DODI ZUYANDI
WANDA RIFANI ASTUTI NASUTION

Crisis in Family in White teeth by Zadie Smith Pada novel ini terlihat bagaimana keluarga Samadh didalam kebingungan dan terombang ambing dinegara tempat mereka tinggal. Ketidakjelasan akan root mereka dan tidak bisa menyatu dengan lingkungan tempat mereka tinggal menjadikan mereka terpecah dan hilang arah, terutama kedua anak Samadh Millat Iqbal dan Magid Iqbal. Peran ayah dan ibu yang tidak dijalankan dengan baik oleh Samadh dan Alsana juga menjadi salah satu faktor perpecahan yang terjadi didalam keluarga ini. Dimulai dengan pernikahan Samadh dan Alsana yang hanya menjadi pelariana bagi Alsana untuk keluar dari negaranya yang penuh dengan perbudakan dan kekejaman disetiap sudut wilayah dinegaranya. Pertemuan mereka yang tidak dilandasi dengan perasaan dan pengertian satu sama lain membuat kedua ini menyimpan banyak rahasia satu sama lain. Kebencian Alsana terhadap Samadh tetapi tidak pernah bisa unuk bersuara dikeluarganya dan hanya dianggap komoditi bagi samadh menimbun perasaan benci Alsana terhadap Samadh.
“Liberal? Hosh-Kosh nonsense!” No one was more liberal more anyone else anywhere anyway. It was only that here, in Willesden, there was not enough of any one thing to gang up aganst any other thing and send it running to the cellar while windows were smashed” (Chapter 3, page 53)
Pada kutipan ini adalah pemikiran dari Alsana yang selama ini hidup didalam cangkang yang terkungkung dengan perasaannya sendiri. Alsana yang tahu akan segala hal yang terjadi memilih untuk diam dan tidak mau ertindak karena dia sendiri tidak memiliki kebebasan untuk bersuara dan bertindak dilingkungannya. Pernikahan Alsana yang membuat ia semakin terkungkung dalam suatu kotak membuat Alsana semakin sesak didalam dunianya sendiri. Pernikahan Alsana dan Samadh yang dikaruniai oleh dua anak; Millat dan Magid tidak membuat keadaan rumahtangga itu berubah menjadi lebih baik tetapi malah membuat banyak permasalahan antara mereka. Tidak ada pengertian dari Samadh, yang selalu menuntut anak anaknya menjadi Muslim yang baik sedangkan ia tidak memberikan contoh yang mencerminkan Muslin yang baik membuat pemberontakan yang dilakukan oleh kedua anaknya. Magid dan Millat yang juga memiliki pemikiran untuk mempunyai keluarga lain tidak dapat dihindari karen mereka merasa keluarga mereka tidak seperti keluarga biasanya.
Magid really wanted to be in some other familiy. He wanted to own cats and cockroaches, he wanted his mother to make music of cello, not the sound of the sewing machine;...........and this month Magid had converted all these desires into a wish join in with the harvest festival like Mark Smith would, Like everybody would. (Chapter 6, page 127)
All his life he wanted a Godfather, and all he got was Samadh. A faulty, broken,stupid, one-handed waiter of a man who has spent eighteen years in a strange land and made no more mark than this (Chapter 19, Page 419)
Kedua kutipan diatas adalah pemikiran dari Magid dan Millat yang keduanya menyalahkan ayahnya, Samadh, yang selama ini tidak bisa membuat dan menciptakan keluarga yang damai dan hanya terbelenngu dengan masalah yang sebenarnya bukan hal yang besar dan meninggalkan masalah besar dan mengabaikan itu semua. Perbuatan Samadh yang membuat perpecahan diantara kedua anaknya juga menjadi salah satu krisis yang terjadi didalam keluarga mereka.
““You claim to want to help boys, but you have done nothing but drive a wedge between them. It is too late now. I have lost my family. Why don’t you go back to yours and leave us alone” (Chapter 17, page 366)
“Two boys driven to different ends of the word. You made a war beween my sons. You’re splitting them apart!” (Chapter 17, page 365) Dalam kutipan diatas kita melihat Alsana yang sibuk dengan menyalahkan oranglain atas keretakan dan perpecahan didalam keluarga mereka sebenarnya tidak sadar bahwa krisis yang dialami mereka bukanlah dari luar tetapi dari dalam. Sibuk menyalahkan dan mengkambinghitamkan orang lain juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perpecahan itu.