Free Essay

Strategi Bisnis Pt. Perikanan Samodra Besar Cabang Benoa-Bali Untuk Mencapai Target Ekspor*) Nyoman Rusmini

In:

Submitted By onigumo
Words 3046
Pages 13
STRATEGI BISNIS PT. PERIKANAN SAMODRA BESAR CABANG BENOA-BALI UNTUK MENCAPAI TARGET EKSPOR*)
NYOMAN RUSMINI

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Denpasar-Bali ABSTRACT This research aim to formulate business strstegy of PT Perikanan Samodra Besar of Bali-Benoa branch to achieve export targets. Choises of the research location use the purposive methods. The data analysis use Strengths, Weakness, Opportunities Threats (SWOT) methods, namely to analys the firm internal and external factors in framework to formulate axatly business strategy. SWOT analysis to result four combination of strategy i.e.: Strengths-Opportunity (SO) strategy is a strategy use strengths to utilize the opportunity, Strengths-Threats (ST) strategy is a strategy use strengths to overcome the threaths, Weakness Opportunity (WO) strategy is a strategy to minimize the weakness to utilize opportunity, and Weakness-Treaths (WT) strategy is a strategy to minimize the weakness and overcome the threaths. Based on the result analysis of the internal and external factors, PT. Perikanan Samodra Besar Benoa branch has the competitive advantage compared their main competitor in term business experience, export market share, available the facility completely and the famous of firm name. Yet, the corporation less advantage in product quality, product diversification and market segmetation. Strategy can be formulated to achieve the export target are: SO strategy i.e.: to increase volume export, selves product as well as buying other firm products, to increase the product though to add the fishing at the own ships and reevaluate the fishing numbers that succes to get the weight and kind of the good fishes. ST strategy i.e.: to keep the harmony relationships with employees and to expand the market. WO strategy i.e.: to inctrease the promotion through internet medium, product diversification with make the fillet product and implemented the Hazzard Analysis Critical Control Point (HACCP) plan namely to monitor and control sistematicaly as long as production process untill the end product so that can result the good quality products. WT strategy i.e.: to increase the services towards consumers and human resources training continously. Key Words: Fisheries, Competitive, SWOT Methods, Business Strategy and Export Targets

Tugas akhir (Skripsi) pada PS. Agribisnis dan Ekonomi Pertanian, Minar Studi Agribisnis , Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UNUD, dibawah bimbingan Dr.Made Antara, MS. dan Dr.Dwi Putra Darmawan, MP.

PENDAHULUAN Ketahanan sektor pertanian dalam situasi krisis ekonomi yang melanda Indonesia merubah pola pikir para perencana pembangunan. Industrilisasi yang semula diharapkan mampu memecahkan masalah keterbelakangan dan kemiskinan ternyata tidak memberikan harapan setelah terjadinya krisis ekonomi. Pembangunan pertanian menjadi harapan baru bagi perencana pembangunan untuk mencapai tujuan bangsa (Soetrisno, 2002). Menghadapi era globalisasi, diperlukan suatu perubahan yang mendasar terhadap paradigma pertanian yang dianut selama ini. Paradigma atau visi pembangunan pertanian abad 21 adalah pertanian modern, tangguh dan efisien. Guna mewujudkan tujuan tersebut, perlu adanya kebijakan program pembangunan pertanian, salah satunya mengembangkan agribisnis yang berorientasi global (Suarta dan Suastika, 2000). Prospek perikanan di Indonesia sangat cerah karena beberapa faktor-faktor yang sangat mendukung, seperti ketersediaan sumber daya alam yang berlimpah serta letak geografis yang relatif dekat dengan pasar dunia (Dinas Perikanan dan Kelautan Bali, 2000). Penerimaan dari subsektor ini tahun 2003 diperkirakan mencapai sekitar US $ 10 milyar (Departemen Pertanian, 1998). Indonesia sebagai negara kepulauan, dimana wilayahnya dikelilingi oleh lautan yang luas, sangat potensial mengembangkan agribisnis perikanan. Luas lautan Indonesia sekitar 5,8 juta km2, diperkirakan hasil ekonomis maksimal sebesar 6,7 juta ton per tahun. Kemampuan sektor perikanan untuk berproduksi hanya 59% dari hasil ekonomis maksimal tersebut. Informasi tersebut menunjukan adanya peluang usaha sebanyak 41% atau 2,7 juta ton per tahun yang belum dimanfaatkan. (Bali Post, 2001). Hal ini berarti potensi kelautan Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal. Bali yang merupakan salah satu pulau di kepulauan Nusa Tenggara dengan wilayah 5.632,86 km2 dan luas perairan lautnya 9.500 km2, merupakan daerah perikanan yang cukup potensial, baik perikanan darat maupun perikanan laut. Potensi penangkapan ikan di laut sebesar 67.355 ton per tahun, terdiri atas potensi ikan demersal sebesar 14.568 ton per tahun dan ikan pelagis sebesar 52.787 ton per tahun. Jumlah potensi tersebut belum termasuk perairan lepas pantai dan samudra Indonesia. Tahun 2001 potensi tersebut secara keseluruhan telah dimanfaatkan sebesar 31.088,9 ton atau 46,16% dari potensi lestari. Tahun 2001 hasil perikanan mendominasi dalam ekspor Bali, dengan menyumbang devisa bagi Bali sebesar 34,92%. Komoditas perikanan andalan ekspor daerah Bali yaitu: tuna, lobster, ikan karang, udang dan ikan hias.

2

Volume ekspor hasil perikanan daerah Bali tahun 2001 sebesar 19.823,81 ton dengan nilai US $ 85,729,614.88 mengalami penurunan volume ekspor sebesar 4,79% dibandingkan realisasi ekspor tahun 2000 sebesar 20.820,77 ton dengan nilai US $ 93,830,310.35. Penurunan ini akibat pengaruh cuaca yang tidak mendukung. Berdasarkan data ekspor

tersebut, tuna mendominasi ekspor hasil perikanan (Dinas Perikanan dan Kelautan Bali, 2001). Volume ekspor produk ikan tuna daerah Bali selama lima tahun terakhir berfluktuasi. Tahun 1998 terjadi peningkatan volume ekspor produk ikan tuna daerah Bali sebesar 25,4%, namun pada tahun 1999 dan 2000 terjadi penurunan berturut-turut sebesar 22,9% dan 21,9%. Pada tahun 2001 terjadi peningkatan volume ekspor produk ikan tuna sebesar 16,3%

dibandingkan tahun 2000 (Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2002). Prospek usaha perikanan yang cerah mendorong munculnya perusahaan-perusahaan perikanan di Bali, sehingga menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Jumlah perusahaan perikanan yang beroperasi di Bali dan terdaftar di Dinas Perikanan dan Kelautan Bali sampai tahun 2001 sebanyak 290 perusahaan, baik perusahaan milik pemerintah maupun swasta. Perusahaan tersebut meliputi berbagai usaha perikanan. Persaingan antar perusahaan tentu tidak dapat dihindari. Untuk menghadapi persaingan tersebut, diperlukan strategi bisnis yang tepat agar target perusahaan tercapai. Perumusan strategi bisnis tidak cukup dengan menganalisis faktor internal perusahaan, tetapi juga menganalisis faktor eksternal perusahaan. Menurut Rangkuti (2000), perusahaan banyak menerapkan strategi bisnis yang mengandalkan kekuatan untuk menciptakan peluang. Perusahaan juga perlu mengetahui kekuatan dan kelemahan pesaing dan faktor eksternal lainnya, dalam merumuskan strategi. PT. Perikanan Samodra Besar cabang Benoa-Bali merupakan salah satu perusahaan perikanan yang berbasis di Benoa. PT. Perikanan Samodra Besar cabang Benoa-Bali merintis usaha penangkapan tuna long line pada tahun 1973. Semakin banyak perusahaan perikanan yang berorientasi ekspor di Bali, tentu semakin ketat persaingan antar perusahaan untuk merebut pangsa pasar ekspor. Jumlah perusahaan perikanan yang mengekspor produk ikan tuna yang terdaftar di Dinas Perikanan dan Kelautan Bali tahun 2001 sebanyak 34 perusahaan. Pesaing utama perusahaan adalah PT. Balinusa Windu Mas. Menghadapi persaingan tersebut, PT. Perikanan Samodra Besar cabang Benoa-Bali harus menerapkan strategi bisnis yang tepat untuk memenangkan persaingan bisnis, sehingga target ekspor tahun 2002 PT.

3

Perikanan Samodra Besar cabang Benoa-Bali, yaitu 442.432 kg, dengan nilai US $ 2,064,925.95 dapat tercapai. Perencanaan strategi merupakan proses penyusunan perencanaan jangka panjang dengan menggunakan proses analisis lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal perusahaan. Tujuan perencanaan strategi adalah untuk menyusun strategi sesuai dengan misi sasaran perusahaan, sehingga perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal perusahaan agar dapat mengantisipasi perubahan-perubahan lingkungan tersebut. Selanjutnya informasi-informasi internal maupun eksternal tersebut dimanfaatkan untuk perumusan strategi dalam model-model kuantitatif, sehingga diperoleh formulasi strategi yang akan diimplementasikan perusahaan untuk mencapai target perusahaan. Adanya umpan balik, evaluasi dan kontrol pada setiap proses dan situasi yang secara berkala berubah akan mempengaruhi hubungan antar aktivitas dalam model (Gambar 1).
Fokus penelitian ini adalah perumusan strategi dengan menggunakan model-model kuantitatif, seperti: matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS), matriks External Factors Analysis Summary (EFAS), matriks profil kompetitif, matriks Boston Consulting Group (BCG) dan matriks Strengths Weaknesses Opportunities Threats (SWOT).

Lingk. Eksternal (analisis O dan T) Misi bisnis Lingk. Internal (analisis S dan W)

Perumusa n sasaran

Strategi bisnis

Formulasi strategi

Impleme ntasi

Target

Umpan balik, evaluasi dan kontrol Gambar 1. Kerangka Pemikiran Strategi Bisnis METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di PT. Perikanan Samodra Besar cabang Benoa-Bali. Dalam membedah kasus bisnis perusahaan, pesaing utama yang digunakan sebagai pembanding yaitu PT. Balinusa Windu Mas karena kedua perusahaan tersebut memiliki persamaaan, seperti: Jenis tuna yang diekspor, negara tujuan ekspor, kegiatan processing, memiliki approval number sebagai syarat melakukan ekspor ke Eropa maupun Amerika Serikat.

4

Sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari sumber pertama (perusahaan), yaitu hasil wawancara dan pengisian kuesioner. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber kedua atau lembaga tertentu, seperti: struktur organisasi, daftar harga, realisasi ekspor Bali maupun ekspor perusahaan dan sebagainya. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan metode Strengths Weaknesses

Opportunities Threats (SWOT) untuk merumuskan strategi bisnis. Untuk maksud tersebut, ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1. Analisis faktor internal untuk identifikasi kekuatan dan kelemahan PT. Perikanan Samodra Besar cabang Benoa-Bali dalam hal: sumber daya manusia perusahaan, posisi keuangan (dengan menganalisis rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio hutang), penyediaan fasilitas, pangsa pasar ekspor, segmentasi pasar dan bauran pemasaran (meliputi beberapa variabel, seperti: diversifikasi produk, kualitas, promosi dan tempat). 2. Analisis faktor eksternal untuk identifikasi peluang dan ancaman dari lingkungan luar PT. Perikanan Samodra Besar Cabang Benoa-Bali (Tabel 1). Tabel 1. Variabel-Variabel Eksternal PT. Perikanan Samodra Besar Cabang Benoa-Bali Faktor Eksternal makro Demografi Geografi Perekonomian Sosial budaya Politik Hukum/Regulasi Variabel Tingkat pertumbuhan penduduk dunia Sumber daya kelautan Indonesia Letak geografis Bali terhadap perdagangan dunia Tingkat pertumbuhan ekonomi dunia Nilai tukar rupiah terhadap US $ Pola konsumsi Pergerakan buruh nasional Stabilitas politik nasional Kebijakan perdagangan bebas Kebijakan perdagangan luar negeri Indonesia Kebijakan pemerintah dalam pembangunan perikanan Teknologi komunikasi dan informasi

Teknologi Eksternal mikro/ lingkungan industri Persaingan Persaingan antar perusahaan pengekspor produk ikan tuna Pembeli Daya tawar pembeli Pemasok Pemasok ikan

5

3. Analisis matriks profil kompetitif antara perusahaan PT. Perikanan Samodra Besar cabang Benoa-Bali dengan pesaing utamanya PT. Balinusa Windu Mas dimaksudkan untuk mengetahui posisi relatif PT. Perikanan Samodra Besar cabang Benoa-Bali

dibandingkan pesaing utamanya dengan memberikan rating pada variabel-variabel yang dianalisis. 4. Analisis matriks BCG (Boston Consulting Group) Tahapan analisis matriks BCG sebagai berikut: a. Analisis tingkat pertumbuhan pasar ekspor produk ikan tuna daerah Bali b. Analisis pangsa pasar relatif PT. Perikanan Samodra Besar cabang Benoa-Bali. 5. Analisis Matriks Strengths Weaknesses Opportunities Threats (SWOT)

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis faktor internal Analisis faktor internal untuk identifikasi kekuatan dan kelemahan PT. Perikanan Samodra Besar cabang Benoa-Bali kemudian disusun dalam matriks IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary)(Tabel 2).

Tabel 2.

Internal Sstrategic Factors Analysis Ssummary PT. Perikanan Samodra Besar Cabang Benoa-Bali, 2002
Bobot 0,10 0,07 0,15 0,07 0,10 0,10 0,10 0,06 0,10 0,15 1,00 Rating 4 4 4 4 3 4 2 1 2 3 Skor 0,40 0,28 0,60 0,28 0,30 0,40 0,20 0,06 0,20 0,45 3,17

Faktor-faktor strategis internal Kekuatan a. Pengalaman bisnis yang luas b. Penyediaan Fasilitas relatif lengkap c. Posisi Keuangan baik d. Lokasi perusahaan strategis e. Nama perusahaan yang dikenal luas f. Pangsa pasar ekspor relatif besar Kelemahan a. Kurangnya diversifikasi produk b. Kurangnya promosi c. Segmentasi pasar ekspor terbatas d. Kualitas relatif rendah Total

Pada Tabel 2 tampak bahwa kualitas dan posisi keuangan sama-sama diberi bobot tertinggi, yaitu 15%, karena kedua komponen internal ini merupakan indikator terpenting dalam usaha ekspor produk ikan tuna. Posisi keuangan perusahaan diberi rating 4 karena posisi keuangan perusahaan baik, sedangkan kualitas diberi rating 3 karena kualitas produk perusahaan tidak beda jauh dengan pesaing
6

utamanya, meskipun kualitas produk

pesaing masih di atas perusahaan yang diteliti. Hal ini dilihat dari penerapan Hazzard Analysis Critical Control Point (HACCP) plan untuk memperoleh sertifikat mutu sebagai syarat ekspor. Promosi diberi rating 1, karena perusahaan melakukan promosi secara tidak langsung lewat citra perusahaan, dalam hal nama besar perusahaan.

2. Analisis faktor eksternal Analisis faktor eksternal untuk identifikasi peluang dan ancaman dari lingkungan luar perusahaan, selanjutnya dianalisis dengan matriks EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary)(Tabel 3).. Pada Tabel 3 terlihat bahwa persaingan dan pengaruh nilai tukar rupiah terhadap US $ merupakan indikator terpenting dalam usaha ekspor ikan tuna. Hal ini dapat dilihat dari bobot yang diberikan yaitu bobot tertinggi 15%. Perusahaan harus tanggap terhadap persaingan, terlebih-lebih dalam pasar bebas nanti. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan tersingkir. Krisis ekonomi berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah terhadap US $ rendah yang memberikan keuntungan kepada perusahaan yang berorientasi ekspor karena input dibiayai dengan rupiah dan produk ekspor dinilai dengan US $. Ancaman terbesar perusahaan yaitu persaingan semakin ketat dan daya tawar konsumen (importir) yang kuat. Hal ini dilihat dari rating yang diberikan, yaitu 1. Tabel 3. External Strategic Factors Analysis Summary PT. Perikanan Samodra Besar Cabang Benoa-Bali, 2002
Faktor-faktor eksternal strategis Peluang a. Tingkat pertumbuhan penduduk dunia cenderung meningkat b. Pola konsumsi berubah ke protein ikan c. Sumber daya kelautan Indonesia berlimpah d. Letak geografis Bali strategis terhadap perdagangan dunia e. Nilai tukar rupiah terhadap US $ f. Tingkat pertumbuhan ekonomi dunia cenderung membaik g. Kebijakan perdagangan luar negeri Indonesia h. Kebijakan pembangunan perikanan i. Globalisasi yang berdampak pada terbukanya pasar dunia j. Pemasokan ikan ke perusahaan lancar k. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi maju Ancaman a. Pergerakan buruh (unjuk rasa dan mogok )secara nasional b. Stabilitas politik nasional yang labil c. Daya tawar pembeli (importir) kuat d. Intervensi pemerintah terhadap BUMN e. Persaingan yang semakin ketat Total Bobot 0,02 0,03 0,05 0,05 0,15 0,10 0,03 0,03 0,03 0,05 0,03 0,03 0,10 0,10 0,05 0,15 1,00 Rating 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 2 1 2 1 Skor 0,06 0,12 0,20 0,20 0,60 0,30 0,12 0,12 0,12 0,15 0,12 0,06 0,20 0,10 0,10 0,15 2,72

7

3. Analisis Matriks Profil Kompetitif Matriks profil kompetitif digunakan untuk mengetahui posisi relatif perusahaan yang diteliti dengan pesaing utamanya, dan dapat merumuskan strategi bersaing yang tepat. Tabel 4 mengungkapkan bahwa PT. Perikanan Samodra Besar cabang Benoa-Bali relatif lebih unggul dalam pengalaman bisnis, penyediaan fasilitas, pangsa ekspor dan pengenalan nama dibanding PT. Balinusa Windu Mas (memiliki rating 4). PT. Perikanan Samodra Besar cabang Benoa-Bali yang merupakan perusahaan perintis (pioner) tuna long line di Indonesia pada tahun 1973, memiliki pengalaman bisnis yang luas dan lama (29 tahun) dalam usaha tuna long line. Sebagai perusahaan perintis, nama PT. Perikanan

Samodra Besar sudah dikenal, didukung oleh banyak cabang-cabang PT. Perikanan Samodra Besar tersebar di luar Bali. Namun, PT. Perikanan Samodra Besar cabang Benoa-Bali masih kalah dalam kualitas, segmentasi pasar ekspor dan diversifikasi produk. Tabel 4. Perbandingan Matriks Profil Kompetitif antara PT. Perikanan Samodra Besar Cabang Benoa-Bali (PSB) dan PT. Balinusa Windu Mas
PT. PSB Rating 4 4 3 3 3 4 4 Skor 0,52 0,40 0,54 0,45 0,54 0,40 0,64 3,49 PT. Balinusa Windu Mas Rating 3 3 4 4 4 3 3 Skor 0,39 0,30 0,72 0,60 0,72 0,30 0,48 3,51

Faktor strategis a. b. c. d. e. f. g. Pengalaman bisnis Penyediaan fasilitas Diversifikasi produk Segmentasi pasar ekspor Kualitas Pengenalan nama Pangsa pasar ekspor Total

Bobot 0,13 0,10 0,18 0,15 0,18 0,10 0,16 1,00

Skor total perusahaan pesaing utama masih lebih tinggi yaitu 3,51 dibandingkan total skor PT. Perikanan Samodra Besar cabang Benoa-Bali, yaitu 3,49. Hal ini diduga karena yang menjadi pertimbangan penting dalam bisnis ini adalah kualitas dan diversifikasi produk dengan bobot terbesar yaitu 18%. Namun secara keseluruhan perbedaan kondisi kedua perusahaan tidak signifikan dilihat dari total skor kedua perusahaan yang tidak jauh berbeda. 4. Analisis Matriks Boston Consulting Group (BCG) Analisis matriks BCG bertujuan untuk menentukan posisi relatif perusahaan yang diteliti dengan pesaing utamanya atas dasar pertumbuhan ekspor produk ikan tuna daerah Bali dan pangsa pasar relatif yang dikuasai.

8

4.1 Analisis Tingkat Pertumbuhan Ekspor Produk Ikan Tuna Daerah Bali Pada analisis matriks BCG ini, tingkat pertumbuhan ekspor produk ikan tuna daerah Bali yang dipakai, adalah pertumbuhan tahun 2001 sebesar 16,3%. Titik pembagi yang digunakan dalam analisis ini, adalah 10%. Berarti tingkat pertumbuhan ekspor tuna Bali

tinggi karena terletak di atas titik pembagi (16,3%>10%) (Tabel 5).

Tabel 5. Tingkat Pertumbuhan Ekspor Produk Ikan Ttuna Daerah Bali, 1997-2001 Tahun 1997 1998 1999 2000 2001
Sumber: Disperindag Bali, 2002

Volume (Kg) 14.706.743 18.443.632 14.219.212 11.106.420 12.921.826

Pertumbuhan (%) 25,4 -22,9 -21,9 16,3

4.2.Analisa Pangsa Pasar Relatif PT. Perikanan Samodra Besar cabang Benoa-Bali Analisis pangsa pasar relatif menunjukkan besarnya pangsa pasar ekspor produk ikan tuna daerah Bali yang dikuasai oleh PT. Perikanan Samodra Besar cabang Benoa-Bali dibandingkan pesaing utamanya yaitu PT. Balinusa windu Mas. Pada Tabel 6 tampak bahwa pangsa pasar ekspor produk ikan tuna daerah Bali yang dikuasai PT. Perikanan Samodra Besar cabang Benoa-Bali relatif lebih besar dibandingkan pesaing utamanya.

Tabel 6. Volume Ekspor Produk Ikan Ttuna PT. Perikanan Samodra Besar Cabang BenoaBali dan PT. Balinusa Windu Mas Nama PT. Perikanan Samodra Besar cabang Benoa-Bali PT. Balinusa Windu Mas
Sumber: PT. PSB dan PT. Balinusa Windu Mas, 2001

Volume ekspor (kg) 367.707,20 193.524,41

Pangsa pasar relatif PT. Perikanan Samodra Besar cabang Benoa-Bali terhadap pesaing utamanya dapat dihitung dengan membagi pangsa pasar absolut PT. Perikanan Samodra Besar cabang Benoa-Bali dengan pangsa pasar pesaing utamanya, yaitu 1,87 kali. Titik pembagi (cut off point) yang digunakan dalam analisis ini adalah angka satu. Pangsa
9

pasar relatif PT. Perikanan Samodra Besar cabang Benoa-Bali lebih tinggi daripada titik pembaginya (1,87>1)(Tabel 7). Hal ini berarti PT. Perikanan Samodra Besar cabang BenoaBali lebih kuat dibandingkan pesaing utamanya. Tabel 7. Pangsa Pasar Absolut PT. Perikanan Samodra Besar Cabang Benoa-Bali dan PT. Balinusa Windu Mas tahun 2001 Nama PT. Perikanan Samodra Besar cabang Benoa PT. Balinusa Windu Mas Pangsa pasar absolut (%) 2,8 1,5

Berdasarkan hasil perhitungan analisis tingkat pertumbuhan ekspor produk ikan tuna daerah Bali dan analisis pangsa pasar relatif PT. Perikanan Samodra Besar cabang BenoaBali, maka dapat digambarkan posisi bisnis PT. Perikanan Samodra Besar cabang BenoaBali secara relatif dibandingkan pesaing utamanya dalam matriks BCG (Gambar 2).

Pangsa pasar relatif

Tingkat pertumbuhan pasar

STAR

QUESTION MARK

16,3% 10%

CASH COW

DOG

> 1 1,87 kali

1

Similar Documents