TRANSISI DALAM PERUBAHAN ( Transitions)

A. PENDAHULUAN

Setiap orang pasti pernah mengalami suatu peristiwa yang telah membawa suatu perubahan penting didalam kehidupannya. Peristiwa itu bisa berupa antara lain; kehilangan orang yg dikasihi, perubahan pekerjaan, karir, atau keuangan, menurunnya kesehatan fisik, perubahan tempat tinggal, perubahan dlm rumah tangga ( menikah, punya anak ), dll.

Roma 8:28; Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Dari ayat tsb diatas kita tahu bahwa Allah dapat memakai semua perubahan yg terjadi didalam hidup kita untuk kebaikkan kita. Sekalipun itu adalah janji Allah, tapi ada bagian Allah dan ada bagian kita manusia. Bagian kita adalah bekerja sama dengan Allah agar perubahan apapun yg menimpa hidup kita, kita tetap berada dalam rencana Allah untuk membentuk kita serupa dng Kristus dan namaNya tetap dipermuliakan lewat perubahan tsb. Dalam hal ini bagaimana respons kita terhadap perubahan itu sangatlah penting. Didalam setiap perubahan yg terjadi selalu akan dibarengi oleh proses transisi ( terjadi didalam pribadi orang yg mengalami perubahan tsb ), yg merupakan respons terhadap perubahan tsb.

Perubahan ( change ) sifatnya external dan situasional; menikah, dapat pekerjaan baru, dipecat, dapat anak, ditinggal oleh orang yg dikasihi, dll.

Transisi ( transition ) sifatnya internal dan psikologis; reorientasi yg bersifat psikologis yg harus dilakukan agar supaya perubahan tsb dapat terwujud sebagaimana yg diharapkan

Banyak orang beranggapan bahwa jika suatu perubahan itu terjadi, maka transisi akan berjalan mengikuti dengan sendirinya, kenyataannya tidaklah selalu demikian. Contoh; sepasang suami istri mengalami stress dengan keberadaan bayi pertama-nya, karena kalau biasanya setiap malam mereka dapat tidur nyenyak tapi sekarang harus bangun ditengah malam karena bayinya yg rewel. Secara psikologis mereka belum siap meninggalkan kebiasaan tidur tanpa gangguan setiap malam.

B. PROSES DIDALAM TRANSISI ( tahapannya )

1. Saying Goodbye ( endings )

Kesediaan untuk meninggalkan situasi masa lalunya ( pekerjaan / tempat yg lama, keluarga, sahabat, kesehatan, dll ). Umumnya ada dua sikap extreem terhadap tahapan ini;

- Too seriously

Banyak orang yang terpaku dengan keberhasilan / kenikmatan masa lalunya, sehingga enggan untuk keluar dari comfort zone nya ( contoh pasangan yg punya anak pertama ). Menyikapi situasi yg baru dengan sikap yg tidak puas, karena tidak dapat melupakan kenyamanan pada situasi yg lama.

Menganggap perubahan ( kegagalan, kehilangan, dll ) sebagai akhir dari segala-galanya, merasa seolah-olah pengharapan / masa depan tidak ada lagi.......... tidak sadar bahwa perubahan tsb bisa merupakan jalan menuju kemajuan / perbaikan ( Roma 8:28 )

- Not seriously enough

Kegagalan dan kepahitan masa lalu membuat seseorang enggan untuk mengingat kembali dan ingin segera ( melompat ) saja memulai hal yang baru, akibatnya ia akan memulai hal yg baru dengan pola / kebiasaan yg lama, tidak mau belajar dari pengalamannya. Seorang seharusnya perlu berdamai dengan ( belajar dari ) masa lalunya sebelum ia memulai lembaran baru dalam hidupnya ( Filipi 3:13 )

Wiliam Bridges dalam bukunya “Transitions” menyebutkan 4 aspek yang dapat terjadi pada seseorang didalam tahapan ( perubahan ) ini;

- Disengagement ( dibebaskan / dipisahkan / diasingkan )

- Disidentification ( kehilangan identitas )

- Disenchantment ( kecewa )

- Disorientation ( bingung, kehilangan semangat )

2. Shifting into neutral ( the neutral zone )

Selesai melewati masa “ending” tahap transisi berikutnya adalah masa untuk refleksi ( netral ) sebelum memulai hal yg baru. Tahap ini bisa diwarnai dengan ketidakpastian dan kebingungan yang banyak menyerap enersi seseorang. Ini sering merupakan masa yang tidak jelas, bisa singkat bisa lama, sehingga beberapa orang ingin segera saja meloncat ke situasi yang baru, sedangkan beberapa orang lain masih tetap berfokus pada kenyamanan masa lalunya. Contohnya, ketika kantor memutuskan bahwa kita akan dipindahkan ke kota yang lain, maka sebelum realita perubahan itu terjadi kita akan masuk dalam masa peralihan / neutral zone. Dalam kondisi yang gamang ini umumnya sering orang ambil keputusan pendek, misalnya keluar dari pekerjaan, dll. Contoh yg lain adalah ketika bangsa Israel keluar dari Mesir menuju Tanah Perjanjian, dalam perjalanan tsb ( zone netral ) selama 40 thn, mereka selalu menggerutu karena hati mereka masih tertinggal di Mesir membayangkan kenyamanan yg ada di Mesir ( Keluaran 16:3 )

William Bridge dalam artikelnya yang berjudul ‘ Leading Transition” berkata bahwa hal yang terpenting dalam masa transisi adalah jika seseorang mau menyediakan waktu yang cukup didalam zone netral ini untuk refleksi

Ada beberapa langkah praktis dalam refleksi diri;

a) Carilah waktu yg teratur dan tempat yang sunyi untuk sendiri

b) Membuat catatan pribadi pengalaman selama berada dlm zone netral

c) Menelusuri kembali peristiwa2 penting didalam kehidupan ( time line ), dan apa yang dipelajari lewat peristiwa2 tsb.

d) Temukan apa yang sungguh Allah inginkan bagi masa depan saya, berdasarkan pengalaman, talenta, karunia, kepribadian, keterbatasan, kebutuhan, tujuan hidup.

Bob Buford dalam bukunya ‘Stuck in half time’ berkata bahwa kunci keberhasilan sesorang didalam tahap ‘half time / zone netral’ adalah membagikan / sharing kepada orang lain apa yang jadi mimpi dan pengharapan kita kedepan .

3. Moving Forward ( making a beginning )

Tahap dimana seseorang berbekal pola berpikir yang baru memulai suatu lembar baru dalam kehidupannya kedepan, dan bukannya mengulangi pola berpikir yang lama didalam lembar yang baru. Sesungguhnya suatu awal lembar yang baru harus mulai dari dalam diri pribadi kita sendiri, karena kebanyakan orang memulai lembar yang baru dalam hidupnya bukan karena dorongan dari dalam diri pribadinya tapi karena terpaksa harus menghadapinya ( tidak melewati proses transisi yang benar ).

“I believe every single person is called to some great kingdom oppurtunity-an oppurtunity that is totally in sync with God’s agenda for the world “ By. Bob Buford

C. BAGAIMANA MENYIKAPI PERUBAHAN

1. Berdirilah diatas sesuatu yang tetap tidak berubah

Mazmur 62;2; Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.

1 Tawarikh 29:12 Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya.

2. Melihat konteks yang lebih luas Perubahan bisa mempengaruhi seseorang seperti suatu penyakit, dimana wawasan seseorang dapat memperburuk atau meningkatkan kesehatan seseorang, jika hanya berfokus pada penyakitnya umumnya akan semakin parah sakitnya. Belajar melihat segi positip lainnya.

Contoh: Seorang pemuda menunggangi seekor kuda dengan semua bawaannya sedang menuju sebuah desa di lembah gunung, dengan rencana menetap di sana. Dalam perjalanan dia bertemu dengan seorang tua yang berjalan dari arah desa tersebut. Dia berhenti sejenak dan bertanya kepada orang tua itu: " Bagaimana keadaan di desa di depan? Bagaimana orang-orangnya?" Sang orang tua balik bertanya "Bagaimana keadaan di desa tempat asal kamu?" Sang pemuda menjawab dengan penuh emosi "Sangat tidak baik. Semua orang hanya mau berargumentasi, mau menang sendiri, semua orang saling menusuk dari belakang, tidak ada yang adil, permusuhan, politik, dll …dll.. karena itu saya ingin pergi dari sana" Orang tua itupun menjawab " Kalau begitu, kamu akan menemukan hal yang sama di desa di depan" Lalu melanjutkan perjalanannya, meninggalkan si pemuda. Seorang pemuda lain, yang juga sedang menuju ke desa itu, berpapasan dengan orang tua yang sama. Dia pun bertanya hal yang sama, bagaimana keadaan desa di depannya. Orang tua itu pun menanyakan hal yang sama "Bagaimana keadaan di desa asal kamu?" Sang pemuda tersenyum dan berkata "Indah sekali, orang-orangnya baik, mau bertukar pandangan, terbuka, pernuh persaingan yang menggairahkan, menantang, dan memberikan kesempatan berstrategi " . Sang orang tua pun menjawab " Kalau begitu, kamu akan menemukan hal yang sama di desa di depan "

Yermia 29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

3. Memisahkan menjadi bagian demi bagian ( untuk menyederhanakan masalah yg ada )

- Jangan hanya berpikir mengenai keuangan anda, tapi berpikirlah mengenai apa usaha – usaha ( penghematan, bisnis baru, dll ) yang dapat dilakukan

- Jangan hanya berpikir mengenai pekerjaan anda, tapi berpikirlah mengenai tugas, peranan dan keahlian yang dapat dikerjakan.

- Jangan hanya berpikir mengenai pergumulan dengan anak-anak anda, tapi berpikirlah mengenai apa peranan dan tanggungjawab saya sebagai orang tua yg belum saya kerjakan.

4. Kembangkan berbagai alternatif

Didalam dunia yang berubah dengan cepat sekali, saudara tidak dapat hanya mempunyai satu rencana didalam otak anda, kembangkan berbagai alternatif dalam mengantisipasi perubahan tsb.

Mudah-mudahan bahan tsb diatas menjadi berkat bagi Herman dan Martha! Terima kasih untuk doa dan perhatiannya kepada kami sekeluarga. GBU.

Salam,

Alex & Henny Mamesah