Free Essay

Paradox

In:

Submitted By yordanis10
Words 3592
Pages 15
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
Penulisan Laporan ini bertujuan untuk menyajikan data tentang hasil kuesioner kami sehingga lebih mudah untuk dibaca dan kita bisa menentukan apakan korespon merasa puas atau tidak dengan pelayanan, fasilitas, dan produk dari kesuluruhan proses bisnis yang ada pada supermarket sakinah
Setelah dilakukan pengumpulan data kuesioner yang telah di isi oleh responden, maka diperlukan beberapa uji statistik guna menarik kesimpulan atas hasil dari kuesioner yang telah ada. Di mulai dari menguji kereliablitias dan kevalidan data hasil kuesioner sampai confidence interval.
Sehingga, dapat ditarik kesimpulan dari data statistik yang telah diolah, apakah customer merasa puas atau tidak dengan proses bisnis di Supermarket Sakinah yang ada yang ditinjau dari beberapa aspek antara lain Fasilitas, Produk, dan Pelayanan yang menunjang proses pembelajaran yang efektif.
1.2 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tingkat kepuasan Customer terhadap proses bisnis Supermarket Sakina ditinjau dari aspek Pelayanan, Fasilitas dan Produk yang dapat menunjang proses bisnis yang tepat.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya antara lain: Apakah Customer merasa puas atau tidak terhadap proses bisnis di Jurusan Supermarket Sakina ditinjau dari aspek kelengkapan dan kualitas yang prima serta kelengkapan Fasilitas? Apakah Customer merasa puas atau tidak terhadap proses pembelajaran di Jurusan Supermarket Sakina ditinjau dari aspek Pelayanan ? Apakah Customer merasa puas atau tidak terhadap proses pembelajaran di Jurusan Supermarket Sakina ditinjau dari aspek kelengkapan Produk ?

BAB II STUDI LITERATUR Validitas dan Reliabilitas Teori

RELIABILITAS
Data dikatakan reliabel ketika data tersebut konsisten, artinya bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali – kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama – sama memegang peranan penting dalam waktu yang bersamaan. ( Nursalam, 2003 : 108 ).
Jika data yang kita miliki tidak reliabel sudah pasti data tersebut tidak valid dan tidak dapat dijadikan landasan unutk membuat kesimpulan maupun keputusan.

VALIDITAS
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar 1986)
Data yang valid adalah data yang dapat menggambarkan secara sesuai dari tujuan awal pembuatan sebuah kuisioner. Jadi pertanyaan yang ada tidak keluar dari tujuan dibuatnya sebuah kuisioner dan sudah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur dalam kuisioner tersebut. Aplikasi

SPSS Figure 1 SPSS

SPSS merupakan salah satu tools (software komputer) yang dapat di aplikasikan untuk menguji reabilitas dan validitas suatu data. SPSS hanya dapat menguji suatu data yang mempunyai skala liker. Software ini mempunyai kemampuan analisis yang cukup tinggi serta management data dalam lingkungan grafis. Oleh karena itu, pada studi kasus kelompok kami yaitu melakukan survey tingkat kepuasan mahasiswa terhadap proses belajar-mengajar dikelas kami memanfaatkan software SPSS.

Berbagai macam tools yang ada di spss dapat mempermudah user untuk melakukan uji reabilitas dan validitas. Kita hanya perlu melakukan sedikit setting terhadap management dala dalam lingkungan grafis. Kemuan SPSS akan mengeluarkan hasil output data sesuai dengan keingina user (pengguna).
Excel

Figure 2 Contoh Penggunaan Excel

Selain itu, kita juga memanfaatkan aplikasi Ms. Excel untuk melakukan pengolahan hasil kuesioner pada studi kasus kelompok kami. Dalam pengisian inputan datanya, dilakukan secara manual. Untuk outputnya, dapat disajikan dengan performa yang lebih menarik.

Deskriptif Statistik Teori

Untuk memperkirakan bentuk kurva polygon distribusi frekuensi dan observasi. Kita dapat melakukan perhitungan terhadap mean, media, dan modus terlebih dahulu.untuk mengghitung ketiga kategori tersebut kita dapat melakukan hitung secara manual seperti penjelasan dibawah ini : untuk mencari mean (nilai rata-rata) mencari nilai mean (rata-rata) dengan Sample mean (data tidak berkelompok) kita dapat menggunakan rumus di bawah ini. Figure 3 mencari sample mean
Sedangkan untuk mencari nilai mean dengan menggunkan population mean (data berkelompok). Dapat dituliskan sesuai sintaks gambar dibawah ini. Figure 4 population mean median karena median adalah nilai tengah, maka median akan membagi data menjadi dua bagian yaitu 50%. mencari nilai median kita dapat menggunakan rumus di bawah ini Figure 5 rumus median modus modus merupakan nilai tebesar yang ada pada suatu data hasil survey. Berikut adlah rumus manual jika kita ingi melakukan perhitungan dengan menggunakan perhitungan secara manual. Figure 6 rumus modus
SKEWNESS
Skewness mendiskripsikan pendistribusian data. Skewness ini menggambarkan kemiringan dari distribusi tersebut. Kemiringan data adalah besarnya pembagian data atau rata-rata sebaran data. Terdapat 3 model skewness yaitu left-skewness, symmetric, right-skewness. Left-skewness
Suatu distribusi dikatakan left skewness jika kurva frekuensinya memiliki ekor yang memanjang ke kiri. Hal ini terjadi dikarenakan, data yang diolah mempunyai rata-rata (mean) yang lebih kecil dari nilai data tengahnya (median). Sedangkan mode-nya (data yang paling sering muncul) mempunyai nilai paling besar. Mean < median < mode. Figure 7 Left-Skewed Symetric
Dikatakan sebuah kurva frekuensi distribusi data symmetric, jika data kurvanya membentuk distribusi normal. Sehingga rata-rata sebaran di wilayah kurva cenderung sama atau mean, median, dan mode, mereka cenderung berada dalam satu garis lurus. Ketika dilihat melalui kurva frekuensi, posisi puncaknya cenderung berada di tengah. Figure 8 Symetric Right-skewness
Model skewness ini merupakan kebalikan dari left-skewness. Dikatakan sebagai right skewness jika kurva frekuensi dari sebuah distribusi data memiliki ekor yang cenderung memanjang ke kanan dengan nilai skewness positive. Hal ini dikarenakan jumlah sebaran data yang tidak seimbang. Modus) atau lebih kecil ( 1.645 Ciri uji one tail Figure 18. ciri uji one tail
Dari kedua gambar di atas, daerah abu-abu akan menolak H1, dan menerima H0, sedangkan daerah biru akan menerima H1 dan menolak H0
Uji hipotesis beda proporsi

Melibatkan nilai katagorikal Munculnya dua kemungkinan “sukses” jika memenuhi karakter tertentu. “gagal” jika tidak memenuhi karakteristik tertentu

Uji hipotesis satu proporsi

Rumus yang biasa digunakan dalam hipotesa satu proporsi adalah

Z= ([p_0-p_1])/√(pq/n)

Uji hipotesis dua proporsi

Sedangkan untuk menguji hipotesa dengan dua proporsi, kita bisa menggunakan rumus di bawah ini.

Z= ([p_1-p_2])/√(pq/n)

Langkah-langkah melakukan uji statistik

Merumuskan H0 dan H1 Menentukan seknifikansi Tentukan uji statistic. Menentukan daerah penolakan dan penerimaan H0 Melakukan uji statistic Kesimpulan.
Pada tahap ini, kita bisa menarik kesimpulan yang tepat pada populasi yang bersangkutan. Apakah menerima H0 atau menolak H0 .
Paired test Kegunaannya untuk membandingkan dua data yang berasal dari penelitian yang berbeda. Paired tes dibagi menjadi 2, yaitu uji Z dan uji T. Untuk menentukan menggunakan Z test atau T test, kita harus melakukan uji normalitas dari data yang kita uji. Jika data yang kita uji belum belum dikatakan normal maka selanjutnya bisa menggunakan uji T. Begitu sebaliknya, jika data diujikan pada uji normalitas sudah normal, maka uji yang digunakan selanjutnya adalah uji Z. Kita juga bisa menentukan penggunaan z atau t berdasarkan ukuran sample. Sample besar menggunakan z dan semple kecil menggunakan t.

Z test Populasi berdistribusi normal Jika tidak normal, membutuhkan sample besar Hipotesa null hanya bertanda ≤ dan ≥ saja Statististik Z test

Persamaan 2 Z Test T test Digunakan untuk membandingkan pada subject yang sama dalam keadaan yang berbeda. Data yang diamati berasal dari subject yang sama atau dari subject yang cocok Populasi bisa berdistribusi tidak normal Jika tidak normal, maka membutuhkan sample yang kecil. Nilai σ tidak diketahui Statistic T test dengan drajat kebebasan n-1 Persamaan 3 T Test
(on line statistik, 2000) Aplikasi
Untuk menetukan hipotesa mean kita membutuhkan data yang dapat ditampilkan menggunakan SPSS : Analyze > Nonparametric Test > 1-sample K-S

Kemudian memasukkan variabel yang mengimplementasikan rata-rata dari masing-masing kategori. Lalu Men-klik Exact à pilih Monte Carlo à Mengisi confident interval 99%

Lalu Men-klik Options à Descriptives

Dan mencentang keempat Test Distribution

Dalam pengujian hipotesis dapat menggunakan tools / aplikasi SPSS dengan cara :
Analyse à Compare Means à One-Sample T test

Perhitungan ini untuk menampilkan output berupa mean, std. Deviasi, nilai tabel t, df, dan lain-lain.
Untuk menghitung paired test menggunakan SPSS adalah dengan cara :
Analyze à Compare Mean à Paired-Samples T Test Bab III Metodologi Penulisan
3.1 Penjelasan Kuesioner
Dalam penyebaran yang kuisioner yang dilakukan oleh kelompok kami adalah sebagai berikut: Jumlah kuesioner perjumlah kuisioner yang di sebar adalah 68 lembar Jumlah Pertanyaan adalah 31 buah pertanyaan yang terdiri dari :
10 Pertanyaan untuk kategori Pelayanan Supermarket
11 Pertanyaan untuk kategori Fasilitas dari Supermarket
10 Pertanyaan untuk kategori Produk Dari 68 lembar kuesioner yang telah kami sebar, diperoleh 68 lembar kuesioner yang siap diolah

Berikut ini adalah detail dari 3 (tiga) kategori yang diantaranya ialah Pelayanan, Fasilitas, dan Produk dari Supermarket Sakinah : Kategori Pelayanan, Fasilitas, dan Produk
Pada setiap butir pertanyaan pada kategori pelayanan menekankan pada pertanyaan yang berkaitan dengan pelayanan yang ada pada supermarket sakinah. Dengan pembuatan dokumen ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat pelayanan pada supermarket sakinah dapat dikatakan sangat baik, Baik, Cukup, Buruk, dan Sangat Buruk. berikut 10 butir pertanyaan pada kategori pelayanan :
No Kriteria Pernyataan Karyawan selalu berpenampilan rapi, bersih, dan sopan Karyawan selalu ramah saat menyapa pelanggan Karyawan memperlakukan setiap pelanggan dengan sopan Karyawan bersedia menolong pelanggan ketika mengalami kesulitan Kemampuan komunikasi karyawan swalayan dalam melanyani Anda (misalnya : memberikan informasi produk) Karyawan tidak menunjukan kesan sibuk dalam menyambut pelanggan Semua transaksi dilayani atau dilaksanakan dengan cepat dan tepat Karyawan melakukan perkerjaan sesuai dengan job desknya Karyawan berkomunikasi dengan baik Petugas Kasir selalu memberikan kembalian dengan benar
Table 1 Kategori Pelayanan
No Kriteria Pernyataan Kelengkapan penunjang yang ada dalam Swalayan seperti (musik, AC, internet dan lainnya) AC berfungsi setiap saat Ketersediaan peralatan membawa barang ke kasir (keranjang barang, kereta dorong) Layanan pembayaran sudah lengkap Pihak swalayan selalu memperhatikan Desain interior tiap ruangan Kebersihan selalu terjaga dengan baik (swalayan, tempat parkir, kamar mandi) Ketersediaan air bersih pada bak kamar mandi Tempat parkir yang memadai bagi setiap pengunjung Penjangkauan tempat parkir pada swalayan Keamanan tempat parkir Tempat penitipan barang
Table 2 Kategori Fasilitas
No Kriteria Kepuasan Pertanyaaan Barang yang Anda butuhkan tersedia di Sakinah Mutu barang yang tersedia baik Mengalami kesulitan dalam mencari barang yang akan dibeli Menemukan barang yang hampir atau bahkna sudah kadaluarsa masih di jual Menemukan harga yang tercantum pada barang tidak sesuai dengan harga di kasir Harga yang tercantum pada barang sudah sesuai dengan harga pada kasir? Informasi mengenai barang yang dijual Sudah sesuai? Menemukan makanan/minuman yang kemasannya rusak atau sudah tidak layak dijual yang masih dijual Menemukan produk/barang yang rusak
Table 3 Kategori Produk Pertanyaan Negasi
Untuk menunjukan bahwa koresponden mengisi kuesioner menjawab tiap butir pertanyaan dengan konsisten maka dibuatlah pertanyaan yang mengandung negasi, pertanyaan negasi ini menggunakan kalimat – kalimat yang sama akan tetapi kalimatnya dibedakan dengan cara memberikan kalimat tidak, akan tetapi maknanya sama. Seperti pada butir pertanyaan berikut :
“Karyawan bersedia menolong pelanggan ketika mengalami kesulitan”
Dan kalimat negasi dari butir pertanyaan tersebut adalah :
“Kemampuan komunikasi karyawan swalayan dalam melanyani Anda (misalnya : memberikan informasi produk), Karyawan berkomunikasi dengan baik”
Secara tidak langsung pertanyaan tersebut mengandung makna bernegasi karena makna dari butir keduanya mempunyai komunikasi terhadap pelanggan.
“Semua transaksi dilayani atau dilaksanakan dengan cepat dan tepat” dengan kalimat negasi “Petugas Kasir selalu memberikan kembalian dengan benar”.
Pada kategori fasilitas juga terdapat kalimat yang bernegasi yaitu :
“Kebersihan selalu terjaga dengan baik (swalayan, tempat parkir, kamar mandi)” bernegasi dengan Ketersediaan air bersih pada bak kamar mandi.
Kategori ketiga adalah produk, berikut adalah butir kalimat yang mengandung negasi ;
“Mutu barang yang tersedia baik” dengan “Menemukan barang yang hampir atau bahkna sudah kadaluarsa masih di jual, dan Menemukan produk/barang yang rusak”
“Menemukan harga yang tercantum pada barang tidak sesuai” mempunyai negasi dengan “harga di kasir dengan Harga yang tercantum pada barang sudah sesuai dengan harga pada kasir?”

Responden
Pemilihan responden pada kuesioner ini tidak terbatas pada umur, pekerjaan, gender, akan tetapi responden yang kami dapatkan adalah para mahasiswa ITS, karena lokasi supermarket sakinah tidak terlalu jauh dengan hunian mahasiswa ITS. Isi dari responden tersebut adalah terbatas pada Pekerjaan dan Umur.

Dalam penyebaran yang kuisioner yang dilakukan oleh kelompok kami adalah sebagai berikut: Jumlah kuesioner perjumlah kuisioner yang di sebar adalah 68 lembar Jumlah Pertanyaan adalah 31 buah pertanyaan yang terdiri dari :
10 Pertanyaan untuk kategori Pelayanan Supermarket
11 Pertanyaan untuk kategori Fasilitas dari Supermarket
10 Pertanyaan untuk kategori Produk Dari 68 lembar kuesioner yang telah kami sebar, diperoleh 68 lembar kuesioner yang siap diolah

Berikut ini adalah detail dari 3 (tiga) kategori yang diantaranya ialah Pelayanan, Fasilitas, dan Produk dari Supermarket Sakinah : Instrumen penilaian
Untuk menentukan penilaian instrument dari tiap nilai butir pertanyaan dan pernyataan maka digunakan skala yaitu skala likert dengan lima pilihan jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S(Setuju), N(Netral), TS Tidak Setuju, dan STS( Sangat Tidak Setuju) sekoring tersebut diberikan nilai sebagai beikut

Skala Pengukuran tiap butir pertanyaan
Skala yang digunakan untuk tiap butir pertanyaan adalah skala ordinal bilangan hasil pengukuran selain menunjukkan pembedaan juga menunjukkan urutan atau tingkatan obyek yang diukur menurut karakteristik tertentu.
SS = 1
S = 2
N = 3
TS = 4
STS = 5 Waktu Pelaksanaan Survey
Tempat : Asrama Mahasiswa ITS, Jurusan Sistem Informasi, Jurusan Teknik Industri, Keputih, Gebang dan sekitarnya.
Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan dan mengelolah data kuesioner setelah didaptkan dari responden adalah 2 (dua) minggu. Dalam waktu tersebut, memasukan data – data kuesioner kedalam Microsoft excel atau SPSS agar pada saat di olah data tersebut dapat diketahui reabilitas dan validitas. Validitas dan Reliabilitas Validitas
Uji validitas biasanya digunakan untuk mengukur apakah pernyataan pernyataan yang terdapat di kuisioner masih relevan dengan apa yang sedang dibahas atau tidak. Metode ini sering digunakan untuk mengukur kekonsistenan dari sebuah pertanyaan. Apabila sebuah survey menandakan bahwa pertanyaan itu valid dan memperlihatkan bahwa kesuksesan dalam membuat pertanyaan. Untuk menilai sebuah uji validitas dapat digunakan KMO (Kaiser-Meiyer-Oikin). KMO ini sebagai acuan pengerjaan kuisioner kami untuk mensurvey kepuasan pelanggan pada Supermarket Sakinah. 0.8 - 0.9: sangat valid 0.7 - 0.8: valid 0.6 - 0.7: Netral 0.5 - 0.6: kurang valid dibawah 0.5: Sangat Tidak valid
Jadi sebuah jawaban dikatan valid apabila jawaban nilai KMO tersebut lebih dari 0.5.

Uji Reliabilitas
Uji reliabelitas dapat dilakukan setelah kita selesai memasukka data dan menjumlahkan data yang ada. Uji Reliabilitas merupakan alat ukur suatu data kuisioner yang merupakan indikator dari variabel dan digunakan untuk menguji kekonsistensian dari suatu data kuisioner.
Pada metode ini kami menggunakan metode untuk menyatakan bahwa pertanyaan tersebut konsisten dengan mengunakan acuan metode yaitu nilai Cronbach's Alpha. Nilai cronbach tersebut dapat dikatakan konsisten dengan mempunyai 0.6 maka nilai tersebut dapat dinyatakan bahwa realibel. Disini realibel dapat dikatakan dapat dipertanggung jawabkan dengan adanya data – data yang diambil dari hasil quisioner. Berikut adalah rumus dari nilai cronbach’s Alpha : r=[k/((k-1) )]*[1-(∑▒σ_b^2 )/(σ_t^2 )]
Keterangan : r = nilai cronbach alpha k = jumlah pertanyaan/pernyataan σ = varians b = indeks pertanyaan/pernyataan t = total/keseluruhan

Untuk menghitung sebuah nilai cronbach dapat di implementasikan pada sebuah software statistika yaitu SPSS, dengan SPSS ini kita dapat mendapatkan nilai Keakuratan Validitas Kuisioner dengan cara sebagai berikut :
Analyze > Scale > Reabilitas Analysis
Sebenarnya masih ada banyak metode yang dapat digunakan untuk menguji reabilitas sebuah kuisoner seperti teknik ukur ulang, belah tengah, genap gasal dll.

3.5 Deskriptif Statistik
Deskriptif Statistika berfungsi untuk mengetahui skor z dari suatu distribusi data dan menguji apakah data berdistribusi normal ataukah tidak.

Statistika Data (mean, modian & Mode) Secara keseluruhan
Mencari mean, modus dan median dari data hasil kuisioner dengan spss
Step : Masukan Data excel kepuasan Layanan

Masukan Data excel kepuasan Fasilitas Masukan Data excel kepuasan Produk (variasi produk) Sehingga akan terlihat seperti gambar berikut setelah data di input ke SPSS Mencari hasil data per kategori

Dari hasil input data statistika yang dilakukan didapatkan detail informasi mean, median, modus dll seperti yang dapat kita lihat pada gambar dibawah ini Present Data
Deskriptif Keseluruhan Perbandingan Kepuasan Layanan, Kelengkapan Fasilitas dan Variasi Produk
Dari data yang terdapat diperoleh jika di presentasikan dalam bentuk grafik & Diagram didapatkan diperoleh dengan step-step berikut ; Click Analyze pilih sesuai dengan gambar berikut Pilih radio button Bar charts untuk membuat bar charts

Masukan jenis layanan yang akan di buat chart, di sini saya mencontohkan total layanan sebagai contoh data untuk pembuatan grafik, sesuaikan kebutuhan yang ingin kita buat

Setelah click OK maka akan tampil seperti berikut Terlihat dari nilai mean, median, modus yang cenderung ke angka 3. Yang berartikan netral.

Perkategori
Untuk membuat diagram lakukan step-step yang sama seperti di atas hanya saya ada perbedaan saat memilih jenis diagram yang diinginkan Untuk menampilkan histogram per kategori dapat dilaukan pilihan histogram pada radio button seperti terlihat dibawah ini; Untuk menampilkan Diagram Pie per kategori dapat dilaukan pilihan Pie Chart pada radio button seperti terlihat dibawah ini; Sedangkan untuk membuat Diagram batang dapat dilaukan pilihan Bar Chart pada radio button seperti terlihat dibawah ini; Kemudian setelah memilih pilihan histogram pada radio button seperti gambar tersebut lalu klik oke maka akan tampil histogram seperti yang kita inginkan; Penyebaran Responden pada kategori Layanan

Dari data yang terdapat diperoleh jika di presentasikan dalam bentuk grafik & Diagram didapatkan seperti gambar berikut ;

Dari informasi yang dapat kita simpulkan dari data grafik tersebut adalah sebagai berikut terlihat dari barchart diatas bahwa kebanyakan koresponden menyatakan tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan karena pada barchar tersebut bernilai 2 = kurang Setuju Penyebaran Responden pada kategori Kelengkapan Fasilitas

Dari data yang terdapat diperoleh jika di presentasikan dalam bentuk grafik & Diagram didapatkan seperti gambar berikut ;

Terlihat dari nilai mean, median, modus yang cenderung ke angka 2. Yang berartikan Kurang Setuju. Penyebaran Responden pada kategori Kelengkapan Produk
Dari data yang terdapat diperoleh jika di presentasikan dalam bentuk grafik & Diagram didapatkan seperti gambar berikut ; Terlihat dari nilai mean, median, modus yang cenderung ke angka 3. Yang berartikan netral. Sampling Distribution
Sample size, n = 65 Umur

= x1 + x2 + … + x65 65 = 18 + 21 + … + 21 65 = 19,492 = (18-19.492)2 + (21-19.492)2 + …. + (18-19.492)2 65 = 1,535 Dengan menggunakan aplikasi Minitab, hasil yang diperoleh sebagai berikut:

Kemudian untuk mendapatkan graphical summarynya, langkahnya sebagai berikut:

Kategori Pelayananan Dengan melakukan langkah yang sama seperti sebelumnya, berikut adalah hasil dari graphical summary untuk kategori pelayanan yang di dapat dari setiap pertanyaan yang terdapat pada kategori tersebut.

Kategori Fasilitas
Graphical summary untuk kategori fasilitas adalh sebagai berikut:

Kategori Produk
Untuk kategori produk, graphical summary yang di dapat adalh sebagai berikut:

Untuk mencari Confidence Interval, dapat dilakukan dengan klik Analyze > Compare Means > One-Sample T Test. Kemudian,pilih variablel mana yang akan dicari Confidence Interval. Kelompok kami memilih rata-rata total. Klik menu Options, lalu pilih Confidence Interval, klik Continue dan OK. Dari 3 range confidence interval, yaitu 90%, 95% dan 99%, kami memilih untuk menggunakan 95% yang juga merupakan setting default dari SPSS. Confidence interval yang kami dapat dari rata-rata total, dari skala 1-10 adalah antara 2.65 sampai dengan 3.01. Dengan hasil ini, dapat dinyatakan bahwa: bahwa hasil dari survey kami yaitu 95% dalam rentang 1 – 10 dapat dipercaya antara 2.65 sampai 3.01. Kesimpulan
Rata – rata pelanggan supermarket sakinah menyatakan bahwa kepuasan terhadap proses bisnis ialah cukup dan Point – point yang perlu ditingkatkan

Kategori pelayanan Kerapian Penampilan karyawan sakinah harus di tingkatkan lagi Karyawan harus lebih ramah terhadap pelangggan Kategori Fasilitas Menambah ruang bagi kendaraan untuk parkir Kemudahaan akses parkir harus di tingkatkan Kategori Produk Jenis barang – barang disediakan harus di tingkatkan Mutu dari setiap barang harus di kontrol dengan baik Confidance Interval Untuk mencari Confidence Interval, dapat dilakukan dengan klik Analyze > Compare Means > One-Sample T Test. Kemudian,pilih variablel mana yang akan dicari Confidence Interval. Kelompok kami memilih rata-rata total. Klik menu Options, lalu pilih Confidence Interval, klik Continue dan OK. Dari 3 range confidence interval, yaitu 90%, 95% dan 99%, kami memilih untuk menggunakan 95% yang juga merupakan setting default dari SPSS. Confidence interval yang kami dapat dari rata-rata total, dari skala 1-10 adalah antara 2.65 sampai dengan 3.01. Dengan hasil ini, dapat dinyatakan bahwa: bahwa hasil dari survey kami yaitu 95% dalam rentang 1 – 10 dapat dipercaya antara 2.65 sampai 3.01.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari kuesioner yang kami sebarkan, dilakukan uji statistika untuk mengetahui tingkat kepuasan customer terhadap proses bisnis supermarket Sakinah. Kami mengasumsikan tingkat kepuasan customer adalah ketika nilai rata-ratanya lebih dari sama dengan 3,5. Dan berikut hasil dari masing-masing uji yang dilakukan : Uji reablitias
Setelah melakukan pengujian reliabilitas secara keseluruhan, perlu juga dilakukan pengujian pada setiap kategori .
4.1.1 Pengujian menyeluruh
Metode uji reliabilitas pada data mentah hasil questioner menggunakan nilai Cronbach's Alpha sebagai acuannya. Nilai Cronbach's Alpha dari pengujian reliabilitas questioner kelompok 6 menghasilkan nilai 0,926. Nilai tersebut sudah cukup reliable karena nilainya lebih dari 0,6.

4.1.1.1 Kategori Produk
Nilai Cronbach yang terlihat pada gambar dibawah yang menunjukan nilai Cronbach dari kategori produk. Nilai Cronbach dapat dikatakan reliable jika nilai Cronbach suatu kategori lebih besar dari 0,6. Gambar 1. Uji Validitas Kategori Produk

4.1.1.2. Kategori Layanan
Nilai Cronbach yang terlihat pada gambar dibawah yang menunjukan nilai Cronbach dari kategori Layanan. Nilai Cronbach dapat dikatakan reliable jika nilai Cronbach suatu kategori lebih besar dari 0,6. 4.1.1.3. Kategori Fasilitas
Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini, Cronbach's Alpha kategori fasilitas bernilai 0,936 atau lebih besar dari 0,600 sehingga questioner pada kategori ini dinyatakan reliable.

Uji Validitas

Deskriptif Statistik
Setelah memastikan reliabilitas dan validitas dari kuesioner, kemudian dilakukan perhitungan statistik deskriptif yang terdiri dari mean, median, dan modus dengan menggunakan SPSS yang hasilnya sebagai berikut bar chart:

Dari informasi yang dapat kita simpulkan dari data grafik tersebut adalah sebagai berikut terlihat dari barchart diatas bahwa kebanyakan koresponden menyatakan tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan karena pada barchar tersebut bernilai 2 = kurang Setuju
Kesimpulan
Dari uji validitas dan reliabilitas diatas dapat disimpulkan bahwa jawaban yang diisikan oleh sample sudah valid dan reliable.
Rata – rata pelanggan supermarket sakinah menyatakan bahwa kepuasan terhadap proses bisnis ialah cukup Point – point yang perlu ditingkatkan

Kategori pelayanan Kerapian Penampilan karyawan sakinah harus di tingkatkan lagi Karyawan harus lebih ramah terhadap pelangggan
Kategori Fasilitas Menambah ruang bagi kendaraan untuk parkir Kemudahaan akses parkir harus di tingkatkan
Kategori Produk Jenis barang – barang disediakan harus di tingkatkan Mutu dari setiap barang harus di kontrol dengan baik

Similar Documents

Premium Essay

Paradox

...Erin McCall CTAR 323 Paper #2 Rules & Paradoxes in Improvisation It was amazing to me to find that there are so many quotes, rules and or saying in our English language that at a glance look as if it is contradictory. The one paradox that happens to be a rule in improvisation is “Give and Take.” This rule comes alive in many of our class activities. Sometimes it seems as if when I am put in the position to do improvisation I tend to be thinking what to do next. What will my next move be, and how should I integrate it into the scene? When I do this I am not taking from the situation. The only way I can give a good performance is if I take what the other person is giving me. If I am aware of what the other person in the skit is doing together we can put on a good performance. However if I am just giving what I think needs to be put into the performance to make it what it is, then the performance with now run smoothly. It is like listening to someone who has a problem and would like you to give them some advice. You as the listener can not give good substantional advice if you truly do not listen to the scenario. You as the listener need to take in the whole conversation, not just bits and pieces. Taken in only part of the problem could result in terrible advice. On the other hand if you truly take in all that is given to you, your advice will be of concrete substance. Now this does not mean it will all work out, but it does mean that puzzle pieces...

Words: 1232 - Pages: 5

Premium Essay

Critique of the Abilene Paradox

...Critique of The Abilene Paradox: The Management Of Agreement Section (3) Article (7) By ROHINI GANDHOTRA Dr. Frear MBA 500: Business and Leadership January 31, 2009 BIOGRAPHY Jerry B. Harvey, a management expert and pioneer of The Abilene Paradox is a Professor of Management at The George Washington University. During his career, he has served as a consultant to a wide variety of industrial, governmental, religious, military, educational, and voluntary organizations. He is the author of approximately fifty professional articles and has written two books: The Abilene Paradox and Other Meditations on Management and How Come Every Time I Get stabbed in the Back, My Fingerprints Are on the Knife? He is also featured in several videos focusing on organizational behavior including, "The Asoh Defense," "The Gunsmoke Phenomenon," and "The Abilene Paradox". In addition, he has published articles such as, "It's Not My Dog," "Eichmann in the Boardroom," "Organizations as Phrog Farms," "Interrupted Prayers and Organizational Un*Learning." Many years ago Professor Jerry B. Harvey discovered that the fundamental problem of contemporary organizations is the inability to cope with agreement—not conflict. He finds that most agreement in organizations is actually false consensus. It occurs because many people feel they might be isolated, censured or ridiculed if they voice objections. This often leads groups to act on inappropriate goals and is a setup for organizational...

Words: 2592 - Pages: 11

Premium Essay

Revisiting the Abilene Paradox

...Case Study Name and Page #: Abilene Paradox Information, Page 115 Student Name: Tony Colon | |Leading Ideas: Revisiting the Abilene Paradox: | | |Is Management of Agreement Still an Issue? | by Kathryn J. Deiss, ARL Office of Leadership and Management Services Program Manager In 1974, Professor Jerry Harvey of George Washington University developed a parable from a real-life experience to describe the issues surrounding how individuals reach agreement, or, more specifically, believe they have reached agreement. Twenty-five years later the lessons and insights his parable generates are still valid and provocative for organizations and the individuals who work together in those organizations. The Parable of the Abilene Paradox1 Four adults are sitting on a porch in 104-degree heat in the small town of Coleman, Texas, some 53 miles from Abilene. They are engaging in as little motion as possible, drinking lemonade, watching the fan spin lazily, and occasionally playing the odd game of dominoes. The characters are a married couple and the wife’s parents. At some point, the wife’s father suggests they drive to Abilene to eat at a cafeteria there. The son-in-law thinks this is a crazy idea but doesn’t see any need to upset the apple cart, so he goes along with it, as do the two women. They get in their unair-conditioned Buick and drive through a...

Words: 1925 - Pages: 8

Free Essay

Example of Abilene Paradox in an Organization

...The Abilene Paradox in an organization It was a day like all the others in a banks’ branch, when the manager realised that in the strong room was not enough money to serve the clients for a whole day because it happened to be the end of the month, and lots of funds were going out. The problem was that if he ordered money that actual moment, the security could only bring them to the branch the next day. So he suggested, that the assistant branch manager goes to the nearest branch of the bank to bring money. The assistant branch manager agreed and he went to bring the money. The other employees at the branch that were hearing the conversation did not say anything so one would suppose that silently they were agreeing. Main purpose of these team members was to serve the clients as best as they could and not seem unprepared to the CEO and have troubles of not ordering the money on time. When the assistant branch manager returned with the money a phone call from the main offices upset the group. The CEO of the bank called, really frustrated for the initiative the branch employees took because they weren’t following the policies of the bank and the action they took was not at all secured. He was really angry of the situation and the high risk the employees took of losing the money and he threatened with punishment. The end of the telephone conversation was the starting point for the blaming and faulting behaviour between the members of the group, a basic symptom of an organization...

Words: 608 - Pages: 3

Free Essay

Paradox of Choice

...As a person with the ability and the rights to choose I always looked at the pro’s of choice and never dwelled on the cons of it. When I thought about choice I thought about freedom and now my view has changed. Overall the lecture by Barry Schwartz opened my eyes to something new. His main idea was that choice has made us more paralyzed and more dissatisfied. Schwartz explains the cons of having the ability to choose in the modern, affluent, western society. He used an example that I can relate to when he talked about buying a pair of jeans and how when he was younger there was on type of jeans and now there are so many choices. I know when I go to buy a pair of jeans and I realize I do not like them and never wear them I usually get mad at myself because I chose to buy them. Schwartz was very entertaining and does a good job engaging with the audience. Not only was Schwartz appealing to the audience, I also seemed to have an interest in his overall lecture. He used some humorous short picture cartoons that made me laugh a little bit. At first I thought the lecture was going to be a bore but after watching it I realized I was wrong. I appreciated the fact that he used a lot of short picture cartoons that was funny to help support and get his point across to the entire audience. I somewhat agree with Schwartz idea when he stated that choice leaves us dissatisfied because just this past weekend I went shopping for a pair of running sneakers for exercising purposes. There were...

Words: 580 - Pages: 3

Premium Essay

Paradox

...The Latino paradox is something that my family and I can relate to, which is the fact that as they (the Latino) become more American, they also become sicker. It's a positive correlation in which the increase of one variable leads to the increase of the other variable. My parents and I have conversations about this all the time and if they had a choice between living in the States or moving back to their homeland, they'd choose their homeland. The amount of stress they experience living in the States is 100x greater than the lives they once lived in Laos. My parents are fairly healthy, but every now and again they'll complain about symptoms they're experiencing and despite our encouragement to go see a doctor, they refuse because "they can't afford to lose a day's worth of pay". I can understand how assimilation has a negative impact on the health of many Latino families because it tears at their cultural values, and those values are what hold their family together - it's what they can identify with. Just like the younger daughter in the documentary, I didn't grow up with my parents around because they were both full-time workers. My older siblings were my caretakers, but I think that's what held us together as a family. We took care of one another and understood that mom and dad couldn't always be around because they had to make ends meet. Of course a lot of it has to do with where we grew up and the people we were surrounded by, but it doesn't surprise me that Latino families...

Words: 309 - Pages: 2

Premium Essay

Examples Of Beauty In The Great Gatsby

..."The city seen from the Queensboro Bridge is always the city seen for the first time, in its first wild promise of all the mystery and the beauty in the world" can be viewed as a paradox because it provokes the thought of how mystery and beauty can both be seen in the same idea (68). This quote is often thought of as a paradox because it causes the reader to think of how a place can be mysterious and beautiful at the same time. Often times, a place or object is either mysterious or beautiful, but there are several things that can contain both of these traits. One thing that contains both traits of being mysterious and beautiful is one's future. On page 69, Nick says, "anything can happen now that we've slid over this bridge ... anything at...

Words: 672 - Pages: 3

Free Essay

Postmodernism

...A thing in existent may be inexistent. A thing inexistent may be existent. This shows the beauty in postmodernism because it gives us an endless possibility of expressing ourselves. Indeed, a message may be communicated by the use of signifiers which is essentially the heart of postmodernism. A thing, which may be nothing, may be something when viewed differently. Hence, something that does not exist in a work of art may be seen through the connotation of the thing in some other aspects of our lives. For instance, a sun may signify hope, which may then signify attainment of dreams, which may signify success, and so on – the possibility is infinite. From this single thing in a work of art, we may infer different things in different perspectives. However, we may convey a specific meaning in our work when we present the sun with other different things connected to it, making the items interconnected and forming distinct, closely-related messages. Nevertheless, conveyance of ideas by applying postmodernism doesn’t end in what we see, because, in truth, there are many more ideas that are yet to be seen. What strikes me the most about postmodernism is the disorientation that it incites from people. The deconstruction of what is because it is not and what is not because it is. From this, we are obviously confused for how can a thing be something when it is nothing or be nothing when it is something. Here comes the quality of postmodernism that is usually paradoxical, full of irony...

Words: 476 - Pages: 2

Free Essay

Childcare

...An ethical dilemma is a situation that will often involve an apparent conflict between moral imperatives, in which to obey one would result in transgressing another. This is also called an ethical paradox since in moral philosophy, paradox plays a central role in ethics debates. For instance, an ethical admonition to "love thy neighbour as thy self" is not always just in contrast with, but sometimes in contradiction to an armed neighbour actively trying to kill you: if he or she succeeds, you will not be able to love him or her. But to pre-emptively attack them or restrain them is not usually understood as loving. This is one of the classic examples of an ethical decision clashing or conflicting with an organismic decision, one that would be made only from the perspective of animal survival: an animal is thought to act only in its immediate perceived bodily self-interests when faced with bodily harm, and to have limited ability to perceive alternatives. – Think about what we include into the childcare environment to include cultural diversity. Such as: - Singing songs in different languages. - Adding foods on the menu from different cultures. - Providing different costumes from different countries for the children to dress up in. - Providing resources and equipment that promote different culture. For e.g. adding multicultural foods in home corner, using multicultural dolls during play time, displaying posters that promote cultural diversity. - Reading stories which...

Words: 705 - Pages: 3

Free Essay

Hawthorne

...Discussion Questions: “The Birthmark” English 1301 1. "The Birthmark" is such a rich story that when we begin to explore its deeper meanings we find ironies, ambiguities, paradoxes, and rich symbols, all of which invite a reader's individual interpretation. What irony, ambiguity, symbol, and paradox do you find most interesting in "The Birthmark"? 2. In much of his fiction, Hawthorne treats pride as an "evil." Is there an evil type of pride evident in "The Birthmark"? 3. In what ways is "The Birthmark" for all its promise of an "impressive moral" actually morally ambiguous? Why might some readers find it difficult to view Alymer, for instance, as purely and unambiguously "evil"? 4. Hawthorne didn't feel himself confined to an aesthetic that privileges "verisimilitude," like many 20th century authors (notable exceptions being Kafka, Borges, and Marquez). He felt comfortable allowing his fiction to include "the spirit and mechanism of the fairyland" (his words). What "fantastic" or "magical" elements appear in "The Birthmark"? 5. Consider Hawthorne's presentation of Georgiana in "The Birthmark." What attitudes about women seem to inform his portrait of her? 6. Given that certain themes tend to recur in Hawthorne's fiction, among them the limits of self-reliance and the evils of manipulation, can you analyze how these themes are expressed in "The Birthmark"? Student Questions: • Why did Aylmer marry Georgiana if he hated the birthmark so much? Why...

Words: 263 - Pages: 2

Free Essay

Education

...Paradox Therapy Paradoxes gure prominantly in this book, but most of them are purely intellectual. Paradoxical statements are apparent impossibilities that seem well supported by apparently good arguments. Interestingly, there are paradoxical commands as well as paradoxical statements. A very simple example is the command \don't follow this command!" Whatever you choose to do seems to violate the command. In order to obey it you must disobey it, but in disobeying it, you seem to obey it. Now, at rst it might seem that such a command is rather silly and easy to ignore. But suppose you are in the army and the command is given by a superior ocer, or you're a child and the command is given by a parent, or you're in love and the command is given by your lover. In short, imagine that the command occurs in a markedly unequal relationship. Second, suppose that you can't step outside the situation to point out the absurdity of the command. There is no judge that you can appeal to. Then you would be in a major bind indeed. You would be in what psychologists call a \double bind": Anything you do can and will be used against you. Thus we see the three ingredients of a paradoxical command or double bind: (1) a strong complementary or asymmetrical relationship (ocer-subordinate) (2) that can't simply be terminated (because of society, laws, and so on) and (3) an apparently meaningful but logically contradictory order. A realistic example of a double bind is described...

Words: 910 - Pages: 4

Free Essay

One Art Essy

...that are intended to be lost it shouldn’t seem so disastrous when they are truly lost, but somehow it still is a disaster The irony of this statement is shown by the combination of both the opening as well as the closing lines of the poem. In the opening lines it seems to say that when something follows in its natural path, its intent, it’s no longer qualified as a disaster and shouldn’t be viewed as a disaster. However, in the poems closing lines which state, “Even losing you…Its evident the art of losing’s not too hard to master though it may look like (Write it!) like disaster” (lines 16-19), are defiantly contradicting with the opening lines. I believe this is because the narrator is trying to convince themselves that the truth of the paradox is not a disaster to loose someone if that person intended to be lost. The progression of increased value of “things” lost continues to contribute to the poem’s paradoxical meaning by beginning with items of little value such as “time, places, and names, and even lost door keys,” eventually increasing to things of a greater value such as “mothers watch, houses, cities, rivers, and even an entire continent.” Eventually ending with a loss of what was most valued which in the end happened to be a person. (lines 5,8,10,11,13,14,16). This shows that the narrator is trying to desensitize themselves to loss. For example, they consider all of the other losses in their life that were not “disasters” it would make the loss of this person not a disaster...

Words: 649 - Pages: 3

Premium Essay

Mgt 605

...------------------------------------------------- Paradoxical thinking for achieving mastery ------------------------------------------------- MGT 605 August 27, 2014 Jennifer Solis Professor McGrath Table of contents 1. Cover Page 2. Table of Contents 3. Major components a. Part 1 – Introduction/ Definition b. Part II – Provide an example of a company that demonstrates paradoxical thinking c. Part III– Discuss whether or not one can learn paradoxical thinking and discuss the reasons for your answer. d. Part IV – Paradoxical thinking is one of eight skills related to intelligence Discuss why it is probably the least used. e. Part V – Summarize your understanding of how management and leadership can utilize paradoxical thinking to improve the organization. 5. Reference page Paradoxical Thinking for Achieving Mastery Most colleges and universities teach cause and effect thinking at the expense of paradoxical thinking which might be a negative impact in these students life. By stating this we are not saying that the cause and effect teaching is bad, but it diminishes the opportunities of a student thinking outside of the box. Paradoxical thinking involves...

Words: 1328 - Pages: 6

Free Essay

An Ethical Dillema

...Ethical Dilemma – Samouel’s Greek Cuisine Joshua has spent several hours researching his portion of his team project. His job is to collect secondary data. The conflicting information that Joshua has found is still considered secondary data even though it is not from a reputable firm. Secondary business data can be very helpful in determining the correct business path for a company to go in. The data, though conflicting should still be incorporated and explained in his research findings to his group. The data is from a government -sponsored website and may be very valuable. Joshua should stay late and examine the quality of the data he has found on the conflicting website. He needs to look at the reliability and the validity of the data that is presented. Who is the information being provided through and how was it collected, and is it free from bias? What was the data in the study originally collected for and does that influence the outcome. The information is from a government sponsored website so there is some credibility in the source. I do not feel that Joshua should ignore this research in his findings. If Joshua feels that he does not want to include this data he should talk to his group and explain why he feels it is not relevant. It should not be hidden from the findings if it has a role to play in the research and can help the restaurant’s performance in the future. There is a value in secondary research and when it is used appropriately...

Words: 317 - Pages: 2

Free Essay

Catcher in the Rye Closed Analysis 183-186

...Catcher in the Rye – closed analysis With close reference to pages 183-186 analyse Salinger’s use of language and structure, exploring Holden’s contradictory view of the word Holden is an adolescent struggling against the unfair, sometimes cruel nature of the adult world and sees the hypocrisy and attempts to flee it. Salinger uses Holden’s character to express his views on the 1950’s America and gives us as readers an insight through the first person narrative to the average American boy’s life. Throughout the novel we are able to identify that Holden holds many critical views on the society around him which results in his inability to connect to it. He expresses this insecurity by criticising the flaws that he finds, for example, the unfair class system. At the beginning of the extract when Holden is talking to the two children, he tells them “you should” learn about how Egyptians bury the dead, yet this is a clear contradiction to what Holden himself is like as he doesn’t care about his own education, yet is advising others. Here I believe that Holden is being what he calls ‘phony’ and in this circumstance phony refers to the false pretences and the way he acts like someone he isn’t. However, though Holden uses the word ‘phony’ repeatedly throughout the novel, it doesn’t always mean the same thing. It’s what he uses for describing the superficiality, hypocrisy, pretension, and shallowness that he encounters in the world around him and it stands as an emblem of everything...

Words: 1000 - Pages: 4