Free Essay

Yield Obligasi

In:

Submitted By arbinal
Words 4939
Pages 20
Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol.1, No. 2, Oktober 2010, 163-175

ISSN 2087-1090

Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI
Luky Susilowati1 dan Sumarto2 Fakultas Ekonomi, UPN “Veteran” Jatim 2Pascasarjana Magister Manajemen UPN “Veteran” Jatim Email: susilowati_luky@yahoo.com, sumarto_bg@yahoo.com

1Progdi Manajemen

Abstract: All investor that will invest in capital market shall own the investment planning which effective started from existence of attention to balance of risk and result to be obtained. One of way of to see the risk in obligation attend to obligation grade of the company which have been publicized by institute which giving the grade of national share like PT. PEFINDO.This research aim to analyze the Profitability, Liquidity And Size Company influence as well as analyzing the difference of the Obligation time (Maturity) to predict obligation grade in the future at manufacturing business enlisted in BEI. Data used is secondary data by using sample as much 11 manufacturing business which enlist in BEI in period 2002 – 2006. To fulfill research target, hypothesis tested with the analysis of regression Logistics. From wald test that from fourth of the independent variable, only one variable which significant with significant value 0,05 that is Liquidity. While other independent variable do not significant. Key works: Obligation grade, profitability, liquidity, size, maturity.

PENDAHULUAN Perusahaan yang memasuki pasar modal bertujuan untuk mendapatkan dana yang berasal dari para investor agar mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Investor menanamkan modal dengan harapan dapat memperoleh manfaat atau hasil dari penanaman modalnya di masa yang akan datang. Dalam hal melakukan investasi ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan investor, salah satu alternatif yang ditawarkan oleh perusahaan dalam pasar modal adalah obligasi. Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak perjanjian antara pemberi pinjaman (investor) dengan yang diberi pinjaman (emiten) yang berarti emiten mengakui berhutang kepada pemilik obligasi. Penerbitan (emisi) obligasi dapat ditinjau dari dua sisi yaitu dari sisi emiten/perusahaan maupun dari sisi investor. Dari sisi emiten, diterbitkannya obligasi pada dasarnya adalah untuk mendapatkan dana dalam menunjang aktivitas perusahaan, karena obligasi merupakan salah satu alternatif pendanaan yang relatif lebih murah dibandingkan dengan pinjaman dari pihak lain. Sedangkan dari sisi investor, investasi pada obligasi merupakan alternatif yang aman, karena obligasi memberikan penghasilan tetap berupa kupon bunga yang dibayar secara tetap dengan tingkat bunga yang kompetitif serta pokok utang yang dibayar secara tepat waktu pada saat jatuh tempo yang telah ditentukan. Sebelum ditawarkan obligasi dianalisis dengan menggunakan peringkat obligasi oleh agen pemeringkat obligasi (Rating Agency). Agen pemeringkat obligasi adalah lembaga independen yang memberikan informasi peringkatan skala risiko yang dapat menunjukkan keamanan

163

Luky S. & Sumarto

suatu obligasi bagi investor. Keamanan tersebut ditunjukkan oleh kemampuan suatu perusahaan dalam membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman. Proses peringkatan ini dilakukan untuk menilai kinerja perusahaan, sehingga pemeringkat obligasi dapat menyatakan layak tidaknya obligasi tersebut diinvestasikan. Pemilik modal yang berminat membeli obligasi seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat obligasi akan memberikan informasi dan signal tentang probabilitas kegagalan utang suatu perusahaan dan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajibannya dimasa yang akan datang. Peringkat obligasi merupakan skala resiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Selain itu investor juga memerlukan pengetahuan yang cukup tentang obligasi dan mempunyai daya analisis yang baik dalam memperkirakan faktor-faktor yang bisa mempengaruhi investasi pada obligasi. Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat sekuritas utang, yaitu PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT. Kasnic Credit Rating Indonesia. Penelitian mengenai obligasi masih jarang dilakukan di Indonesia terutama mengenai penggabungan kemampuan faktor-faktor akuntansi dan non akuntansi dalam memprediksi peringkat obligasi. Padahal akhir-akhir ini penerbitan obligasi mulai marak dan mulai banyak obligasi perusahaan yang secara konsisten terdaftar dalam peringkat obligasi perusahaan yang dikeluarkan oleh agen PEFINDO. Gejolak pasar finansial yang kian tak menentu di tengah perlambatan laju ekonomi global membuat nyali investor dan pelaku usaha ciut. Tak terkecuali para manajemen korporasi yang berniat menerbitkan surat utang (obligasi) tahun ini. Minat obligasi yang memuncak di awal tahun pun perlahan berkurang. Akibatnya, prediksi pasar obligasi bakal booming tahun ini terancam tidak tercapai. Sampai saat ini memang tidak ada yang bisa secara tepat memprediksi penerbitan obligasi. Minat investor akan obligasi memang cenderung menurun, namun masih tetap ada. Hal ini tergantung pada arus keluar masuk modal dipasar keuangan. Dari suatu fenomena yang ada (Investor edisi 116, 25 Januari-7 Februari 2006) yaitu gagalnya pertumbuhan industri sebanyak 5,8% pada tahun 2005 yang hanya mencapai 5,6% dari target semula membawa berita buruk bagi pasar obligasi. Empat emiten obligasi menyatakan default (gagal bayar). Keempat emiten tersebut adalah PT. Great River Internasional Tbk (GRI) dan anak perusahaannya, PT. Inti Fasindo Internasional Tbk (IFI), PT. Bahtera Adimina Samudera Tbk (BAS), dan PT. Barito Pasifik Timber Tbk (BPT). Nilai obligasi keempat perusahaan tersebut mencapai Rp 900 miliar. BAS dianggap default karena tak sanggup membayar penyisian dana untuk sinking fund atas obligasi Rp 10 miliar. Dana cadangan untuk membayar pokok obligasi itu seharusnya disisihkan pada 5 Juni 2004. GRI gagal membayar kupon obligasi Great River I Tahun 2003 senilai Rp 11 miliar pada 13 Januari 2005. Sementara IFI belum membayar sinking fund senilai Rp 17 miliar atas obligasi Inti Fasindo Internasional I Tahun 2002 pada 6 Januari 2005. Sedangkan BPT tidak mampu membayar kupon obligasi atas Barito Pasifik Timber I Tahun 2002 senilai Rp 33 miliar sesuai yang telah ditetapkan yaitu pada 10 Januari 2005. Akibatnya, dua lembaga peringkat nasional, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan PT Kasnic Kredit Rating Indonesia (Kasnic) menurunkan rating keempat emiten obligasi ini. Rating IFI menjadi CCC dari BB+, BPT menjadi D (default) dari CCC, BAS dari BB menjadi Bdengan outlook negatif, dan GRI menjadi BB dari sebelumnya BBB+. Sebagai perusahaan yang go public harus menerima kenyataan bahwa gagalnya pertumbuhan industri akan memperlemah kondisi likuiditas perusahaan yang akibatnya akan menurunkan peringkat obligasi perusahaan tersebut.

164

Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI

Berdasarkan data yang didapat dari ICMD (Indonesia Capital Market Directory) pada tahun 2002-2006 terbukti bahwa pada tahun 2005 likuiditas beberapa perusahaan manufaktur yang dilihat dari rasio lancar mengalami penurunan. Adanya penurunan likuiditas pada tahun 2005 akan berpengaruh terhadap peringkat obligasi pada tahun 2005 yang diterima oleh perusahaan manufaktur. Beberapa variabel yang diduga dapat mempengaruhi peringkat obligasi mengacu beberapa model penelitian terdahulu. Beberapa penelitian sebelumnya menggunakan faktor-faktor rasio keuangan diantaranya: Horigan (1996); Pinches & Mingo (1973; 1975); Kaplan & Urwitz (1979); Chan & Jagadeesh (2003); Nurhasanah (2003) dan Kesumawati (2003), Maylia (2004). Peneliti termotivasi melakukan penelitian karena menurut Burton (2003) size/ukuran perusahaan, likuiditas yang diukur menggunakan rasio lancar dan profitabilitas yang di ukur dengan ROA, juga merupakan faktor yang mempengaruhi prediksi peringkat obligasi belum pernah diteliti di indonesia. Penelitian Andry (2005) yang menggunakan variabel non akuntansi seperti maturity/umur obligasi akan mempengaruhi prediksi peringkat obligasi dan menyimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki umur obligasi kurang dari 5 tahun akan berada pada peringkat obligasi investment grade (posisi obligasi dimana kemampuan emiten obligasi tinggi sehingga mempunyai resiko kegagalan atau resiko gagal bayar kecil). Berdasarkan beberapa uraian di atas, dan adanya faktor-faktor profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan umur obligasi maka menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian dengan tujuan : a. Menganalisis pengaruh profitabilitas dalam prediksi peringkat obligasi perusahaan manufaktur listing di BEI. b. Menganalisis pengaruh likuiditas dalam prediksi peringkat obligasi perusahaan manufaktur listing di BEI. c. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan (size) dalam prediksi peringkat obligasi perusahaan manufaktur listing di BEI. d. Menganalaisis pengaruh umur obligasi (maturity) dalam prediksi peringkat obligasi perusahaan manufaktur listing di BEI. TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS Peringkat Obligasi Menurut Foster (1986) dalam Andry (2005) rating atau peringkat obligasi merupakan sebuah pernyataan tentang keadaan pengutang dan kemungkinan apa yang bisa dan akan dilakukan sehubungan dengan utang yang dimiliki. Dan dapat dikatakan bahwa rating mencoba mengukur resiko default, yaitu peluang emiten atau peminjam akan mengalami kondisi tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan. Menurut Darmadji & Fakhruddin (2001) pemeringkat obligasi adalah perusahaan swasta yang melakukan peringkat/rangking atas efek yang bersifat utang (obligasi). Tujuan pemeringkatan adalah untuk memberikan pendapat (independent, obyektif, dan jujur) mengenai resiko suatu efek utang. Di Indonesia terdapat dua lembaga yang berperan sebagai Pemeringkat Efek yaitu PT PEFINDO dan PT Kasnic Duff & Phelps Credit Rating Indonesia (DCR).

165

Luky S. & Sumarto

Kategori Peringkat Obligasi Menurut PT. PEFINDO peringkat obligasi dikategorikan dan didefinisikan sebagai berikut: a. AAA→Efek utang yang peringkatnya paling tinggi dan beresiko paling rendah yang didukung oleh kemampuan obligor yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian. b. AA→Efek utang yang memiliki kualitas sedikit dibawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban financial jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian, dan tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan keadaan. c. A→Efek utang yang beresiko investasi rendah dan memiliki kemampuan dukungan obligor yang kuat dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban financialnya sesuai dengan perjanjian namun cukup peka terhadap perubahan yang merugikan. d. BBB→Efek utang yang beresiko investasi cukup rendah didukung oleh kemampuan obligor yang memadai untuk memenuhi kewajiban financialnya sesuai dengan perjanjian namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadan bisnis dan perekonomian yang merugikan. e. BB→Efek utang yang menunjukkan dukungan obligor yang agak lemah relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban financial jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan. f. B→Efek utang yang menunjukkan parameter perlindungan yang sangat lemah. Walaupun obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban financial jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perkonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan tersebut untuk memenuhi kewajiban financialnya. g. CCC→Efek utang yang tidak mampu ladi memenuhi kewajiban financialnya serta hanya bergantung kepada perbaikan keadaan eksternalnya. h. D→Efek utang yang macet atau emitennya sudah berhenti berusaha. Profitabilitas Menurut Sugiyarso & Winarni (2005), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Sedangkan menurut Mamduh dan Halim (2000) rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Menurut Darsono dan Ashari (2004) ada tiga rasio yang sering digunakan untuk menghitung rasio profitabilitas yang sering dibicarakan, yaitu : a. Net Profit Margin, Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) Salah satu indikator penting diperhatikan untuk menilai peringkat obligasi di masa datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor, salah satunya dengan menggunakan ROA (Tandelilin, 2001). Selain itu Burton (2003) menyatakan bahwa tingkat profitabilitas yang lebih tinggi menurunkan resiko insolvency (ketidakmampuan membayar hutang), akibatnya rating obligasi perusahaan

166

Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI

tersebut akan semakin baik. Pengukuran dari profitabilitas yang diinterpretasikan dengan ROA memberikan pandangan manajemen untuk mengendalikan pengeluaran secara efektif. b. Likuiditas Menurut Sugiyarso & Winarni (2005), likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban financial jangka pendek tepat pada waktunya. Sedangkan menurut Mamduh & Halim (2000), rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan). Analis keuangan dapat menggunakan beberapa rasio likuiditas untuk menilai apakah perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera jatuh tempo, (Tandelilin, 1991). Dua rasio likuiditas jangka pendek yang sering digunakan adalah : c. Rasio Lancar (Current Ratio), Rasio Quick (Quick Ratio) Rasio likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Salah satu alat yang dipakai untuk mengukur likuiditas adalah dengan menggunakan rasio lancar (current ratio). Menurut Arifin (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid dan mempunyai aktiva lancar lebih besar dari hutang lancarnya. Hal tersebut akan membawa perusahaan untuk memperoleh peringkat obligasi yang lebih baik. Ukuran Perusahaan (Size) Menurut Miswanto dan Husnan (1999) ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total asset, penjualan atau ekuitas. Jika jumlah asset, penjualan atau ekuitas tersebut besar, maka logaritma terhadap jumlah tersebut digunakan untuk tujuan penelitian. Sedangkan menurut Elton dan Gruber (1995) perusahaan-perusahaan besar kurang beresiko dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan kecil. Brister (1994) dalam Andry (2005) mengatakan bahwa kemampuan pasar obligasi bisa dilihat berdasarkan derajat akses emiten di pasar keuangan dunia.derajat akses adalah fungsi dari ukuran peusahaan atau ukuran besarnya nilai obligasi yang diterbitkan. Untuk menguji kemampuan pasar obligasi digunakan variabel total asset pada saat mengemisi obligasi. Semakin besar total asset maka semakin tinggi peringkat obligasi perusahaan tersebut. Umur Obligasi (Maturity) Jatuh tempo (maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Diamond (1991) Menemukan bukti kuat adanya hubungan antara struktur debt maturity dan kualitas kredit untuk perusahaan yang tercantum dalam pengumuman rating. Perusahaan yang rating obligasinya tinggi menggunakan term debt yang lebih pendek, sebaliknya perusahaan yang ratingnya rendah menggunakan term debt yang lebih lama. Menurut Mark & David (1996) dalam penelitian Andry (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang peringkat obligasinya obligasinya tinggi menggunakan umur obligasi yang pendek. Sedangkan menurut Rahardjo (2003) menyatakan bahwa suatu obligasi yang

167

Luky S. & Sumarto

mempunyai masa jatuh tempo yang lama akan meningkatkan resiko investasi karena dalam periode yang cukup lama, risiko kejadian buruk atau peristiwa yang menyebabkan kinerja perusahaan menurun bisa saja terjadi. Oleh karena itu obligasi dengan umur jatuh tempo yang lebih pendek mempunyai peringkat yang lebih baik dibanding dengan obligasi dengan umur jatuh tempo yang lama. Profitabilitas dan Prediksi Peringkat Obligasi Salah satu indikator penting diperhatikan untuk menilai peringkat obligasi di masa datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor, salah satunya dengan menggunakan ROA (Tandelilin, 2001) Selain itu Burton (2003) menyatakan bahwa tingkat profitabilitas yang lebih tinggi menurunkan resiko insolvency (ketidakmampuan membayar hutang), akibatnya rating obligasi perusahaan tersebut akan semakin baik. Pengukuran dari profitabilitas yang diinterpretasikan dengan ROA memberikan pandangan manajemen untuk mengendalikan pengeluaran secara efektif. Dengan demikian perusahaan diharapkan memperoleh rating yang baik untuk meningkatkan profil perusahaan dan mengamankan bisnis baru mereka dimasa mendatang (Brotman, 1989 ; Bouzouita & Young, 1998 dalam Burton, 2003). Dapat disimpulkan sesuai penelitian Mark, Peter; & Kin (2001) mengatakan bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA mempunyai pengaruh positif terhadap peringkat obligasi karena rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Apabila laba perusahaan tinggi maka akan memberikan peringkat yang baik pula sehingga variabel ini dikatakan dapat mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. H1: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi . Likuiditas dan Prediksi Peringkat Obligasi Rasio likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Salah satu alat yang dipakai untuk mengukur likuiditas adalah dengan menggunakan rasio lancar (current ratio). Menurut Arifin (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid dan mempunyai aktiva lancar lebih besar dari hutang lancarnya. Hal tersebut akan membawa perusahaan untuk memperoleh peringkat obligasi yang lebih baik. Sedangkan menurut Rahardjo (2003) menyatakan bahwa apabila obligasi yang mempuyai likuiditas cukup tinggi maka harga obligasi cenderung tinggi, sehingga peringkat obligasi perusahaan tersebut juga akan meningkat. Sehingga dapat disimpulkan sesuai dengan penelitian Burton (2003) bahwa tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan sehingga secara financial akan mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. H2: Likuiditas berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi.

168

Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI

Ukuran Perusahaan (Size) dan Prediksi Peringkat Obligasi Brister (1994) dalam Andry (2005) mengatakan bahwa kemampuan pasar obligasi bisa dilihat berdasarkan derajat akses emiten di pasar keuangan dunia.derajat akses adalah fungsi dari ukuran peusahaan atau ukuran besarnya nilai obligasi yang diterbitkan. Untuk menguji kemampuan pasar obligasi digunakan variabel total asset pada saat mengemisi obligasi. Semakin besar total asset maka semakin tinggi peringkat obligasi perusahaan tersebut. Bouzouita & Young (1998) dalam Burton (2003) menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai korelasi yang positif terhadap peringkat obligasi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ogden (1987) dalam penelitian Andry (2005) yang menyatakan bahwa karena total utang dan ukuran perusahaan mempunyai korelasi yang kuat dan positif, ukuran perusahaan juga bisa digunakan sebagai proksi untuk mengukur likuiditas. H3: Ukuran perusahaan (size) berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Umur Obligasi (Maturity) dan Prediksi peringkat Obligasi Mark & David (1996) dalam penelitian Andry (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang peringkat obligasinya obligasinya tinggi menggunakan umur obligasi yang pendek. Rahardjo (2003) menyatakan bahwa suatu obligasi yang mempunyai masa jatuh tempo yang lama akan meningkatkan resiko investasi karena dalam periode yang cukup lama, risiko kejadian buruk atau peristiwa yang menyebabkan kinerja perusahaan menurun bisa saja terjadi. Oleh karena itu obligasi dengan umur jatuh tempo yang lebih pendek mempunyai peringkat yang lebih baik dibanding dengan obligasi dengan umur jatuh tempo yang lama. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Diamonds (1991) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan nonmonotonik antara struktur umur obligasi dan kualitas kredit untuk perusahaan yang tercantum dalam peringkat obligasi. Investor tidak menyukai umur obligasi yang panjang karena resiko yang akan didapat juga semakin besar. Sehingga dapat disimpulkan umur obligasi akan mempengaruhi peringkat obligasi. H4: Terdapat perbedaan Umur Obligasi (maturity) terhadap prediksi peringkat obligasi. Model Konseptual

Profitabilitas

Likuiditas Ukuran Perusahaan Umur Obligasi

Peringkat Obligasi

169

Luky S. & Sumarto

METODE PENELITIAN Definisi Operasional a. Peringkat Obligasi (Y) Peringkat obligasi dalam penelitian ini merupakan variabel dependen. Variabel ini dilihat berdasarkan peringkat yang dikeluarkan oleh PEFINDO yang secara umum terbagi menjadi dua yaitu investment grade (AAA, AA, A, BBB) dan non-investment grade (BB, B, CCC, D).Skala pengukurannya adalah skala nominal, pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 untuk obligasi yang investment grade dan 0 untuk yang non-investment grade karena variabel dependennya merupakan variabel dummy. b. Profitabilitas Penelitian ini menggunakan return on asset (ROA) sebagai proksi dari variabel profitabilitas yang merupakan rasio dari laba setelah pajak terhadap total aktiva. Skala ukur dari variabel profitabilitas adalah skala rasio. Secara sistematis formulasi tersebut ditulis sebagai berikut :

c. Likuiditas Proksi dari variabel likuiditas ini menggunakan rasio lancar perusahaan yang diukur dengan membagi antara aktiva lancar terhadap hutang lancar. Skala ukur dari variabel likuiditas adalah skala rasio. Secara sistematis formulasi tersebut dapat ditulis sebagai berikut:

d. Ukuran Perusahaan (Size) Proksi dari variabel ukuran perusahaan (size) ini menggunakan total asset, hal ini sesuai dan konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Andry (2005) yaitu dengan menggunakan total asset pada saat mengemisi obligasi. Skala ukur dari variabel ukuran perusahaan adalah skala rasio. e. Umur Obligasi (Maturity) Diamonds (1996) berpendapat bahwa terdapat hubungan antara struktur umur obligasi dan kualitas kredit untuk perusahaan yang tercantum dalam peringkat obligasi. Selain itu, umur obligasi yang pendek ternyata menunjukkan peringkat obligasi investment grade. Skala pengukurannya menggunakan skala nominal karena variabel maturity ini merupakan variabel dummy. Pengukurannya dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika obligasi mempunyai umur antara satu sampai lima tahun dan 0 jika obligasi mempunyai umur lebih dari lima tahun. Populasi Populasi merupakan himpunan individu/unit/unsur elemen yang memiliki ciri atau karakteristik yang sama. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia.

170

Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI

Sampel Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel adalah purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan menggunakan kriteria-kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Adapun kriteria yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang menerbitkan obligasi dan terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia serta diperingkat oleh lembaga pemeringkat obligasi yaitu PT. PEFINDO selama tahun 2002-2006 (dalam tahun). Secara umum kriteria dari perusahaan sampel penelitian adalah: a. Obligasi perusahaan manufaktur yang diperingkat oleh lembaga pemeringkat obligasi yaitu PT. PEFINDO.. b. Obligasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2006. c. Obligasi perusahaan manufaktur terbitan tahun 2000 yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia dari tahun 2002. d. Memiliki laporan keuangan selama periode penelitian. Berdasarkan kriteria diatas maka jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 11 perusahaan manufaktur yang menerbitkan obligasi serta terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia pada tahun 2002-2006. Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan adalah Analisi Regresi Logit. Bentuk persamaan yang digunakan sebagai berikut:

(Takarini, 2003) Dimana: P = Probabilitas variabel dependen yang mampu dijelaskan oleh variabel independen. Y = 1, Jika Peringkat Obligasi termasuk Investment Grade. Y = 0, Jika Peringkat Obligasi termasuk Non Invesment Grade βo = Konstanta. β1- β4 = Koefisien Regresi. Log (P/1-P) = Peringkat Obligasi. X1 = Profitabilitas. X2 = Likuiditas. X3 = Size / Ukuran Perusahaan. X4 = Maturity / Umur Obligasi. X4 = 1, Jika Obligasi mempunyai umur antara satu sampai lima tahun. 0 = Jika Obligasi mempunyai umur lebih dari lima tahun. ε = merupakan error term.

171

Luky S. & Sumarto

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis selengkapnya mengenai koefisien model regresi logistic tercantum dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Koefisien Regresi Logistik Metode Enter B Step 1a X1 X2 X3 X4 Constant -0,024 1,237 0,000 -18,486 17,311 S.E 0,103 0,591 0,000 17030,689 17030,689 Wald 0,054 4,384 1,328 0,000 0,000 df 1 1 1 1 1 Sig. 0,816 0,036 0,249 0,999 0,999 Exp (B) 0,976 3,444 1,000 0,000 32956339

seperti yang

Berdasarkan pada tabel di atas, dapat diketahui persamaan regresi logistik sebagai berikut: Dari persamaan regresi logistik di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Konstanta (β0) = 17,311 Artinya tanpa pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan (Size), dan Umur Obligasi (Maturity) maka tingkat prediksi peringkat obligasi adalah 17,311. b. Koefisien Regresi X1 (β1) = - 0,024 Artinya jika Profitalibiltas (X1) mengalami kenaikan sebesar 1%, maka peringkat obligasi akan mengalami penurunan sebesar 0,024 point dengan asumsi variabel Likuiditas (X2), Size (X3), dan Maturity (X4) tetap. c. Koefisien Regresi X2 (β2) = 1,237. Artinya jika Likuiditas (X2) mengalami kenaikan sebesar 1%, maka peringkat obligasi akan mengalami kenaikan sebesar 1,237 point dengan asumsi variabel Profitabilitas (X1), Size (X3), dan Maturity (X4) tetap d. Koefisien Regresi X3 (β3) = 0,000. Artinya jika Ukuran Perusahaan atau Size (X3) mengalami kenaikan sebesar 1%, maka peringkat obligasi akan mengalami kenaikan yang sangat kecil atau tidak naik dengan asumsi variabel Profitabilitas (X1), Likuiditas (X2), dan Maturity (X4) tetap. e. Koefisien Regresi X4 (β4) = - 18,486 Artinya jika Umur Obligasi atau Maturity (X4) mengalami kenaikan sebesar 1%, maka peringkat obligasi akan mengalami perbedaan sebesar 18,486 point dengan asumsi variabel Profitabilitas (X1), Likuiditas (X2), dan Size (X3) tetap. Untuk pengujian masing-masing koefisien regresi (pengujian parsial) digunakan uji wald dengan melihat nilai probabilitas masing-masing variabel. Dengan kriteria nilai probabilitas harus lebih kecil dari tingkat signifikan (£). Dari hasil analisis data diperoleh bahwa : a. Profitabilitas (X1) tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi dengan (probabilitas kausalnya 0,816 > tingkat signifikan sebesar 0,05) b. Likuiditas (X2) berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi dengan (probabilitas kausalnya 0,0,36 < tingkat signifikan sebesar 0,05)

172

Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI

c. Ukuran Perusahaan (size) (X3) tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi dengan (probabilitas kausalnya 0,249 > tingkat signifikan sebesar 0,05) . d. Tidak terdapat perbedaan Umur Obligasi (Maturity) (X4) terhadap peringkat obligasi dengan (probabilitas kausalnya 0,999 > tingkat signifikan sebesar 0,05). Pembahasan a. Profitabilitas dan Peringkat Obligasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Artinya rasio tersebut tidak mampu digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi dimasa mendatang. Tidak signifikannya hasil penelitiannya ini mungkin disebabkan karena meskipun perusahaan manufaktur memperoleh laba yang tinggi tetapi laba tersebut digunakan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang, Jadi laba yang ada pada data sekunder tidak mencerminkan laba yang sebenarnya dan laba tersebut tidak digunakan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang terkait dengan obligasi. Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Burton (2003) dan Mark; Peter & Kin (2001) yang menunjukkan bahwa variabel profitabilitas yang diukur dengan ROA mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. b. Likuditas dan Peringkat Obligasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas dapat berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi. Artinya rasio tersebut mampu digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi dimasa mendatang. Signifikannya hasil penelitian ini disebabkan karena perusahaan manufaktur yang mempunyai likuiditas yang tinggi berarti aktiva lancarnya lebih besar dari hutang lancarnya, sehingga apabila suatu waktu terjadi perubahan kondisi ekonomi ataupun keuangan maka aktiva lancar terebut dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban perusahaan yang terkait dengan obligasi pada saat jatuh tempo. Jadi dapat disimpulkan para pemegang obligasi (investor) merasa aman untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut karena likuiditas yang tinggi akan memperkecil resiko kegagalan suatu obligasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Burton (2003) yaitu Likuiditas memberikan pengaruh positif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Demikian pula pernyataan Rahardjo (2003) bahwa apabila obligasi yang mempuyai likuiditas cukup tinggi maka harga obligasi cenderung tinggi, sehingga peringkat obligasi perusahaan tersebut juga akan meningkat. c. Ukuran Perusahaan (Size) terhadap Peringkat Obligasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (Size) tidak signifikan terhadap peringkat obligasi..idak signifikannya hasil penelitian ini mungkin disebabkan karena untuk melihat peringkat obligasi dalam pengukuran size sebaiknya dilihat dari segi besarnya kewajiban atau hutang suatu perusahaan bukan dari total assetnya, karena peringkat obligasi terkait dengan informasi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban atau hutangnya. Sehingga seberapa besar total asset yang dimiliki perusahaan tidak akan mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Hal tersebut berbeda dengan penelitian Burton (2003) yang menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan (size) mepunyai pengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi, tetapi hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Andry (2005) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dengan total asset dinilai tidak berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi perusahaan manufaktur.

173

Luky S. & Sumarto

d. Umur Obligasi terhadap Peringkat Obligasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara umur obligasi (Maturity) dalam memprediksi peringkat obligasi. Tidak signifikannya hasil penelitian ini mungkin disebabkan karena panjang ataupun pendeknya umur suatu obligasi tidak dapat menentukan peringkat obligasi secara pasti hal tersebut disebabkan, banyak faktor lain yang lebih dominan untuk dijadikan acuan untuk menentukan peringkat obligasi seperti misalnya penyisihan dana atas obligasi, jaminan, likuditas, leverage dan lain sebagainya. Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian Andry (2005) yang menunjukkan adanya perbedaan peringkat obligasi yang diterima perusahaan jika dilihat dari umur obligasinya. Ia juga menyatakan perusahaan yang menggunakan umur obligasi yang pendek mempunyai peringkat yang tinggi, serta mempunyai resiko yang lebih kecil. KESIMPULAN Dari hasil penelitian sampai pembahasan dan uji statistik diperoleh kesimpulan bahwa: a. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. b. Likuiditas berpengaruh terhadap peringkat obligasi.. c. Ukuran Perusahaan (Size) tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. d. Umur Obligasi (Maturity) tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. IMPLIKASI Penelitian memberikan bukti empiris yang bisa digunakan sebagai pijakan gagasan ke arah penelitian yang lebih mendalam. Mengingat sarana empiris peringkat obligasi dipengaruhi oleh berbagai macam variabel, akan lebih menarik bila dipertimbangkan faktor-faktor seperti : leverage, penyisihan dana atas obligasi, tingkat suku bunga dan sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Allen, Arthur C. 1994. The Effect of Large-Firm Audits on Muncipal Bond Rating. Journal of Practice and Theory. 13. Andry, Wydia, 2005, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Edisi September, 244-262. Arifin, Z. 2005, Teori Keuangan dan Pasar Modal. Edisi Pertama, Yogyakarta: Salemba Empat. Arthur, J.K., David, F.S., John, D.M. and William, P., 1992, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku 1, Diterjemahkan Oleh Chaerul D. Djakman, Jakarta: Salemba Empat. Brigham dan Houston, 2001, DasaDasar Manajemen Keuangan, Buku 1, Edisi kesepuluh, Diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto, Jakarta: Salemba Empat. Brister, et al. 1994. The Regulation Effect of Bond Rating on Yield. Journal of finance: 510-531. Bursa Efek Indonesia. 2007. Obligasi. Download www.bei.com Burton, B., Adam, M., and Hardwick, P. 2003. The Determinants of Credit Ratings in the United Kingdom Insuranse Industry. Journal of Business Finance and Accounting. 30 (3-4): 539572. Darmadji, T. dan Fakhuddin, H.M. 2001. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan dan Tanya Jawab. Edisi pertama. Jakarta : Salemba Empat. Diamond, D.W. 1991. Debt Maturity Structure and Liquidity Risk. Journal of Economics. 106.

174

Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI

Elton, E.J. and Martin, J.G. 1995. Modern Portofolio Theory and Invesment Analysis, Fifth Edition, John Willey & Sons, Inc, New York. Fabozzi, J.F. 1999, Manajemen Investasi, Jakarta : Salemba Empat Foster, G. 1986. Financial Statement Analysis. Prentice Hall International, Inc Husnan, S. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio, Edisi Ketiga, Yogyakarta : APM YKPN. Husnan, S. dan Enny Pudjiastuti. 1994, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Jogiyanto, 2000, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua, Yogyakarta: BPFE. Mamduh, M.H. dan Halim, A. 2003. Analisa Laporan Keuangan. Edisi revisi. Yogyakarta: Penerbit UPP AMP YKPN. Mark, K., Peter, K. and Teck-Kin, S. 2001. Combining Bond Rating Forecast Using Logit. The Financial Revenue: 75-96. Miswanto and Husnan, S. 1999. The Effect of Operating Leverage, Cyclicality and Firm Size on Business Risk. Journal of Business. 1(1). PEFINDO. 2007. ”Indonesian Rating Highlight”. Download www.pefindo.com Pottier, S.W. and D.W. Sommer. 1999. Property-Liability Insurer Financial Strength Ratings: Difference Across Rating Agencies. The Journal of Risk and Insurance. 66. Samsul, Mohammad, 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Jakarta: Erlangga. Sartono, R.A. 2002. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE. Setyapurnama, Y.S. dan Norpratiwi, A.M.V. 2004. “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat Obligasi dan Yield Obligasi”. www.google.com. Siamat, D. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Jilid 1, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sugiyarso, G. dan Winarni, F. 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta :Media Pressindo. Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Takarini, Nurjanti dan Erni Ekawati, 2003, Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur di Pasar Modal Indonesia, Ventura. 6 (3). Raharjo, S. 2003, Panduan Investasi Obligasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Weston, J. F. dan Eudgen F.B. 1994, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Jilid 1, edisi kesembilan, Diterjemahkan Oleh Alfonsus Sirait, Jakarta : Erlangga. Mark, K., Peter, K. and Teck-Kin, S. 2001. Combining Bond Rating Forecast Using Logit. The Financial Revenue.: 75-96.

175

Similar Documents

Free Essay

Beam Deflection

...1.0 INTRODUCTION 1.1 Beam Deflections 1.2 Theory - Calculations DeflectionF formula for the load given above: A determination of flexural stress yields: When rectangular it is Where; δ = Deflection (mm) E = Coefficient of Elasticity L = Span (mm) I = Inertia Factor Mb = Moment of flexure (Nmm) F1 = Load occasioned by weight Wb = Resistance to flexure (mm3) of Load Device (N) σb = Flexural Stress (N/mm2) F = Load of occasioned by additional weight (N) 1.3 Objectives * To investigate the relationship between load, span, width, height and deflection of a beam placed on two bearers and affected by a concentrated load at the center. * To ascertain the coefficient of elasticity for steel brass and aluminium 2.0 METHODOLOGY 2.1 Procedure - Experiement 1A * Investigate the relationship between load and deflection. 1) Set the bearers so that a span of 600 mm is obtained. The interval between each groove on the shafts of the apparatus is 100 mm. 2) Place a test specimen with dimensions of 4 x 25 mm, on the bearers and mount the load device in the center of the test specimen. 3) Set the testing device so that the top of the gauge is centered on the upper plane of the load device. Lower the gauge so that its small hand is at about 10 and set the gauge to zero by twisting its outer ring. 4) Load the weights as shown in the table below and read off the deflection...

Words: 617 - Pages: 3

Premium Essay

Erfeee

...1-Turky Abdullah AL-Bussairi 2-Yasser Habib AL-Mutairi 3-Abdulrahamn Sa`ad AL-Huaifi 4-Abdulrahman hemdy AL-Harbi Abstract: We determined the elastic modulus, yield strength, tensile strength, modulus of toughens, elongation, reduction of area, as well as true stress and strain at rupture point for one specimen, aluminum,. We accomplished this by placing our specimen at a time into a universal testing machine (UTM), which, under computer control, slowly increased the tension force on each specimen, stretching each until failure. Purpose: The purpose of this experiment is to extract data on the material properties one specimen (aluminum), using a mechanically driven universal testing machine (UTM). The material properties include the following: the elastic modulus, 0.2% offset yield strength, ultimate tensile strength, modulus of rupture, modulus of resilience, as well as true strain and true stress at the point of rupture. Theory: Certain materials (those that are linear, homogeneous, elastic, and isotropic) can be described by their material properties. These properties include the modulus of elasticity, modulus of toughness, modulus of resilience, ultimate tensile strength, and yield strength. Once established by experimental means, these properties are then applied to all instances of that material undergoing the same type of stress, allowing one to design structural elements whose behavior can...

Words: 2661 - Pages: 11

Premium Essay

Fin515 Week 3

...Problem 5-1 Current market price Given: Interest paid annually $1,000 par value 12 years to maturity Coupon rate of 8% Yield to maturity of 9% Using a financial calculator phone app PMT=80 FV=1000 I=9% N=12 Current market price=$928.39 Problem 5-2 Yield to Maturity Given: Interest paid annually $1,000 par value 12 years to maturity Coupon rate of 10% Current price=$850 Using a financial calculator phone app PV=-850 PMT=100 FV=1000 N=12 Yield to Maturity=12.48% Problem 5-6 Market Risk Premium Given: Risk Free Rate=3% Inflation=3% for two years Current Yield=6.3% Current Yield=rRF+IP+MRP 6.3%=3%+3%+MRP MRP=.3% Problem 5-7 Current Price of the Bond Given: Interest paid semiannually $1,000 par value 8 years to maturity Coupon rate of 10% Yield to maturity of 8.5% Using a financial calculator phone app PMT=100 FV=1000 I=8.5% N=8 Current market price=$1085.80 Problem 5-13 Yield to Maturity Given: 5 years to maturity Par value of $1000 Coupon Rate=8% Current Yield=8.21% Using Excel =RATE(5,80,-974.42144,1000) Yield to Maturity= 8.65% Question 6-6 If a company’s beta were to double, would its expected return double? No, the expected return will increase but since the beta is multiplied by the market risk premium it will not double as the beta does. Problem 6-1 Portfolio Beta Given: $35,000 in stock1 Beta1=.8 $40,000 in stock2 Beta2=1.4 Portfolio beta= (.46667)(.8)+(.53333)(1.4)=1.12 Problem 6-2 ...

Words: 448 - Pages: 2

Free Essay

Uniaxial Testing of Civil Engineering Materials

...Laboratory Experiment: Uniaxial Testing of Civil Engineering Materials Table of Contents Introduction 1 Procedure 1 Experimental 1 Analysis 1 Results 2 Conclusion 4 References 5 Introduction In this set of laboratory experiments, uniaxial tests were performed on two specimens: 1) a steel bar in tension, and 2) an aluminum bar in tension. The specific types of materials used in this experiment are grade 50 for the steel, and type 2017-T351 for the aluminum. The experimental procedure and analysis give a better insight to the behavior of different ductile materials under normal stresses. Through the analysis of the experimental data, various properties of the material can be found and these properties are used in the design of engineering structures which use these materials. Through the use of plots of the stress versus strain for each material, and tables providing material properties, the report will include the following objectives for all materials: • Describe the behavior in the elastic range by determining the moduli of elasticity, and yielding stresses. • Describe the behavior of the materials beyond yielding by determining plastic stresses, ultimate stresses, rupture stresses, and ductility as well as indicating the range of strain hardening and necking. • Compare computed values obtained from the test results to expected values found for steel and aluminum. Further...

Words: 1354 - Pages: 6

Premium Essay

6.03 Calorimetry Lab

...The percentage yield acts as a guideline to tell the successfulness of the synthesis experiment. A low percentage yield enable d means that the conditions were not most favorable and could be better. The percentage yield of the synthesized aspirin obtained in this experiment is 13.8%, which is considered as relatively low. Some errors like random human errors and mechanism errors may have occurred. One of the sources of error might occur during the addition of ice water to the mixture for complete recrystallisation. There is a possibility that the ice water is not at its optimal temperature. The temperature of the ice water will increase because it is placed under room temperature for a period of time when waiting for the Erlenmeyer flask...

Words: 835 - Pages: 4

Premium Essay

Chemistry

...EXPERIMENT | Vanillin | Acetone | Vanillindeneacetone | Chemical formula | C8H803 | C3H60 | C11H1203 | Molecular weight | 152.25 g/mol | 58.08 g/mol | 192.21g/mol | Density (g/cm3) | 1.06 | 0.788 | | Amount used | | | | Total moles | | | | Theoretical yield | | | | Percentage yield | | | | TABLE 2: DATA FROM EXPERIMENT: REAGENTS | Sodium Hydroxide | Hydrochloric Acid | Chemical formula | NaOH | HCl | Molecular weight | 39.997 g/mol | 36.46 | Denisty | 2.13 | 1.18 | Amount used | 3mL | 7mL | Total moles | 0.i598 | 0.227 | TABLE 3 : IR SPECTRUM Peaks (cm-1) | Functional group | 3699.8 | OH group | 3267.6 | Alkene | 1634.79 | Aromatic | CALCULATIONS: Total moles of Vanillin = 0.5g/152.15 = 0.0033 moles of vanillin. Total moles of acetone = (4mL * 0.788)/ 158.08 = 0.0199 moles of Acetone. Theoretical yields: Vanillin = 0.5g * 1mole * 1mole * 192.21 = 0.632g 152.15 1mole 1mole Acetone = 4ml * 0.788 * 1mole * 1mole * 192.21 = 3.832g 1mole 158.08 1mole 1mole Therefore, vanillin is the limiting reagent. % yield = Actual yield *100 = 0.274 * 100 = 43.35% Theoretical yield 0.632 DISCUSSION: Vanillin also known as 4-hydroxy-3-methoxy benzene comes from an orchid (Vanilla planifola). Vanillin is extracted out of its seedpods composition of the extracts has roughly 200 different molecules with vanillin being the most abundant component...

Words: 487 - Pages: 2

Premium Essay

Chem Test2

...Question 1 Which of the following is NOT a strong electrolyte? | | LiOH | | | CaCl2 | | | MgCO3 | | | NaC2H3O2 | | | Li2SO4 | 1 points   Question 2 Which of the following compounds is soluble in water? | | CaS | | | MgCO3 | | | PbCl2 | | | BaSO4 | | | None of these compounds is soluble in water. | 1 points   Question 3 Which of the following compounds is insoluble in water? | | Hg2I2 | | | MgSO4 | | | (NH4)2CO3 | | | BaS | | | All of these compounds are soluble in water. | 1 points   Question 4 Give the net ionic equation for the reaction (if any) that occurs when aqueous solutions of Na2CO3 and HCl are mixed. | | 2 H+(aq) + CO32-(aq) H2CO3(s) | | | 2 Na+(aq) + CO32-(aq) + 2 H+(aq) + 2 Cl-(aq) H2CO3(s) + 2 NaCl(aq) | | | 2 H+(aq) + CO32-(aq) H2O(l) + CO2(g) | | | 2 Na+(aq) + CO32-(aq) + 2 H+(aq) + 2 Cl-(aq) H2CO3(s) + 2 Na+(aq) + 2 Cl-(aq) | | | No reaction occurs. | 1 points   Question 5 Write balanced complete ionic and net ionic equations for the following reactions: AgNO3(aq) + NaCl(aq) --> AgCl(s) + NaNO3(aq) | | Ag+(aq) + NO3-(aq) + NaCl(aq) --> AgCl(s) + NaNO3(aq)Ag+(aq) + Cl-(aq) --> AgCl(s) | | | Ag+(aq) + NO3-(aq) + Na+(aq) + Cl-(aq) --> AgCl(s) + Na+(aq) + NO3-(aq)Ag+(aq) + Cl-(aq) + NO3-(aq) + Na+(aq)--> AgCl(s) | | | Ag+(aq) + NO3-(aq) + Na+(aq) + Cl-(aq) --> AgCl(s) + Na+(aq) + NO3-(aq)Ag+(aq) + Cl-(aq) --> AgCl(s) | | |...

Words: 1680 - Pages: 7

Premium Essay

Financial

...11.2 a. Determine the current value of the bond if present market conditions justify a 14 percent required rate of return. PV = CF^n / (1 +i) ^n PV = CF n / (1 + i)^4 PV = 70 / (1 + .14) ^4 PV = 70 / (1.14) ^4 PV = 70/ 1.14 + 70/ 1.30 + 70/ 1.48 + 70/ 1.69 PV = 61.40 + 53.85 + 47.30 + 41.42 = $203.97 PV of the par value = 1,000 PV = $203.97 + 1,000 = $1203.97 b. Now, suppose Twin Oaks' four-year bond had semiannual coupon payments. What would be its current value? (Assume a 7 percent semiannual required rate of return. However, the actual rate would be slightly less than 7 percent because a semiannual coupon bond is slightly less risky than an annual coupon bond). PV = 35/ (1+ i/2) ^n*2 PV = 35/ (1 + .7/2) ^4*2 PV = 35/ (1 +.035)^8 PV = 35/ 1.035 ^8 PV= $240.44 PV of the par value = $1,000 + $240.44 = $1,240.44 c. Assume that Twin Oaks' bond had a semiannual coupon but 20 years remaining to maturity. What is the current value under these conditions? (Again, assume a 7 percent semiannual required rate of return, although the actual rate would probably be greater than 7 percent because of increased price risk). PV= CFn/ (1 + i/2) ^n*2 PV= 35/ (1+.7/2) ^20*2 PV= 35/ (1.035)^40 PV= $746.26 PV = $1,000 + $746.26 PV of the par value = $1746.26 Week 6: Discussion 11.2 Assignment #3 Thank you for your questions. (A) 2(1.05)/(1.15-1.05) = $21 (B) 2(1.05)/(1.13-1.05) = $26.25 (C) 2(1.07)/(1.15-1.07) =...

Words: 298 - Pages: 2

Premium Essay

Finance

...ceEDHEC Business School Principles of Finance M1 - Business & Management Track Exam Monday 13 December 2010, 13h00 - 16h00. • The exam is closed book. Use only pocket calculators accepted by the school. • You should only write your answers in the space allocated to you after each question. • The blank sheets of paper in the back of each page will not be considered. You may therefore use them for your “rough answers”. • Show the approach you use to obtain the solution: Partial credit is given to answers that are numerically incorrect but that show correct understanding of the solution method. A wrong number without a good explanation will conversely not obtain any partial credit. • Please fill in below your: Candidate Name: ID. Number: Question 1. [15 points] Super-fun fund manages a risky portfolio with an expected rate of return of 18% and a standard deviation of 27%. The T-bill rate is 8%. Big Mike wishes to have a portfolio with total expected rate of return of 14%, by investing in the Super-fun portfolio a proportion w of his total investment and the rest in the T-bills. (a) What is the proportion w? [7 points] (b) What is the standard deviation on Big Mike’s portfolio? [8 points] 1 Question 2 . [40 points] Suppose that the return on the CAC 40 portfolio and the return on the Banji Fund portfolio are respectively: State Good Bad Probability Return on CAC 40 Return on Banji Fund 0.6 10% 20% 0.4 7% 2% (a) What is the expected return on the CAC 40...

Words: 494 - Pages: 2

Free Essay

Nike Inc Cost of Capital

...Calculation of cost of debt by using IRR method : Formula : B0=I*t=1n11+rd t +M*11+2dn=I*PVIFA r d,n+M*PVIFrd,n B0=Value of the bond at time zero I= annual interest paid in dollars n=number of years to maturity m=par value in dollars rd=required return on bond B0=$956 Coupon Rate =13.5% I= coupon payment=13.5%*1000 = 135 Year to maturity =n=25 years Par value =1000 A trial –and – error technique: At the first consider rd=7.58%equal to method one and B0=$956 I= coupon payment=$135 1)The first try: 956=135*t=1251(1+7.58%)t +1000*(1(1+7.58%)25) 956= 135*(PVIFArd,n) +1000*(PVIFArd,n) From table A-4 and A -2 (Appendix A) r=7.58%, n=25 PVIFArd,n=11.164 1000*(1(1+7.58%)25)=1000*0.161=161 135*11.164=1507.1 956≠1507.1+22.3 2)Another try rd=0.10 956=135*t=1251(1+10%)t +1000*(1(1+10%)25) PVIFArd,,n=9.077 135*9.077=1225.4 1000(1(1+10%)25)=0.092 PVIFrd,n=0.092 ,1000*0.092=92 956 ≠ 1225.4 +92 3)An other try: rd:=12% PVIFArdn=7.843 PVIFrdn=0.059 135×7.843=1058.9 1000×0.059=59 956≠1058.9+59 4) An other try: rd=%14 PVIFArdn=6.873 PVIFrdn=0.038 135×6.873=927.9 1000×0.038=38 927.9+38=965.9 956≠965.9 5)An other try: rd=%14.2 PVIFArdn=6.791 PVIFrdn=0.036 135×6.791=916.8 1000×0.036=36 916.8+36=952.6 956≠952.8 6)An other try: rd=%14.15 PVIFArdn=6.810 PVIFrdn=0.037 135×6.81=919.3 1000×0.037=37 919.3+37 = 956.3 959=956.3 rd=%14.15= cost of debt=correct...

Words: 333 - Pages: 2

Premium Essay

Financial Data Anaylsis

...coupon Paid Annually -5 years to maturity / Market yield 0 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | | 40 | 40 | 40 | 40 | 40 | | | | | | 1000 | Calculator Solution N=5 Bond Terminology Face Value or Par Value- Amount to be repaid at end of loan Coupon- Stated interest payment made on bond Coupon Rate- The annual coupon/ Face Value of Bond Maturity- Specific Date the bond principle must be repaid Time to Maturity- the number of years until maturity Yield to Maturity- Return to bond holder if they hold the bond to maturity, Market driven rate, I/Y on your calculator Current Yield= (Annual coupon$/Current bond price) *100 Bond Par Value | 1,000.00 | FV | 1,000 | Years to Maturity | 5.00 | N | 5 | Coupon Rate | 6.0% Paid Annually | PMT | 60.00 | Yield to Maturity | 6.8% | I/Y | 6.80 | Current Price | ???? | CPT PV | | Par Value | 1,000.00 | FV | 1,000 | Years to Maturity | 5.00 | N | 10 | Coupon Rate | 6.0% Paid Semiannually | PMT | 30.00 | Yield to Maturity | 6.8% | I/Y | 3.40 | Current Price | ???? | CPT PV | 966.57 | Bond Information $1,000 Face or Par Values 10 Years to Maturity 6.6% coupon rate/ Paid SEMIANNUALLY Market Yield to Maturity 6.2% N | 20 | I/Y | 3.1 | PMT | 33 | FV | 1000 | CPT PV | $1029.48 | Bond Price | 980.00 | N | 16 | Par Value | 1000.00 | PV | (980.00) | Coupon Rate | 6% PAID SEMIANNUALLY | PMT | 30.00 | Years to Maturity | 8 | FV | 1,000 | Yield to Maturity | ???? | CPT I/Y | 3.16119%*2=6.32...

Words: 265 - Pages: 2

Premium Essay

Fin 515 Homework 3

...CHAPTER 5 – Problems p. 210-211 5-1) Market price formula = INT*r*[1 -(1+rd)-n]/i + M*(1+rd)-n, where INT = par value M= maturity value r = coupon rate per coupon payment period rd= effective interest rate per coupon payment period n = number of coupon payments remaining Market price of bonds = 1000*.08 * (1 - 1.09-12)/.09 + 1000*1.09-12 Market price of bonds = $928.39 5-2) Value of the bond formula = 1nPar value*Coupon rate1+YTMt+Par value1+YTMn Time to maturity = 12 Par value = $1,000 Coupon rate = 10% Price of the bond = $850 Yield to maturity =12.475% 5-6) r = r* + IP + MRP 6.3 = 3 + 3 + MRP 6.3 – 6 = MRP 0.3 = MRP 5-7) N = 16 I/YR = 8.5/2 = 4.25 PMT = 50 FV = 1000 Excel Input: PV(0.0425,16,50,1000) = $1,085.80 5-13) N= 5 PMT = 80 FV = 1000 I/YR = ? Current yield = 8.21% Current yield = Annual interest/Current price 0.0821 = $80/PV PV = $80/0.0821 = $974.42. Excel Input : N = 5, PV = -974.42, PMT = 80, and FV = 1000. I/YR = YTM = 8.65% CHAPTER 6 – Questions p.257 6-6) If a company’s beta were to double, I would not expect the company’s return to double. The return would be expected to increase by an amount equal to the market risk premium times the change in beta. CHAPTER 6 – Problems p. 258-259 6-1) ($35,000/$75,000)(0.8) + ($40,000/$75,000)(1.4) = 1.12 Bp = 1.12 6-2) Ri = rRF + (Rm – rRF) bi Ri = 6% + (13% - 6%) 0.7 Ri = 10.9 % 6-7) a. Ri = rRF + (Rm – rRF) bi Ri = 9% + (14% - 9%) 1.3 Ri...

Words: 374 - Pages: 2

Premium Essay

Time Value Problems

...years to maturity. The bonds were originally issued at par value. a. What was the original yield to maturity on the bonds? They were issued at par…so the YTM = Coupon rate: 7% b. If the current price of the bonds is $875, what is the yield to maturity of the bonds TODAY? 1000 FV .07(1000)÷2= PMT (15-7)*2 = N -875 PV I/Y = 4.623*2 = 9.25% c. If the yield to maturity computed in part b remains constant, what will be the price of the bonds three years from today? Leave everything the same, just change N to (8 – 3)*2 = 10 PV = $911.70 2. You are looking to invest some money and identify two $1,000 par bonds with the same risk, both with 12 years to maturity and paying semi-annual coupons. Each of the bonds has a required return of 7%, but one bond is priced at $839.42 and the other at $1,120.44. Compute the annual coupon rates for each bond. 1000 FV Only difference is price for second one 12*2 N -1120.44 PV 3.5 I/Y -839.42 PV PMT = 42.5*2 = 85 PMT = 25*2 = 50 C. Rate = 85/1000 = .085 = 8.5% C . Rate = 50/1000 = .05 = 5% 3. A $1,000 par bond has a 5% semi-annual coupon and 12 years to maturity. Bonds of similar risk are currently yielding 6.5%. a. What should be the current price of the bond? 1000 FV .05(1000)÷2= PMT 12*2 = N 6.5/2 = I/Y PV = $876.34 b. If the bond’s price five years from now is $1,105, what would be the yield to maturity for the bond at that time? Just change N again, to…(12-5)*2 = N -1105 PV...

Words: 375 - Pages: 2

Premium Essay

Fin 534

...The bonds have a yield to maturity of 9%. What is the current market price of these bonds? 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 n=12 PV 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 Par Vaule= $1,000.00 Coupon interest rate = 8% Par value = $1,000.00 Payment = Par value x coupon rate Payment = $1,000.00 x 0.08 Payment = $80.00 Yield to maturity = 9% The current market price of the Jackson Corporation's bonds are calculated as follows. =PV(Rate, Nper, Payment, FV, Type) =PV(9%,12,80,1000,0) [pic] The current market price of Jackson Corporation's bonds is $928.39. (5–3) Heath Foods’s bonds have 7 years remaining to maturity. The bonds have a face value of $1,000 and a yield to maturity of 8%. They pay interest annually and have a 9% coupon rate. What is their current yield? 0 1 2 3 4 5 6 n= 7 PV 90 90 90 90 90 90 90 Par Vaule= $1,000.00 Coupon interest rate = 9% Par value = $1,000.00 Payment = Par value x coupon rate Payment = $1,000.00 x 0.09 Payment = $90.00 Yield to maturity 8% The current yield for Heath Food's bond is calculated as follows. Current Yield=current payment/current price Current Yield = $90.00/Present Value =PV(Rate, Nper, Payment, FV, Type) =PV(8%,7,90,1000,0) [pic] Current Yield= $90.00/$1052.06 Current Yield= [pic] Current Yield = 8.55% Heath Food's bond current yield is 8.55% (5–5) A Treasury bond that matures in 10 years has a yield of 6%. A 10 year corporate...

Words: 792 - Pages: 4

Premium Essay

Assignment

...dividends would be steady or will increase at a perpetual rate for years. But we know that due to the ups and downs of the economy it can be pretty tricky to forecast exactly what the dividends would be year from now. #3 Yes I was noticing in order to calculate the DDM there are three main inputs to have and I was missing at least one or tow to be able to calculate it.  DPS(1) = Dividends expected to be received in one year Ks= requires rate of return for a specific investment G=growth rate in dividends in years from now at some point I found it tricky to come up with these components to calculate for DDM. As I searched on line there are more than one way to calculate DDM so it was a bit challenging. !!!  #4 In bond investing, yield is the tool to measure the return of...

Words: 722 - Pages: 3