Free Essay

Taman Islam Spanyol (Andalusia): Generalife, Granada

In:

Submitted By mantyasih
Words 1608
Pages 7
“…dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.”
(At-Taubah:100)

“…Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Alllah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya…”
(Ali Imran:15)

“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan, “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.”
(Al-Baqarah:25)

Taman Islam Spanyol (Andalusia)

Selama berabad-abad, Islam memberikan kontribusi dan pengaruh besar terhadap berbagai disiplin ilmu tidak terkecuali dalam hal arsitektur lansekap. Taman Islam cukup menjamur di seluruh dunia dan merupakan salah satu arsitektur lansekap terindah di dunia.

Desain taman Islam berasal dari Arab kemudian menyebar ke berbagai negara seperti Persia, Spanyol, dan India. Taman tersebut dibuat oleh orang-orang Arab yang memiliki wilayah taklukan lebih banyak dibandingkan dengan orang-orang Eropa. Meskipun arsitektur taman Islam muncul bersamaan dengan bangkitnya pembuatan taman di Eropa, orang-orang Arab menambahkan ciri khas tersendiri yang kemudian justru mempengaruhi gaya taman di Eropa.

Inspirasi desain taman Islam berasal dari kepercayaan umat Islam dan impian mereka tentang surga. Pada beberapa ayat Al-Quran dijelaskan bahwa umat Islam yang beriman akan mendapatkan suatu penghargaan pada saat hari kiamat. Di dalam Quran juga dikatakan bahwa orang-orang beriman akan mendapatkan surga yang sangat indah dan megah yang dideskripsikan sebagai taman firdaus. Umat Islam percaya bahwa taman firdaus memiliki air mancur dengan mata air yang mengalir, pohon buah, dan tempat-tempat bersandar di bawah pohon teduh.

Empat elemen terpenting dari taman Islam adalah water (air), shade (bayang-bayang), color and fragrance (warna dan keharuman), serta sound (suara). Keempat elemen tersebut dicerminkan ke dalam bentuk-bentuk air mancur, bunga-bungaan, dan pohon buah. Taman Islam berbentuk taman yang tertutup, menutup diri dari lansekap lingkungan sekitarnya (gurun pasir) yang cenderung kasar dan kontras dengan keadaan taman di dalamnya.

Air merupakan elemen terpenting yang memiliki tiga fungsi, yaitu praktikal, religius, dan estetika. Air memiliki fungsi praktikal karena menyangkut kebutuhan untuk hidup, seperti irigasi maupun supply kebutuhan air untuk mandi dan lain sebagainya. Fungsi religius air yaitu sesuai dengan Al-Quran yang menyatakan kewajiban berwudu dengan air sebelum umat Islam beribadah. Sedangkan air memiliki fungsi estetika karena air di dalam kolam mampu merefleksikan dekorasi elegan dinding serta langit-langit bangunan. Air juga mampu mengintegrasikan taman dan arsitektur di sekitarnya dengan baik, yaitu sebagai peralihan antara alam yang masih alami dengan hasil karya manusia berupa arsitektur.

Bentuk dasar taman Islam yaitu bentuk kanal yang berpotongan yang membentuk empat kuadran. Bentuk seperti ini diambil dari pemikiran kosmologi kuno yang menganggap bahwa dunia terdiri dari empat bagian yang dibagi oleh dua sungai besar (tercantum pula dalam Kitab Suci). Bayang-bayang dibentuk oleh kanopi serta pavilion. Islam tidak memperbolehkan melakukan pemujaan terhadap makhluk hidup. Untuk itu, dalam taman Islam jarang terdapat patung-patung yang berbentuk makhluk hidup. Pohon-pohon peneduh yang biasa digunakan di dalam taman Islam antara lain sycamore, poplars, elms, maples, willows, dan myrtles. Taman Islam mencapai puncak pada masa kejayaan Islam di Spanyol. Taman-taman Spanyol berupa courtyard yang memiliki patio dengan air mancur yang sejuk, bayang-bayang dari pepohonan dan paviliun-paviliun, serta sejumlah pohon buah dan bunga warna-warni. Aliran air, bayang-bayang, warna dan musik alami yang menenangkan dari air mancur merupakan tipikal dari taman Islam yang berbentuk courtyard.

Generalife, Granada
Generalife terletak di Granada, Spanyol tepatnya di atas lereng Cerro del Sol yang curam bersebelahan dengan kompleks istana Alhambra. Nama Generalife berasal dari frase Arab “Jannat al-Arif” (Garden of the Architect), kemungkinan mengacu kepada karakteristik Tuhan sebagai arsitek kehidupan dunia. Karya arsitektur ini dibuat pada abad ke-13 ketika Muslim berkuasa di Granada dan sampai saat ini diingat sebagai peninggalan Islam yang kaya di Eropa. Generalife berfungsi sebagai istana atau vila musim panas bagi raja-raja Moor.
Dasar rancangan arsitektur lansekap Generalife adalah taman tradisional berupa patio yang ditempatkan dengan menyesuaikan kontur lahan dan memanjang ke arah barat laut. Elemen yang berperan dalam penataan lansekap Generalife antara lain air, tanaman, bunga, pohon, patung, dan paviliun. Pohon-pohon di taman ini dipotong dan dibentuk menjadi bentukan massa yang indah serta diatur dengan pola-pola yang menarik. Air dan permainan air merupakan tema yang dominan pada Generalife. Air mengalir di seluruh istana/ vila bahkan sampai ke dalam ruangannya, beberapa aliran air bertemu di vila utama.

Karakter fungsi saluran air Generalife adalah sebagai saluran terbuka yang kadang-kadang berkelok-kelok tidak beraturan menyusuri jalan setapak dan portico. Penggunaan air dikombinasikan sebagai unsur simbolik, dekoratif, dan fungsional. Air tidak hanya berfungsi sebagai cermin yang merefleksikan arsitektur dan memperkaya dekoratif saja, tetapi juga sebagai alat untuk memberi tekanan terhadap sumbu visual. Kolam yang lurus beserta saluran-salurannya menciptakan bidang-bidang geometri yang membingkai dengan tegas sehingga menghasilkan grid-grid untuk pola arsitektur dan secara halus membagi ruang dengan proporsi yang ideal.

Taman pada Generalife dirancang dengan serial vision yang menarik pengunjung di semua sudutnya. Hal ini dapat terlihat dari bentuk rangkaian court yang bertingkat-tingkat. Courtyard pada Generalife tertutup dengan vista yang dibatasi oleh paviliun-paviliun dan tumbuh-tumbuhan. Courtyard pertama yang ditemui setelah entrance adalah Jardines Bajos kemudian masuk melewati Patio de Polo menuju ke Patio de la Acequia. Courtyard lain pada Generalife yaitu Patio de los Cipreses dan Jardines Altos. Selain itu, terdapat elemen lansekap lain seperti Escalera del Agua dan Paseo de los Cipreses. Ruang-ruang pada Generalife tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda. Detail-detail pada taman terlihat formal namun apabila dilihat secara keseluruhan kesan formal tersebut kurang terlihat.

Courtyard Generalife yang paling istimewa bernama Patio de la Acequia (Court of the Water Channel). Courtyard ini merupakan taman tertutup yang mengelilingi kolam panjang sebagai pusatnya. Kolam tersebut memiliki panjang 48,7 meter dan lebar 12,8 meter. Barisan pancaran air pada tiap sisi kolam membuat efek lengkungan yang menambah keindahan kolam. Patio yang terhubung langsung dengan Sala Regia (Summer Palace) ini merupakan bagian terpenting dari Generalife.

Pada di sisi lain Patio de la Acequia terdapat court yang dibentuk oleh dinding tebal yang ditumbuhi oleh tanaman rambat. Dinding ini berbentuk lengkungan (arch) sejumlah 18 buah. Pada saat sekarang, lengkungan tersebut mengarah menuju galeri yang terbuka ke arah taman. Akses menuju mirador dapat ditempuh melalui lengkungan yang berada di pusat. Di dalam mirador masih terdapat terdapat tiga buah arch yang lebih kecil pada tiap sisi. Salah satu arch tersebut terhubung ke Jardines Bajos sedangkan arch yang berlawanan dengan itu terhubung dengan Jardines Altos.

Jardines Bajos (Lower Gardens) atau disebut juga Jardines Nueves (New Gardens), secara sekilas memiliki desain yang sedikit berbeda dari desain taman Islam Spanyol biasanya. Barisan tanaman dan pola tamannya yang formal mengikuti gaya taman Itali namun suara air yang mengalir menciptakan atmosfer yang sesuai dengan konsep taman Islam Spanyol. Sedangkan Jardines Altos (Upper Gardens) merupakan taman yang terdiri dari taman sayur-sayuran yang sederhana, sekelompok pohon myrtle, serta pohon cemara berusia ratusan tahun yang dipotong berbentuk kotak atau bentuk geometri lain.

Jardines Bajos dan Jardines Altos juga terhubung dengan Patio de Polo. Tempat ini merupakan tempat para pengunjung biasa meninggalkan dan mengikat kuda-kuda mereka sebelum memasuki kawasan istana. Patio ini memiliki serangkaian fountain dan tanaman-tanaman dengan bentuk formal,

Patio de los Cipreses (Patio of the Sultana) merupakan taman yang dikelilingi oleh dinding yang cenderung gelap dan tersembunyi. Taman ini memiliki kolam utama pada pusat taman yang dikelilingi oleh barisan pohon myrtle. Di tengah kolam tersebut terdapat kolam lain yang lebih kecil dengan fountain yang terbuat dari batu. Patio ini juga dikenal larena deretan pohon cemara tua yang terdapat pada veranda. Di antara deretan cemara tersebut terdapat sepasang cemara yang sangat tinggi dikenal dengan nama Cipres de la Sultana (Cypress of the Sultana). Di tempat inilah, menurut legenda, Zoraya (istri Sultan Abu-l-Hasan) bertemu dengan kekasih gelapnya seorang ksatria dari keluarga Abencerrajes.

Keistimewaan Generalife lainnya adalah Escalera del Agua (Water Stairs), yaitu saluran air yang berbentuk tangga. Desain seperti ini belum pernah ada di dalam taman Islam. Akan tetapi, fitur ini terdapat pada taman Romawi dan kemungkinan bangsa Arab menirunya dari desain Romawi yang terdapat di Spanyol. Tangga ini diyakini sebagai tangga tertua yang ada di Generalife. Tangga air ini dibagi menjadi tiga level yang pada masing-masing bordesnya memiliki fountain. Air mengalir melalui saluran yang ada di bawah fountain tersebut. Selain itu, balustrade pada tiap sisi tangga juga berfungsi ganda sebagai jalur air. Pada balustrade tersebut dibuat cekungan yang menyerupai selokan kecil tempat air mengalir. Saluran air pada tangga air ini dapat diatur deras atau tidaknya aliran airnya dengan sejumlah kran yang ada. Selain itu, tangga yang luar biasa ini juga dirimbuni oleh pepohonan yang sangat lebat.

Sebelum pengunjung keluar dari kawasan Generalife, mereka terlebih dahulu melewati Paseo de los Cipreses. Tempat ini merupakan sebuah gang atau jalan setapak yang dibentuk oleh deretan pohon cemara oleander yang sangat teratur.

Generalife di Granada memiliki taman yang termasuk salah satu taman tertua di Eropa. Karya arsitektur ini merupakan salah satu contoh dari sebuah istana kerajaan yang lebih mementingkan penataan ruang luarnya dibandingkan penataan ruang dalam istana itu sendiri. Taman Generalife mencerminkan tradisi Islam berupa ilmu pengetahuan (science), geometri, dan keteraturan Islam. Tata ruang taman ini sangat geometri yang ditegaskan oleh dinding batu dan pagar tanaman. Vegetasi pada taman ini mampu menambah ekspresi geometri dengan bentukannya yang kotak maupun arch. Selain itu, vegetasi tersebut juga membentuk batas-batas berupa pagar yang menambah kesan formal dikombinasikan dengan pola paving dan batu kerikil pada jalan-jalan setapaknya.

Similar Documents