAMAN MENURUT STRUKTUR TEGAKANNYA (Kasus di PT Berau Coal, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur) SKRIPSI Oleh : AL FURQANY WIDHA WARDHANA 05/185000/KT/5640 JURUSAN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2010 NILAI KARBON HUTAN ALAM DAN TANAMAN MENURUT STRUKTUR TEGAKANNYA (Kasus di PT Berau Coal, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada untuk Memenuhi sebagian dari Syarat-Syarat Guna memperoleh Derajat Sarjana Kehutanan Oleh : AL FURQANY WIDHA WARDHANA 05/185000/KT/5640 JURUSAN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2010 HALAMAN PERSEMBAHAN Ucapan terimakasihku untuk ... [Syukur alhamdulillah] kupanjatkan kepada Allah SWT yang menguasai langit dan bumi beserta seluruh isinya, tanpa kurang sedikit pun, yang mengatur hidup dan matiku, yang membuatku berdiri dan tetap bernafas dari perjalanan panjang 22 tahun sejak aku keluar dari rahim ibuku ... izinkan aku untuk membahagiakannya bersama ayahku yaa Rabb ... [Shalawat serta salam] untuk junjunganku, nabiku, yang membawakan cahaya islam kepada dunia yang gelap di dalam bola bernama bumi ini ... Rasulullah Muhammad SAW ... semoga kelak aku dapat menjadi golongan dari umat yang engkau berikan syafaat wahai nabi.. Bapak Ibu , kalian adalah tujuanku untuk hidup di muka bumi ini , tanpa kalian hidupku hampa , disaat ada masalah hanya...

Words: 14804 - Pages: 60

Free Essay

Theory Grown Up

...seperti Freud yang hanya sampai pada masa remaja. Termasuk disini adalah bahwa Erikson memasukkan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi perkembangan tahapan manusia, tidak hanya sekedar faktor libidinal sexual. A. Tentang Erik Erikson (1902-1994) Erik Erikson lahir di Franfrurt Jerman, pada tanggal 15 Juni 1902 adalah ahli analisa jiwa dari Amerika, yang membuat kontribusi-kontribusi utama dalam pekerjaannya di bidang psikologi pada pengembangan anak dan pada krisis identitas. Ayahnya (Danish) telah meninggal dunia sebelum ia lahir. Hingga akhirnya saat remaja, ibunya (yang seorang Yahudi) menikah lagi dengan psikiater yang bernama Dr. Theodor Homberger. Erikson kecil bukanlah siswa pandai, karena ia adalah seorang yang tidak menyenangii atmosfer sekolah yang formal. Ia oleh orang tua dan teman-temannya dikenal sebagai seorang pengembara hingga ia pun tidak sempat menyelesaikan program diploma. Tetapi perjalanan Erikson ke beberapa negara dan perjumpaannya dengan...

Words: 1842 - Pages: 8

Free Essay

Pertemuan Rutin Di Luar Kelas Sebagai Penawar Kegalauan Siswa Baru Program Bipa

...Pertemuan Rutin di Luar Kelas Sebagai Penawar Kegalauan Siswa Baru Program BIPA Vidi Sukmayadi Balai Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia Vidi_owen@yahoo.com Saripati Bagi siswa BIPA yang datang dan belajar di Indonesia untuk pertama kalinya, gegar budaya, rasa frustasi dan kegalauan hati adalah hal yang wajar sebagai suatu proses transisi. Para siswa harus menghadapi tak hanya tantangan akademis, namun juga tantangan untuk beradaptasi terhadap lingkungan yang benar-benar baru. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan mengadakan pertemuan khusus secara rutin yang mampu mengakomodasi rasa galau siswa yang diakibatkan oleh berbagai hal bersifat non-akademis selama berada di Indonesia. Selain itu pertemuan tersebut juga harus menyoroti perkembangan dan proses belajar mengajar yang tengah berlangsung. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis melakukan studi kasus pada siswa-siswa BIPA yang baru pertama kali datang ke Indonesia dan belum memiliki keterampilan berbahasa Indonesia. Studi ini bertujuan untuk mengetahui opini para siswa BIPA mengenai dampak pertemuan rutin tersebut terhadap kemajuan belajar mereka. Tujuan berikutnya adalah untuk melihat kemajuan akademis siswa BIPA pascapertemuan tersebut yang didasari dari opini siswa dan nilai akademis pada tengah dan akhir semester. Hasil studi ini menunjukkan bahwa para siswa merasa bahwa pertemuan rutin tersebut bermanfaat bagi proses belajar, pengalaman bahasa, dan adaptasi budaya mereka. Kata kunci: siswa BIPA,siswa...

Words: 3023 - Pages: 13

Free Essay

Taman Islam Spanyol (Andalusia): Generalife, Granada

...Itulah kemenangan yang besar.” (At-Taubah:100) “…Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Alllah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya…” (Ali Imran:15) “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan, “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah:25) Taman Islam Spanyol (Andalusia) Selama berabad-abad, Islam memberikan kontribusi dan pengaruh besar terhadap berbagai disiplin ilmu tidak terkecuali dalam hal arsitektur lansekap. Taman Islam cukup menjamur di seluruh dunia dan merupakan salah satu arsitektur lansekap terindah di dunia. Desain taman Islam berasal dari Arab kemudian menyebar ke berbagai negara seperti Persia, Spanyol, dan India. Taman tersebut dibuat oleh orang-orang Arab yang memiliki wilayah taklukan lebih banyak dibandingkan dengan orang-orang Eropa. Meskipun arsitektur taman Islam muncul bersamaan dengan bangkitnya pembuatan taman di Eropa, orang-orang Arab menambahkan ciri khas tersendiri yang kemudian justru mempengaruhi gaya taman di Eropa. Inspirasi desain taman Islam berasal dari kepercayaan umat Islam dan impian mereka tentang surga. Pada beberapa...

Words: 1608 - Pages: 7

Free Essay

Fgjgajhgdjhg

...Pengertian iptek dan kaitannya dengan islam Untuk memperjelas, akan disebutkan dulu beberapa pengertian dasar. Ilmu pengetahuan (sains) adalah pengetahuan tentang gejala alam yang diperoleh melalui proses yang disebut metode ilmiah (scientific method) .Sedang teknologi adalah pengetahuan dan ketrampilan yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Perkembangan iptek, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek Peran Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam. Kewajiban Menuntut Ilmu Dalam ISLAM DASAR HUKUM MENUNTUT ILMU. 1. Sebagai seorang Muslim tentunya kita tidak asing hadits dari Rasullulah SAW yang berbunyi : ‘MENUNTUT ILMU ITU HUKUMNYA WAJIB BAGI SETIAP MUSLIM LAKI-LAKI DAN MUSLIM PEREMPUAN, WAKTUNYA ADALAH DARI BUAIAN IBU (BAYI), SAMPAI MASUK LIANG KUBUR” Hadits dari Rasul SAW yang sangat jelas sekali perintahnya, bahwa dalam Islam menuntut ilmu hukumnya adalah WAJIB yang artinya adalah, jika dikerjakan dan dilaksanakan kita akan mendapat PAHALA, jika diabaikan, disepelekan/tidak dilaksanakan kita akan mendapat DOSA...

Words: 2351 - Pages: 10

Free Essay

Analisis Matematis Perubahan Kondisi Udara Ruang Bangunan Pertanian Pada Proses Evaporative Cooling Pada Berbagai Kondisi Udara Lingkungan

...SKRIPSI ANALISIS MATEMATIS PERUBAHAN KONDISI UDARA RUANG BANGUNAN PERTANIAN PADA PROSES EVAPORATIVE COOLING PADA BERBAGAI KONDISI UDARA LINGKUNGAN RONA NANDANA UTDITYASAN 07/254564/TP/8906 JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2011 i ANALISIS MATEMATIS PERUBAHAN KONDISI UDARA RUANG BANGUNAN PERTANIAN PADA PROSES EVAPORATIVE COOLING PADA BERBAGAI KONDISI UDARA LINGKUNGAN SKRIPSI Program Studi Teknik Pertanian Minat Studi Teknik Proses Dan Produk Pertanian Diajukan kepada: Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada sebagai salah satu kelengkapan studi jenjang Strata satu (S1) dalam memperoleh derajat Sarjana Teknologi Pertanian pada Program Studi Teknik Pertanian Oleh: Rona Nandana Utdityasan 07/254564/TP/8906 JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2011 HALAMAN PENGESAHAN ii iii Karya InI Saya Persembahkan UntUk Ibuku TercInTa, Ibu SrI Utami S.Pd., dan UntUk AyAhku TersAyAng Ajun Inspektur polIsI satu Suyadi Rona nandana iv KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan ridho-Nya pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi dapat berjalan lancar tanpa halangan yang berarti. Keberhasilan penulis dalam melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima...

Words: 22640 - Pages: 91

Free Essay

Hari Bumi

...Lomba Esai Hari Bumi 2013 Teknik Geologi Fakultas Teknologi dan Mineral Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta “Energi Alternatif untuk Indonesia Hijau” Oleh MARIA HANA ANISTYA SMK N 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA 2013 I. Latar belakang Indonesia merupakan wilayah yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Secara garis besar, sumber energi yang ada dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu energi terbarukan dan energi tidak terbarukan. Perbedaan karakteristik dari sumber tersebut membuat metode eksploitasi dan pengolahan yang diterapkan juga berbeda. Setiap proses yang dilakukan tentu menghasilkan dampak tersendiri bagi lingkungan. Seperti bahan bakar fosil yang selama ini digunakan sebagai sumber energi, metode pengolahan dan pemanfaatan energinya memiliki dampak yang buruk dan cenderung merusak lingkungan. Hasil buangan atau sisa pemanfaatan energi tersebut menghasilkan gas-gas yang membahayakan bumi. Selain itu, bahan bakar fosil merupakan sumber energi tidak terbarukan. Artinya bahwa sumber energi ini dapat sewaktu-waktu habis dikarenakan penggunaannya yang tidak bijak. Di Indonesia banyak sumber energi terbarukan yang masih belum dimanfaatkan secara maksimal seperti penggunaan tenaga surya (solar cell) atau tenaga air. Terkait juga dengan program masyarakat dunia rendah karbon (low carbon society) yaitu suatu usaha masyarakat dunia untuk mengurangi penggunaan energi yang menghasilkan emisi gas karbon yang berlebihan dan mengancam lingkungan...

Words: 3352 - Pages: 14

Free Essay

Green

...No. Nama Perguruan Tinggi AKADEMI AKUNTANSI PGRI JEMBER Nama Pengusul Sisda Rizqi Rindang Sari Program Kegiatan Judul Kegiatan 1 PKMK KUE TART CAENIS ( CANTIK, ENAK DAN EKONOMIS) BERBAHAN DASAR TAPE 2 AKADEMI FARMASI KEBANGSAAN Nensi MAKASSAR AKADEMI KEBIDANAN CITRA MEDIKA SURAKARTA AKADEMI KEBIDANAN GIRI SATRIA HUSADA AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDIKA SIDOARJO AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDIKA SIDOARJO AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDIKA SIDOARJO Putri Purnamasari PKMK LILIN SEHAT AROMA KURINDU PANCAKE GARCINIA MANGOSTANA ( PANCAKE KULIT MANGGIS ) 3 PKMK 4 Latifah Sulistyowati PKMK Pemanfaatan Potensi Jambu Mete secara Terpadu dan Pengolahannya sebagai Abon Karmelin (Karamel Bromelin) : Pelunak Aneka Jenis Daging Dari Limbah Nanas Yang Ramah Lingkungan, Higienis Dan Praktis PUDING“BALECI”( KERES) MAKANAN BERSERATANTI ASAM URAT 5 Achmad PKMK Zainunddin Zulfi 6 Dian Kartika Sari PKMK 7 Radita Sandia PKMK Selonot Sehat (S2) Diit untuk Penderita Diabetes 8 AKADEMI PEREKAM Agustina MEDIK & INFO KES Wulandari CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM MEDIK & INFO KES Anton Sulistya CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM Eka Mariyana MEDIK & INFO KES Safitri CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM MEDIK & INFO KES Ferlina Hastuti CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM Nindita Rin MEDIK & INFO KES Prasetyo D CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM MEDIK & INFO KES Sri Rahayu CITRA MEDIKA AKADEMI PERIKANAN YOGYAKARTA PKMK Kasubi Wingko Kaya Akan Karbohidrat...

Words: 159309 - Pages: 638

Free Essay

Physics

...Bab 1 Pendahuluan Eksistensi neutrino dihipotesakan pertama kali oleh Wolfgang Pauli pada tahun 1930. Hingga saat ini, neutrino merupakan salah satu partikel dasar di alam semesta yang paling banyak menimbulkan perdebatan di kalangan fisikawan. Neutrino bersama elektron (e), muon (µ), dan tau (τ ) disebut lepton. Lepton bersama enam jenis partikel quark adalah pembentuk dasar semua benda di alam semesta. Neutrino pertama kali dideteksi secara eksperimental pada tahun 1956 dalam bentuk anti-partikel dan kemudian diketahui ada tiga rasa (flavor) neutrino, yakni neutrino elektron (νe ), neutrino muon (νµ ), neutrino tau (ντ )[1]. Saat ini diketahui bahwa neutrino muncul pertama kali sekitar 15 milyar tahun yang lalu, segera setelah kelahiran alam semesta. Sejak saat itu, alam semesta terus mengembang, mendingin dan neutrino telah mengembara ke mana-mana. Secara teoritis, neutrino sekarang banyak terdapat pada radiasi latar belakang kosmis[1]. Jadi usaha untuk menyingkap misteri tentang sifat-sifat neutrino penting untuk lebih mengenal perilaku alam semesta. Dalam bidang astrofisika, interaksi neutrino dengan materi termampatkan (dense matter) berperan cukup penting misalnya pada teori pembentukan supernova dan bintang neutron muda yang mendingin[2, 3, 4]. Karena penampang lintang hamburan neutrino-elektron sangat kecil, maka di medium neutrino-neutrino tersebut dapat lewat dengan mudah. Ini menyebabkan tetap terjadinya kejutankejutan dalam pembentukan supernova[2, 5, 6]. Hamburan neutrino...

Words: 11175 - Pages: 45

Free Essay

Tugas Sindy

...Apa yang Perlu Anda Ketahui Tentang . . . 28 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah INDONESIA PUBLISHING HOUSE Kotak Pos 1188 Bandung 40011 Telepon (022)) 6 3 3 2 Fax : ( 2 6027784,4 E a l i h d @ m i . o T l p n ( 2 6030392,; F x(022)2 6 2 7 Email: iph@bdg.centrin.net.id eeo 02 009 a 0 ) 078; mi: pbggalcm Kutipan Pasal 72: Sanksi Pelanggaran Undang-undang Hak Cipta (UU No. 19 Tahun 2002) 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masingmasing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun denda/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500. 000.000,00 (lima ratus juta rupiah). © Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dicetak dan diterbitkan oleh Indonesia Publishing House Bandung 2006 Firman Tuhan Allah 6 Apa yang Perlu Anda Ketahui Tentang . . . 28 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah Departemen Kependetaan Masehi Advent Hari Ketujuh Se-Dunia 6840 Eastern Avenue NW Washington, DC 20012 Seventh-day Adventist Believe... A...

Words: 176042 - Pages: 705