Free Essay

Keluh Seorang Istri

In:

Submitted By wi2nt
Words 913
Pages 4
KELUH SEORANG ISTERI
(Oleh : Ayatullah Muthahhari)

Sejak semula, Islam mengangkat status kaum wanita ke tempat yang semestinya dan menganugerahkan kepadanya hak-hak yang luas sesuai dengan wataknya yang halus.
Perlindungan terhadap kaum wanita merupakan perintah khusus agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, Muhammad saww.
Di zaman jahiliyah, ketika kaum wanita Arab tertindas habis-habisan, Islam menyelamatkannya dari kegelapan di mana mereka dianggap hanya sebagai barang yang dapat diperjual-belikan, disewakan dari tangan ke tangan, kepada kedudukan yang sesuai dengan martabatnya sebagai manusia.
Rasulullah saww, dalam perilakunya terhadap kaum wanita, memberikan teladan bagi kaum muslimin awal itu, yang menggambarkan betapa terhormatnya dan betapa mereka terlindung dalam Islam. Demikian pula Imam Ali bin Abi Thalib sebagai amirul mukminin, sangat cermat dalam tugas kewajibannya menjaga agar para pria muslim berlaku sesuai Rasul-Nya. Kehidupan rumah tangganya sendiri merupakan bukti teladan betapa pria harus menjalani kehidupan sebagai "pasangan suami-isteri". Ia dan Fathimah al-Zahra hidup berumah tangga dalam suasana rukun, penuh kasih sayang, dan bahagia.
Imam Ali sendiri sering kali tampak sedang membantu isterinya dalam urusan dan pekerjaan rumah tangga. Anutan Imam Ali terhadap prinsip-prinsip Islam mengenai kaum wanita tidak hanya terbatas pada kehidupan rumah tangganya, seperti tampak pada riwayat yang dikemukakan Syahid Muthahhari berikut ini.
Ketika Imam Ali menjabat sebagai khalifah, beliau telah membiasakan diri memperhatikan dan mempertimbangkan segala keluhan umat Islam, apabila ada. Secara pribadi, ia selalu menerima dan mengurusi setiap keluhan, betapapun kecilnya, walau tugas dan tanggung jawabnya sangat berat dan banyak sebagai seorang khalifah. Dalam hal menanggulangi keluhan ini, tidak pernah ia mewakilkannya kepada orang lain.
Dengan pengarahan al-Quran dan Rasul saww itulah ia sering bercampur-baur dan bergaul dengan rakyat untuk mendengarkan keluh-kesah mereka. Bahkan dalam musim panas yang menyengat sekalipun, ketika manusia pada umumnya tinggal di rumah untuk menjauhkan diri dari sengatan panas terik Timur Tengah, Amirul Mukminin biasa duduk di bawah naungan sebatang pohon hanya untuk berjaga-jaga kalau-kalau ada orang yang akan menyampaikan keluhan dan meminta bantuan dalam penyelesaiannya.
Pada suatu siang hari yang sangat terik, Imam Ali sedang kembali ke kediamannya, ketika beliau melihat seorang wanita sedang berdiri di hadapan pintu rumahnya. Ketika wanita itu melihat kedatangan Imam Ali, ia mengatakan bahwa ia hendak menyampaikan keluhan atau pengaduan. Wanita itu lalu menyampaikan keluhan tentang suaminya, yang telah memperlakukannnya secara kasar dan kejam serta mengusimya dari rumah di terik panas matahari itu. Ia mengatakan bahwa suaminya telah memukulnya dengan ganas dan mengancam akan memukulnya lagi. Ia datang menghadap Imam Ali dengan harapan bahwa khalifah itu dapat menolongnya.
Ketika mendengar hal itu, Imam Ali bertanya kepada wanita itu untuk menunggu sesaat sampai terik matahari agak berkurang dan ia berjanji untuk mengurusi keluhannya itu. Namun wanita itu mendesak agar Imam Ali segera bertindak agar suaminya tidak lebih berang dan akan menyakitinya lebih kejam lagi. Ali berfikir sejenak, lalu

mengatakan, "Saya bersumpah, demi Allah, bahwa dalam hal mengurusi hak-hak orang yang tertindas, tidak boleh ada penundaan. Orang yang tertindas harus mendapatkan hakhaknya, sampai mereka dapat berdiri teguh dengan berani, menghadapi penindasnya."
Imam Ali lalu meminta wanita itu mengantarkannya ke rumah suaminya. Ketika sampai di sana, Imam Ali memberikan salam dengan suara keras kepada penghuni rumah.
Muncullah kemudian seorang laki-laki muda, sang suami. Ia tidak mengenal Imam Ali sebagai khalifah, ia hanya melihatnya sebagal seorang tua berusia sekitar 40 tahun, yang segera dipahaminya sebagai orang yang dibawa isterinya sebagai penengah dan pembelanya. Laki-laki muda itu berdiri di ambang pintu, tanpa berkata apa-apa kepada Imam
Ali. Khalifah itu lalu menerangkan kepada orang muda itu bahwa isterinya telah mengadukannya dan menuduhnya telah berlaku kejam dan mengancam akan menyakitinya lagi. Imam itu mengatakan kepadanya bahwa ia datang ke rumah itu untuk menasihati orang muda itu agar takwa kepada Allah dan menahan diri dari perbuatan yang berdosa. Ia menasihatinya supaya berlaku baik dan penuh kasih sayang kepada isterinya. Setelah mendengarkannya, suami muda yang sombong itu serentak mengatakan dengan takaburnya kepada Imam Ali, bahwa itu adalah urusannya sendiri, dan sama sekali bukanlah urusan orang lain bagaimana ia memperlakukan isterinya, baik atau buruk. Dengan lantang ia mengakui bahwa ia telah memukul isterinya dan mengancam akan menyakitinya lagi, karena isterinya telah mengadukan hal itu kepada orang lain. Ia akan membakar isterinya hidup-hidup. Kesombongan yang lantang dari si suami muda itu demikian besar menimbulkan kemarahan Imam Ali, sehingga ia menghunus pedangnya sambil berkata, "Saya hanya datang untuk menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran (amar makruf nahi munkar), tetapi secara congkak engkau mengancam hendak membakar wanita ini! Jadi, engkau berfikir bahwa dunia ini sedemikian zalim dan tidak mengenal hukum?"
Suara Imam Ali yang keras itu menarik perhatian sekerumunan orang yang sedang melintas, dan mereka mengenal Imam Ali sebagai amirul mukminin. Mereka memberi salam kepadanya. Baru pada saat itu si suami keterlaluan itu menyadari dengan siapa ia berhadapan. Segera ia memohon ampun dengan sungguh-sungguh, memohon kepada Imam untuk memaafkannya. Dengan merendahkan diri ia bersumpah bahwa sejak saat itu ia akan menjadi suami yang pengasih dan berbuat baik terhadap isterinya, sambil mengatakan bahwa ia akan memberikan apa saja yang dikehendaki isterinya.
Imam Ali kembali kepada wanita itu dan mengatakan kepadanya supaya masuk ke dalam rumah, sambil mengingatkan agar ia berhati-hati jangan sampai dengan sengaja mengganggu dan membangkitkan kemarahan suaminya, yang dapat membuat suaminya berlaku kasar. Demikianlah Imam Ali, tokoh besar pemimpin Islam, menunjukkan bahwa ia bersedia melindungi nasib seorang wanita yang tidak dikenalnya, sekalipun dengan nyawanya. Namun, dalam kebijaksanaannya, amirul mukminin itu menasihati si wanita untuk berlaku sebagai wanita muslim yang baik dan jangan dengan sengaja mengganggu dan membangkitkan kemarahan suaminya.

Similar Documents

Free Essay

Agree

...DE_SUPERNOVA-_BintanG_jatuH SUPERNOVA Episode: Ksatria, Puteri, dan BintanG jatuH © 2000 Pee H Proof Reader Prof. Dr. Fuad Hassan Hernia wan Aksan Tata Letak Muhammad Roniyadi (thatkid20@yahoo.com) Desain Sampul Tepte (teple@imatrekkie.com) Foto Dissy Ekapramudita Penerbit Truedee Books X Patrakomala no. 57, Bandung 40113, Indonesia Tel/Fax. 62-22-4213691 http://www.truedee.com E-mail: Dooks@truedee.com Hotfine Customer Service: 081-22141015 Pre-press Polar Repro Bandung Percetakan Gpta Cekas Grafika - Bandung Osakanl : Februari 2001 /CefakanU -Maret 2001 hafalan IH : April 2001 Cetakan IV :Juni2001 **«anV ; November 2001 Katalog Dalam Terbitan i ¦fe^'S ^ Bi,Mn* BMK,un8: T»*, Books; 200. $&96257-0-X JudulEngkaulah getar pertama yang meruntuhkan gerbang tak berujungku mengenal Hidup.Engkaulah tetes embun pertama yang menyesatkan dahagaku dalam Cinta tak bermuara.Engkaulah matahari Firdausku yang menyinari kata pertama di cakrawala aksara. Kau hadir dengan ketiadaan. Sederhana dalam ketidakmengertian. Gerakmu tiada pasti. Namun aku terus di sini. Mencintaimu. Entah kenapa. (catatan di satu pagi buta di atas atap rumah tetangga) Sanksi Pelanggaran Pasat 44: Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1982 Tentanq Hak Cipta Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak 8p 100.000...

Words: 53406 - Pages: 214

Free Essay

Pedang Ular Merah

...http://cerita-silat.co.cc/ http://kang-zusi.info Jilid 01 Pegunungan tai hang san di perbatasan Mongolia merupakan daerah pegunungan yang amat luas dan di situ penuh dengan hutan-hutan liar yang jarang dikunjungi manusia. Di puncak bukit yang paling ujung yakni di bagian barat terdapat sebuah hutan yang benarbenar masih liar dan belum pernah ada manusia berani memasukinya. Hutan ini terkenal menjadi sarang binatang buas, terutama sekali banyak terdapat ular berbisa semacam ular yang berkulit merah dan tidak terdapat di lain bagian dunia akan tetapi yang banyak terdapat di hutan itu, membuat hutan itu dinamakan hutan ular merah. Pada suatu pagi yang sejuk dengan sinar matahari yang cerah terdengarlah suara nyaring dan merdu dari seorang anak perempuan berusia paling banyak enam tahun, anak itu mungil dan cantik sekali dengan sepasang matanya yang bening kocak dan dua kuncir rambutnya yang panjang dan hitam. Tiap kali ia menggerakkan kepalanya, kuncirnya itu menyabet ke kanan ke kiri dan kalau kuncirnya melewati pundak lalu jatuh bergantung di atas pundaknya ke depan, ia tampak lucu dan manis. Sambil memetik bunga-bunga hutan yang beraneka warna, anak ini bernyanyi dengan merdu. Akan tetapi sungguh mengherankan suaranya yang amat merdu itu bcrlawanan sekali dengan kata-kata nyanyiannya yang dapat membuat orang melengak saking heran tidak mengerti. Aku bukan dewata bukan pula setan Akan tetapi baik dewata maupun setan Takkan dapat menguasai aku Biar dewata berbisik...

Words: 126872 - Pages: 508

Free Essay

Tugas Sindy

...Apa yang Perlu Anda Ketahui Tentang . . . 28 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah INDONESIA PUBLISHING HOUSE Kotak Pos 1188 Bandung 40011 Telepon (022)) 6 3 3 2 Fax : ( 2 6027784,4 E a l i h d @ m i . o T l p n ( 2 6030392,; F x(022)2 6 2 7 Email: iph@bdg.centrin.net.id eeo 02 009 a 0 ) 078; mi: pbggalcm Kutipan Pasal 72: Sanksi Pelanggaran Undang-undang Hak Cipta (UU No. 19 Tahun 2002) 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masingmasing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun denda/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500. 000.000,00 (lima ratus juta rupiah). © Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dicetak dan diterbitkan oleh Indonesia Publishing House Bandung 2006 Firman Tuhan Allah 6 Apa yang Perlu Anda Ketahui Tentang . . . 28 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah Departemen Kependetaan Masehi Advent Hari Ketujuh Se-Dunia 6840 Eastern Avenue NW Washington, DC 20012 Seventh-day Adventist Believe... A...

Words: 176042 - Pages: 705

Free Essay

Alexs Wish

...Part 1 JAUH di suatu tempat, di langit tak terbatas, ada dua kerajaan besar bernama Asteria dan Malvera. Asteria negeri yang penuh kesederhanaan, baik kerajaan maupun rakyatnya. Walaupun begitu, negeri ini tetap saja terlihat menyenangkan dan sangat nyaman dihuni. Lingkungannya sangat bersih dan teratur. Bunga bermekaran di sepanjang jalan dan taman di seluruh penjuru negeri. Bangunan kerajaan yang megah dan besar terlihat asri dengan taman yang mengelilinginya. Sikap bersahabat seluruh penghuni kerajaan menambah kehangatan negeri yang dihuni para malaikat ini. Sementara Malvera adalah negeri yang penuh kemewahan. Bangunan-bangunan megah, yang nggak jarang dihiasi kilauan emas, memenuhi tiap sudut negeri yang dihuni para setan itu. Namun nggak seperti Asteria yang nyaman dan asri, negeri megah Malvera malah terkesan kaku dan menakutkan. Sejauh mata memandang hanya ada tembok-tembok kaku dan dominasi warna hitam. Nggak tampak serangkai bunga pun di negeri ini. Malaikat dan setan adalah dua makhluk yang menghuni dunia langit. Kehidupan di langit sama dengn di bumi. Di sana terdapat pemerintahan yang mengatur negeri, perkantoran, sekolah, dan sebagainya. Dan di sana juga terdapat kendaraan yang sama seperi di bumi. Sosok malaikat dan setan juga sama sepert sosok manusia penghuni bumi. Bedanya, sementara manusia bisa memilih apa-apa sendiri—seperti pakaian yang harus dipakainya, sekolah tempatnya belajar, negeri tempatnya tinggal, berteman dengan siapa saja yang diinginkannya—makhluk...

Words: 37587 - Pages: 151