ANALISIS KASUS THE BELLAGIO CASINO RESORT
Makalah yang disusun untuk melengkapi Tugas Mata Kuliah
Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen
Semester V

Disusun oleh: aRIEF AHMAD Junaidi (12121010)
Gerry Sampurna Sule (12121026)
Putri Faradita (12121044)
RIRIS FRISKA (12121045)
SEPTI NURRAHMAH (12121047)
ANDIKA CHAIRUNNISA (12121058)
PRISCA PUTRI (12121066)

UNIVERSITAS TRILOGI
Program Pendidikan Studi Strata-1
Jurusan Akuntansi
JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan lancar dan sebaik-baiknya. Kami sadar bahwa tanpa campur tangan-Nyalah usaha kami tidak berarti apa-apa.

Kami selaku penyusun makalah tentang “KETATNYA SISTEM PENGENDALIAN” ini mengucapkan rasa terima kasih kepada Dosen Manajemen Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen yaitu Ibu Novita yang telah mengajar dan mendidik kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah mendukung dan memberi motivasi sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Terima kasih.

Jakarta, 09 Oktober 2014
Hormat Kami,

(Penyusun)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah 2 1.3 Tujuan Penulisan 2 1.4 Manfaat Penulisan 3 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Analisis Biaya Volume Laba (Cost-Volume-Profit Analysis) 4 2.2 Harga Transfer (Transfer Pricing) 4 2.3 Insentif (Insentive) 5 2.4 Kepuasan Konsumen (Customer Satisfaction) 6 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pemisahan Departemen 7 3.2 Efisiensi Harga Transfer antar Departemen 8 3.3 Efektivitas Pemberian Insentif 9 3.4 Kecurangan Kuosioner Kepuasan Pelanggan 10 BAB IV KESIMPULAN 11 DAFTAR PUSTAKA 12

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
The Bellagio merupakan salah satu dari 23 properti milik MGM MIRAGE, yang terletak di jantung jalur Las Vegas, dikenal luas sebagai salah satu resor kasino besar di dunia. Di area operasi kasino, the Bellagio mengoperasikan 2.409 mesin permainan yang dioperasikan oleh koin (mesin slot) dan 143 meja permainan. Hal unik dari perusahaan resor kasino ini adalah mayoritas diisi oleh staf keuangan, di mana sekitar 1.000 dari total karyawan sebanyak 4.000 orang bekerja di bidang keuangan perusahaan melapor langsung kepada wakil direktur eksekutif.
Hampir setengah dari meja permainan yang beroperasi merupakan meja blackjack. Meja blackjack tersebar di sepanjang enam pit yang berisikan 16 sampai 30 meja blackjack masing-masingnya. Tiap meja blackjack dijalankan oleh seorang badar, dan floor persons mengawasi tiga sampai enam meja. Masing-masing sif diisi oleh tiga sampai lima pit managers (pit bosses) serta seorang shift manager dan seorang assistant shit manager. Kebanyakan operasi bisnis kasino berkenaan dengan uang tunai, maka system pengendaliannya dikaitkan denga empat elemen utama: (1) tanggung jawab individual untuk cash dan stock (cash equivalent); (2) prosedur formal untuk transfer uang tunai; (3) pengendalian tegas terhadap pengeluaran kredit: dan (4) pengendalian ketat dalam count room.
Pengendalian yang dilakukan oleh Bellagio terhadap keseluruhan aspek manajemen sangat detail dan ketat. Hampir tidak ada celah untuk karyawan melakukan kecurangan dan kesalahan dalam operasional kerja. Akan tetapi, selalu ada kesalahan manusia yang tidak bias dihindari, seperti personal pit yang menandatangani marker (jumlah kredit) untuk orang yang salah. Walau jarang, tapi hal ini memang terjadi, dan resiko terjadinya akan meningkat ketika volume sedang naik. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan analisis terhadap permasalahan yang ada di Bellagio Casino Resort serta menemukan solusi atas masalah tersebut.

I.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana dampak sistem pengendalian manajemen yang terlalu ketat terhadap perusahaan Bellagio Casino Resort? b. Bagaimana cara menekan human error pada saat volume permintaan pelanggan naik? c. Apa akibat dari ketatnya pengendalian permainan di Bellagio Casino Resort terhadap pelanggan dan bagaimana solusinya?

I.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui dampak sistem pengendalian manajemen yang terlalu ketat terhadap perusahaan Bellagio Casino Resort 2. Untuk mengetahui cara menekan human error pada saat volume permintaan pelanggan naik 3. Untuk mengetahui akibat dari ketatnya pengendalian permainan di Bellagio Casino Resort terhadap pelanggan dan solusinya.

I.4 Manfaat Penulisan a. Bagi Perusahaan
Diharapkan makalah ini dapat digunakan sebagai referensi dimasa yang akan datang jika terdapat kasus yang sama pada perusahaan tersebut.

b. Bagi Penulis
Dapat mengaplikasikan ilmu ekonomi khususnya dalam bidang akuntansi manajemen, manajer pemasaran dan manajemen sumber daya manusia yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dalam memecahkan sebuah kasus sebagai tugas untuk mendapatkan nilai mata kuliah sistem perencanaan dan pengendalian manajemen (SPPM).
BAB II
LANDASAN TEORI

II.1 Konsep Pengendalian Manajemen
Pengendalian adalah suatu proses pemantauan prestasi dan pengambilan tindakan untuk menjamin hasil yang diharapkan. Sedangkan Proses Pengendalian manajemen adalah pross dimana manajer pada seluruh tingkatan memastikan bahwa orang-orang yang mereka awasi mengimplementasikan strategi yang di maksud.
Proses pengendalian mengukur kemajuan kearah tujuan dan memungkinkan manajer mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk mengambil tindakan perbaikan.
II.2 Karakteristik Sistem Pengendalian yang Efektif. 1. Akurat, informasi tentang hasil prestasi harus akurat. 2. Tepat waktu. Informasi harus dikumpulkan, diarahkan dan segera dievaluasi jika hendak diambil tindakan tepat pada waktunya untuk menghasilkan perbaikan 3. Objektif dan Komprehensif, informasi dalam sistem pengendalian harus dapat dipahami dan dianggap objektif oleh individu yang menggunakanya. 4. Dipusatkan pada tempat-tempat pengendalian strategis. Sistem pengendalian sebaiknya dipusatkan pada bidang-bidang yang paling banyak akan terjadi penyimpangan dari standar atau yang akan menimbulkan kerugian paling besar. 5. Dari segi ekonomi realistis, biaya untuk mengimplementasikan sistem pengendalian sebaiknya lebih sedikit atau maksimal sama dengan keuntungan yang diperoleh dari sistem itu. 6. Realistis dari segi organisasi. 7. Dikoordinasikan dengan arus pekerjaan organisasi. 8. Luwes. Sistem pengendalian harus mengandung sifat luwes, sehingga organisasi tersebut dapat segera bertindak untuk mengatasi perubahan-perubahan yang merugikan atau menfaatkan peluang-peluang baru. 9. Perspektif dan Operasional. Sitem pengendaliaan yang efektif dapat mengidentifikasi, setelah terjadi penyimpangan dari standar, tindakan perbaikan yang perlu diambil. 10. Diterima oleh para anggota organisasi. Pengendalian harus berkaitan dengan tujuan yang berarti dan dapat diterima.

II.3 Konsep Penghargaan
Penghargaan adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tertentu yang diberikan, baik oleh dan dari perorangan ataupun suatu lembaga yang biasanya diberikan dalam bentuk material atau ucapan. Dalam organisasi ada istilah insentif, yang merupakan suatu penghargaan dalam bentuk material atau non material yang diberikan oleh pihak pimpinan organisasi perusahaan kepada karyawan agar mereka bekerja dengan menjadikan modal motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan atau organisasi.

Fungsi Penghargaan
Ada tiga fungsi penting dari penghargaan yang berperan besar bagi pembentukan tingkah laku yang diharapkan: * Memperkuat motivasi untuk memacu diri agar mencapai prestasi * Memberikan tanda bagi seseorang yang memiliki kemampuan lebih * Bersifat Universal

II.4 Konsep Hukuman
Hukuman (punishment) adalah sebuah cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara umum. Dalam hal ini, hukuman diberikan ketika sebuah tingkah laku yang tidak diharapkan ditampilkan oleh orang yang bersangkutan atau orang yang bersangkutan tidak memberikan respon atau tidak menampilkan sebuah tingkah laku yang diharapkan.
Dalam menjalankan organisasi diperlukan sebuah aturan dan hukum yang berfungsi sebagai alat pengendali agar kinerja pada organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik. Jika aturan dan hukum dalam suatu organisasi tidak berjalan baik maka akan terjadi konflik kepentingan baik antar individu maupun antar organisasi.Pada beberapa kondisi tertentu, penggunaan hukuman dapat lebih efektif untuk merubah perilaku pegawai, yaitu dengan mempertimbangkan: Waktu, Intensitas, Jadwal, Klarifikasi, dan Impersonalitas (tidak bersifat pribadi).
Untuk mengembangkan suatu program yang menggunakan hukuman secara efektif. * Fungsi Hukuman
Ada tiga fungsi penting dari hukuman yang berperan besar bagi pembentukan tingkah laku yang diharapkan: * Membatasi perilaku. Hukuman menghalangi terjadinya pengulangan tingkah laku yang tidak diharapkan. * Bersifat mendidik. * Memperkuat motivasi untuk menghindarkan diri dari tingkah laku yang tidak diharapkan

BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Dampak Sistem Pengendalian Manajemen yang Terlalu Ketat di Bellagio Casino Resort
Metode pengendalian organisasi dewasa ini telah menjadi lebih cermat dan tidak lagi mudah, sebagian diakibatkan oleh penggunaan komputer dalam pengolahan data. Perlu disadari bahwa pengendalian yang terlalu ketat akan merugikan baik bagi organisasi maupun individu dalam sistem organisasi itu. Pengendalian yang memaksa para anggota organisasi tenggelam dalam tata cara resmi, atau terlalu banyak membatasi berbagai perilaku akan mematikan motivasi, menghambat kreatifitas dan akhirnya akan merusak pelaksanaan tugas dalam organisasi.

Bellagio Casino Resort sangat memperhatikan detail pengendalian manajemen perusahaan mereka. Mulai dari pengendalian hasil, tindakan sampai kepada pengendalian personal diatur berdasarkan kebijakan yang tegas. Sehingga memungkinkan tidak ada ruang untuk terjadinya kesalahan. Dalam hal ini, perusahaan memang berjalan sesuai dengan koridor yang diharapkan hampir tidak ada ruang untuk mengkritik kelemahan pengendalian di salah satu resor kasino terbesar di dunia itu. Namun jika dikaji lebih jauh, sumber daya manusia yang ada terutama di level atas tidak dapat mengembangkan diri.

Mereka berada di zona yang nyaman, dimana tidak ada kesempatan untuk keluar dari zona tersebut dan melakukan hal-hal baru yang dapat membangkitkan kreativitas mereka. Mereka cenderung diarahkan untuk tidak melakukan kesalahan dan bekerja sesuai prosedur yang ditetapkan. Tentu sebagai karyawan yang baik mereka mengikuti hal tersebut dan tidak berani untuk melakukan sesuatu di luar hal itu. Inilah yang menyebabkan mereka tidak dapat berkembang, dan cenderung terlena dengan kenyamanan yang diciptakan perusahaan. Hal lain yang mungkin dapat terjadi adalah mereka tidak lagi tertarik dengan pola kerja tersebut dan mengundurkan diri untuk mencari pekerjaan yang lebih menantang. Terkadang beberapa karyawan melakukan aktualisasi diri untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki.

Dalam keadaan resesi, sebagian besar dari anggota organisasi akan dapat menerima pengendalian dan pembatasan yang lebih ketat, akan tetapi dalam kondisi pertumbuhan yang makmur, peraturan dan pembatasan kerap kali akan tampak seolah-olah kurang sesuai. Dengan demikian, tugas manajer dalam menegakkan pengendalian adalah sebisa mungkin menemukan keseimbangan yang memadai antara pengendalian organisasi yang cukup efektif dan kebebasan individu. Terlalu banyaknya pengendalian akan menjadikan organisasi sebagai tempat kerja yang menyesakkan, menghambat, dan tidak dapat memberikan kepuasan kerja pada para karyawannya. Namun pengendalian yang terlalu kendor, organisasi menjadi kacau balau, tidak efisien, dan tidak efektif dalam mencapai tujuannya.

Karena organisasi, orang-orang, lingkungan dan teknologi terus mengalami perubahan, maka efektif atau tidaknya sistem pengendalian manajemen membutuhkan peninjauan kembali dan perubahan yang berkesinambungan. Bellagio harusnya dapat memberikan sedikit ruang bagi karyawan untuk mengembangkan diri mereka, tidak terpaku pada prosedur yang ada. Tetapi tetap melakukan pengendalian yang wajar dan memberikan kepercayaan kepada karyawan bahwa mereka tidak akan merugikan perusahaan.

III.2 Bagaimana cara menekan human error pada saat volume permintaan pelanggan naik?
Di Bellagio Casino Report apabila volume permintaan naik, risiko kesalahan yang disebabkan human error juga meningkat, seperti personel pit yang menandatangani marker untuk orang yang salah. Menurut kami, untuk menekan risiko kesalahan yang berbanding lurus dengan volume permintaan, ada beberapa alternatif yang dapat diterapkan oleh Bellagio dalam sistem pengendaliannya di masa yang akan datang, antara lain:

1. Penambahan personal pit
Penambahan personal pit bisa dilakukan dengan cara merekrut karyawan dari luar. Namun, hal tersebut tentunya menyita waktu dan biaya yang cukup besar sehingga bisa dikatakan cara tersebut kurang efesien dan efektif. Alternatif lainnya ialah dengan menempatkan kembali karyawan pada posisi-posisi yang ada secara merata. Hal itu perlu dilakukan karena sebelumnya penempatan posisi keuangan dan non-keuangan yang tidak seimbang. Seperti yang kita ketahui, dari total karyawan sebanyak 4000 hanya 1000 karyawan yang bekerja di bidang non-keuangan perusahaan yang jika dirinci lebih lanjut, terdiri dari 775 bandar, 225 floor (dan box) supervisors, dan 16 pit manager. Dapat terlihat bahwa posisi personel pit hanya ditempatkan segelintir orang saja. Untuk itu, perlu diadakannya kembali kajian ulang tentang penempatan posisi agar setiap posisi dapat memberikan hasil yang maksimal.

2. Pemberian Imbalan dan Hukuman
Untuk mencegah kesalahan tersebut terulang kembali, Bellagio telah menerapkan imbalan berbentuk penghargaan bagi karyawan yang melakukan kinerja yang baik. Penghargaan adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tertentu yang diberikan, baik oleh dan dari perorangan ataupun suatu lembaga yang biasanya diberikan dalam bentuk material atau ucapan. Dengan diberikannya penghargaan, tentunya memotivasi karyawan yang mendapatkannya untuk bekerja lebih baik lagi dan memacu karyawan lain untuk bekerja lebih baik agar mendapatkan penghargaan tersebut. Ketika penghargaan merupakan bentuk umum dari penguatan yang diberikan oleh perusahaan dalam penetapan pengendalian hasil, hukuman adalah hal umum dalam penetapan pengendalian tindakan karena hukuman tersebut sering melibatkan karyawan terhadap peraturan dan prosedur.
Hukuman adalah sebuah cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara umum. Namun, penerapan hukuman di Bellagio belum berjalan dengan baik. Hukuman di Bellagio hanya tertuju pada karyawan yang mengambil uang perusahaan saja dimana hukuman dari tindakan tersebut adalah pemutusan hubungan kerja, sedangkan untuk kesalahan kecil tidak ada peraturan pemberian hukuman, yang mengakibatkan tidak adanya efek jera sehingga karyawan tersebut memungkinkan untuk mengulangi kesalahannya lagi. Padahal, hukuman sangat penting untuk mendisiplinkan karyawan dan mencegah karyawan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Berikut tingkatan hukuman yang sebaiknya diterapkan oleh Bellagio, antara lain: a. Tegoran tertulis atau sanksi administratif b. Surat Peringatan I (SP pertama) c. Surat Peringatan II (SP kedua) d. Surat Peringatan III (SP ketiga) atau hukuman administrative e. Skorsing f. Pemutusan hubungan kerja dan atau tanpa pesangon

Jadi menurut kami, sebaiknya Bellagio tidak hanya memberikan imbalan (penghargaan) saja tetapi juga menerapkan hukuman karena pengendalian tersebut menguatkan satu sama lain atau saling melengkapi, sehingga bisa saling mengisi, yang kombinasinya menciptakan pengendalian ketat pada seluruh faktor penting keberhasilan perusahaan.

III.3 Akibat dari ketatnya pengendalian permainan di Bellagio Casino Resort terhadap pelanggan dan solusinya
Pengendalian permainan yang diterapkan di Bellagio Casino Resort mencakup perizinan personel kasino, standarisasi tindakan personel yang menjalankan permainan, supervisi dan pengawasan teliti terhadap tindakan yang terjadi di meja, memantau hasil, dan prosedur audit yang tegas. Pada standarisasi tindakan personel di meja, kebanyakan gerakan fisik bandar distandarisasikan agar supervisi dan pengawasannya dapat berjalan lebih mudah. Akan tetapi hal ini dapat menimbulkan kekurangnyamanan pelanggan yang bermain di Belagio. Pertukaran uang tunai dan cip yang dilakukan di tengah-tengah meja permainan, di hadapan umum, yang bertujuan agar lebih mudah terlihat oleh pengawasan personel dan kamera pengawas dapat membuat ruang gerak pelanggan menjadi terbatas. Kekurangnyaman ini dapat membuat pelanggan malas untuk datang kembali. Sebaiknya perusahaan menerapkan sistem yang lebih canggih untuk pertukaran uang dan cip. Diadakannya mesin penukaran akan lebih efektif dibandingkan dengan penukaran uang tunai di meja. Kesalahan dan kecurangan juga dapat diminimalisir dengan mesin penukaran ini.
Pengendalian permainan lainnya seperti supervisi dan pengawasan teliti terhadap tindakan yang terjadi di meja juga dapat mengurangi kenyamanan pelanggan. Pengawasan ekstra dengan menempatkan satu kamera di atas tiap meja permainan, dan mengerahkan 2000 kamera yang dipasang di sepanjang properti yang memiliki lensa memadai untuk melihat objek-objek kecil dengan lebih dekat dan lebih jelas, bahkan objek sekecil angka yang terukir pada uang koin, dapat mengurangi privasi para pelanggan yang sedang bermain di Belagio. Dalam bisnis permainan, privasi merupakan hal penting dan perlu diperhatikan.
Sebaiknya bisnis permainan seperti Belagio tidak mengabaikan faktor tersebut. Hal ini memang sangat membantu untuk mengawasi aktivitas permainan dan mendeteksi kejadian yang mencurigakan, akan tetapi juga dapat membuat pelanggan merasa sangat diawasi dan dicurigai. Sebaiknya dalam kasus ini kamera pengawas yang sebelumnya diletakkan di atas meja dapat disembunyikan di tempat yang rahasia tanpa mengurangi fungsinya untuk mengawasi aktivitas permainan pelanggan. Jadi pelanggan dapat tetap bermain dengan leluasa dan nyaman tanpa merasa seakan-akan sedang diawasi oleh kamera pengawas.

DAFTAR PUSTAKA
Dessler, Gary, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks.
Merchant, Kenneth A, Wim A. Van der Stede, 2010. Sistem Pengendalian
Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. herumuawin.wordpress.com