Free Essay

Pengaruh Inflasi Dan Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia

In:

Submitted By 0700722586
Words 2104
Pages 9
Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.
1. Pendahuluan dan Latar Belakang
Inflasi telah menjadi masalah besar dalam perekonomian Indonesia. Ada berbagai cara dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi krisis yang terjadi. Pemerintah Indonesia sering menggunakan kebijakan uang ketat dengan menaikkan suku bunga. Karena itu, tingkat suku bunga menjadi penting, karena bisa digunakan untuk menganalisa ekspektasi inflasi. Suku bunga merupakan faktor yang penting dalam perekonomian suatu negara karena sangat berpengaruh terhadap “kesehatan” suatu perekonomian. Hal ini tidak hanya mempengaruhi keinginan konsumen untuk membelanjakan ataupun menabungkan uangnya tetapi juga mempengaruhi dunia usaha dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu tingkat suku bunga mempunyai pengaruh yang sangat luas, tidak hanya pada sektor moneter, melainkan juga pada sektor riil, sektor ketenagakerjaan, bahkan sektor internasional.
Secara teoretis terdapat dua jalur utama mekanisme transmisi kebijakan moneter, yaitu melalui jalur jumlah uang yang beredar dan jalur harga melalui suku bunga. Jalur suku bunga ini merupakan channel yang penting untuk perekonomian Indonesia. (Sarwono dan Warjiyo, 1998; serta Warjiyo dan Zulverdy, 1998). Pengujian empiris mengungkapkan bahwa pengaruh suku bunga terhadap inflasi mempunyai hubungan yang lebih stabil dibandingkan dengan agregat moneter. Upaya untuk menekan fluktuasi tingkat suku bunga tergantung pada keberhasilan mengendalikan gejolak di pasar uang.
Tingkat laju inflasi ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa yang mencerminkan perilaku para pelaku pasar atau masyarakat. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat tersebut adalah ekspektasi terhadap laju inflasi di masa yang akan datang. Ekspektasi laju inflasi yang tinggi akan mendorong masyarakat untuk mengalihkan aset finansial yang dimilikinya menjadi asset riil, seperti tanah, rumah, dan barang-barang konsumsi lainnya. Begitu juga sebaliknya ekspektasi laju inflasi yang rendah akan memberikan insentif terhadap masyarakat untuk menabung serta melakukan investasi pada sektor-sektor produktif.
Ekspektasi masyarakat terhadap inflasi di masa yang akan datang antara lain dapat dilihat dari perkembangan suku bunga nominal. Suku bunga nominal ini mencerminkan suku bunga riil ditambah ekspektasi inflasi. Dengan demikian, perkembangan suku bunga nominal dapat digunakan sebagai indikator ekspektasi masyarakat. Menurut Laksmono (2001), beberapa penelitian di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya juga telah menemukan hubungan yang dekat antara suku bunga dengan proyeksi perubahan inflasi.
II. Tinjauan Pustaka
Menurut Laksmono (2001), nilai suku bunga domestik di Indonesia sangat terkait dengan suku bunga internasional. Hal ini disebabkan oleh akses pasar keuangan domestic terhadap pasar keuangan internasional dan kebijakan nilai tukar yang kurang fleksibel. Selain suku bunga internasional, tingkat diskonto SBI juga merupakan faktor penting dalam penentuan suku bunga di Indonesia. Peningkatan diskonto SBI segera direspon oleh suku bunga PUAB (Pasar Uang Antar Bank), sedangkan respon suku bunga deposito baru muncul setelah 7–8 bulan. Faktor lain yang turut berpengaruh dalam penentuan suku bunga di Indonesia adalah kondisi likuiditas yang berdampak pada suku bunga PUAB dalam jangka pendek. Namun dalam jangka panjang akan mendorong arus modal masuk sehingga pengaruhnya terhadap suku bunga deposito dan suku bunga kredit lebih kecil.
Ada tiga teori yang menjelaskan hubungan antara suku bunga yang berbeda jangka waktu (Laksmono, 2001). Yang pertama, Segmented Market Theory, mengatakan bahwa masing-masing instrumen dengan jangka waktu berbeda ditentukan oleh pasar yang berbeda dengan permintaan dan pasokan pasar yang berbeda. Teori ini mengasumsikan peminjam dan pemberi pinjaman memiliki preferensi terhadap jangka waktu tertentu.
Dalam teori ini diasumsikan bahwa peminjam dan pemberi pinjaman tidak berpindah dari satu pasar ke pasar lain sehingga instrumen dengan jangka waktu berbeda tidak dapat saling berganti. Pendapatan di setiap pasar dianggap tercipta dari permintaan dan pasokan di pasar tersebut. Expectation Theory menganggap instrumen jangka waktu berbeda dapat saling berganti secara sempurna. Suku bunga merupakan rata-rata ekspektasi suku bunga jangka pendek selama periode instrumen jangka panjang. Teori ini menjelaskan perbedaan term structure of interest rate dari waktu ke waktu dan juga menerangkan kecenderungan suku bunga instrumen jangka waktu yang berbeda bergerak searah karena adanya pergantian
Preferred Habitat Theory mengatakan bahwa suku bunga jangka panjang merupakan rata-rata ekspektasi suku bunga jangka pendek sepanjang periode instrumen jangka panjang ditambah dengan liquidity premium yang besarnya tergantung pada kondisi penawaran dan permintaan saat itu. Teori ini mengasumsikan adanya substitusi antar instrumen dan adanya preferensi investor atau instrumen tertentu yang disebut juga pergantian tidak sempurna. Dalam preferred habitat theory ini, suku bunga pada periode n sama dengan rata-rata dari ekspektasi suku bunga bulan ke depan selama periode n ditambah dengan premium. Adanya liquidity premium membedakan teori ini dengan lainnya. Umumnya peminjam dana menawarkan liquidity premium yang positif untuk menarik pembeli instrumen jangka panjang sebagai kompensasi atas resiko likuiditas yang lebih besar dibandingkan instrumen jangka pendek.
Ada dua teori yang membahas tentang inflasi, yaitu teori kuantitas yang menekankan kepada peranan jumlah uang yang beredar dan harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga terhadap timbulnya inflasi. Yang kedua, yaitu teori struktural mengatakan bahwa inflasi bukan semata-mata dikarenakan fenomena moneter, tetapi juga terjadi oleh fenomena struktural. Hal ini terjadi umumnya di negara-negara sedang berkembang yang umumnya masih bercorak agraris ataupun mengenai hal yang berhubungan dengan luar negeri, misalnya term of trade, utang luar negeri dan kurs valuta asing dapat menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik.
Dalam teori ekonomi, inflasi dapat dibedakan menjadi dua jenis (Boediono, 1996), pertama, Demand Pull Inflation, yaitu inflasi yang disebabkan oleh terlalu kuatnya peningkatan permintaan agregat dari masyarakat terhadap komoditi-komoditi hasil produksi di pasar barang. Jenis yang berikut adalah Cost Push Inflation, yaitu inflasi yang dikarenakan bergesernya kurva penawaran agregat ke arah kiri atas (turun). Faktor-faktor yang menyebabkan kurva agregat penawaran bergeser adalah meningkatnya harga-harga faktor produksi (baik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri) di pasar faktor produksi, sehingga menaikkan harga komoditi dipasar komoditi.
Faktor utama yang menjadi penyebab timbulnya inflasi di Indonesia, adalah jumlah uang yang beredar. Di Indonesia jumlah uang beredar lebih banyak diterjemahkan dalam konsep narrow money (M1) karena masih ada anggapan bahwa uang kuasi hanya merupakan bagian dari likuiditas perbankan. Faktor kedua adalah defisit anggaran belanja pemerintah yang banyak sekali menyangkut tentang struktural ekonomi Indonesia karena mendorong permintaan agregat (Atmaja, 1999). Faktor ketiga adalah penawaran agregat dan luar negeri. Kelambanan faktor penawaran agregat disebabkan oleh adanya hambatan struktural yang ada di Indonesia. Harga pangan merupakan salah satu penyumbang terbesar terhadap tingkat inflasi di Indonesia. Umumnya laju penawaran bahan pangan tidak dapat mengimbangi permintaannya, sehingga menyebabkan excess demand. Sedangkan disisi lain metode dan teknologi yang digunakan masih kurang canggih dan tidak maximal (Atmaja, 1999).
III. Isi Inflasi di Indonesia mungkin bisa di umpamakan seperti penyakit yang sudah turun-temurun atau endemis dan memiliki sejarah yang cukup panjang dalam sejarah Di Indonesia. Mungkin kalau kita melihat negara tetangga tingkat inflasi di Malaysia dan Thailand relative lebih rendah dibandingkan dengan negara kita Sendiri sekalipun pada zaman Presiden Soekarno karena karena kebijakan fiskal dan moneter sama sekali tidak prudent. Di zaman Soeharto, pemerintah berusaha menekan inflasi - akan tetapi tidak bisa di bawah 10 persen setahun rata-rata, antara lain oleh karena Bank Indonesia masih punya misi ganda, antara lain sebagai agent of development, yang bisa mengucurkan kredit likuiditas tanpa batas. Baru di zaman reformasi, mulai di zaman Presiden Habibie maka fungsi Bank Indonesia mengutamakan penjagaan nilai rupiah. Tetapi karena sejarah dan karena inflationary expectations masyarakat (yang bertolak ke belakang, artinya bercermin kepada sejarah) maka “inflasi inti” masih lebih besar daripada 5 persen setahun.
Tanda-tanda perekonomian mulai mengalami penurunan adalah ditahun 1997 dimana pada masa itulah awal terjadinya krisis. Saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berkisar pada level 4,7 persen, sangat rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang 7,8 persen. Kondisi keamanan yang belum kondusif akan sangat memengaruhi iklim investasi di Indonesia. Mungkin hal itulah yang terus diperhatikan oleh pemerintah. Hal ini sangat berhubungan dengan aktivitas kegiatan ekonomi yang berdampak pada penerimaan negara serta pertumbuhan ekonominya. Adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan akan menjanjikan harapan bagi perbaikan kondisi ekonomi dimasa mendatang. Bagi Indonesia, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka harapan meningkatnya pendapatan nasional (GNP), pendapatan persaingan kapita akan semakin meningkat, tingkat inflasi dapat ditekan, suku bunga akan berada pada tingkat wajar dan semakin bergairahnya modal bagi dalam negeri maupun luar negeri.

Inflasi tidak selalu berdampak buruk bagi perekonomian. Inflasi yang terkendali justru dapat meningkatkan kegiatan perekonomian. Berikut ini adalah akibat-akibat yang ditimbulkan Inflasi terhadap kegiatan ekonomi masyarakat.
1. Dampak Inflasi terhadap Pendapatan
Inflasi dapat mengubah pendapatan masyarakat. Perubahan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Pada beberapa kondisi (kondisi infasi lunak), inflasi dapat mendorong parkembangen ekonomi. Inflasi dapat mendorong para pengusaha memperluas produksinya. Dengan demikian, akan tumbuh kesempatan kerja baru sekaligus bertambahnya pendapatan seseorang. Namun, bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap Inflasi akan menyebabkm mereka rugi karena penghasilan yang tetap itu jika ditukarkan dengan barang dan jasa akan semakin sedikit. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut! Sebelum infiasi, orang yang menerima penghasilan Rp 100.000 dapat membeli 100 kg beras seharga Rp 1000,00 per kg. Karna inflasi, maka harga beras yang semula naik, menjadi Rp 1.250,00 per kg. Oleh karena nilai beli uang Rp 100.000,00 jika ditukarkan dengan beras kini hanya menjadi 80 kg. Dari ilustrasi tersebut, diketahui ada penurunan nilai tukar sebesar 20 kg (100 kg — 80 kg). Sebaliknya, orang yang berutang akan beruntung. Anggaplah seorang petani mempunyai utang Rp100.000,00. Sebelum Inflasi, petani itu harus menjual beras 100 kg untuk membayar utangnya. Tetapi setelah inflasi harga beras menjadi Rp 1.250,00 per kg, sehingga petani tersebut cukup menjual 80 kg untuk membayar utangnnya sebesar Rp 100.000,00.
2. Dampak Inflasi terhadap Ekspor Pada keadaan Inflasi, daya saing untuk barang ekspor berkurang. Berkurangnya daya saing terjadi karena harga barang ekspor makin mahal. Masi dapat menyulitkan para eksportir dan negara. Negara mengalami kerugian karena daya saing barang ekspor berkurang, yang mengakibatkan jumlah penjualan berkurang. Devisa yang diperoleh juga semakin kecil.
3. Dampak Inflasi terhadap Minat Orang untuk Menabung Pada masa inflasi, pendapatan rill para penabung berkurang karena jumlah bunga yang diterima pada kenyataannya berkurang karena laju Inflasi. Misalnya, bulan Januari tahun 2006 seseorang menyetor uangnya ke bank dalam bentuk deposit dalam satu tahun. Deposito tersebut menghasilkan bunga sebesar, misalnya, 15% per tahun. Apabila tingkat Inflasi sepanjang Januari 0006 — Januari 2007 cukup tinggi, katakanlah 11%, maka pendapatan dari uang yang didepositokan tinggal 4%. Minat orang untuk membung akan berkurang.
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Maka dari itu disinilah peran Bank Sentral dalam mengakomodir permasalahan yang terjadi di Indonesia bagaimana caranya agar Inflasi yang terjadi bisa menimbulkan perekonomian yang stabil dalam jangka pendek maupun jangka panjang. memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.
Kesimpulan
Penggunaan suku bunga sebagai indikator ekspektasi inflasi sejalan dengan kebutuhan akan suatu instrumen yang secara efektif dapat menjelaskan fenomena pergerakan inflasi sebagai sasaran akhir dalam menentukan kebijakan yang seharusnya diambil oleh Bank Indonesia dalam hal memperbaiki permasalahan yang terjadi selama kurun waktu yang sudah cukup lama dan mengakar. Dalam hal ini, BI hanya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi tekanan inflasi yang berasal dari sisi permintaan, sedangkan tekanan inflasi dari sisi penawaran (bencana alam, musim kemarau, distribusi tidak lancar, dll) sepenuhnya berada diluar pengendalian BI. Oleh karena itu, untuk dapat mencapai dan menjaga tingkat inflasi yang rendah dan stabil, diperlukan adanya kerjasama dan komitmen dari seluruh pelaku ekonomi, baik pemerintah maupun swasta. Tanpa dukungan dan komitmen tersebut niscaya tingkat inflasi yang sangat tinggi selama ini akan sulit dikendalikan. Selanjutnya nilai tukar rupiah sepenuhnya ditetapkan oleh kekuatan permintaan dan panawaran yang terjadi di pasar. Apa yang dapat dilakukan oleh BI adalah menjaga agar nilai rupiah tidak terlalu berfluktuasi secara tajam.

Daftar Pustaka

Atmaja, Adwin. 1999. “Inflasi di Indonesia: Sumber-Sumber Penyebab dan Pengendaliannya”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.1, No.1, Mei. Hal. 54 – 67.
Boediono. 1996. Ekonomi Moneter. Edisi Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Edward, S. dan M.S. Khan. 1985. Interest Rate Determination in Developing Countries. IMF Staff Paper no. 32. September.
Laksmono, R, Didy. 2001. “Suku Bunga Sebagai Salah Satu Indikator Ekspektasi Inflasi”. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Maret. hal. 130-137.
www.bi.go.id

Similar Documents

Free Essay

Karier

...PEREKONOMIAN INDONESIA PAKET KEBIJAKAN EKONOMI III [pic] Dosen Pengampu: Drs. H. Edy Yusuf Agung Gunanto, Msc., Ph.D. Kelompok 6: Chintya Stephania H (12030113120042) Juwita Puspitandari (12030113120107) Carolina Reni Damayanti (12030113120119) Fauziah Afni Rahmawati (12030113140258) JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 BAB I 3 PENDAHULUAN 3 2.1. LATAR BELAKANG 3 2.2. RUMUSAN MASALAH 3 2.3. TUJUAN PENULISAN 4 2.4. MANFAAT PENULISAN 5 2.5. Paket Kebijakan Pemerintah III 6 2.6. Daya Beli Masyarakat 8 2.7. Pengentasan Kemiskinan 10 2.8. Kesempatan Kerja dan Pengangguran 12 2.9. Pengembangan Dunia Usaha 13 2.10. Pengembangan UMKM 14 2.11. Tingkat Inflasi 15 2.12. Tingkat Suku Bunga 15 2.13. Tingkat Kurs Rupiah 16 BAB III 17 KESIMPULAN 17 BAB IV 19 LAMPIRAN 19 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi, potensi yang juga mulai diperhatikan dunia internasional. Indonesia dengan ekonomi paling besar di Asia Tenggara sering disebut sebagai calon layak untuk menjadi salah satu anggota negara-negara BRIC (Brasilia, Rusia, India, dan Cina) karena ekonominya dengan cepat menunjukan tanda-tanda perkembangan yang sama dengan anggota lain tersebut. Peranan badan usaha milik negara (BUMN) dan kelompok usaha swasta sangat besar, menunjukkan adanya tanda positif untuk...

Words: 6105 - Pages: 25

Free Essay

Peran Pasar Modal Syariah Dalam Transmisi Kebijakan Moneter Indonesia

...DALAM TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER INDONESIA (Studi Kasus Jakarta Islamic Index) Sebuah Refleksi Penerapan Ekonomi Islam di Sektor Pasar Modal AHMAD NASHRUDDIN NIM. S.0812.049 SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM (STEI) TAZKIA BOGOR 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemberitaan mengenai kebijakan moneter bank sentral pada umumnya selalu menarik perhatian masyarakat. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 4 Februari 2011 memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) atau 0,25% menjadi 6,75%, keputusan tersebut diambil sebagai langkah antisipatif untuk mengendalikan ekspektasi inflasi ke depan yang mulai meningkat.1 Kebijakan tersebut berdampak pada kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 15,34 poin atau 0,44 persen menjadi 3.496,17 basis poin. Sedangkan indeks LQ45 naik 3,636 poin atau 0,59 persen ke posisi 616,200 basis poin pada penutupan hari itu.2 Gambaran di atas menunjukkan besarnya pengaruh kebijakan moneter terhadap berbagai aktivitas ekonomi dan keuangan. Hal demikian tidak mengherankan karena kebijakan moneter memang ditempuh bank sentral untuk mempengaruhi dan mengarahkan berbagai aktivitas ekonomi dan keuangan tersebut kepada tujuan yang ingin dicapai, yang pada umumnya kestabilan harga, dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi.3 Pertanyaannya adalah bagaimana proses pengaruh kebijakan moneter ini terjadi. Seperti halnya kebijakan moneter berpengaruh ekspektasi para pelaku ekonomi di pasar keuangan seperti ditunjukkan...

Words: 10238 - Pages: 41

Free Essay

Ekonomi

...HANIF I. PENDAHULUAN Indonesia selama kurun waktu 50 tahun pasca kemerdekaan, telah mengalami dua periode kepemimpinan dengan fokus pembangunan ekonomi yang berbeda. Pada era Soekarno, pembangunan lebih diarahkan pada upaya peningkatan “persatuan dan kesatuan bangsa”, sehingga praktis perekonomian tidak tertata rapi dan menyebabkan perekonomian Indonesia saat itu semakin hancur. Ini disebabkan adanya politik Isolasi Nasional dan menumpuknya defisit APBN dari tahun ke tahun. Puncaknya, tahun 1965-1966 terjadi krisis ekonomi nasional dan Presiden Soekarno harus turun dari tampuk pimpinan Indonesia. Pada era pemerintahan Soeharto, pembangunan berfokus pada perekonomian yang ditandai adanya grand planning pembangunan yaitu Repelita yang dimulai tahun 1969. Pada itu, pembangunan perekonomian berfokus pada upaya meningkatkan investasi luar negeri dan perdagangan. Perekonomian Indonesia saat itu mengesankan. Secara umum, Indikator perekonomian saat itu menunjukkan perkembangan yang sangat baik dan tidak ada kekhawatiran. Data BPS menunjukkan bahwa periode 1980-1990, perekonomian Indonesia mengalami kenaikan pesat. Kenaikan ini sebagian besar ditopang dari kontribusi eksploitasi sumber daya alam. GDP Indonesia 1970-1995 tumbuh rata-rata 6.8% dengan laju inflasi yang dapat ditekan dibawah 10% (single digit). GDP per kapita di tahun 1995 mencapai $1.023 atau meningkat 15 kali lipat. Ini merupakan sustainabilitas pertumbuhan yang sangat tinggi dan bersama negara Asean lainnya...

Words: 9082 - Pages: 37

Free Essay

Fiscal Policy

...AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNVERSITAS NEGERI JAKARTA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Harapan penulis adalah, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat. Selain itu, demi penyempurnaan makalah ini, penulis mengharapkan kritikan yang bersifat membangun. Akhir kata, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pembimbing mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi 2, Bapak yang telah memberikan tugas makalah ini, sehingga penulis dapat mengetahui lebih jauh tentang Kebijakan Fiskal, dan kepada semua pihak yang turut membantu, penulis sampaikan terima kasih atas bantuannya. Kepada pihak – pihak yang tulisannya penulis jadikan rujukan, penulis sampaikan terima kasih dan pernyataan maaf bila kurang berkenan. Jakarta, April 2014 Penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Selama ini kita mengenal tiga sistem perekonomian yang berlaku di dunia yaitu sistem kapitalis, sistem sosialis dan sistem campuran. Salah satu dari tiga sistem tersebut diterapkan di Indonesia yaitu sistem ekonomi campuran. Sistem campuran adalah sebuah sistem perekonomian dengan adanya peran pemerintah yang ikut serta menentukan cara-cara mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat. Bentuk-bentuk campur tangan pemerintah antara lain, melaksanakan kebijakan fiskal yang merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui penerimaan dan pengeluaran pemerintah...

Words: 4058 - Pages: 17

Free Essay

Trade Internasional

...segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah ini berhasil diselesaikan , yang berjudul “PERDAGANGAN INTERNASIONAL”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar ekonomi makro. Bahan makalah ini disusun berdasarkan data-data sekunder yang penulis himpun dari berbagaio sumber yang penulis rangkum kembali menjadi beberapa kajian penting berkaitan dengan materi pembahasan. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah memberikan kontribusi dalam proses penyelesaian makalah ini, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan atas bimbingan dan arahan dalam pembuatan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan maupun untuk meningkatkan taraf pengetahuan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karna itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat. Penyusun Latar Belakang Masalah Dalam konteks perekonomian suatu negara, salah satu wacana yang menonjol adalah mengenai pertumbuhan ekonomi. Meskipun ada juga wacana lain mengenai pengangguran, inflasi atau kenaikan harga barang-barang secara bersamaan, kemiskinan, pemerataan pendapatan dan lain sebagainya. Pertumbuhan ekonomi menjadi penting dalam konteks perekonomian suatu negara karena dapat menjadi salah satu ukuran dari pertumbuhan atau pencapaian...

Words: 2742 - Pages: 11

Free Essay

Fiskal

... • Beberapa kebijaksanaan di bidang fiskal dengan tujuan mempertahankan stabilitas proses pertumbuhan dan pembangunan ekonomi pada masa Orde Baru. • Sistem dan prosedur penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten/Kota. • Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. • Komponen-komponen yang membentuk APBN secara rinci. • Bahwa APBN untuk tahun 2002 – 2007 selalu mengalami defisit, yakni anggaran pendapatan selalu lebih kecil dari anggaran belanja. • Dalam tahun anggaran (1 Januari sampai 31 Desember) sangat mungkin terjadi perubahan-perubahan di dalam perekonomian sehingga asumsi yang digunakan tidak lagi sesuai dengan kenyataan, sehingga oleh karenanya diadakan anggaran perubahan. • Perbedaan prinsip Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada masa pemerintahan Sukarno dan Suharto. • Sumber-sumber pembiayaan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. • Pola dan tren dari masing-masing komponen sumber pendapatan negara. • Pola dan tren dari masing-masing komponen belanja negara. • Pengaruh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara terhadap jumlah uang beredar. • Pengaruh anggaran seimbang terhadap perekonomian. • Sumbangan tabungan pemerintah dalam pembiayaan rupiah pembangunan ekonomi. 9.1 Pengantar Sistem dan prestasi fiskal satu negara...

Words: 9309 - Pages: 38

Free Essay

Master of Management

...GAGASAN REKONSTRUKSI POLA PENGEMBANGAN ASURANSI JIWA PADA MASYARAKAT KELAS MENENGAH DALAM PRESPEKTIF SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA (Study Pada PT. Asuransi Jiwa “X” Semarang) Marlien / 922012017 Latar Belakang Resiko dimasa datang dapat terjadi terhadap kehidupan sesorang misalnya kematian, sakit atau dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis resiko yang dihadapi dapat berupa resiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan atau kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi. Untuk mengurangi resiko yang tidak diinginkan dimasa yang akan datang, seperti resiko kehilangan, resiko kebakaran, resiko pinjaman kredit macet bank atau resiko lainnya, maka diperlukan pihak ketiga yang mau menanggung resiko tersebut. Pihak ketiga yang menyediakan jasa untuk menanggung risiko tersebut adalah perusahaan asuransi yang mau menanggung resiko yang bakal dihadapi nasabahnya baik perorangan maupun badan usaha. Hal ini disebabkan perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang melakukan usaha pertanggung jawaban terhadap resiko yang akan dihadapi oleh nasabahnya. Dari segi Ekonomi, asuransi bertujuan untuk mengurangi ketidak pastian dari hasil usaha yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan. Dari segi Hukum, asuransi bertujuan untuk memindahkan risiko yang dihadapi oleh suatu obyek atau suatu kegiatan bisnis kepada pihak...

Words: 2409 - Pages: 10

Free Essay

Crude Palm Oil: Case Study

...Ekspor Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia http://arfendios.blogspot.com/2013/08/analisis-determinan-ekspor-minyak_1.html PENDAHULUAN Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Hal ini didorong oleh semakin meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara suatu negara dengan negara lain baik di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya (Hady, 2001). Menurut Dornbusch, Fischer dan Startz (2008: 278) dan Sugiharini (2006) keadaan ini sering disebut dengan istilah globalisasi yaitu pergerakan ke suatu perekonomian global. Di era globalisasi ini, perdagangan internasional sudah menjadi kebutuhan bagi setiap bangsa dan negara yang ingin maju khususnya dalam bidang ekonomi. Negara-negara melakukan perdagangan internasional dikarenakan dua alasan utama. Pertama, adanya perbedaan antara satu sama lain seperti kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan lain-lain. Kedua, adanya tujuan untuk mencapai skala ekonomis (economies of scale) dalam proses produksi. Kedua tujuan tersebut memicu untuk menghasilkan keuntungan (gains from trade) bagi kedua negara yang melakukan perdagangan (Krugman dan Obstfeld, 1993: 15). Keuntungan tersebut antara lain: (a) memperoleh berbagai produk yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri, (b) memperluas pasar produk dalam negeri, (c) memperoleh transfer teknologi yang lebih moderen dari luar negeri dan (d) memperoleh keuntungan dari...

Words: 7540 - Pages: 31

Premium Essay

From Book Pi

...ASEAN lebih stabil, sejahtera dan sangat kompetitif, memungkinkan bebasnya lalu lintas barang, jasa, investasi dan aliran modal. Selain itu, juga akan diupayakan kesetaraan pembangunan ekonomi dan pengurangan kemiskinan serta kesenjangan sosial ekonomi pada tahun 2015. ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint  merupakan suatu master plan bagi ASEAN untuk membentuk Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dengan mengidentifikasi langkah-langkah integrasi ekonomi yang akan ditempuh melalui implementasi berbagai komitmen yang rinci, dengan sasaran dan jangka waktu yang jelas. Terkait dengan ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint, ASEAN juga telah mengembangkan mekanisme Scorecard untuk mencatat implementasi dan komitmen-komitmen negara anggota  sebagaimana yang telah disepakati di dalam ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint. Scorecard dimaksud akan memberikan gambaran komprehensif bagaimana kemajuan ASEAN untuk mengimplementasikan AEC pada tahun 2015. Pada tahun 2015 ASEAN akan menjadi “satu negara”, di mana mobilitas barang, jasa, investasi, tenaga kerja, dan modal akan bergerak bebas. Cetak biru AEC memuat ambisi pembentukan ASEAN sebagai pusat perdagangan kawasan yang terintegrasi di mana pembentukkannya akan ditargetkan pada tahun 2008 dan impleentasinya pada tahun 2015. Diharapkan pula dapat disejajarkan dengan komunitas serupa seperti Uni Eropa, serta investor akan terangsang memasuki ASEAN karena menjadi salah satu pasar yang besar di dunia. Secara teknis pencapaian...

Words: 3623 - Pages: 15

Free Essay

Menuju Nilai Tukar Rupiah Yang Lebih Stabil Dengan Sistem Nilai Tukar Syariah: Suatu Pembuktian Empiris Metode Ordinary Least Square

...Viany Indah Anggryeny Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Depok 2006 BAB I PENDAHULUAN Di era yang semakin terbuka seperti sekarang ini, perdagangan internasional merupakan bagian yang tak terelakkan, bahkan bisa dibilang suatu necessary condition menuju era perdagangan bebas. Hal ini berarti, stabilitas perekonomian suatu negara juga dipengaruhi oleh negara lain. Dalam hubungan antar negara ini, banyak pihak menaruh perhatian khusus terhadap nilai tukar, suatu variabel yang disebut-sebut sebagai variabel yang bisa “menghancurkan” ketenangan ekonomi suatu negara. Bukti nyata telah terjadi pada tahun 1997! Anjloknya nilai tukar negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, telah membuat perekonomian lesu, bahkan pembangunan menunjukkan angka negatif, dan hutang luar negeri Indonesia pun membengkak 6-7 kali lipat[2]. Kalutnya perekonomian dunia tahun 1997 ini telah membuat berbagai pihak menaruh perhatian terhadap apa yang dinamakan nilai tukar. Berbagai formulasi dirumuskan dalam rangka mencari bentuk yang paling tepat untuk menjaga stabilitas nilai tukar. Tak ketinggalan juga pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia, melakukan perubahan kebijakan nilai tukarnya dari sistem nilai tukar mengambang fleksibel (september 1986-Agustus 1997) menjadi sistem nilai tukar mengambang bebas (14 Agustus 1997-sekarang). Implikasi dari perubahan kebijakan ini dapat dilihat dari grafik berikut: Dari grafik di atas terlihat bahwa dari tahun 1986-1997...

Words: 5106 - Pages: 21

Free Essay

6 Strategi Analisis

...analisis strategi perusahaan/organisasi di dalam usaha mencapai goal-nya masing-masing. Berikut penjelasan mengenai strategi perusahaan tersebut. 1. Analisis SWOT Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangkan panjang. Analisis SWOT merupakan sebuah analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi perusahaan yang sedang dihadapi. • Strength (S) yaitu analisis kekuatan, situasi dan kondisi yang merupakan kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini.  Yang perlu di lakukan di dalam analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan di bandingkan dengan para pesaingnya. Misalnya jika kekuatan perusahaan tersebut unggul di dalam teknologinya, maka keunggulan itu dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan juga kualitas yang lebih maju. • Weaknesses (W) yaitu analisis kelemahan, situasi dan kondisi yang merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Merupakan cara menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi. • Opportunity (O) yaitu analisis peluang, situasi dan kondisi yang merupakan peluang diluar...

Words: 2622 - Pages: 11

Free Essay

Green

...CAENIS ( CANTIK, ENAK DAN EKONOMIS) BERBAHAN DASAR TAPE 2 AKADEMI FARMASI KEBANGSAAN Nensi MAKASSAR AKADEMI KEBIDANAN CITRA MEDIKA SURAKARTA AKADEMI KEBIDANAN GIRI SATRIA HUSADA AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDIKA SIDOARJO AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDIKA SIDOARJO AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDIKA SIDOARJO Putri Purnamasari PKMK LILIN SEHAT AROMA KURINDU PANCAKE GARCINIA MANGOSTANA ( PANCAKE KULIT MANGGIS ) 3 PKMK 4 Latifah Sulistyowati PKMK Pemanfaatan Potensi Jambu Mete secara Terpadu dan Pengolahannya sebagai Abon Karmelin (Karamel Bromelin) : Pelunak Aneka Jenis Daging Dari Limbah Nanas Yang Ramah Lingkungan, Higienis Dan Praktis PUDING“BALECI”( KERES) MAKANAN BERSERATANTI ASAM URAT 5 Achmad PKMK Zainunddin Zulfi 6 Dian Kartika Sari PKMK 7 Radita Sandia PKMK Selonot Sehat (S2) Diit untuk Penderita Diabetes 8 AKADEMI PEREKAM Agustina MEDIK & INFO KES Wulandari CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM MEDIK & INFO KES Anton Sulistya CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM Eka Mariyana MEDIK & INFO KES Safitri CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM MEDIK & INFO KES Ferlina Hastuti CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM Nindita Rin MEDIK & INFO KES Prasetyo D CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM MEDIK & INFO KES Sri Rahayu CITRA MEDIKA AKADEMI PERIKANAN YOGYAKARTA PKMK Kasubi Wingko Kaya Akan Karbohidrat yang Menyehatkan 9 PKMK Pemanfaatan Limbah Kayu Sebagai Bahan Utama Membuat Sangkar Burung Sekaligus Mengurangi Pemanasan Global Di Klaten Jawa Tengah Bolu...

Words: 159309 - Pages: 638

Free Essay

Resume Mikroekonomi

...Pasar dan Harga Ekonomi mikro adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Secara umum, ekonomi mikro membahas perilaku ekonomi dalam lingkup individu, rumah tangga, perusahaan, dan pasar. Pembahasannya meliputi pemanfaatan sumber daya ekonomi bagi kehidupan masyarakat serta perilaku produsen dan konsumen dalam melakukan interaksi di pasar. Cakupan pembahasan ekonomi terbatas pada kegiatan ekonomi yang lebih sempit dan khusus. Ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga. Ekonomi mikro juga mempelajari bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga pada gilirannya menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya. Kebalikan dari ekonomi mikro ialah ekonomi makro, yang membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan perekonomian yang berhubungan, serta dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya perubahan tingkat pajak) terhadap hal-hal tersebut. Mikro artinya kecil, dengan demikian ekonomi mikro boleh diartikan sebagai “ilmu ekonomi kecil”. Menerangkan arti kata ekonomi mikro dengan cara mengartikan masing-masing kata secara harfiah tidak akan memberikan penerangan...

Words: 3436 - Pages: 14

Free Essay

Management

...etnik, warna kulit, agama, bahasa kebudayaan dan adat resam yang tersendiri. Ia merupakan satu-satunya negara masyarakat plural yang paling berjaya di alaf baru ini dalam mengekalkan keamanan dan perpaduan. Masyarakat majmuk mempunyai konsepnya dan sejarah yang tersendiri di Malaysia. Malaysia pada hari ini didiami oleh pelbagai bangsa, kaum dan etnik dari Perlis hingga ke Sabah. Kepelbagaian kaum dan etnik inilah maka wujud pula kepelbagaian budaya, bahasa, agama dan adat resam. Corak masyarakat Malaysia seperti ini berlaku disebabkan oleh perubahan masa dan keadaan, seperti yang berlaku terhadap perubahan struktur politiknya. Sebelum abad ke-18 dan ke-19, masyarakat Malaysia tidak begini coraknya. Sebaliknya boleh dikatakan bahawa, semenanjung Tahan Melayu ketika itu didiami oleh orang Melayu dan Orang Asli bersama sebilangan kecil bangsa atau kaum lain. Tetapi kini coraknya telah berubah dan wujudlah pembentukan masayarakat majmuk. J.S.Furnivall merupakan orang pertama yang mengemukakan konsep masyarakat majmuk berdasarkan kajiannya di Indonesia dan Burma. Menurut Furnivall (1967:54), masyarakat majmuk terdiri daripada pelbagai kaum yang mempunyai kebudayaan, agama, bahasa dan adat resam yang tersendiri. Walaupun pelbagai kaum berganding bahu di bawah sistem politik yang sama tetapi kehidupan mereka adalah berasingan dan interaksi sosial dalam kalangan mereka amat berkurangan dan hubungan mereka hanya terbatas kepada hal ekonomi dalam jual beli. Pembahagian tugasan dilakukan...

Words: 4793 - Pages: 20

Free Essay

Marketing Management

...Vincentiussan – Vincentiussan.multiply.com) A. Pengantar Berbagai jenis kegiatan ekonomi dilakukan manusia , semua ini didasarkan pada pemikiran pilihan yang terbaik atau terefisien di dalam penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki oleh seseorang atau masyarakat. Pemikiran – pemikiran yang timbul di masa sekarang bersumber dari ilmu ekonomi, oleh Prof. P.A. Samuelson didefinisikan sebagai berikut: suatu studi mengenai bagaimana orang-orang dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannnya untuk keperluan konsumsi, sekarang dan masa datang, kepada berbagai orang dan golongan masyarakat .Ilmu ekonomi menganalisa biaya dan keuntungan dan memperbaiki corak penggunaan sumber-sumber daya.(Sukirno, 1985:3) Pelaku-pelaku kegiatan ekonomi dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu rumah tangga , perusahaan, dan pemerintah. Rumah tangga adalah pemilik dari berbagai faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian, sektor ini menyediakan tenaga kerja , tenaga usahawan, alat-alat modal, kekayaan alam, dan harta seperti tanah dan bangunan. Perusahaan adalah organisasi yang dikembangkan oleh seseorang atau sekumpulan orang dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai jenis http://Vincentiussan.multiply.com Page 1 barang dan jasa yang diperlukan masyarakat. Organisasi perusahaan dapat dibedakan menjadi tiga bentuk...

Words: 6613 - Pages: 27