Free Essay

Pop Up Reviewed from Business Ethics

In:

Submitted By DwR16
Words 2949
Pages 12
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis

Fenomena Iklan Pop-up Ditinjau dari Etika Bisnis

Disusun oleh:
Dwi Rahmayati

Kelas Eksekutif B Angkatan 28 A

Fenomena Iklan Pop-up Ditinjau dari Etika Bisnis
Pendahuluan
Seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi, internet menjadi kebutuhan yang esensial bagi banyak orang, bahkan bisa dikatakan sebagian besar masyarakat, khususnya warga kota metropolitan bergantung pada internet dengan koneksi PC (Personal Computer), laptop, tablet hingga gadget yang tidak pernah bisa dilepaskan dari kegiatan sehari-hari.
Dunia bisnis yang maju pesat di berbagai industri yang semakin kompetif, membuat pebisnis harus semakin jeli dalam mengaplikasikan strategi penjualannya. Marketer dari latar belakang bisnis yang berbeda, berlomba-lomba untuk menawarkan produk dan jasanya dengan strategi marketing yang mumpuni melalui bermacam-macam media dengan penggunaan biaya yang seefisien mungkin.
E-business terus tumbuh dan berkembang di Indonesia, yang dimanfaatkan secara optimal baik oleh perusahaan multinasional berskala besar maupun usaha-usaha pribadi berskala kecil dan menengah. Aplikasi viral marketing melalui berbagai media terbukti efektif dalam pencapaian sasaran yang diharapkan.
Bagi pengguna internet, pop-up advertisement bukan suatu hal yang asing. Seperti dikutip dari Pop-up anyone?, “Iklan pop-up adalah suatu bentuk dari online advertising dengan tujuan untuk menarik perhatian pengunjung website. Pop up biasanya muncul dalam jendela kedua dengan visualisasi iklan dalam bermacam-macam bentuk.” (https://dental-designproducts.co.uk/pop-up-anyone/ diakses pada tanggal 9 Agustus 2015 jam 8.54 WIB)

Beragam opini bermunculan sehubungan dengan fenomena iklan pop-up. Bagi pebisnis, pop-up adalah salah satu strategi e-marketing yang efektif namun tidak demikian dengan sebagian besar pengguna internet yang kontra dengan fenomena ini. Lebih lanjut mengenai pop-up akan dibahas dalam makalah ini.
Landasan Teori
A. The Duty to Consumers
Sesuai dengan theory of business firm’s duty to consumers yang disampaikan oleh
Velasquez (2014: 332-343) perusahaan memiliki 3 kewajiban utama terhadap konsumen, yaitu: (1) The Contract view
Dalam pandangan ini dinyatakan bahwa kontrak mendasari relasi antara perusahaan dan pelanggan, sehingga kewajiban perusahaan adalah yang tercantum dalam kontrak tersebut. Menurut The Contract View, pelaku bisnis memiliki 4 (empat) kewajiban utama:
(a) The duty to comply, dimana perusahaan menyediakan produk sesuai dengan apa yang ditawarkan. Terdapat 4 (empat) variabel utama yang berhubungan dengan kinerja produk:
- Reliability, produk yang ditawarkan oleh perusahaan berfungsi sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen
- Service Life, produk akan berfungsi dalam jangka waktu sesuai ekspektasi konsumen.
Usia produk tergantung dari frekuensi pemakaian.
- Maintainability, adanya pehamaman bahwa produk dapat diperbaiki jika terjadi kerusakan. Isu ini biasanya berhubungan dengan garansi. Tidak jarang penjual

memberikan kesan bahwa produk yang dijual tersebut dengan mudah dapat diperbaiki, walaupun sudah kadaluarsa. Namun pada kenyataannya , hal tersebut memerlukan biaya tambahan, dan bisa jadi tidak mungkin dilakukan sehubungan dengan tidak adanya persediaan suku cadang.
-

Safety, sesuai dengan teori kontrak, produsen memiliki kewajiban moral untuk

menawarkan produk dengan tingkat risiko yang jauh lebih rendah dari apa yang dikomunikasikan kepada konsumen.
(b) The duty to disclosure, dimana penjual memiliki kewajiban kepada pembeli untuk memberikan informasi yang sejelas-jelasnya mengenai produk serta syarat dan ketentuan sehubungan dengan aktivitas jual-beli tersebut, misalnya karakteristiknya apalagi jika ada cacat produk, yang mungkin saja bisa mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk tersebut. Sudah seharusnya kontrak jual beli dilakukan secara sadar dan didasari atas keputusan untuk memilih atau tidak memilih produk tersebut secara bebas.
Hal ini dikuatkan dengan pengetahuan yang cukup bagi konsumen dalam menetapkan keputusan untuk melakukan pembelian.
(c) The duty not to misrepresent, jika penjual dengan sengaja menginformasikan produknya tidak sesuai dengan kondisi dan kinerjanya, hanya untuk mengarahkan pembeli melakukan keputusan pembelian, maka hal ini tidak dapat dibenarkan secara etika. Upaya ini bisa dilakukan secara lisan, gestur, dengan model peraga dan hal lainnya yang mengarah pada tindakan penipuan.
(d) The duty not to coerce, keputusan pembelian bisa saja dilakukan delam keadaan stres dan emosi tidak stabil. Situasi ini dimanfaatkan oleh penjual untuk mempengaruhi

keputusan pembelian. Konsumen mungkin saja tidak akan mengambil keputusan pembelian dalam kondisi yang berbeda.
(2) The Due Care Theory view
Pandangan ini meyakini bahwa produsen memiliki posisi yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan produsen, dimana produsen dapat mengetahui bahaya-bahaya yang mungkin timbul dalam produk yang mereka jual. Teori ini memiliki prinsip bahwa produsen memiliki kewajiban moral untuk memastikan konsumen tidak dirugikan dan diciderai akibat produk yang mereka jual. Hal ini termasuk memastikan desain poduk dengan meminimalisasi risiko, adanya cacat produk dan menginformasikan secara jelas serta akurat mengenai dampak yang mungkin ditimbulkan produk tersebut
(3) The Social Cost view
Pandangan ini menyatakan bahwa produsen harus bertanggung jawab atas kecacatan atau kesalahan produk, meskipun sudah melakukan upaya terbaik dalam hal desain produk, penggunaan material yang berkualitas, sampai dengan proses produksi dan telah menyampaikan informasi mengenai kemungkinan dampak yang ditimbulkan kepada publik.
Teori ini berkeyakinan bahwa produsen memiliki kewajiban untuk mengganti segala kerugian yang terjadi, meskipun tidak ada seorang pun yang dapat memprediksi efek negatif tersebut atau mengeliminasinya.
B. Advertising Ethics
Menurut Velasquez (2014: 346-354), terjadi efek sosial yang ditimbulkan oleh iklan, diantaranya: -

efek psikologis
Banyak yang kritik yang timbul akibat iklan yang dianggap tidak etis, bodoh, cenderung menghina, menjijikkan dan tidak berselera. Namun iklan seperti yang disebutkan diatas, tidak bisa dikatakan melanggar etika. Semuanya kembali kepada pemahaman dan penilaian dari masing-masing individu karena iklan tidak menciptakan nilai sosial dari masyarakat.

-

pengeluaran biaya yang tidak efisien
Penelitian menunjukkan bahwa iklan tidak berhasil menstimulasi peningkatan terhadap konsumsi produk. Iklan cenderung mempengaruhi keputusan untuk berpindah dari satu merek ke merek lainnya. Meskipun pada akhirnya, adanya iklan meningkatkan permintaan akan produk, hal ini akan menyebabkan berkembangnya industry yang berpengaruh negatif terhadap lingkungan hidup. Hal ini berarti peningkatan konsumsi tidak selamanya berakibat baik, karena tetap ada kerugian yang harus ditanggung oleh masyarakat.

-

mempengaruhi kekuatan pasar
Para ahli menyatakan bahwa hanya perusahaan berskala besar yang memiliki kemampuan untuk beriklan dan memperoleh brand loyalty sehingga mereka dapat mengontrol porsi yang besar di pasar. Akibatnya kekuatan oligopoly yang akhirnya menguasai pasar karena tidak perusahaan kecil tidak memiliki kekuatan sebanding untuk berkompetisi. Namun penelitian ini tidak secara spesifik menunjukkan bahwa perbandingan iklan yang dilakukan perusahaan monopoli atau oligopoli dengan perusahaan-perusahaan berskala kecil.

-

mengarahkan keinginan konsumen

Iklan dianggap bersifat manulatif, mengarahkan keinginan konsumen baik dari sisi fisik maupun emosi, bahkan tidak jarang visualisasinya bersifat seksual dan menunjukkan tindakan agresif yang mengarah pada kekerasan, sehingga melanggar etika.khususnya jika dikaitkan pengaruhnya terhadap anak-anak yang notabene belum dewasa. Hal ini melanggar hak konsumen untuk membuat keputusan secara bebas dan rasional -

penipuan terhadap keyakinan
Iklan bisa saja mengarah pada upaya penipuan. Yang menjadi pokok permasalahan adalah bukan membenarkan iklan yang cenderung menipu, tapi memahami bahwa iklan yang mengarah pada upaya penipuan tersebut tidak beretika.
Lebih lanjut Velasquez (2014: 354) menyimpulkan bahwa isu moral yang ditimbulkan bersifat kompleks dan tidak terpecahkan. Namun yang harus menjadi perhatian adalah:
Social Effect:

-

Apa yang menjadi tujuan dari pengiklan dengan membuat iklan tersebut?

-

Apa efek iklan tersebut terhadap individu dan masyarakat secara keseluruhan
Effect on Desire:

-

Apakah iklan tersebut informatif atau persuasif?

-

Jika iklan tersebut persuasif, apakah ada tujuan tertentu yang non-rasional atau menciptakan keinginan tertentu?
Effects on Belief

-

Apakah iklan tersebut menyajikan fakta yang bisa dipercaya?

-

Apakah iklan tersebut memiliki kecenderungan untuk mengarahkan konsumen secara tidak tepat?

C. Consumer Privacy
Velasquez (2014: 354-356) menyatakan bahwa hak kebebasan pribadi mengenai apa, dengan siapa, dan seberapa banyak informasi tentang diri mereka akan diungkapkan kepada orang lain. Velasquez menyampaikan ada 2 (dua) tipe dasar hak atas kebebasan pribadi yaitu:
-

Psychological privacy, merupakan kebebasan untuk menghargai kehidupan pribadi seseorang -

Physical privacy, merupakan kebebasan untuk menghargai kebebasan aktivitas fisik orang lain

Lebih lanjut Velasquez menyimpulkan bahwa hak atas kebebasan pribadi adalah hak yang dimiliki oleh semua orang termasuk konsumen dan mengungkapkan keseimbangan antara hak kebebasan pribadi dengan bisnis merupakan jawaban dari pertanyaanpertanyaan:
-

Apakah tujuan dari pengumpulan informasi yang dilakukan oleh perusahaan, badan atau institusi memberikan keuntungan bagi konsumen?

-

Apakah informasi yang dikumpulkan relevan dengan kebutuhan bisnis?

-

Apakah konsumen menginformasikan data dan tujuannya?

-

Apakah perusahaan mengerti bahwa informasi bersifat terbuka?

-

Apakah informasi tersebut akurat?

-

Apakah informasi tersebut aman dan tidak terbuka untuk pihak-pihak yang tidak berkepentingan? Implementasi Iklan Pop-up dan Etika Bisnis
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan kebutuhan manusia akan kenyamanan dan penggalian informasi yang cepat dan tepat, internet mendapatkan tempat yang spesial bagi para pengunanya. Walaupun tidak bisa dikategorikan sebagai salah satu kebutuhan primer, namun ketergantungan banyak orang terhadap internet, menjadikannya peluang bagi pebisnis untuk memanfaatkannya sebagai media promosi.
Mulai dari fungsi dan pekerjaan yang membutuhkan data dan informasi yang cepat, sebagai alat komunikasi yang efektif sampai dengan peralihan fungsi buku dan perpustakaan di dunia pendidikan, internet dapat memuaskan kebutuhan penggunanya. Kebutuhan akan produk dan jasa sebagai pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder, internet menjalankan fungsinya sehingga dapat menggantikan sebagian besar layanan konvensional.
Berdasarkan hal-hal yang disebutkan di atas, para pelaku bisnis mengoptimalisasi strategi e-marketing dengan memanfaatkannya dalam bentuk iklan pop-up. Apalagi, ditinjau dari sisi biaya, jika dibandingkan dengan mengaplikasikan traditional marketing, baik ATL (Above
The Line Activities) maupun BTL (Below The Line Activities), iklan pop-up jauh lebih efisien dengan pencapaian sasaran yang massive dan terbukti efektif secara signifikan.
Menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 2003 oleh ad firm Advertising.com, seperti yang dikutip dari http://www.pcworld.com/article/115026/article.html (diakses pada tanggal 9 Agustus 2015 jam 9.17 WIB), pop-up merupakan jenis iklan yang hasilnya 13 kali lebih efektif jika dibandingkan dengan standar web-banner dari suatu situs.
“Iklan sembulan atau iklan unggih (bahasa Inggris: pop-up advertisement) adalah jendela iklan yang biasanya muncul tiba-tiba jika mengunjungi suatu halaman web.”

(https://id.wikipedia.org/wiki/Iklan_sembulan diakses pada tanggal 9 Agustus 2015 jam 9.35
WIB). Pop-up akan muncul secara tiba-tiba jika pengguna mengakses suatu situs atau tidak sengaja meng-klik salah satu bagian dari situs tersebut.
Iklan pop-up bisa saja berupa ajakan untuk mengunjungi situs yang berbeda dari induk situs yang dikunjungi, menjadi anggota dari komunitas tertentu, ikut ambil bagian dari layanan Multi-level Marketing (MLM), berbelanja melalui online shopping, game online, tawaran mengikuti kuis dengan hadiah jutaan bahkan milyaran rupiah, sampai dengan penawaran akan layanan yang mengarah pada pornografi (misalnya party line/hotline) dengan visualisasi yang sensual, yang digambarkan dengan model peraga baik pria maupun wanita.
Iklan pop-up terkini bisa muncul dalam bentuk videography yang secara otomatis tanpa di klik, (automatically on play mode) dan mengeluarkan suara, yang membuat pengguna internet harus mencari jendela situs yang dibuka tanpa sengaja tersebut untuk menutup dan menghentikannya karena seringkali mengganggu dan tidak diinginkan yang bersangkutan.
Iklan pop-up ini tidak hanya muncul dalam satu jendela, sering kali lebih muncul lebih dari satu jendela yang berbeda, apalagi jika pengguna internet tidak sengaja meng-klik bagian tertentu dari suatu situs. Tidak disadari dari satu situs yang memang kita kehendaki untuk dikunjungi, akan muncul berbagai jendela dengan bermacam-macam tawaran dalam visualisasi yang beragam dan tidak jarang jika pengguna internet ingin menghentikan iklan pop-up dengan menutup jendela tersebut, yang terjadi justru terbukanya iklan pop-up dalam versi yang utuh
(satu halaman penuh) dan malah bermunculan iklan pop-up lainnya.
Jika ditinjau dari etika bisnis, iklan pop-up melanggar hak kebebasan pribadi
(consumer privacy) baik psychological privacy yang merupakan kebebasan untuk menghargai

kehidupan pribadi seseorang maupun physical privacy yang merupakan kebebasan untuk menghargai kebebasan aktivitas fisik orang lain. Iklan pop-up yang muncul tiba-tiba, tentunya mengganggu pengguna internet karena keberadaannya secara rasional tidak diinginkan oleh yang bersangkutan. Iklan pop-up juga melanggar advertising ethics, karena pengiklan tidak memperhatikan efek dari iklan yang disajikan terhadap pengguna internet (social effect). Hampir semua iklan menimbulkan effect on desire, karena bersifat persuasif dan mengarahkan keinginan tertentu dari para pengguna internet. Rata-rata iklan pop-up mengakibatkan effect on belief, karena tidak menyajikan fakta yang dapat dipercaya dan memiliki kecenderungan untuk mengarahkan konsumen secara tidak tepat apalagi jika iklan pop-up tersebut mengarah pada halhal yang bersifat sensual.
Dari perspektif kewajiban perusahaan terhadap konsumen (The Contract view), maka dapat dinyatakan bahwa iklan pop-up tidak bisa memenuhi kontrak yang mendasari relasi antara perusahaan pengiklan dan konsumen. Dengan keterbatasan space dari jendela yang diakses melalui internet, maka iklan pop-up tidak menyajikan informasi secara jelas mengenai produk dan jasa yang ditawarkan sehingga gagal dalam memenuhi the duty to comply dalam menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan kinerja produk dan jasa yang ditawarkan baik dari sisi realibility, service life, maintainability, dan safety.
Pengiklan pop-up tidak dapat memenuhi the duty not to misrepresent, karena dengan sengaja tidak menginformasikan secara detil apa yang ditawarkan dan cenderung mengarahkan pengguna internet untuk melakukan keputusan mengakses situs tersebut. Iklan pop-up sebagian

besar manipulatif dengan mengarahkan hal-hal yang berbau pornografi melalui tampilan model peraga yang sensual.
Pemanfaatan kondisi dari pengguna internet yang bisa saja berada dalam keadaan stress, emosi tidak stabil sehingga dengan non-rasional mengambil keputusan untuk melakukan transaksi sesuai yang ditawarkan dalam iklan pop-up. Pengguna internet mungkin saja akan mengambil keputusan yang berada jika tidak berada dalam kondisi seperti yang disebutkan
Bagi sebagian besar pengguna internet, pop-up dianggap mengganggu, karena tidak dikehendaki dan dapat dimuncul secara tiba-tiba. Menurut Devon Glenn dalam Revealed: The
Most

Annoying

Types

of

Ads

on

the

Internet

[Infographic]

(http://www.adweek.com/socialtimes/revealed-the-most-annoying-types-of-ads-on-the-internetinfographic/124858 diakses pada tanggal 9 Agustus 2015 jam 9.17 WIB), berdasarkan survey yang dilakukan terhadap 2.100 warga Amerika serikat pada tahun 2013 mengenai iklan yang dianggap mengganggu, 70% responden menyatakan bahwa iklan pop-up termasuk dalam kategori iklan yang mengganggu diantaranya dalam beraktivititas web surfing, yakni sebesar
51% dan online shopping sebesar 37%. Dengan lebih detil, hasil survei ditampilkan sebagai berikut: Sumber: http://www.adweek.com/socialtimes/revealed-the-most-annoying-types-of-ads-on-the-internetinfographic/124858 diakses pada tanggal 9 Agustus 2015 jam 9.17 WIB

Sumber:http://www.adweek.com/socialtimes/revealed-the-most-annoying-types-of-ads-on-the-internetinfographic/124858 diakses pada tanggal 9 Agustus 2015 jam 9.17 WIB

Sumber:http://www.adweek.com/socialtimes/revealed-the-most-annoying-types-of-ads-on-the-internetinfographic/124858 diakses pada tanggal 9 Agustus 2015 jam 9.17 WIB

Kesimpulan dan Saran

Dari hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa iklan pop up melanggar etika, khususnya consumer privacy dari pengguna internet. Seperti yang disampaikan oleh

Sarah

Griffiths

dalam

artikel

di

media

online

(http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-2728649/Advertising-original-sin-web-says-inventorannoying-pop-ads.html diakses pada tanggal 9 Agustus 2015 jam 13.22 WIB), Ethan Zuckerman,

penemu iklan pop-up pada tahun 1990-an meminta maaf kepada publik secara terbuka karena temuannya menjadi salah satu bentuk iklan yang paling dibenci, karena dianggap mengganggu privacy dari pengguna internet. Melalui situs tersebut, disampaikan bahwa pada awal ditemukannya, tidak ada maksud negatif dalam implementasi ke depannya. Dalam situs tersebut,
Ethan juga menyatakan bahwa banyak cara lain yang lebih etis untuk optimalisasi bentuk iklan dalam aplikasi e-marketing.

Meskipun banyak penangkal pop-up yang ditawarkan melalui program yang terintegrasi dengan browser, misalnya pada Mozilla, Opera, Internet Explorer atau software lainnya seperti yang terdapat dalam windows, namun tidak sedikit iklan pop-up masih yang masih bisa menembus program penangkal dengan kecanggihan yang dimiliki oleh orang-orang yang berkecimpung di dunia IT. Serangkaian upaya ini terus dilakukan agar strategi e-marketing dapat terus berjalan dengan efektif.
Para pengiklan sudah seharusnya menyadari bahwa pengguna internet terganggu kebebasan pribadinnya dengan fenomena iklan pop-up ini. Para pebisnis ini perlu menyadari keberlangsungan usaha mereka sehubungan dengan keresahan pengguna internet akan berdampak pada reputasi merek dari produk maupun jasa yang ditawarkan. Perlu dieksplorasi upaya lainnya dalam strategi implementasi e-marketing yang efektif dan tidak melanggar etika dan consumer privacy.
Para pemilik situs perlu meninjau dan mempertimbangkan untuk tidak memberikan tempat bagi para pengiklan pop-up. Seperti yang dilakukan oleh salah satu situs bisnis, opini, edukasi, hobi dan hiburan di Indonesia bidhuan.com yang menghentikan dan tidak melanjutkan penjualan space untuk iklan pop-up. Seperti yang disampaikan dalam artikel online “Saatnya
Matikan

Iklan

Berjenis

PopUnder,

PopUp

atau

Interestial”

(http://bidhuan.com/2015/04/30/saatnya-matikan-iklan-berjenis-popunder-popup-atau-interestial/ yang diakses pada tanggal 9 Agustus 2015 jam 13.02 WIB), bahwa tidak ada tempat untuk jenis

iklan yang mengganggu kebebasan pengunjung situs tersebut termasuk pop-up. Walaupun disadari bahwa hal ini dapat mengurangi pendapatan situs dari iklan serta kemungkinan menurunnya web-traffic, namun dengan mempertimbangkan dampak negatif dan kenyamanan pengguna internet maka iklan termasuk pop-up dihentikan. Hal ini perlu ditiru oleh para pemilik

situs lainnya untuk meminimalisasi bermunculannya iklan pop-up yang sangat menggangu pengguna internet.
Peraturan perundangan-undangan mengenai teknologi informasi memang masih terbatas ruang lingkupnya. Untuk itu, para pengguna internet harus menyadari hak akan kenyamanan dan kebebasan pribadi, dan mengajukan keberatan secara terbuka, jika iklan pop-up dianggap semakin mengganggu. Dengan demikian, akan memacu kesadaran bagi pelaku bisnis maupun pemilik situs untuk menwarkan produk dan jasa dengan cara yang beretika.

Daftar Pustaka

Glenn, Devon. Revealed: The Most Annoying Types of Ads on the Internet
[Infographic]
(http://www.adweek.com/socialtimes/revealed-the-most-annoyingtypes-of-ads-on-the-internet-infographic/124858 diakses pada tanggal 9 Agustus
2015 jam 9.17 WIB)
Griffiths,

Sarah

( http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-2728649/Advertisingoriginal-sin-web-says-inventor-annoying-pop-ads.html diakses pada tanggal 9 Agustus
2015 jam 13.22 WIB)
Velasquez, Manuel G., 2014. Business Ethics: Concept and Cases, Seventh Edition.
Pearson International Edition.

(https://dental-design-products.co.uk/pop-up-anyone/ diakses pada tanggal 9 Agustus
2015 jam 8.54 WIB) http://www.pcworld.com/article/115026/article.html (diakses pada tanggal 9 Agustus
2015 jam 9.17 WIB)
(https://id.wikipedia.org/wiki/Iklan_sembulan diakses pada tanggal 9 Agustus 2015 jam 9.35 WIB).

(http://bidhuan.com/2015/04/30/saatnya-matikan-iklan-berjenis-popunder-popupatau-interestial/ yang diakses pada tanggal 9 Agustus 2015 jam 13.02 WIB),

Similar Documents

Premium Essay

Pepsi

...Environmental Factors Paper University of Phoenix Christy Holley Environmental Factors for PepsiCo PepsiCo, one of the leading beverage and snack companies in the United States and abroad, is affected by both global and domestic environmental factors. These factors, along with changes in technology, all impact and shape the organization and affect marketing decisions. The article “PepsiCo Pops for China,” written by Ruthie Ackerman and published by Forbes.com, reviews Pepsi’s decision to invest billions into the Chinese market audience. This paper will review the article, identify environmental factors that shape the organization and impact marketing decisions, and discuss how technology plays a role in those decisions. Alternatives to Ackerman’s view of social responsibility to the company’s marketing decisions and activities will be analyzed, along with explanations of how ethical issues can make an impact. The accuracy of the article’s forecasts will be reviewed and further supportive references to conclusions made will be gathered, if necessary. Global and Domestic Factors Several macro-environmental factors shape the PepsiCo Corporation and impact marketing decisions. Demographics, economic climate, ecological and political issues, technology, and cultural concerns all affect where the company is headed desires and the decisions the company makes. Each issue affects the company differently, but when combined together, the environmental factors can wreak havoc...

Words: 2183 - Pages: 9

Free Essay

The Challenges of Trust Management

...Management What is distributed trust management? Why do business-to-business (B2B) companies like EBay and PayPal have such profitable success with online transactions? Do people trust business-to-consumer (B2C) methods? Have intra-enterprise applications matured to the level of satisfaction that company executives come to expect? These questions are at the forefront of consumers and business minds alike. This paper will focus on the ideas and cornerstones that inter-organizational companies rely upon; namely, trust. All of these questions boil down to trust and the business models we, as a community, have come to expect. The definition of trust, as it relates to the enterprise, is explained this way: A type of expectation that alleviates the fear that one’s exchange partner will act opportunistically (Aoyama & Ratick, 2007). Ratnasingam & Phan define trust as “A psychological trait found in trading partners who are willing to pursue relationships or interdependencies to achieve a planned goal” (Ratnasingam & Phan, 2003). Trust within the business realm becomes something that is taken for granted if there are no checks and balances between both organizations. One has to be careful not to abuse the trust given to a specific company like Cisco Systems or Amazon. Maintaining a competitive and working relationship is paramount to the success of online businesses like PayPal and Amazon. These companies rose up from the dotcom balloon burst to take the world by storm. One...

Words: 1312 - Pages: 6

Premium Essay

Citibank

...The Financial District Branch James McGaran was manager of the most important of the 31 branches in the Los Angeles area. Located in Los Angeles’s financial district, James’s branch had a staff of 15 people, revenues of $6 million, and $4.3 million in profit margin. The customer base was very diverse. Individual customers ranged from people who worked in the financial district with sophisticated retail banking needs to less informed individuals banking for convenience. Business customers were sophisticated buyers who demanded high service quality and knowledgeable employees who could satisfy their financial needs. “Mom and pop” businesses, the dominant segment in other regions, were also present but to a much lesser extent. Competition was intense. Two competitors—Bank of America and Wells Fargo—had offices less than a block away from James’s branch. James joined Citibank in 1985 as assistant branch manager. He had worked in the banking industry since 1977. Within a year, in 1986, he was promoted to manager of a small branch. He progressed quickly through the ranks until 1992 when he was given the responsibility of managing the Financial District office. His performance in this office had exceeded expectations every single year. He had delivered impressive financial results for four years in a row. In 1996, when the division expanded its performance indicators to include non-financial measures, it became apparent that his branch’s customer satisfaction ratings did not follow...

Words: 4310 - Pages: 18

Premium Essay

Mr Wahid

...|School/Portfolio: |The Business School | | | | |Course Code/ID: |BUMKT 5922 | | | | |Course Title: |Competitive Analysis | | | | |Teaching Location: |Insert teaching location | | | | |Program(s): |Master of Business Administration | | | | |Author: |Campbell Jeffery ...

Words: 4052 - Pages: 17

Premium Essay

Quiz

...Harvard Business School 9-198-048 Rev. October 14, 1999 Citibank: Performance Evaluation Frits Seegers, President of Citibank California, was meeting with his management team to review the performance evaluation and bonus decisions for the California branch managers. James McGaran's performance evaluation was next. Frits felt uneasy about this one. McGaran was manager of the most important branch in the Los Angeles area, and his financials were impressive. A year ago he would have received "above par" rating with full bonus. But last year, the California Division of Citibank had introduced a new performance scorecard to highlight the importance of a diverse set of measures in achieving the strategic goals of the division. Among the new measures introduced was a customer satisfaction indicator. Unfortunately, James McGaran had scored "below par" on customer satisfaction. Frits looked at Lisa Johnson, the area manager supervising James McGaran. Frits had read Lisa's comments (Exhibit 1). The comments were very positive, but Lisa had not wanted to give a final recommendation until she had discussed it with Frits. She knew that James' case would be watched closely by many managers within the division. The Financial District Branch James McGaran was manager of the most important of the 31 branches in the Los Angeles area. Located in Los Angeles’s financial district, James’s branch had a staff of 15 people, revenues of $6 million, and $4.3 million in profit margin. The customer...

Words: 4615 - Pages: 19

Premium Essay

Mkt Syllabus

...International American University Department of Business The University Catalog and Student Handbook supplement this syllabus and are available through IAU Online as a digital soft copy. Please make sure that you review the University Catalog and Student Handbook so that you can be successful in this course. 4201 Wilshire Blvd., Suite #610 ♦ Los Angeles, CA 90010, CA, U.S.A. ♦ T: (323) 938-4428 ♦ F: (323) 938-4-4429 ♦ E: www.iau.la MKT 500C Marketing Management Syllabus Instructor Name: Instructor Phone: Instructor Email: Campus / Room: Mode: COURSE DETAILS Christopher Lloyd, MBA (310) 594-1023 clloyd@iau.la Main Campus – B Hybrid Term/Year: Days: Time: Start: End: Fall S2, 2015 Wednesdays 6:00pm - 10:00pm October 26, 2015 December 18, 2015 Christopher Lloyd earned his MBA with a concentration in Information Systems from California State University Long Beach in 2012. Professor Lloyd teaches as an adjunct professor for courses in management, marketing, business, information systems management, and computer information systems for undergraduate and graduate level courses. His responsibilities include teaching and mentoring undergraduate and graduate students, and attending conferences and symposiums addressing strategic management, digital marketing, and search engine optimization. Professor Lloyd's "learning through application" approach earns him high praise from his students. His genuine interest in their career advancement ...

Words: 9115 - Pages: 37

Free Essay

Marketing

...population of 1,166,079,217 (July 2009) and out of which two-third of the population lies below 35 years of age. India is considered as one of the youngest nation in the world. According to various national and international organisations the age group of youth generally lies between 15-35 years. This vulnerable group is being highly influenced by the advertising industry whose focus has shifted from family and elderly to youth and kids. With the increased employment of youngsters due to the entry of BPO’s, KPO’s, MNC’s in the Indian sub-continent, marketers have got a new set of potential buyers in the form of young and restless . This segment comprises of those who are more open to adapt new products, ideas and follow trends set up by advertising world. Advertising today carries the blame of manipulating and duping audience. The moment you open your idiot box for multifaceted reasons you can see a clutter of advertisements, a commercial of 7 up ends up with a girl kissing a boy, ads of all juices making claims that all of them are preservative free, dangerous stunts being performed in ads of Thumps up and Mountain dew, open and free broadcast of inner wears at prime time encouraging the opposite sex to assault. All advertisement of several branded deo’s end in seductive mode. Ads of casual wears of jeans like Levis, Pantaloon, Lee Cooper etc create extreme level of brand consciousness especially among youth. Blackberry advertisements showing and creating a need for costly cell phones...

Words: 3550 - Pages: 15

Free Essay

Reliance

...single-handedly built India’s largest private sector company virtually from scratch, had stated as early as 1999: “Make the tools of information and communication available to people at an affordable cost. They will overcome the handicaps of illiteracy and lack of mobility.” It was with this belief in mind that Reliance Communications (formerly Reliance Infocomm) started laying 60,000 route kilometres of a pan-India fibre optic backbone. This backbone was commissioned on 28 December 2002, the auspicious occasion of Dhirubhai’s 70th birthday, though sadly after his unexpected demise on 6 July 2002. Reliance Communications has a reliable, high-capacity, integrated (both wireless and wireline) and convergent (voice, data and video) digital network. It is capable of delivering a range of services spanning the entire infocomm (information and communication) value chain, including infrastructure and services — for enterprises as well as individuals, applications, and consulting. Today, Reliance Communications is revolutionising the way India communicates and networks, truly bringing about a new way of life. INDIA ’S LEADING INTEGRATED TELECOM COMPANY Reliance Communications is the flagship company of the Anil Dhirubhai Ambani Group (ADAG) of companies. Listed on the National Stock Exchange and the Bombay Stock Exchange, it is India’s leading integrated telecommunication company with over 80 million customers. Our business encompasses a complete range of telecom services covering mobile...

Words: 7204 - Pages: 29

Premium Essay

Operatonal Risk Managaement

...its acceptance as a prerequisite for the award of Post-Graduate Diploma in Management for which it has been submitted. It is understood that by this approval the undersigned do not necessarily endorse or approve any statement made, opinion expressed or conclusion drawn therein but approve the Summer Project Report only for the purpose it is submitted. Summer Project Report Examination Committee for evaluation of Summer Project Report Name Signature 1. Faculty Examiner Dr. Seeta Gupta 2. PG Summer Project Co-coordinator Mr. Rahul Gupta Certificate from Summer Project Guides This is to certify that Mr. Rishabh Jain, a student of the Post-Graduate Diploma in Management, has worked under our guidance and supervision. This Summer Project Report has the requisite standard and to the best of our knowledge no part of it has been reproduced from any other summer project, monograph, report or book. Dr. Seeta Gupta Rahul Gupta Associate Professor, HR & OB Area Senior Consultant IMT, Ghaziabad Ernst & Young Pvt. Ltd., Gurgoan...

Words: 7569 - Pages: 31

Free Essay

Introduction

...sticky notes on my desk and computer, so that I remember that I need to do this at a certain time, or remind my boss of a particular appointment. They know they can count on me. Work: I’m a planner, well organized, and dependable. This too, fits me like a shoe! I’m the one that two weeks before a mass mailing will be ordering in extra labels, tape, and updating mailing lists. I like to have my envelopes ready, so that all I have to do is insert and tape. I look ahead and what is coming down the road and plan my work and time accordingly. Behavior: I learned that I’m punctual, responsible, energetic, ambitious, and I have a strong sense of right and wrong. This is me to a T! I hate it when people walk into work late, or show-up for a meeting late. I still believe that people should put in a day’s work for a day’s pay. If I’m the manager, I will set a good example. I expect people to work, if they want to get paid. Personality: In the Meyers-Briggs test, I tested out as an ISTJ, meaning that I’m an Introvert, Sensing, Thinking, and Judging. Again, this is me! I’m an Introvert. I’m quite...

Words: 2232 - Pages: 9

Premium Essay

Strategic Management

...5 Ethics in business research Chapter outline Introduction Ethical principles Harm to participants Lack of informed consent Invasion of privacy Deception 122 128 128 132 136 136 138 139 140 141 142 143 144 145 145 Other ethical and legal considerations Data management Copyright Reciprocity and trust Affiliation and conflicts of interest The difficulties of ethical decision-making Checklist Key points Questions for review © Oxford University Press 2011. Alan Bryman and Emma Bell. Business Research Methods 3e 122 Ethics in business research Chapter outline Ethical issues arise at a variety of stages in business and management research. This chapter is concerned with the concerns about ethics that might arise in the course of conducting research. The professional bodies concerned with the social sciences have been keen to spell out the ethical issues that can arise, and some of their statements will be reviewed in this chapter. Ethical issues cannot be ignored, in that they relate directly to the integrity of a piece of research and of the disciplines that are involved. This chapter explores: • • • • some famous, even infamous, cases in which transgressions of ethical principles have occurred, though it is important not to take the view that ethical concerns arise only in relation to these extreme cases; different stances that can be and have been taken on ethics in business research; the significance and operation of four areas in which ethical concerns...

Words: 16772 - Pages: 68

Premium Essay

Travelling Textiles a Sustainability Roadmap of Natural Fibre Garments

...prepared by Emer Diviney and Serena Lillywhite at the Brotherhood of Laurence Sustainable Business Unit. Brotherhood of St Laurence 67 Brunswick Street Fitzroy Vic. 3065 ABN 24 603 467 024 Ph: (03) 9483 1183 www.bsl.org.au the HUB of responsible business practice in Australia is a project of St James Ethics Centre © St James Ethics Centre 2 Contents Acknowledgments Summary Introduction Key findings The way forward Recommendations Introduction Brotherhood of St Laurence Gorman Industries Understanding the clothing industry Corporate responsibility and “sustainability” Developing tools for responsible business practice Roadmap methodology How we went about it Who we spoke to Overview of the garment supply chain The clothing industry roadmap Key sustainability issues in the garment sector Case study: Gorman Who is Gorman? The Gorman roadmap: Merino Tee and Forest Dress Unpicking the garment roadmap Design and production management Wool and cotton cultivation Processing raw materials and yarn manufacturing Knitting and weaving Fabric processing Cut make and trim Retailing and wholesaling Consumer use Textile waste and disposal Freight Towards sustainable garments Garment industry drivers Sources of information the HUB of responsible business practice in Australia is a project of St James Ethics Centre © St James Ethics Centre 5 6 6 7 11 12 14 14 15 15 17 18 19 19 20 22 22 23 28 ...

Words: 23230 - Pages: 93

Premium Essay

Starbuck

...6 Technological Factors 7 Environmetal Factors 7 Legal Factors 7 Competitor Analysis 9 Competitive rivalry in industry 9 Starbucks vs McCafe 9 SWOT ANALYSIS 11 Strengths 11 Weaknesses 11 Opportunities 12 Threats 12 Objectives and Goals 14 Marketing Strategy 15 Market segmentation 15 Positioning 15 Market mix: 7P’s 16 Action Plan 18 Provide training to the staff 18 Increase 10% profit rate 18 Acquisition of outlets and warehouse space 18 Setting up supply channels 18 Recruit employees 18 Creating Brand Awareness through advertising via Social Media and Billboards 18 Create new series of limited edition products 19 Official launch 19 Promoting the Starbucks products to the restaurant, bar and convenient store 19 Customizing Products to cater to local customer tastes 19 Opening 18 branches in overseas 19 Conclusion 20 Appendix A 21 References 21 Introduction In this marketing plan, the background information of Starbucks is reviewed. Standard marketing analysis is applied to analyse the performance and opportunities of Starbucks in Hong Kong. Recommendations are given in the view of increasing the annual revenue by 10%. Background Starbucks in Global Starbucks Corporation, generally known as Starbucks Coffee, is an American global coffee company and coffeehouse chain based in Seattle, Washington. Starbucks is the largest coffeehouse company in the world ahead of UK rival Costa Coffee, with 21,160 stores...

Words: 5145 - Pages: 21

Premium Essay

Diamond Foods, Inc.: Anatomy and Motivations of Earnings Manipulation

...Diamond Foods, Inc.: Anatomy and Motivations of Earnings Manipulation Mahendra R. Gujarathi ABSTRACT: Diamond Foods is America’s largest walnut processor specializing in processing, marketing, and distributing nuts and snack products. This real-world case presents financial reporting issues around the commodities cost shifting strategy used by Diamond’s management to falsify earnings. By delaying the recognition of a portion of the cost of walnuts acquired into later accounting periods, Diamond Foods materially underreported the cost of sales and overstated earnings in fiscal 2010 and 2011. The primary learning goal of the case is to help students understand the anatomy and motivations of earnings manipulation. Specifically, students will have the opportunity to (1) apply the FASB’s Conceptual Framework to a real-world context, (2) determine the nature of errors and compute their numerical effects on financial statements, (3) understand motivations for earnings management and actions needed for managing earnings of future years, (4) explain the anatomy of financial reporting fraud by reconstructing journal entries, (5) prepare comparative financial statements for retroactive restatements, (6) explain the rationale for clawback provisions in compensation contracts, and (7) understand the difference between the real and accrual-based earnings management. Keywords: earnings management; financial statement fraud; restatements; error correction; clawback provision; Conceptual Framework...

Words: 9535 - Pages: 39

Premium Essay

Senior Project

...REMINDER: 1. Submit timesheet to team leader by Saturday mid afternoon...if yet anyone is assigned (PLEASE) e-mail them to me, or better yet put it in these threads!! 2. Submit a second copy of your own time sheet to your dropbox 3. Submit the final contract (which I feel we can get done by today evening) to your own dropbox!!! 4. Review the summary/status report that is created by the leader for the week. I suggest that it be completed by early Sunday at the latest and then also make a copy of it to these threads for everyone else to see. Team A Team B Team C Team D . Hi Team, Here is the conference call number and pin # schedule for: Time: 9:00pm EST or 6:00pm PST Date: Thursday, September 6th Dial in Conf. #: 1-866-206-0240 Participant pin#: 969444 Remember to also log into Team A Chat simultaneously. Priority order Strategic management to do mission which thry lack Human resource issues Customer service Online gaming asrs Meeting minutes: Mayhew and I had a 25 minute telecom in which we discussed the major points of the team contract. This is a tentative list of what we thought to be good ideas. Keep in mind that these are open to amendment if anyone has any good ideas. Q: How work will be divided? A: Equally based on content Q: How decisions will be made? A: By consensus, but with the leader making the final call. Q: How disputes will be resolved? A: In a diplomatic fashion...

Words: 3367 - Pages: 14