Free Essay

Butler Lumber

In:

Submitted By setiyo
Words 4778
Pages 20
KETERKAITAN MANAJEMEN KEUANGAN DAN AKUNTANSI

Ahmad Nizar Yogatama
Mahasiswa Semester III Universitas Muhammadiyah Malang
Fakultas : Ekonomi
Jurusan : Manajemen III D
NIM : 07610011
Email : ahmadnizaryogatama@yahoo.com

Abstrak Didalam suatu perusahaan akuntansi dan manajemen keuangan yang digunakan sangatlah beragam yang dikarenakan kepentingan dari perusahaan yang bersangkutan. Akuntansi dan manajemen keuangan mempunyai kesamaan didalam beberapa hal. Keuangan sendiri memiliki arti yang sangatlah luas dan dinamis. Secara umum dapat disimpulkan keuangan sebagai suatu seni dan ilmu dalam mengelola uang. Akuntansi yang merupakan penjabaran, pengukuran dan pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer dan pengambilan keputusan lainnya untuk pengambilan keputusan alokasi sumber daya. Sedangkan manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi – fungsi keuangan yang berguna bagi pengambilan keputusan investasi, baik berupa penjabaran, pengukuran maupun kepastian mengenai informasi yang ada untuk mengambil keputusan investasi yang tepat dan juga keputusan – keputusan lainnya. Kata kunci : akuntansi, keuangan, manajemen keuangan.

Pendahuluan Keuangan atau finance adalah bidang yang sangat luas dan dinamis. Keuangan langsung mempengaruhi sisi kehidupan setiap orang dan setiap perusahaan. Secara umum, keuangan didefinisikan sebagai seni dan ilmu dalam mengelola uang (the art and science of managing money). Jika kita berbicara tentang keuangan, maka ada tiga area yang saling berkaitan, yaitu money and capital markets, termasuk didalamnya pasar sekuritas dan lembaga keuangan, investments, baik yang dibuat oleh investor individual maupun lembaga dalam memilih portofolio sekuritas, dan financial management, yang mencakup pembuatan keputusan keuangan dalam perusahaan. Setiap individu maupun perusahaan yang memiliki kelebihan uang dapat melakukan investasi pada pasar modal dengan membeli sekuritas yang tersedia. Setiap perusahaan yang membutuhkan dana juga dapat menjual sekuritas pada pasar modal. Selain pasar modal, juga terdapat lembaga lain yang memungkinkan pemilik dana dan pihak-pihak yang membutuhkan dana dapat bertemu, seperti bank, perusahaan asuransi, reksa dana, dan lain-lain. Mereka inilah yang disebut dengan lembaga keuangan. Lembaga keuangan ini juga memberikan jasa keuangan (financial services), yaitu pemberian jasa dan produk-produk keuangan kepada individu, perusahaan dan pemerintah. Setiap pihak yang memiliki kelebihan dana dapat membeli sekuritas dan membentuk portofolio investasi. Untuk itu dibutuhkan analis sekuritas untuk memilih investasi atau sekuritas mana yang memberikan balas jasa atau return tinggi. Analis ini dapat bekerja sendiri maupun bergabung pada pialang sekuritas atau brokerage house. Dalam beberapa buku sering disebut sebagai managerial finance, yaitu suatu kegiatan yang berhubungan dengan tugas-tugas manajer keuangan dalam perusahaan bisnis. Manajer keuangan adalah orang yang bertanggung jawab secara aktif dalam mengelola keuangan pada berbagai jenis usaha atau bisnis, baik perusahaan keuangan atau non-keuangan, perusahaan swasta atau publik, perusahaan besar atau kecil, perusahaan yang mencari keuntungan maupun non-profit. Manajer keuangan secara aktif mencari sumber-sumber dana dari berbagai pihak untuk kemudian diinvestasikan dalam berbagai kegiatan produktif. Dari kegiatan produktif inilah perusahaan diharapkan dapat memperoleh nilai tambah, baik berupa keuntungan maupun kesejahteraan bagi pemegang saham. Setiap orang dalam perusahaan harus berinteraksi dengan bagian keuangan. Oleh karena itu fungsi manajemen keuangan dapat dijelaskan melalui peran manajemen keuangan dalam perusahaan, hubungan dengan bidang ekonomi dan akuntansi, dan kegiatan utama manajer keuangan. Pada perusahaan kecil, fungsi keuangan biasanya dilakukan oleh bagian akunting. Makin besar perusahaan, maka bagian keuangan mulai berdiri sendiri, dan pada perusahaan besar bagian keuangan adalah suatu departemen terpisah dan mempunyai hubungan langsung dengan pimpinan perusahaan (CEO-Chief Executive Officer) melalui pimpinan keuangan (CFO-Chief Financial Officer). CFO membawahi treasurer dan controller. Treasurer adalah orang atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap kegiatan keuangan seperti perencanaan keuangan, mencari sumber dana, menginvestasikan dana, mengelola kas, mengelola kegiatan kredit, mengelola dana pension, dan mengelola foreign exchange. Controller adalah akuntan kepala dan bertanggung jawab atas kegiatan akunting perusahaan seperti corporate accounting, pengelolaan pajak, akuntansi keuangan dan akuntansi biaya. Bagian keuangan juga berhubungan erat dengan bidang ekonomi. Manajer keuangan harus bekerja dalam kerangka kerja ekonomi, dapat beradaptasi terhadap perubahan kebijakan ekonomi, menggunakan konsep ekonomi dalam efisiensi kegiatan perusahaan seperti analisa permintaan – penawaran, teori harga, dan strategi maksimum profit. Konsep ekonomi yang paling utama dalam keuangan adalah selalu digunakannya analisa marginal (marginal analysis), yaitu bahwa keputusan ekonomi dibuat dan dijalankan jika tambahan benefit lebih besar daripada tambahan biaya. Dalam hubungannya dengan bagian akunting, fungsi keuangan pada perusahaan kecil dilakukan juga oleh controller, sedangkan pada perusahaan besar controller kerap dilibatkan dalam kegiatan keuangan. Namun demikian tugas bagian keuangan berbeda dengan akunting. Bagian akunting menekankan pada accrual basis bahwa pendapatan diakui pada saat penjualan (walaupun belum terjadi pembayaran) dan biaya diakui jika sudah dikeluarkan. Bagian keuangan menekankan pada cash basis (cash flow), yaitu pendapatan dan biaya yang benar-benar terjadi (cash inflow dan cash outflow). Dalam pembuatan keputusan, bagian akunting menekankan pengumpulan dan penyajian data keuangan (collection and presentation of financial data) sedangkan bagian keuangan menekankan pada evaluasi data keuangan, dan membuat keputusan berdasarkan pertimbangan return dan risk. Kegiatan utama manajer keuangan adalah membuat keputusan investasi dan membuat keputusan keuangan atau financial. Kegiatan ini dapat digambarkan melalui neraca perusahaan. Di sisi kiri adalah keputusan investasi yaitu membuat keputusan atas kegiatan produktif yang dilakukan yang dicerminkan pada pemilikkan harta perusahaan: harta lancar maupun harta tetap. Di sisi kanan adalah keputusan keuangan, yaitu menentukan kombinasi dan jenis-jenis sumber dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan produktif perusahaan. Manajer dan pemegang saham adalah pihak yang berbeda. Setiap kegiatan manajer harus dilakukan untuk mencapai tujuan pemiliknya. Jika manajer dapat mencapai tujuan yang ditetapkan pemilik perusahaan maka manajer juga mencapai tujuan finansial dan tujuan profesionalnya. Tujuan utama yang ditetapkan oleh pemilik perusahaan adalah maksimum kesejahteraan pemegang saham (Maximize Shareholder Wealth). Pencapaian tujuan ini diukur melalui harga saham perusahaan, jika harga saham meningkat maka kesejahteraan pemegang saham juga meningkat. Harga saham ini tergantung pada timing atas return (cash flow) dan risikonya. Penetapan tujuan ini juga berarti bahwa perusahaan harus menggunakan sumber dana berbiaya rendah atau melakukan investasi dengan return tinggi sehingga harga saham akan meningkat. Dengan konsep ini maka penilaian EPS (Earning per Share) menjadi penting karena merupakan indikator atas return (cash flow) dimasa yang akan datang, dan mempengaruhi harga saham perusahaan. Maksimum profit biasanya dilakukan untuk tujuan jangka pendek. Dalam jangka panjang, tujuan maksimum profit tidak dapat dilakukan karena mengabaikan timing of the return, cash flow kepada pemegang saham, risiko. Timing adalah jika ada dua proyek yang menghasilkan EPS berbeda, maka perusahaan harus mengambil proyek dengan EPS besar pada awal-awal tahun Cash flow. Pemegang saham menerima cash flow dalam bentuk deviden maupun penjualan sahamnya. Jadi profit tinggi, yang berarti EPS tinggi, tidak berarti bahwa cash flow yang diterima pemegang saham juga tinggi karena belum tentu Board of Directors akan memberikan deviden tinggi. Risiko adalah tujuan maksimum profit biasanya mengabaikan risiko (kemungkinan bahwa hasil aktual yang terjadi berbeda dari yang diharapkan). Di lain pihak, terjadi tradeoff antara return (cash flow) dan risiko. Seperti yang kita ketahui, return dan risiko merupakan determinan harga saham, yang pada akhirnya akan menentukan kesejahteraan pemegang saham. Cash flow tinggi berhubungan dengan harga saham tinggi sedangkan risiko tinggi akan menyebabkan harga saham menjadi rendah. Dengan pertimbangan tersebut, maka maksimum profit bukan menjadi tujuan yang ditetapkan oleh pemilik perusahaan sehingga juga bukan merupakan tujuan manajer keuangan. Dari penjabaran di atas, manajer harus menjalankan tujuan yang telah ditetapkan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, manajer adalah agen para pemilik perusahaan. Pada kenyataannya, manajer juga memiliki tujuan pribadi yang menyangkut kesejahteraannya, keamanan kerja dan benefit lainnya. Akibatnya, manajer enggan melakukan kegiatan yang berisiko tinggi jika hal tersebut akan membahayakan kepentingan pribadinya. Perbedaan tujuan inilah yang menyebabkan konflik yang disebut sebagai agency problem, bahwa manajer akan mendahulukan kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan perusahaan secara keseluruhan. Untuk meminimalkan agency problem biasanya digunakan market forces dan agency cost. Market forces adalah pemegang saham utama (major shareholder-dengan jumlah saham mayoritas) dan ancaman pengambilalihan oleh perusahaan lain (threat of takeover) merupakan market forces. Kedua hal ini memungkinkan pemegang saham mengganti manajer dan menekan manajer untuk melakukan apa yang diinginkan pemegang saham. Agency costs adalah biaya yang digunakan untuk memonitor tingkah laku manajer, memberikan insentif finansial agar mau mencapai tujuan atau kegiatan yang harus dilakukan, dan agar manajer tidak melakukan kecurangan - kecurangan. Beberapa contoh agency cost adalah incentive plan dan performance plan. Incentive plan memberi manajer kompensasi berupa saham perusahaan (disebut stock option).. Performance plan; kompensasi diberikan jika manajer mencapai standar tertentu : EPS Rp xx, pertumbuhan laba xx% dan lain-lain. Jika kompensasi diberikan dalam bentuk cash, disebut cash bonus. Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya. Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah menghitung atau mempertangungjawabkan. Akuntansi digunakan dihampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis. Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari Laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan suatu organisasi beserta perubahan yang terjadi didalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan Satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer atau manajemen untuk membuat keputusan organisasi. Pencatatan perhitungan kekayaan mulai dibutuhkan sejak manusia mengenal arti nilai suatu barang dan alat tukar. Sebelum manusia mengenal arti suatu barang, pemenuhan kebutuhan dilakukan dengan tukar – menukar barang tanpa memperhatikan nilai suatu barang dan pencatatan kekayaan belum diperlukan. Semenjak mengenal arti suatu barang, manusia melakukan tukar – menukar barang dengan memperhatikan nilai suatu barang dan memerlukan pencatatan perhitungan harta kekayaannya. Pencatatan awal dilakukan diatas batu, kulit kayu, dan tanah liat. Pencatatan itu telah dilakukan berabad – abad sebelum Masehi, seperti di Babilonia, Mesir, dan Yunani kuno. Pencatatan seperti ini berkembang dari waktu – ke waktu sesuai dengan peradaban manusia ataupun dunia usaha, walaupun belum lengkap dan sistematis. Pencatatan yang lebih lengkap sejalan dengan perkembangan dunia usaha muncul di kota Venesia Italia. Seorang biarawan atau pastur dari ordo fransiskus pakar matematika yang bernama Lucas Paciolo tahun1494 menerbitkan sebuah buku yang memuat dasar – dasar akuntansi. Ciri – ciri mendasar sistem akuntansi yang dikemukakan Lucas Paciolo adalah sistem berpasangan atau double entry yaitu merupakan pencatatan peristiwa ekonomi dalam dua aspek debit dan kredit, sehingga diperoleh hasil pencatatan yang sistematis dan mudah dikendalikan. Sistem ini berkembang dan mendasari sistem akuntansi yang dipakai dalam usaha sekarang ini. Keuangan adalah mempelajari bagaimana individu, bisnis dan organisasi meningkatkan, mengalokasikan serta menggunakan sumber daya moneter sejalan dengan waktu, dan juga menghitung resiko dalam menjalankan proyek.

Fungsi Dan Peran Manajemen Keuangan Dalam Perusahaan Manajemen keuangan merupakan salah satu bidang manajemen fungsional dalam suatu perusahaan, yang mempelajari tentang penggunaan dana, memperoleh dana dan pembagian hasil operasi perusahaan Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer keuangan. Meskipun tugas dan tanggung jawabnya berlainan di setiap perusahaan, tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden suatu perusahaan. Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva-aktiva tersebut. Untuk membelanjai kebutuhan dana tersebut, manajer keuangan dapat memenuhinya dari sumber yang berasal dari luar perusahaan dan dapat juga yang berasal dari dalam perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal dari pasar modal, yaitu pertemuan antara pihak membutuhkan dana dan pihak yang dapat menyediakan dana. Dana yang berasal dari pasar modal ini dapat berbentuk hutang (obligasi) atau modal sendiri (saham). Sumber dari dalam perusahaan berasal dari penyisihan laba perusahaan (laba ditahan), cadangan, maupun depresiasi. Setelah dana diperoleh, dana tersebut harus digunakan untuk membelanjai operasi perusahaan. Dana akan tertanam pada berbagai kekayaan riil perusahaan, baik kekayaan yang berwujud atau pun yang tidak berwujud. Sedangkan sumber – sumber dana perusahaan, baik kekayaan yang berwujud atau pun yang tidak berwujud. Sedangkan sumber-sumber dana perusahaan akan diwujudkan dalam berbagai aktiva finansial, yaitu selembar kertas yang mempunyai nilai pasar, karena dengan memiliki kertas tersebut, pemilik dapat memperoleh penghasilan (baik yang tetap, atau pun tidak tetap). Besar kecilnya dana yang harus diperoleh oleh manajer keuangan tentu saja harus disesuaikan dengan kebutuhan untuk operasi perusahaan itu. Penggunaan dana untuk operasi perusahaan dapat digunakan untuk keperluan yang sangat bermacam - macam. Tetapi kalau dipandang dari dimensi waktunya, maka penggunaan dana tersebut dapat untuk modal kerja (jangka pendek) dapat juga untuk investasi modal (jangka panjang). Setelah dana tersebut dipergunakan, maka diharapkan perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari penggunaan dana tersebut. Apabila perusahaan memperoleh keuntungan maka harus diputuskan apakah keuntungan ini akan dibagikan kepada pemilik modal ataukah diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan. Dengan demikian maka manajer keuangan intinya harus melakukan tugas – tugas utama (fungsi) yaitu: memperoleh dana dan menggunakan dana tersebut. Untuk memperoleh dana, ia harus mengambil keputusan pembelanjaan, yaitu mencari dana dari pasar modal (dalam bentuk hutang maupun modal sendiri atau saham). Di samping itu, dana juga dapat diperoleh dari hasil operasi perusahaan. Besar kecilnya dana ini tergantung pada kebijakan deviden, yaitu penentuan besar-kecilnya keuntungan yang harus dibagi (dan ditahan). Semakin banyak yang ditahan, semakin banyak dana yang diperoleh dari dalam perusahaan. Untuk fungsi menggunakan dana, manajer keuangan harus mengambil keputusan investasi yaitu penentuan untuk apa dana yang dimiliki oleh perusahaan akan dipergunakan. Kegiatan penting lain yang harus dilakukan manajer keuangan menyangkut empat aspek yaitu dalam perencanaan dan peramalan, dimana manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lain yang ikut bertanggung jawab atas perencanaan umum perusahaan. Kedua, manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan investasi dan pembiayaan, serta segala hal yang berkaitan dengannya. Ketiga, manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lain di perusahaan agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin. Keempat, menyangkut penggunaan pasar uang dan pasar modal, manajer keuangan menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan, di mana dana dapat diperoleh dan surat berharga perusahaan dapat diperdagangkan. Dari ke empat aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas pokok manajer keuangan berkaitan dengan keputusan investasi dan pembiayaannya. Dalam menjalankan fungsinya, tugas manajer keuangan berkaitan langsung dengan keputusan pokok perusahaan dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Manajer Keuangan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap apa yang telah dilakukannya. Ada pun keputusan keuangan yang menjadi tanggung jawab manajer keuangan dikelompokkan ke dalam tiga jenis keputusan, yang pertama yaitu mengambil keputusan investasi (investment decision). Menyangkut masalah pemilihan investasi yang diinginkan dari sekelompok kesempatan yang ada, memilih satu atau lebih alternatif investasi yang dinilai paling menguntungkan. Kedua, mengambil keputusan pembelanjaan (financing decision). Menyangkut masalah pemilihan berbagai bentuk sumber dana yang tersedia untuk melakukan investasi, memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan yang menimbulkan biaya paling murah. Ketiga, mengambil keputusan deviden (dividend decision). Menyangkut masalah penentuan besarnya persentase dari laba yang akan dibayarkan sebagai deviden tunai kepada para pemegang saham, stabilitas pembayaran deviden, pembagian saham deviden dan pembelian kembali saham. Keputusan-keputusan tersebut harus diambil dalam kerangka tujuan yang seharusnya dipergunakan oleh perusahaan yaitu memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan adalah harga yang terbentuk seandainya perusahaan dijual. Apabila perusahaan “go public” maka nilai perusahaan ini akan dicerminkan oleh harga saham perusahaan tersebut. Dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka pemilik perusahaan menjadi lebih makmur sehingga mereka menjadi lebih senang. Di dalam perusahaan yang besar bidang keuangan dipimpin oleh seorang manajer keuangan (chief financial manager). Manajer keuangan atau sering disebut direksi keuangan melaporkan secara langsung kepada direktur keuangan atau presiden direktur. Sedangkan di dalam departemen keuangan dalam suatu perusahaan dibagi lagi ke dalam beberapa bagian atau divisi yang dipunyai oleh seorang kepada divisi yang meliputi divisi anggaran, yaitu bertanggung jawab untuk mempersiapkan dan memperbaiki budget operasi (operating budget) kemudian, divisi penganggaran modal (capital budgeting) yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan analisis pengeluaran modal. Divisi perencanaan keuangan, yaitu yang bertanggung jawab untuk mengambil alternatif pemenuhan kebutuhan dana jangka panjang. Kemudian, divisi perencanaan keuangan jangka pendek, yang bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan dana jangka pendek, serta investasi jangka pendek pada surat berharga (marketable securities). Divisi kredit, yaitu bertanggung jawab untuk menentukan kredit yang akan diberikan kepada langganan, disamping itu divisi ini juga bertanggung jawab dalam negosiasi dengan kreditor (lembaga keuangan Bank dan bukan Bank). Divisi hubungan masyarakat (human relation), yaitu bertanggung jawab terhadap pembentukan image atau komunikasi antara perusahaan, pemegang saham, para investor dan masyarakat keuangan secara umum.

Fungsi Dan Peran Informasi Akuntansi Dalam Perusahaan Peranan akuntansi sebagai alat pembantu dalam pengambilan keputusan ekonomi dan keuangan akhir-akhir ini sangat diperlukan oleh para pengusaha, terutama sekali membantu pihak manajemen dalam melaksanakan fungsi-fungsinya yaitu planning dan controlling. Para manajer dewasa ini sangat memerlukan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode, informasi ini dapat diperoleh melalui akuntansi keuangan (financial accounting). Perkembangan perekonomian yang akhir-akhir ini sangat pesat menyebabkan fungsi akuntansi dalam memberikan informasi keuangan sangat meningkat, seperti halnya di Indonesia dimana telah diadakannya deregulasi pada perbankan, dibukanya pasar modal, serta telah diterbitkannya Undang-Undang Perpajakan yang baru, telah menuntut akuntansi untuk berperan lebih aktif lagi dalam memberikan informasi mengenai keuangan suatu perusahaan (organisasi bisnis). Akuntansi sebagai penyedia informasi dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain yang pertama yaitu mengidentifikasi pihak-pihak yang berkepentingan kemudian mengevaluasi kebutuhan informasi dari pihak-pihak yang berkepentingan. Setelah mengevaluasi dan mengidentifikasi kemudian merancang sistem informasi akuntansi untuk memenuhi kebutuhan informasi dari pihak-pihak yang berkepentingan. Selanjutnya mencatat data ekonomi mengenai kegiatan usaha dan hal-hal yang terjadi pada perusahaan. Tahap yang terakhir adalah menyiapkan laporan akuntansi untuk pihak-pihak yang berkepentingan. Akuntansi disediakan untuk beberapa pihak yang terbagi didalam pihak eksternal dan internal. Yang termasuk didalam pihak internal yaitu pemilik perusahaan yang merupakan pemegang dana saham terbesar. Kemudian manajer – manajer yang bekerja di dalam perusahaan yang bersangkutan dan sangat dimungkinkan membutuhkan informasi akuntansi yang sedetail mungkin. Yang terakhir adalah para karyawan yang bekerja di suatu perusahaan yang bersangkutan tersebut. Untuk pihak eksternal yaitu informasi akuntansi akan diperlukan bagi calon investor yang akan menginvestasikan modal ke suatu perusahaan yang bersangkutan, dan dengan adanya informasi akuntansi maka calon investor dapat memilih dengan benar manakah perusahaan yang tepat baginya untuk menginvestasikan modalnya. Kemudian, yang membutuhkan informasi dari pihak eksternal yaitu kreditur. Informasi akuntansi yang terakhir dibutuhkan bagi pemerintah. Gambar Proses Akuntansi Proses akuntansi dimulai dari pengidentifikasian data yaitu bukti transaksi yang selanjutnya dilakukan pemrosesan sehingga disusunnya laporan keuangan. Laporan keuangan yang disusun harus dengan objektif agar dapat menghasilkan suatu informasi bagi para pemakainya, oleh karena itu laporan keuangan harus di dasarkan pada prinsip – prinsip akuntansi yang dapat diterima oleh umum. Proses akuntansi ini menggambarkan bagaimana akuntansi digunakan sebelum dijadikan bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan ekonomi yang digunakan oleh pihak – pihak yang bersangkutan seperti investor dan lain sebagainya yang berhubungan atau pihak yang memerlukan akuntansi sebagai alat untuk pertimbangan pengambilan keputusan.

Tujuan dari Manajemen Keuangan Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau memaksimumkan nilai perusahaan, bukan memaksimumkan profit. Arti memaksimumkan profit, berarti mengabaikan tanggung jawab social, mengabaikan risiko, dan berorientasi jangka pendek. Sedangkan arti memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau nilai perusahaan berarti memaksimumkan nilai sekarang (present value) semua keuntungan di masa datang yang akan diterima oleh pemilik perusahaan dan berarti lebih menekankan pada aliran hasil bukan sekedar laba bersih dalam pengertian akuntansi. Kelebihan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan atau kemakmuran pemegang saham adalah secara konseptual jelas sebagai pedoman di dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan faktor risiko. Dalam pencapaian tujuan tersebut, manajemen keuangan harus dapat menyeimbangkan kepentingan pemilik, kreditor, dan pihak lain yang berkaitan dengan perusahaan. Memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau pemilik perusahaan tidak mengingkari adanya social objectives dan kewajiban sosial. Tanggung jawab sosial adalah satu aspek penting dari tujuan perusahaan. Tanggung jawab sosial adalah aspek penting dari tujuan perusahaan, dimana mempunyai beberapa pengertian yaitu, keberhasilan memaksimumkan nilai perusahaan akan memberikan sumbangan yang berarti kepada lingkungan sosial secara keseluruhan. Pengaruh (dampak) lingkungan eksternal seperti polusi, keselamatan kerja, keamanan produk juga harus diperhitungkan. Kepekaan terhadap faktor eksternal merupakan salah satu syarat penting agar perusahaan tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan harus dapat memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dalam kendala legal dan sosial dan bertanggung jawab terhadap perubahan lingkungan.

Keterkaitan Manajemen Keuangan Dan Akuntansi Keuangan adalah bidang yang sangat dinamis serta luas. Keuangan langsung mempengaruhi sisi kehidupan setiap orang dan setiap perusahaan. Secara umum, keuangan dapat didefinisikan sebagai suatu seni dan ilmu dalam mengelola uang. Dalam beberapa buku, manajemen keuangan disebut sebagai suatu kegiatan yang berhubungan dengan tugas – tugas manajer keuangan dalam perusahaan bisnis atau organisasi bisnis. Manajemen keuangan secara aktif dalam mengelola keuangan pada berbagai jenis usaha atau bisnis, baik dengan perusahaan keuangan atau non-keuangan, swasta atau publik, perusahaan besar atau kecil, bahkan perusahaan yang mencari keuntungan maupun non-profit. Akuntansi mempunyai perbedaan yang mendasar dengan manajemen keuangan. Peranan akuntansi sebagai alat pembantu dalam pengambilan keputusan ekonomi dan keuangan akhir – akhir ini sangat diperlukan oleh para pengusaha, terutama sekali membantu pihak manajemen dalam melaksanakan fungsi – fungsinya yaitu sebagai perencanaan dan pengendalian. Dengan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwasanya akuntansi yang merupakan pembukuan dijadikan sebagai alat pembantu bagi manajemen keuangan dalam pengelolaan dana yang lebih mengarah kepada pengambilan keputusan investasi dan pengambilan keputusan – keputusan lainnya yang tentunya banyak membutuhkan informasi akuntansi didalam pengambilan keputusan tersebut. Perkembangan ekonomi yang akhir – akhir ini sangat pesat dan cenderung mengalami berbagai macam fluktuasi yang cukup tajam menyebabkan fungsi akuntansi dalam memberikan informasi keuangan sangat meningkat, seperti halnya di Indonesia dimana telah diadakannya deregulasi pada perbankan, dibukanya pasar modal, serta telah diterbitkannya Undang – Undang Perpajakan yang baru, telah menuntut akuntansi untuk berperan lebih aktif lagi dalam memberikan informasi mengenai keuangan suatu perusahaan atau organisasi bisnis. Dengan informasi akuntansi yang akurat dan tepat guna, manajemen keuangan dapat menggunakan informasi keuangan dari akuntansi tersebut dengan optimal, seperti besar kecilnya dana yang harus diperoleh oleh manajer keuangan tentu saja harus disesuaikan dengan kebutuhan untuk operasi perusahaan yang bersangkutan. Penggunaan dana operasi perusahaan dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan yang sangat bermacam – macam. Namun, apabila dilihat berdasarkan dimensi waktunya, maka penggunaan dana tersebut dapat untuk modal kerja yang merupakan investasi jangka pendek dan dapat pula berupa investasi modal yang merupakan investasi jangka panjang. Manajer keuangan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap apa yang telah dilakukannya. Menyangkut masalah penentuan besarnya persentase laba misalnya, dari laba tersebut seberapa besar persentase yang dialokasikan sebagai deviden tunai kepada pemegang saham, stabilitas pembayaran deviden, pembagian saham deviden dan pembelian kembali saham. Keputusan – keputusan tersebut harus diambil dalam rangka tujuan yang seharusnya dipergunakan oleh perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Akuntansi merupakan pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer dan mengambil keputusan lainnya untuk mengambil keputusan alokasi sumber daya. Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi – fungsi dari keuangan. Manajemen keuangan digunakan oleh berbagai macam organisasi atau perusahaan untuk mengatur keuangan – keuangan mereka. Keterkaitan antara akuntansi dan manajemen keuangan terletak dalam berbagai bentuk. Salah satu hal yang berkaitan adalah akuntansi merupakan pengukuran, penjabaran dan merupakan pemberi kepastian informasi akan keuangan yang akan membantu untuk mengatur keuangan suatu organisasi atau perusahaan oleh manajer keuangan. Akuntansi sangatlah membantu dalam penyusunan dan perencanaan keuangan, melihat masih banyaknya transaksi yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi sehingga dengan adanya akuntansi segala transaksi tersebut dibentuk sedemikian rupa hingga memudahkan seseorang untuk mengolah dan merencanakan keuangan di tahun – tahun berikutnya. Praktisi akuntansi disebut sebagai akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar tertentu yang berbeda pada tiap negara. Seorang manajer keuangan tidak perlu memiliki sertifikat khusus untuk menjadi sebuah manajer keuangan, karena dengan menjadi seorang manajer keuangan seseorang tersebut hanya perlu dituntut sebagai seseorang yang dapat mengatur keuangan, merencanakan dan mengolah sedemikian rupa hingga keuangan perusahaan atau organisasi dapat berjalan dengan baik dan mempunyai pengaruh positif terhadap jalannya keuangan suatu perusahaan atau organisasi. Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan dan pihak yang berkepentingan lainnya seperti pemegang saham, kreditur dan pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Para manajer keuangan dengan akuntansi akan lebih mudah dalam menerapkan fungsi – fungsi dari manajemen dalam kaitannya dengan keuangan perusahaan karena dengan adanya pembukuan dan terlebih dengan akuntansi sitem pembukuan berpasangan atau sistem Anglo Saxon akan semakin mempermudah kerja seorang manajer keuangan dalam mengolah keuangan perusahaan atau organisasi. Peran manajemen keuangan didalam jantung sebuah bagian untuk menyusun dan mengolah keuangan suatu perusahaan atau organisasi sangatlah sederhana dan dengan kreatifitas dan keuletan seorang manajer keuangan dapat mengolah dan membentuk pola keuangan yang sesuai dengan keingian perusahaan karena pada dasarnya seorang manajer keuangan hanya perlu menyatukan antara tujuan perusahaan dan keinginan perusahaan atau organisasi dalam sebuah bentuk keuangan yang sesuai sehingga tidak merugikan atau berpengaruh negatif terhadap keuangan perusahaan atau organisasi yang dipimpinnya.

Penutup Saat ini keuangan secara langsung mempengaruhi sisi kehidupan setiap orang dan setiap perusahaan. Secara umum, jika kita berbicara keuangan maka apabila setiap individu mempunyai kelebihan uang mereka dapat melakukan investasi pada pasar modal dengan membeli sekuritas yang tersedia. Setiap pihak yang memiliki kelebihan dana dapat membeli sekuritas atau investasi mana yang memberikan balas jasa atau return yang tinggi. Seorang analis seperti ini dapat bekerja sendiri maupun bergabung pada pialang sekuritas atau brokerage house. Seorang manajer keuangan secara aktif mencari sumber – sumber dana dari berbagai pihak untuk kemudian diinvestasikan dalam berbagai kegiatan produktif. Oleh karena itu, fungsi manajemen keuangan dapat dijelaskan melalui peran manajemen keuangan dalam perusahaan, hubungan dengan bidang ekonomi dan akuntansi, serta kegiatan utama manajer keuangan. Pada perusahaan kecil, fungsi keuangan biasanya dilakukan oleh bagian akunting. Makin besar perusahaan, maka bagian keuangan mulai berdiri sendiri, dan pada perusahaan besar bagian keuangan adalah suatu departemen terpisah dan mempunyai hubungan langsung dengan pimpinan perusahaan. Dalam hubungannya dengan akunting, fungsi keuangan pada perusahaan kecil dilakukan juga oleh controller, sedangkan pada perusahaan besar controller kerap dilibatkan dalam kegiatan keuangan. Namun demikian tugas bagian keuangan berbeda dengan akunting. Bagian akunting menekankan pada accrual basis bahwa pendapatan diakui pada saat penjualan walaupun telah terjadi penjualan dan biaya diakui jika sudah dikeluarkan. Bagian keuangan menekankan pada cash flow, yaitu pendapatan dan biaya yang benar – benar terjadi yaitu cash in flow dan cash out flow. Dalam pembuatan keputusan, bagian akunting menekankan pengumpulan dan penyajian data keuangan sedangkan bagian keuangan menekankan pada bidang evaluasi data keuangan, dan membuat keputusan berdasarkan pertimbangan return dan risk. Manajemen keuangan menggunakan akuntansi sebagai alat untuk mengambil keputusan untuk mengolah dan merencanakan rencana keuangan yang diinginkan oleh organisasi atau perusahaan yang dipimpinnya. Akuntansi membutuhkan sertifikat untuk menjadi seorang akuntan sedangkan manajer tidak terlalu membutuhkan sertifikat tertentu untuk menjadi seorang manajer karena seorang manajer hanya dituntut agar dapat menjalankan fungsi – fungsi manajemen dengan baik dan apabila bertindak sebagai manajer keuangan, maka seorang tersebut harus dapat menjalankan fungsi – fungsi keuangan dengan baik. Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimalkan kemakmuran pemegang saham atau memaksimumkan nilai perusahaan, bukan memaksimumkan profit. Kelebihan memaksimumkan nilai perusahaan atau kemakmuran pemegang saham adalah secara konseptual jelas sebagai pedoman didalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan faktor resiko. Dalam pencapaian tujuan tersebut, manajemen keuangan harus dapat menyeimbangkan kepentingan pemilik, kreditor, dan pihak lain yang bersangkutan dengan perusahaan. Manajemen keuangan lebih mengarah kepada ilmu yang digunakan seorang manajer keuangan dalam mengolah keuangan suatu perusahaan atau organisasi, sedangkan akuntansi lebih mengarah kepada hal pembukuan yang dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan seorang manajer dan akuntan agar lebih mudah dalam mengatur dan memeriksa anggaran keuangan yang ada. Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para pengambil keputusan seperti manajer, dan seorang manajer dengan adanya suatu laporan yang akurat diharapkan dapat mengambil keputusan yang akurat pula sesuai dengan laporan keuangan akurat yang diberikan oleh seorang akuntan kepada seorang manajer.
DAFTAR PUSTAKA
Warsono. 2003. Manajemen Keuangan. Jilid I. Malang: Penerbit Bayumedia.
Syaiful, SE, Ak, MM. Pengertian Dan Perlakuan Akuntansi Belanja Barang Dan Belanja Modal Dalam Kaidah Akuntansi Pemerintahan. http://aset.pu.go.id/belanja.pdf. (diakses 08-12-2008).

Setiawan, Awan. Reformasi Manajemen Keuangan Pemerintah. http://www.bappenas.go.id/index.php?module=Filemanager&func=download&pathext=ContentExpress/&view=412/04%20Awan%20Setiawan.Doc. (diakses 08-12-2008).

Putri, Igam Asri Dwija. Implikasi Riset Akuntansi Keperilakuan Terhadap Pengembangan Akuntansi Manajemen. ejournal.unud.ac.id/?module=detailpenelitian&idf=33&idj=42&idv=167&idi =202&idr=1205. (diakses 08-01-2009).

Ilona, Desi dan Zaitul. Hubungan Informasi Akuntansi Keuangan Dan Mekanisme Corporate Governance. www.fab.utm.my/download/ConferenceSemiar/ICCI2006S6PP04.pdf. (diakses 08-01-2009).

Kirana, Chandra. Fungsi Dan Tujuan Manajemen Keuangan. chandrakirana.wimamadiun.com/materi/BAB%20I%20manajemen%20keuangan%201.pdf. (diakses 08-01-2009).
Viklund, Andreas. Solusi Komputerisasi Akuntansi Di Indonesia. http://www.esolusi.co.id/Bab0102.html. (diakses 08-12-2008).
ErlinaA. Manajemen Keuangan. http://chan9.files.wordpress.com/2008/02/akutansi-erlina5.pdf. (diakses 08-12-2008).
Budileksmana, Antariksa. Gambaran Singkat Manajemen Keuangan. http://fe.elcom.umy.ac.id/file.php/120/MK01-Pengantar.pdf. (diakses 08-12-2008).

Budileksmana, Antariksa. Akuntansi Pengantar. http://fe.elcom.umy.ac.id/file.php/133/PA-00-Silabi.pdf. (diakses 08-12-2008).

Viklund, Andreas. Bab I. Persamaan Akuntansi dan Laporan Keuangan. http://www.esolusi.co.id/Bab0107.html. (diakses 08-12-2008).

Suranto, Agus. Sejarah Perkembangan Akuntansi. http://id.shvoong.com/tags/drs.-kardiman;-agus-suranto,-s.pd;-drs.-h.-sudibyo.-a.-p/page-14/. (diakses 08-12-2008).

Sulthon, Herfin Rufiadi. Sejarah Akuntansi Dasar. http://himasi.blogspot.com/2007/12/sejarah-akuntansi-dasar.html. (diakses 08-12-2008).

Malik. Sejarah Perkembangan Akuntansi. http://malikmakassar.wordpress.com/author/malikmakassar/. (diakses 08-12-2008).

Kurnia, Ahmad. Sejarah Ilmu Manajemen. http://elqorni.wordpress.com/2008/04/24/sejarah-ilmu-manajemen/. (diakses 08-12-2008).

Mukhlisurridlo. Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen. http://xipemai.wordpress.com/2008/05/30/makalah-manajemen-tentang-perkembangan-teori-manajemen/. (diakses 08-12-2008).
-----------------------
Pemakai informasi akuntansi

Analisis dan interpretasi

Laporan Keuangan

Pengikhtisaran

Penggolongan

Pencatatan

Bukti Transaksi

Similar Documents

Premium Essay

Butler Lumber

...1.&2. Why does MR. Butler have to borrow so much money to support this profitable business? Do you agree with his estimate of the company’s loan requirements? How much will he need to borrow to finance his expected expansion in sales? According to the given information in the materials, Mr. Butler expects the net sales in 1991 would be 3.6 million. So the expected growth rate will be 3600K/2679Kx100%=33.6%. EBIT =Net sales-cost of goods sold-operating expense Assuming the cost of goods sold, operating expense will grow in the same rate, from 1988 to 1991, EBIT of Butler Lumber Company was respectively 50, 61, 86 and 115. The growth rate of EBIT was 22%, 41% and 33.7%. Clearly the company is on a fast growing track. At the mean time, we need to know if Mr. Butler has enough money to maintain such a fast growth. Accounts payable in 1991 would be 256K x133.6%=342K If we assuming the notes payable, accrued expenses, and long-term debt is same with first quarter in 1991, total liabilities in 1991 would be 836K The net worth in 1991 would be the net worth in 1990 plus the net income in 1991, the net income in 1991 would be 44Kx133.6%=58.8K, so the net worth would be 406.8K. Total liabilities and net worth in 1991 would be 1242.8K . Total assets in 1991 would be 933Kx133.6%=1246.5K. So there will be 3.7K shortage of fund for the company. Therefore, Mr. Butler needs to borrow money to reach the expected growth and his estimate of the loan requirements was right. The company needs...

Words: 2019 - Pages: 9

Premium Essay

Butler Lumber

...Shumann Butler Lumber Company Background: Butler Lumber Company had been founded in 1981 in a suburb of a large city in the Pacific Northwest. The company s operations were limited to the retail distribution of lumber products. Their typical products included plywood, moldings, and sash and door products. Despite good profits Butler Lumber Company experienced a shortage in cash and found it necessary to increase its bank loans. Issues: y y Why does a Profitable company such as Butler Lumber need external Financing? Should Butler Lumber Company accept the discount that is being offered from its suppliers? y Project the Butler Lumber Company s balance sheet and Income Statement for all of 1991 under two scenarios If they accept the discount If they don t accept the discount Analysis: Butler Lumber Company is a profitable company anticipating tremendous growth, and typical of a company in this phase of the business cycle, the cash needed to meet obligations outstrips its inflow from operations. Butler s exponential growth has caused them to need external financing, because they can t self-fund their working capital needs. The might be able to mitigate some of this through better inventory management control such as squeezing their suppliers on credit terms or for increased volume discounts. Going forward their fixed costs will also help build economies of scale which should diminish their external financing demands in future fiscal periods. Butler is banking...

Words: 1036 - Pages: 5

Premium Essay

Butler Lumber

...3. In order to choose between trade credit and a bank loan as a source of funds, Mr. Butler needs to determine if he can pay the supplier offering trade credit within the agreed upon time frame. If he is unable to make the payment to his suppliers on time, then he should choose bank loans. This decision should be based upon Mr. Butler’s ability to cover the full amount he owns within the 30 day period given by his supplier, and if possible to pay within the 10 day period in order to receive the 2% discount. 4. As Mr. Wilson’s advisor, I would suggest that he follow through with his anticipated expansion using additional debt financing. Butler Lumber has excellent potential to continue growth, as we can see by their constantly increasing sales, however, due to constraints with their current debt policy, there is a very significant cash flow issue. With this loan Mr. Wilson will be able to fully pay off the loan to his former partner, which is currently being paid at $7,000 annually plus 11% interest. Also, with this loan he would have enough cash to fund the growth of his company, which he is currently struggling to be able to do, as well as being able to have enough cash on hand to pay off his accounts payable in 10 days in order to get the 2% discount. If he is able to use this new source of financing to take care of the current long term debt weighing his cash flow and growth down, as well as gaining the 2% discount on accounts payable, he will be able to stimulate and...

Words: 478 - Pages: 2

Premium Essay

Butler Lumber

...The issues presented in the Butler Lumber case deal with the financing of growth. The main problem is that the company needs additional financing due to rapid growth and they are trying to decide whether or not to enter into a loan contract for $465,000 with Northrop National Bank in addition to their already $247,000 loan from Suburban National Bank. However, the Suburban National Bank is also deciding if it should lend the money to Butler Lumber. Suburban anticipated sales in 1991 to be $3.6 million, but according to my calculations the forecasted sales are only $1,672,940 which comes from adding the net sales of $718,000 to the forecasted amount of $954,940 in 1991. Looking at the forecasted income sheet and balance sheet there is an obvious difference of $349,140 between the total assets and total liabilities and so the liability side needs to be increased. The required increase in assets is $361,020 and the spontaneous increase in liabilities is $11,880 coming from the forecasted accrued expenses of $36,000 subtracted from the forecasted accrued expenses of $47,880 to get a total of $11,880. Here is where I hit a road block because I noticed that subtracting $11,880 from $361,020 gives the amount of $349,140 without having to subtract any retained earnings. If it’s possible that 100% of earnings are paid out dividends then this would mathematically be correct, even though it is very unlikely that this is the case. Because this is consistent mathematically I am going...

Words: 695 - Pages: 3

Premium Essay

Butler Lumber

...Butler Lumber Case Study I. Statement of Financial Problem Butler Lumber Company, a growing profitable business has exhausted its credit limit and the key issues facing it are: 1. Need for additional funds to continue the growth 2. Need to consolidate debt 3. Need to improve cash flexibility. In this case study I will be discussing following problem: Why has Butler Lumber been profitable in the increasing volume of sales but at the same time it is experiencing cash difficulties in 1988 – 1990? This is a historical problem and my calculations and assumptions are based on income statement and balance sheet for 1988 – 1990. II. General Framework for Financial Analyses There are different financial ratios and questions they answer: • Liquidity ratio – current ratio: Will Butler Lumber be able to pay off his debts as they come due? Satisfactory liquidity ratio is necessary if Butler Lumber is to continue its operations. • Asset management ratio: Does Butler Lumber have the appropriate amount of assets versus sales? How effectively is Butler Lumber managing its assets? • Debt management ration: Does Butler Lumber have the right mix of debt and equity? • Profitability Ratios: Are sales high enough? Do sales exceed the unit cost? It is necessary to calculate different types of financial ratios to examine different aspects of Butler Lumber’s operations. Key accounts for sources of funds for Butler...

Words: 1432 - Pages: 6

Premium Essay

Butler Lumber

...I. Statement of Financial Problem Butler Lumber Company, a growing, profitable business has exhausted it’s credit limit with its current bank and needs additional capital to: * Continue to fund growth * Consolidate debt * Improve cash flexibility In this case study, I will examine the following problem: During the years of 1988-1990, why has Butler Lumber increased sales volume but experienced a decrease in cash flow? This problem is historical, and I will base my analysis from information contained on the Butler Lumber income statement and balance sheet spanning the years of 1988-1990. II. Financial Analysis Framework To adequately assess the situation, the following ratios will need to be determined to create a framework for analysis: * Liquidity ratio – Will Butler be able to liquidate enough assets to be able to pay off debt as payments are due? A satisfactory liquidity ratio is required if Butler Lumber is to continue operations. * Debt management ratio – What does Butler Lumber’s mix of debt to equity look like? Is the combination right? * Asset management ratio – Does the company have the right amount of assets to offset sales? Is Butler effectively managing its assets? * Profitability ratio – Is the level of sales high enough? Do sales exceed the cost of each unit? Are they achieving an adequate level of profitability? Calculating these ratios will allow for proper application of the framework for analysis. The source of funds...

Words: 287 - Pages: 2

Premium Essay

Butler Lumber

...Butler Lumber Case Study Zachary Scott Brown FIN 6420 – Dr. J. Robert Malko February 4, 2012 I: Statement of Financial Problem: Butler Lumber Company, a rapidly growing lumber products and retail distribution organization, faced a critical challenge that would determine its future success and level of profitability. The company, led by its founder Mark Butler, had a bright future as its products were consistently in demand in both the new construction and repair work fields. However, Butler Lumber faced one major challenge. The challenge that the company was experiencing was a shortage of cash due to restrictions set by its current funding source, Suburban National Bank. Due to these restrictions, Butler Lumber began to explore other funding sources in order to enhance its current business model and satisfy the high demand of its products. As a possible solution, Butler Lumber looked to a larger bank, the Northrop Bank, which had the potential to offer the company $465,000, nearly double the amount offered by its current lender, Suburban National Bank. Although the idea of moving to a heavy hitting lender seemed quite appealing, one major financial problem needed to be addressed. The major financial problem facing Butler Lumber was identifying why the forecasted figures shown on the income statement differ from the results provided on the balance sheet. II: General Framework for Financial Analysis: There are several factors that can contribute to discrepancies or inconsistencies...

Words: 1210 - Pages: 5

Premium Essay

Butler Lumber

...Butler Lumber Company Introduction Butler Lumber Company was found in 1981 by a partnership of Mark Butler and his brother in law, Henry Stark. In 1988, the business was incorporated after the acquisition of Butler over Stark’s interest. At the same time, the company had shifted from a partnership into a corporation. The company’s operations are about retail distribution of lumber products included plywood, moldings, and sash and door products. During the period of 1988-1990, Butler Lumber Company has proven that it is a profitable company. At the same time, it has a greater capital needs than it should have. Its current maximum loan amount of $250,000 with Suburban National Bank is not sufficient. Furthermore, the company is seeking a line of credit (LOC) from Northrop National Bank with an amount of $465,000 at an interest rate of prime plus 2 percent basis point. The purpose here is assessing the situation from perspective of the owner Mark Butler and the Northrop banker George Dodge. Butler Lumber Company fund-need purposes Estimation of Butler Lumber Company’s short-term loan’s requirements The forecast of Butler Lumber Company’s short-term loan requirements are appropriate. According to Pro Forma Balance Sheet in 1991, the total amount of bank notes payable of Butler Lumber Company is $393,000. This loan amount would help the company to expand its operational business and eliminate its trade debt. The total amount of $465,000 is not necessary...

Words: 785 - Pages: 4

Premium Essay

Butler Lumber

...Assignment – Butler Lumber Case Vedvati Shrotre (shrotre2) Xiaoyue Sun (xsun52) Chenxiao Zhu (czhu19) 1. If the first estimated growth of sales is 30 percent, compare it to the value of the secured 90 day note that Northrup Bank is willing to lend Butler Lumber. What are the results? Our conclusion is that the new credit line provided by Northrop National Bank would not cover Butler Lumber’s cash shortage under the assumption of 30 percent sale growth rate and 10 days period of payment period to the supplier. We noticed that the cash conversion cycle we have calculated indicates that it takes 15 days longer for the cash to cycle around in 1991 than in 1990. The main cause for this increase is the assumption that the Butler Lumber company pay suppliers in 10 days to gets purchase discount. With the increase in both sales and cash conversion cycle, the shortage of cash will expand. The geometric average sales growth rate for the period 1988 – 1990 is 26.0%, while the geometric average interest expense growth rate is 59.3%. Basically the interest expense is growing at the speed that doubles the growth rate for sales. Given that sales growth rate is 30%, we estimate the interest expense growth rate to be 76.7% and the amount would be 58K. While under the new credit line, the maximum interest expense under fully utilization of the notes payable would be 465k*10.5%+50K*11%=54.33K. Obviously under 30% growth, the new credit line would be not enough to fulfill Butler Lumber's cash...

Words: 820 - Pages: 4

Premium Essay

Butler Lumber

...Finance Butler Lumber I: Butler Lumber’s financial problem is weak net cash flow; too much cash tied-up in inventory and debt obligations, which is reflected in liquidity, asset and debt management metrics. II: Cash flows from operations should exceed, be sufficient, to cover reinvestment in equipment and building. Specifically, expenditures for investment in Plant should exceed the annual depreciation charge. As well, funds from operations should not only be sufficient to invest, but funds should be available to meet obligations to long-term creditors. The Current Ratio, Current Assets divided by current liabilities, should be greater than 1. One step further, the Quick Ratio is a better measure to assess liquidity by removing inventory from the Current Ratio. Day’s in Accounts Receivable Ratio: receivables numerator divided by annual sales, which is divided by 365 days to form the denominator and the Inventory Turnover Ratio: sales divided by inventory are both good measures of how management is managing their assets. Debt Management, in Times-Interest-Earned Ratio: EBIT divided by Interest Charges and Debt Ratio: total debt divided by total assets, provides information on how leveraged the company may be and the corresponding risk associated with its debt position; thus, debt management is relevant to the analysis of all companies. III Butler Lumber cash flows from operations are only $17K. Operations will cover the $17K additional Property in the Investing...

Words: 746 - Pages: 3

Free Essay

Butler Lumber Case

...Management Accounting Case (1) Financial Planning: Butler Lumber Valuation 1. Although Mr Butler has seen an increase in his sales for the last few years, there are a few reasons why he needed a loan from the bank to keep his operations going. 1) Shortage of Cash: Despite good profits, Mr. Butler had experienced a shortage of cash from 1988 to 1990. During this period of time, there was a decrease in cash reserves, as well as in inventory turnover, indicating that Mr. Butler’s money had been tied up in his inventory. This can be resolved by working on his receivables turnover ratio, which decreased from 1988 to 1990, as seen in Appendix A. 2) Debt Consolidation: In late 1988, Mr. Butler took a loan of $70,000 that carried an interest rate of 11%. The annual interest payable to the bank compounded to his cash shortage problem. 3) Expansion of operational business: Additional investments in working capital and inventory purchases will be required to keep up with the company’s increasing sales volume. 2. As illustrated in Appendix B, assuming that 1991 sales volume will be $3.6 million, Butler Lumber will only need a loan of roughly $333,600.00 to finance the expected expansion in sales. The company’s estimate of the loan requirements is inaccurate. 3. In the first quarter of 1990, sales were $698,000, approximately 25.91% of the yearly revenue. Based on this ratio, we estimate that Butler Lumber Company will generate approximately yearly revenue...

Words: 620 - Pages: 3

Premium Essay

Butler Lumber

...salary plus commission, they can grow the revenues even more. By having this person work on commission, this will eat into the profit margin for the materials he is selling. But the net impact to the BLC will be positive. I would advise Mr. Butler to select the LOC for up to $465,000 because he can take out as little as he needs. He does not need all $465,000 this quarter, but he may need some in the first and last quarters of the year because he obtains 55% of his revenues in the second and third quarters. So it is strategically important for him to have access to this capital because of the nature of his cyclical business. 3) Application of financial framework 4) Assumptions and special mitigating circumstances Assumptions: * It’s fair to assume that at the time of this there is some tension behind the seens between Mr. Butler and his current bank. * I assume that Mr. Butler doesn’t have a huge knowledge of finances due to his lack of cash flow, buyout loan, and slow payments on accounts payable that cost him more money. * His personal finances seem to be in decent shape and he is receiving letters that speak to his credibility as a person. Although those letters could be written by personal friends of Mr., butler. * I would personally have concerns when dealing with this company as a banker. The first concern would relate to why so much money is needed when it seems that the current amount borrowed is...

Words: 889 - Pages: 4

Premium Essay

Butler Lumber Company

...Fact Pattern: Butler Lumber is a retail distributor located in a growing suburb in the Pacific Northwest that sells basic wood products like plywood, moldings, and sash and door products. The company was formed in 1981 by Mark Butler in partnership with his brother-in-law, who Mark then bought out in 1988. The company has experienced significant growth over the past few years, and is expecting to continue to see sales growth in the coming year. Although the company has experienced increasing sales and claims to be profitable, it has been experiencing a cash shortage and Mark feels that it is going to be necessary to borrow more money in addition to the debt that he has already incurred over the course of the past few years in order to continue business. The bank that Butler has been conducting business with, Suburban National Bank, has a maximum allowable loan value of $250,000. Mark has had a difficult time staying below this debt limit, and only has been able to do so by relying on trade credit. Suburban has also now decided that it will begin requiring Butler to secure any additional debt with real property as collateral. Another larger bank, Northrop National Bank, is a larger establishment and has discussed the possibility with Mark of possibly extending a line of credit to Butler of up to $465,000. Although Mark believes that the $465,000 is more than he will need to borrow, he likes the idea of having the flexibility of the additional cash. Mark is faced with...

Words: 1755 - Pages: 8

Premium Essay

Butler Lumber Company

...GEICO’s intrinsic value was larger than purchase value, Berkshire Hathaway’s intrinsic value increased, so the stock price went up. The $718 gain in Berkshire’s market value implied that investors thought that: GEICO was underestimated, Berkshire bought it with a cheap price. C) Total dividend is much larger than purchase price. In all, it is a super good investment. (3) About early investment in GEICO: (4) Convertible preferred stocks: A) Interest rates are very high (compare to the yield of the 30 year U.S. Treasury bond: 6.86%): about 9% on average. B) Most convertible preferred stocks’ market values are larger than par values. In all, they are very good investments. 3、 (3) Estimated method Discounted free flows of cash of the business: We estimate the future free cash flow of every year, and specify the discount rate, the discount rate maybe the long term bond’s yield or the average cost of equity. Then we can calculate the present value of the business. (4) Alternatives to intrinsic value are market value and book value. (5) Why Buffett rejects book value and market value: Book value only reflects the past history of a business’s net asset, it does not mean the business’s future earnings. Market value is not stable, it may be larger or smaller than the intrinsic value greatly. Range of possible intrinsic values for GEICO: 125/(1+ 11%)^5) = 74.18 Why the estimated cost of equity is so high? If we use 30 year ...

Words: 605 - Pages: 3

Premium Essay

Butler Lumber

...Finance 4210 (Section 001) Case #13: Ocean Carriers Group H 1. It is expected that daily spot hire rates will decrease next year. The factors considered are the number of operating vessels, number of scrapped vessels, age, size and efficiency of vessel, cost of repair and maintenance, and market demand. Existing capesize vessels are relatively new, thus we do not expect a large reduction in capesize vessels due to the scraping of old vessel. Also, a large number of new ships will be delivered in the coming two years. Applying the supply and demand element, 63 ships, as referenced in Exhibit 3, indicates the increased supply while there is no demand for their services; increase in the number of vessels while iron ore and coal were expected to stay stagnant for the next two years would obviously decrease the spot hire rates. The demand is articulated as changes in iron ore shipments, world economy, market condition, and change in trade patterns. The future forecasting of the capsize vessels is the sum of current vessels, minus the vessels that will be scraped, plus new ships delivered. Thus, we expect a substantial increase in the supply of capesize vessels in the coming two-years. therefore, the spot rate will be decreasing next year in 2002 due to the sharp increasing supply. 2. According to the current expectation of growth in the iron and ore markets, the long-term prospects for the capesize dry bulk industry seem promising. And considering a favorable...

Words: 524 - Pages: 3