RINGKASAN

Mustika Kelana. 99 053 188. Studi Fluktuasi Kebutuhan Oksigen Kimiawi Pada Siang dan Malam Hari di Perairan Teluk Manado. Dibimbing Oleh Ir. James J.H. Paulus, M.Si dan Sandra O. Tilaar, S.Pi., M.Si.

Semua mahluk hidup membutuhkan oksigen tidak terkecuali organisme yang hidup di dalam air. Kehidupan aquatik seperti ikan, mendapatkan oksigennya dalam bentuk oksigen terlarut. Tanpa adanya oksigen terlarut pada tingkat kandungan tertentu banyak jenis organisme aquatik tidak akan mampu hidup di dalam air. Banyak ikan mati di dalam suatu perairan yang telah tercemar bukan diakibatkan oleh toksitasi zat pencemar langsung, tetapi karena kekurangan oksigen sebagai akibat dari digunakannya gas tersebut pada proses peguraian/penghancuran zat pencemar baik secara reaksi biologi maupun secara reaksi kimia

Teluk Manado merupakan perairan yang langsung berinteraksi dengan daratan Kota Manado di mana semua limbah dari daratan, baik yang berasal dari pemukiman perkotaan maupun yang bersumber dari kawasan industri, perdagangan, restoran dan hotel pada akhirnya bermuara ke pantai. Melihat kondisi ini dapat ditentukan seberapa jauh tingkat pencemaran lingkungan telah terjadi. Salah satu cara yang ditempuh untuk maksud tersebut adalah dengan melakukan Uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) atau kebutuhan oksigen kimia untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan di dalam air.

Aktivitas di sekitar pusat Kota Manado, terlihat meningkat pada siang hari dan pada malam hari cenderung berkurang. Kedua keadaan ini diduga akan memberikan pengaruh pada jumlah air buangan pada saluran-saluran drainase, sehingga perlu pemantauan KOK pada waktu siang dan malam hari.

Pengujian dan analisis KOK dikerjakan melalui beberapa tahapan dengan menggunakan Metode Standart Nasional Indonesia (SNI) 2004 tentang pengujian Kualitas air dan Limbah di Laboratorium Kesehatan Propinsi Sulawesi Utara yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Dari hasil analisis dapat dilihat besaran untuk kandungan KOK, suhu, Salinitas, dan pH, yang ada pada drainase dan perairan laut di perairan Pantai Wenang Utara dan Perairan Pantai Wenang Selatan
Hasil yang diperoleh pada perairan Pantai Wenang Utara kandungan KOK tertinggi berada di titik 3 pada waktu pengambilan sampel malam hari (127,016 mg/l) dan terendah di titik 1 pada waktu pengambilan sampel siang hari (7,629 mg/l). Pada Pantai Wenang Selatan kandungan KOK tertinggi berada di titik 2 pada waktu pengambilan sampel malam hari (72,047 mg/l) dan terendah di titik 1 pada waktu pengambilan sampel siang hari (0,192 mg/l). Dari analisa data pada kedua lokasi yang diperoleh bahwa Fluktuasi Kandungan KOK cenderung meningkat pada malam hari, kuat dugaan bahwa sisa-sisa buangan dari aktivitas manusia di dua lokasi dilepas keperairan pada sore menjelang malam hari.