Nama: Muzadmiko Ilham Prasasti Yudhiana
NIM: 55115120084
Analisis Lingkungan J-Co

Segmentasi:
Segmentasi Pasar dalam J.CO Donuts and Coffee adalah segmen menengah – atas dengan gaya hidup dinamis,muda,plus modern. Anak muda yang baru mulai kerja dan memiliki tingkat konsumsi yang tinggi serta mencari gaya hidup.

Segmentasi Geografis:
Wilayah pemasaran J.CO Donuts & Coffee saat ini tak hanya di Indonesia, akan tetapi juga meluas ke negara lain seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan China. Ke depannya J.CO Donuts & Coffee akan go international untuk memperluas pasar. J.CO Donuts & Coffee cenderung menyasar wilayah urban.

Segmentasi Demograsi:
Umur : 18-45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan

Segmentasi Psikografis:
Segmentasi ini didasarkan pada penggolongan kelas sosial, gaya hidup, atau ciri kepribadian lainnya. dipilihlah kelas premium oleh J-CO dan Kemudian unsur lifestyle dimasukkan ke dalamnya dan J-CO berhasil men-drive gaya hidup itu kepada pelanggannya. Supaya produk ini mendapatkan tempat di customer, yaitu dengan dibungkus lifestyle dan experience.

Segmentasi Prilaku:
Segmentasi ini didasarkan pada tingkat pengetahuan, sikap penggunaan atau tanggapannya terhadap suatu produk. Segmentasi ini dapat dibedakan atas dasar: kesempatan penggunaan, manfaat yang dicari, status pemakai, dan tingkat pemakaian
Secara jujur harus diakui, produsen donat ini bukanlah yang pertama dan sempat diragukan sebagai merek yang menduplikat merek dari luar negeri. Tapi keraguan ini bisa dibantah, bahwa J-CO melakukan studi cukup panjang dan mengambil benchmark dari berbagai brand di luar negeri alias tidak menduplikat habis salah satu merek yang ada. Setelah itu, mereka menyesuaikannya dengan selera pasar lokal.
Mereka menciptakan istilah baru yang ingin dijadikan tren dan orientasi customer kepada J-CO, yaitu “J-Coing”. Istilah ini dibentuk agar pelanggan semakin dekat dan menjadikan J-CO sebagai tempat nongkrong (clubbing) kelompok customer. Apalagi, sejumlah artis sempat mampir ke tempat itu, sehingga daya tariknya sebagai lifestyle event (tempat nongkrong) makin bergaya.

Targeting
Target utama JCO adalah kaum muda dan keluarga yang usia anggota keluarga kurang dari 55 tahun. Ini bisa kita lihat dari desain konter JCO dan kemasan produknya yang berwarna cerah tapi tidak norak dan sesuai dengan kalangan konsumen menengah ke atas. Dengan menciptakan istilah baru yang ingin dijadikan tren dan orientasi customer kepada J-CO, yaitu “J-Coing”. Istilah ini dibentuk agar pelanggan semakin dekat dan menjadikan J-CO sebagai tempat nongkrong (clubbing) kelompok customer. Apalagi, sejumlah artis sempat mampir ke tempat itu, sehingga daya tariknya sebagai lifestyle event (tempat nongkrong) makin bergaya.

Positioning
Secara jujur harus diakui, produsen donat ini bukanlah yang pertama dan sempat diragukan sebagai merek yang menduplikat merek dari luar negeri. Hal itu sempat pula dipertanyakan para juri ketika J-CO presentasi dalam ajang Marketing Award beberapa waktu lalu. Tapi keraguan ini bisa dibantah, bahwa J-CO melakukan studi cukup panjang dan mengambil benchmark dari berbagai brand di luar negeri alias tidak menduplikat habis salah satu merek yang ada. Setelah itu, mereka menyesuaikannya dengan selera pasar lokal.
J-CO Donuts jawabannya adalah keberhasilan inovasi di bidang pemasaran (marketing) sehingga bisa menghidupkan mereknya terus-menerus.

Analisis 4P
Product:
Dari sisi produk, mereka juga melakukan berbagai inovasi untuk mendukung aspek lifestyle. Produknya harus berkualitas dengan pemilihan bahan baku yang lebih baik dan pilihan “topping” yang lebih menarik. Setiap produk J-CO pun dibubuhkan nama-nama yang sangat atraktif. Misalnya Al Capone, Copabanana, Cheese Me Up, Candy Cane serta Why Nut dan Choco Melt (untuk minuman). Bahkan, setiap bulan pasti ada produk baru sehingga customer selalu mendapatkan hal-hal yang baru.

Place:
Outlet-outlet j-co sudah cukup banyak tersedia terutama di mall-mall besar di seluruh indonesia.
Wilayah pemasaran J.CO Donuts & Coffee saat ini tak hanya di Indonesia, akan tetapi juga meluas ke negara lain seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Australia dan China. Ke depannya J.CO Donuts & Coffee akan go international untuk memperluas pasar. J.CO Donuts & Coffee cenderung menyasar wilayah urban.

Price:
Daftar Harga donat J-co
Box isi 2 harganya Rp. 15.000
Box isi 3 harganya Rp. 22.000
½ lusin harganya Rp. 45.000
1 lusin harganya Rp. 76.000
2 lusin harganya Rp. 122.000

Promotion: Bagi J-CO, pelanggan dipandang tidak hanya sebagai orang yang mau membelanjakan uangnya untuk membeli produk, namun juga sebagai media promosi yang sangat efektif. Mereka yang datang ini menjadi penerima informasi dan sekaligus pembawa informasi dari J-CO. Ribuan customer yang datang tiap hari. Mereka itu kan sebagai media promotion juga.

Analisis lingkungan Eksternal Makro Teknologi Perkembangan teknologi yang cepat melesat diera modern ini terutama pada dunia usaha, teknologi dan komunikasi serta informasi sangat penting untuk memudahkan akses. Kondisi seperti ini akan menuntut SDM yang professional untuk menjadi petarung dalam segi marketing. Disini j-co mempunyai kemudahan dalam hal teknologi yang memudahkan dengan adanya website yang memudahkan untuk membeli secara online. Ekonomi Kondisi Perekonomian di tanah air juga mempengaruhi situasi daya beli masyarakat terhadap suatu product. Ketika perekonomian di tanah air sedang turun daya beli masyarakat ikut turun. Ketika perekonomian sedang meningkat daya beli masyarakat pun ikut naik tidak terkecuali makanan. Disini J-co juga terkena efek dari perekonomian di tanah air. Efek dari perekonomian Internaional juga berdampak signifigan dengan Naik turunnya nilai mata uang kita terhadap USD pun membuat implasi dan defiasi yang mengakibatkan harga barang-barang pun ikut naik turun tidak terkecuali makanan. J-co merasakan efek dari imflasi dan defiasi tersebut. Lingkungan social dan budaya Gaya hidup masyarakat yang modern yang membuat J-co berinovasi, Kemudian unsur lifestyle dimasukkan ke dalamnya dan J-CO, strategi marketing ini berhasil men-drive gaya hidup itu kepada pelanggannya. Politik dan hukum Dengan sah kan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL maka engan ini J-co pun terkategori halal dengan bukti adanya label halal yang disahkan oleh MUI yang tertera pada setiap kotak makanan J-co. Langkah disahkannya undang-undang ini juga salah satu politik dari pemerintah untuk menindak peredaran kepalsuan product dipasaran yang marak beredar di Indonesia. Kebijakan Pemerintah Terkait dengan kehalalan suatu produk, UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen(“UUPK”) telah memberikan perlindungan bagi umat Muslim. Dalam Pasal 8 ayat (1) huruf h UUPKdiatur bahwa pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan "halal" yang dicantumkan dalam label. Dalam hal ini konsumen bisa menuntut kepada produsen yaitu J-co bila saat mengkonsumsi memberikan efek negative dalam hal kesehatan pada khususnya. Ekologi
J-co agresif menyelenggarakan “event support” terhadap pelanggan-pelanggannya, misalnya lomba makan donat dan kegiatan safari yang menyasar anak-anak sekolah. Dengan anak-anak sekolah ini, J-CO juga menyelenggarakan kegiatan amal, di mana murid-murid terlibat menjual donat yang keuntungannya disumbangkan untuk amal terutama untuk melestarikan lingkungan.

Analisis lingkungan Eksternal Mikro Pesaing
Jika ditelusuri lebih jauh, industri donat sebelumnya dikuasai oleh Dunkin. Berbagai merek yang muncul setelah Dunkin boleh dibilang tidak kuasa menghindar dari bayang-bayang kuat merek asal Amerika Serikat tersebut. Sejumlah follower yang muncul akhirnya timbul-tenggelam, tidak kuasa menembus tembok beton Dunkin. J-CO ternyata cukup cerdik melihat situasi itu. Senjata yang digunakan adalah inovasi di semua lini, baik itu di marketing mix (bauran pemasaran/4P) maupun di strategi besarnya, yaitu Segmentasi, Targeting dan Positioning (STP). Dengan demikian, konsumen langsung melihat diferensiasi yang jelas dan tegas dari J-CO di tengah-tengah pemain donat yang ada.
Dia menambahkan, perbedaan mereka dengan kompetitor—yang juga secara prinsip melakukan kegiatan serupa—terletak pada kekuatan J-CO yang selalu melakukan hal terbaik bagi pelanggannya. Semua usaha dibuat agar customer benar-benar merasakan sensasi dan experience. Dengan cara itu, lanjutnya, pelanggan kembali lagi karena merasakan sesuatu yang berbeda dengan yang lain. “Customer merasakan experience dan balik lagi karena memang bagus. Jadi apa yang mereka peroleh dari J-CO ditangkap di pikiran dan kemudian mereka konsumsi produknya,” katanya. Pemasok Seluruh mesin-mesin pembuat donat diimpor dari mancanegara, dan begitu pula dengan lebih dari 50% bahan baku donat. Johnny memilih untuk mengimpor bahan baku tersebut dari negara-negara penghasil komoditi terbaik demi menjaga kualitas bisnis donatnya. Misalnya saja coklat yang diimpor langsung dari Belgia dan susu yang diimpor dari Selandia Baru. Sementara untuk urusan bubuk kopi juga diimpor dari Costa Rica sebagai salah satu penghasil kopi terbaik di dunia.
Pendatang Baru
Krispy Kreme sebagai pesaing pendatang baru J.CO Donuts & Coffee muncul di bawah bendera PT Premier Doughnut Indonesia. Ia merupakan salah satu retail donat tertua di Amerika yang memiliki track record yang jauh lebih lama dibanding J.CO Donuts & Coffee. Dengan konep yang sama menekankan kepada LUX pada donat. Pembeli
Pelanggan rela antri hanya untuk mendapatkan donat di outlet mereka. Menurut Sugiyanto, meski antrian ini mampu men-trigger orang untuk datang ke outlet, sebisa mungkin diminimalisir. Alasannya, J-CO tidak ingin pelanggannya capek berantri-ria untuk mendapatkan donat.

Product Pengganti Martabak tropika sebagai pesaing J-co beda jenis ttapi dengan konsep yang sama yaitu mementingkan LUX. Malah ditambah dengan taste yang beraneka ragam yaitu 10 rasa. Satu loyang Martabak 10 Rasa ukuran large itu harganya Rp120.000,-. Mahal? Gaklah, sebuah harga yang worth it dengan apa yang kita dapat. Adonan yang enak serta topping yang beraneka macam, berkualitas, dan melimpah ada dalam Martabak 10 Rasa.
Dengan konsistensinya dalam menjaga rasa dan kualitas, kedai ini tampak semakin ramai dikunjungi penikmat martabak, tidak hanya customer baru tetapi banyak pelanggan lama yang repeat order untuk menikmati Martabak Tropica. Kedai ini pun banyak diliput oleh rekan media dan blogger yang antusias untuk mengulas secara lengkap tentang profil Martabak Tropica. Selain rekan pers, seorang food reviewer senior di Indonesia pun sudah berkunjung ke Martabak Tropica untuk mencicipi dan memberi feedback dari beberapa varian menu yang ada. Analisis lingkungan Internal
Tenjible asset
Perusahaan didirikan dan dimiliki oleh Johnny Andrean Group. J.CO Donuts & Coffee didirikan tahun 2005. J. CO Donuts & Coffee yang dimiliki dan dikelola oleh Johnny Andrean Group.Outlet-outlet j-co sudah cukup banyak tersedia terutama di mall-mall besar di seluruh indonesia. Wilayah pemasaran J.CO Donuts & Coffee saat ini tak hanya di Indonesia, akan tetapi juga meluas ke negara lain seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Australia dan China. Intenjible asset
Mereka menciptakan istilah baru yang ingin dijadikan tren dan orientasi customer kepada J-CO, yaitu “J-Coing”. Istilah ini dibentuk agar pelanggan semakin dekat dan menjadikan J-CO sebagai tempat nongkrong (clubbing) kelompok customer. Apalagi, sejumlah artis sempat mampir ke tempat itu, sehingga daya tariknya sebagai lifestyle event (tempat nongkrong) makin bergaya. Managerial capability
Tidak hanya dari sisi produk, aktivitas marketing yang dijalankan pun cukup cerdik. Inilah yang kemudian menjadikan J-CO tidak habis-habisnya dibicarakan banyak orang. Nah, seperti umumnya pemasar melakukan kegiatan komunikasi, J-CO juga melakukan kegiatan promosi ATL, BTL, dan juga PR. Tetapi bentuk kegiatannyalah yang menjadikan dirinya berbeda dari yang lainnya. Sugiyanto menjelaskan, biasanya campaign disesuaikan dengan momen yang ada. Umpama, ketika berulang tahun beberapa waktu lalu, tema yang dipilih menceritakan setahun perjalanan J-CO. Di situ, mereka ingin melihat ambisi dan motivasi customer terhadap mereknya. Tema itu sebagai feedback dari J-CO kepada pelanggan. Sedangkan kegiatan PR-nya lebih banyak melibatkan komunitas danmedia relations.
Kunci keberhasilan J-CO terletak pada kemauan mereka untuk fight, penuh effort, bekerja secara tim, dan melakukan berbagai kegiatan yang out of the box.
Senjata yang digunakan adalah inovasi di semua lini, baik itu di marketing mix Mereka menciptakan istilah baru yang ingin dijadikan tren dan orientasi customer kepada J-CO, yaitu “J-Coing”. Istilah ini dibentuk agar pelanggan semakin dekat dan menjadikan J-CO sebagai tempat nongkrong (clubbing) kelompok customer. Apalagi, sejumlah artis sempat mampir ke tempat itu, sehingga daya tariknya sebagai lifestyle event (tempat nongkrong) makin bergaya. Berbagai kegiatan itu seluruhnya untuk men-drive lifestyle J-CO sebagai donat premium. Lebih jauh semua strategi marketing kami pertajam dan kami maintain. Kelemahan Strategi Marketing J-co tidak bisa menyentuh pada konsumen terendah. Untuk lifestyle yang modern juga tidak bisa masuk pada pasar tradisional yang notabene kelas bawah yang lebih mementingkan produk dengan volume yang cukup besar, dengan memakan satu buah donat bisa mengenyangkan perut. Kekuatan
Keberhasilan J-co bisa menjadi market leader adalah inovasinya dalam memilih segmen yang belum dibidik oleh pemain-pemain lain yaitu memilih kelas premium. Kemudian unsur lifestyle dimasukkan ke dalamnya dan J-CO berhasil men-drive gaya hidup itu kepada pelanggannya. Produk ini mendapatkan tempat di customer, yaitu dengan dibungkus lifestyle dan experience. Menjual produk dan experience sangat penting sebagai cirri khas dari J-co. Produknya berkualitas dengan pemilihan bahan baku yang lebih baik dan pilihan “topping” yang lebih menarik.