Free Essay

Penerapan Teori Erg

In:

Submitted By sigitprie
Words 3167
Pages 13
Bab I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kata motivasi berasal dari bahasa latin movere yag berarti dorongan atau menggerakkan. Dalam kehidupan, motivasi memiliki peranan yang sangat penting. Sebab motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, sehingga mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Tanpa adanya motivasi dalam diri seseorang, maka dapat di pastikan bahwa orang itu tidak akan perah bergerak sedikitpun dari tempatnya berada. Begitu juga dalam organisasi, motivasi memiliki peranan sangat penting dalam menentukan keberhasilan organisasi. Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas dan keberhasilan kerja anggota organisasi tersebut, diantaranya adalah sistem dan kompetensi anggota yang baik. Namun, sehebat apapun sistem dalam sebuah organisasi dan sehebat apapun kompetensi pemimpin dan anggota sebuah organisasi tetap akan tidak bisa maksimal mencapai kesuksesan jika tidak diimbangi dengan adanya motivasi yang tinggi dari semua unsur organisasi tersebut dalam mencapai kesuksesan yang ditargetkan. Untuk menerapkan sistem yang hebat perlu motivasi yang tinggi dari karyawan atau anggota orgasisasi tersebut, demikian juga untuk membuat kompetensi karyawan dapat bermanfaat dan diterapkan perlu adanya motivasi dalam diri karyawan tersebut.

Memotivasi para karyawan dalam organisasi, yakni meningkatkan keikatan serta keterlibatan mereka dalam pekerjaan-pekerjaannya, selalu menarik perhatian para ahli teori organisasi dan orang-orang yang berkecimpung didalamnya. Pada umumnya diterima bahwa motivasi karyawan merupakan suatu fungsi karyawan secara perorangan, kelompoknya, pekerjaannya, sistem insentifnya, dan organisasinya. Tetapi berbagai teori dan nasihat menekankan peran utama salah satu dari kelima unsur tersebut. Dengan memandang karyawan sebagai individu, tekanan diletakkan pada pemahaman pola-pola motif dasarnya, dan pengubahan menuju motivasi yang pada dasarnya tinggi.Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong dan keberhasilan perilaku yang tetap kearah tujuan tertentu. Motivasi dapat berasal dari dalam diri seseorang ataupun dari luar dirinya. Motivasi yang berasal dari dalam disebut motivasi instrinsik, dan motivasi yang berasal dari luar adalah motivasi ekstrinsik.

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam kegiatan bekerja seseorang. Tidak ada seseorang pun yang bekerja tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan bekerja. Agar peranan motivasi tetap optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam bekerja tidak hanya diketahui, tetapi juga harus diterapkan dalam aktivitas bekerja.Salah satu aspek penting dalam perusahaan untuk meningkatkan atau menjaga etos kerja para karyawan agar tetap gigih dan giat dalam bekerja guna meningkatkan atau menjaga produktifitas kerja yaitu dengan memberikan motivasi (daya pemicu) bagi para karyawan supaya kegairahan bekerja para karyawan tidak menurun. Semangat para pekerja tersebut sangat dibutuhkan suatu perusahaan karena dengan semangat yang tinggi para karyawan dapat bekerja dengan segala daya dan upaya yang mereka miliki (tidak setengahsetengah) sehingga produktifitasnya maksimal dan memungkinkan terwujutnya tujuan yang ingin dicapai. Menurut Kreitner dan Kinicki (2008, p210) mengatakan bahwa motivasi adalah kumpulan proses psikologis yang menyebabkan pergerakan, arahan, dan kegigihan dari sikap sukarela yang mengarah pada tujuan. Dan Menurut Colquitt, LePine, dan Wesson (2009, p178) mengatakan bahwa motivasi suatu kumpulan kekuatan yang energik yang mengkoordinasi di dalam dan di luar diri seorang pekerja, yang mendorong usaha kerja, dalam menentukan arah , intensitas, dan kegigihan. Sedangkan menurut George and Jones (2005, p175) mengatakan bahwa motivasi kerja adalah suatu kekuatan psikologis di dalam diri seseorang yang menentukan arah perilaku seseorang di dalam organisasi, tingkat usaha, dan kegigihan di dalam menghadapi rintangan.

Teori tentang motivasi sudah banyak disampaikan oleh para tokoh dengan gagasannya masing-masing. Namun dalam makalah ini yang akan dibahas adalah motivasi menurut teori E-R-G yang dikemukakan oleh Clayton Alderfer, seorang psikolog asal Amerika Serikat, kelahiran 1 September 1940. Teori ini merupakan simplifikasi dan pengembangan lebih lanjut dari teori hirarki kebutuhan Abraham Maslow.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang sudah disampaikan dalam latar belakang, makalah ini akan membahas hal-hal berikut:

1. Pembahasan mengenai teori E-R-G yang dikemukakan oleh Clayton Alderfer.

2. Study kasus: Kesuksesan Jokowi dalam menjalankan programnya menata pedagang kaki lima (PKL) dikota Solo ditinjau dari teori E-R-G.

3. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Organisasi dan Manajemen Sumberdaya Manusia, dimana diharapkan dapat memperoleh pemahaman beberapa hal terkait dengan pembahasan yaitu: 1) Untuk dapat mengetahui dan memahami mengenai teori motivasi kontemporer khususnya mengenai Teori E-R-G (Clayton Arderfer) yang juga merupakan salah satu teori dalam Motivasi Kepuasan (Content Theory) 2) Untuk dapat memberikan gambaran peran dan teknik motivasi khususnya dalam teori E-R-G di dalam mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin organisasi dalam menjalankan programnya melalui study kasus nyata.

Bab II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Teori Motivasi

Motivasi sebenarnya memiliki beberapa teori dari beberapa pendapat tokoh, teori tersebut antara lain teori Motivasi Klasik oleh F.W Taylor, teori Maslow’s Need Hierarchy oleh A.H. Maslow, Herzberg’s two factor theory oleh Frederick Herzberg, Mc. Clelland’s achievement Motivation Theory oleh Mc. Clelland; Alderfer Existence, Relatedness And Growth (ERG) Theory oleh Alderfer, teori Motivasi Human Relation, teori Motivasi Claude S. Geogre.

Teori motivasi dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu teori kepuasan (content theory) dan teori proses (process theory) :

A. Teori Motivasi Kepuasan (Content Theory) Teori ini merupakan teori yang didasarkan pada kebutuhan insan dan kepuasannya. Maka dapat dicari faktor-faktor pendorong dan penghambatnya. Pada teori kepuasan ini didukung juga oleh para pakar diantaranya : - Teori Hirarki Kebutuhan oleh A. Maslow - Teori Tiga Motif Sosial oleh D. McClelland - Teori Dua Faktor oleh Frederick Herzberg - Teori E-R-G oleh Clayton Alderfer

B. Teori Motivasi Proses (Process Theory) Teori ini berusaha agar setiap pekerja giat sesuai dengan harapan organisasi perusahaan. Daya penggeraknya adalah harapan akan diperoleh si pekerja. Dalam hal ini teori motivasi proses yang dikenal seperti : - Teori Harapan (Expectancy Theory/Victor Vroom) Komponennya adalah : Harapan (Expectation) , Nilai (Value), dan Pertautan (Instrumentality). - Teori Keadilan (Equity Theory/S. Adams) Teori ini didasarkan tindakan keadilan diseluruh lapisan serta obyektif di dalam lingkungan perusahaannya. - Teori Pengukuhan (Reinfocement Theory/ B.F. Skinner) Teori ini didasarkan pada hubungan sebab-akibat dari pelaku dengan pemberian kompensasi. - Teori X Y (Mc Gregor) Teori ini mengemukakan tentang dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia. Pada dasarnya yang satu negatif yang ditandai dengan teori X dan yang lain positif yang ditandai dengan teori Y.

2. Teori E-R-G (Existince-Relatedness-Growth)

Clayton Paul Alderfer adalah seorang pakar psikologi organisasi di Amerika. Alderfer mengembangkan teori motivasi hirarki kebutuhan Abraham Maslow menjadi lebih efektif dan efisien. Piramida kebutuhan manusia yang digagas Maslow diklasifikasikan menjadi tiga kategori oleh Alderfer. Ketiga tingkatan kebutuhan itu adalah; eksistensi, hubungan, dan pertumbuhan. Biasa disebut sebagai teori motivasi ERG (Existence, Relatedness, Growth). Seperti pada model hirarki Maslow yang berjenjang, teori ERG juga memiliki prioritas sesuai dengan urutannya. Penelitian menunjukkan ketimpangtindihan piramida kebutuhan Maslow, dan teori motivasi ERG memberikan solusinya. Teori Motivasi ERG Aderfer ini bisa diaplikasikan secara tepat mengikuti kebutuhan personal setiap individu di dalam sebuah organisasi. Studi empiris dalam menetapkan ketiga kebutuhan ini telah diuji dan dibuktikan secara ilmiah. Teori ERG bersifat progresif namun tetap fleksibel tanpa mengharuskan optimalisasi pemenuhan ketiga kebutuhannya. Walaupun para manajer juga harus memperhatikan pemenuhan ketiga kebutuhan pada karyawannya.

[pic] Gambar 1. Clayton Alderfer Clayton Alderfer mengolompokkan kebutuhan manusia menjadi 3 kelompok yaitu: 1. E (Existence atau keberadaan) Existence atau keberadaan adalah suatu kebutuhan akan tetap bisa hidup sesuai dengan tingkat kebutuhan tingkat rendah dari Maslow yaitu meliputi kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan eksistensi pada teori ERG mengkategorikan kebutuhan tingkat pertama dan kedua pada hirarki Maslow ke dalam tingkatan pertama yang paling kongkrit dan wajib dipenuhi perusahaan kepada semua pekerjanya.

2. R (Relatedness atau hubungan) Relatedness atau hubungan mencakup kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Kebutuhan ini sesuai dengan kebutuhan afiliasi dari Maslow. Pada penerapannya para pemimpin harus menjaga komunikasi serta hubungan yang baik kepada bawahannya dan memfasilitasi lingkungan yang sehat untuk keharmonisan interaksi antar pegawai. Pemberian kritik dan motivasi harus berimbang dan membangun. Pemberian pengakuan, penguatan ketentraman berkelompok, dan peningkatan reputasi adalah aplikasi dari manajemen untuk mengelola kebutuhan hubungan sosial(relatedness). Sarana publik dan wadah publikasi di kantor juga harus disiapkan oleh perusahaan. Kepuasan kerja dan kepercayaan diri para karyawan harus dijaga dengan memperhatikan kebutuhan hubungan sosial ini. Metode komunikasi yang dilakukan harus mengikuti prinsip saling menghormati dan bertoleransi, serta mendukung peningkatan kemampuan karyawan untuk bersinergi. 3. G (Growth atau pertumbuhan) Growth atau pertumbuhan adalah kebutuhan yang mendorong seseorang untuk memiliki pengaruh yang kreatif dan produktif terhadap diri sendiri atau lingkungan. Realisasi dari kebutuhan penghargaan dan perwujudan diri dari Maslow. Penerapan dalam pemenuhan kebutuhan ini didalam organisasi atau perusahaan adalah manajemen perusahaan sebaiknya menyediakan peluang untuk karyawan agar bertumbuh dan berkembang. Jika kebutuhan untuk bertumbuh ini terhambat, karyawan akan mengalami regresi yang membuat frustasi. [pic] Gambar 2. Hubungan teori hirarki kebutuhan Maslow dengan teori ERG

Teori ERG menyatakan jika kebutuhan untuk tumbuh dihalangi oleh lingkungan dan tidak diberikan kesempatan, maka karyawan akan terdemotivasi dan mencari pemenuhan kebutuhan di tingkat yang lebih rendah. Tapi bisa saja seseorang merasa terpenuhi kebutuhannya untuk bertumbuh walau kebutuhan eksistensi dan hubungannya belum terpenuhi. Contohnya ada seniman yang berjuang untuk mengaktualisasikan dirinya, mengejar pertumbuhan, dan perkembangan karyanya meski kekurangan materi serta suka menyendiri. Maka dari itu, ada tiga klasifikasi keterkaitan antar tiga tingkatan kebutuhan di dalam teori motivasi ERG oleh Alderfer ini. Ketiganya adalah: kepuasan-peningkatan, frustasi-regresi, dan penguatan bersama antar kebutuhan pada teori ERG Alderfer. Ketiga tingkat kebutuhan dalam teori ERG bisa saling menguatkan dan mendorong seseorang untuk ke tingkat yang lebih tinggi. Dan teori ini memampukan seorang pekerja untuk tetap termotivasi meski ada tingkatan kebutuhan yang belum terpenuhi. Misalnya pada tahap frustasi-regresi, seorang karyawan yang merasa tidak bisa memenuhi kebutuhan pertumbuhannya di tingkat yang tertinggi maka dia akan mencari pemuasan kebutuhan di bawahnya, kebutuhan untuk hubungan dan selanjutnya kebutuhan eksistensi meski telah terpuaskan sebelumnya. Aktivasi kebutuhan yang lebih rendah ini bisa menjadi kunci motivasi yang bisa diidentifikasi oleh manajemen. Dalam riset neuropsikologi, semua peneliti sepakat bahwa pemenuhan kebutuhan manusia memiliki peran penting dalam motivasi kerja. [pic] Gambar 3. Mekanisme Kebutuhan

Bab III

PEMBAHASAN

3.1 Studi Kasus : Proses Pemindahan PKL oleh Wali Kota Solo

Joko Widodo atau yang lebih dikenal sebagai Jokowi adalah Presiden ketujuh Republik Indonesia. Sebelum menjadi seorang Presiden, Jokowi pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Walikota Solo. Joko Widodo lahir di Surakarta pada tanggal 21 Juni 1961 dari pasangan Noto Mihardjo dan Sudjiatmi dan merupakan anak sulung dan putra satu-satunya dari empat bersaudara. Jokowi lahir dari keluarga sederhana seorang tukang kayu di Surakarta. Beliau memulai pendidikannya di SD Negeri 111 Tirtoyoso yang dikenal sebagai sekolah untuk kalangan menengah kebawah. Dengan segala kesulitan hidup yang dialami, Jokowi kecil terpaksa berdagang, mengojek payung dan menjadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah dan uang jajan sehari-hari. Saat anak-anak lain pergi kesekolah dengan menggunakan sepeda, karena keterbatasannya Jokowi memilih untuk berjalan kaki kesekolah. Jokowi juga sudah bekerja sebagai penggergaji kayu pada saat umur 12 tahun. Setelah Lulus SD, Jokowi melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Surakarta dan kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 6 Surakarta. Dengan kemampuan akademis yang dimiliki, Jokowi kemudian melanjtkan pendidikan di Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada dan lulus pada tahun 1985. Jokowi memulai karirnya setelah lulus dari bangku kuliah di BUMN PT Kertas Kraft Aceh, lalu keluar dan mendirikan usahanya yang bergerak dibidang kayu melalui CV Rakabu pada tahun 1988.

Pada pilkada kota Solo tahun 2005, Jokowi maju sebagai salah satu calon Wali Kota diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Jokowi memenagkan pilkada dengan suara terbesar sebanyak 36,62 %. Stelah terpilih, Jokowi mengembangkan Kota Solo yang sebelumnya buruk penataannya menjadi kota yang lebih baik. Pengalaman hidup Jokowi membawa gaya kepemimpinan yang berbeda dengan kebanyakan gaya komunikasi politik pemimpin yang lain di negeri ini. Berbagai penolakan dari masyarakat yang menentang untuk ditertibkan mampu diselesaikan Jokowi dengan baik dan bijaksana.

[pic]

Gmabar 4. Jokowi (Wali Kota Solo) dan Wakilnya

Pada saat menjadi Wali Kota Solo ini, Jokowi mengadakan Jajak Pendapat untuk memajukan Kota Solo. Dari hasil jajak pendapat ini, diketahui bahwa warga merasa tidak nyaman dengan banyaknya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang tersebar di Solo. PKL yang paling menjadi sorotan adalah PKL yang menempati Monumen 45 Banjarsari. Ada seribuan PKL mencari nafkah dengan berjualan di kota Solo ini. Mereka menjual berbagai macam barang bekas sehingga pasar tersebut disebut sebagai pasar klithikan. Selain digunakan sebagai pasar, area ini digunakan menjadi lokasi prostitusi pada saat malam hari sehingga meresahkan warga sekitar. Untuk mengatasi hal ini, Pemerintah Kota Solo dibawah kepemimpinan Jokowi mempunyai rencana untuk memindahkan PKL ke tempat yang baru yaitu didaerah Notoharjo, Semanggi. Rencana pemindahan PKL ini dijalankan dan dikomunikasikan dengan sangat hati-hati oleh Jokowi, hal ini mengingat sejarah bahwa pada tahun 1998 dan tahun 1999 kantor Walikota Solo pernah dibakar oleh massa karena komunikasi yang tidak baik antara pemimpin dan warganya. Ide yang muncul dan dijalankan oleh Jokowi adalah dengan mengadakan jamuan dengan para pedagang yang menempati Monumen 45 Banjarsari tersebut. Ide ini muncul dari pengalaman Jokowi sebagai pengusaha Mebel yaitu prinsip bahwa jamuan makan yang baik biasanya akan berakhir dengan deal bisnis yang baik pula. Semua paguyuban PKL Banjarsari akan diundang dalam jamuan makan ini.

Para PKL Banjarsari mempersiapkan diri untuk menolak rencana relokasi setalah mengetahu rencana Jokowi. Para PKL ini mengajak LSM dan membawa spanduk penolakan recana pemindahan ini pada saat diundang ke jamuan makan Jokowi di Balai kota. Mereka bersiap untuk menyampaikan penolakan jika diajak diskusi oleh Jokowi yang mereka perkirakan akan diadakan setelah acara jamuan makan tersebut. Namun perkiraan para PKL ini ternyata salah, karena Jokowi tidak mengadakan acara diskusi apapun mengenai rencana relokasi ini kepada para PKl yang diundang ke jamuan tersebut. Acara jamuan makan hanya diselingi dengan diskusi ringan dan selanjutnya para pedagang dipersilahkan untuk pulang setelah acara selesai. Pada saat undangan jamuan berikutnya, agenda acara tersebut juga sama seperti agenda jamuan yang pertama. Para pedagang yang diundang hanya diajak makan siang tanpa ada diskusi tentang rencana pemindahan tempat berdagang mereka. Jokowi terus mengundang para PKL ini ke acara jamuan yang diadakan di Balai kota sampai yang hadir adalah benar-benar para pedagang dan bukan pihak LSM atau pihak lain yang tidak berkepentingan. Pada jamuan yang ke 54 kali, tepatnya pada bulan ke tujuh, Jokowi menyampaikan idenya untuk memindahkan PKL Banjarsari ke tempat baru. Diskusi berjalan dengan suasana yang sudah mencair sehingga dapat diperoleh kesepakatan dari kedua pihak. Pihak pedagang menyampaikan kekhawatiran akan kehilangan pelanggan jika lokasi berdagang mereka berpindah, mereka juga meminta agar tempat berdagang yang baru diberikan secara gratis. Pemerintah Kota Solo menawarkan solusi untuk membantu sosialisasi pemindahan PKL melalui media cetak dan televisi lokal. Jokowi juga menjamin akan dipasang spanduk-spanduk sosialisasi dan informasi pemindahan ini di titik-titik penting dipusat Kota Solo. Untuk mempermudah akses ke lokasi yang baru, Jokowi juga menambahkan satu trayek angkutan baru menuju lokasi pemindahan PKL yang baru. Untuk memperingan PKL di tempat yang baru, kios diberikan secara gratis sesuai dengan permintaan PKL dan sebagai penggantinya para PKL ini harus membayar restribusi sebesar Rp 2.600 per hari. Usulan Jokowi ini pun disetujui oleh para pedagang dan mereka sepakat akan melakukan acara pemindahan secara bersama-sama sesuai yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Solo.

Pedagang-pedagang tersebut kemudian dipindahkan dengan acara boyongan pada tanggal 21 Oktober 2006, diarak sepanjang jalan dan disaksikan masyarakat. Pada acara boyongan ini semua pedagang menggunakan baju adat dan diarak oleh prajurit keraton. Persis seperti raja sehari, Tercatat, 989 PKL terlibat dalam upacara boyongan tersebut.

[pic]

Gambar 5. Acara Pemindahan PKL Barjarsari Oleh Pemkot Solo

Proses Pemindahan PKL ini berhasil dilakukan secara tertib dan damai. Pada proses berikutnya, proses sosilaisasi oleh pihak Pemkot kepada masyarakat untuk memberikan informasi tentang pemindahan lokasi berdagang para PKl ini terus dilakukan sesuai dengan kesepakatan sehingga kekhawatiran pedagang akan kehilangan pelanggan tidak terjadi. Kemudahan akses menuju lokasi baru juga semakin baik dengan adanya trayek angkutan umum yang disediakan Pemkot Solo menuju lokasi ini. Para pedagang pun berkembang dengan baik dalam menjalankan bisnisnya dilokasi baru. Kesempatan untuk mendapatkan penghasilan dari berdagang dapat terpenuhi, demikian juga rasa aman dalam berdagang serta peluang untuk lebih maju. Di saat sekarang, para PKl ini sudah berkembang menjadi saudagar yang memiliki omzet yang lebih besar dalam bisnisnya dibandingkan dari apa yang dijalankan dahulu.

3.2 Penerapan Teori E-R-G dalam Kesuksesan Proses Pemindahan PKL

Kesuksesan pemindahan PKL oleh Jokowi ini bisa dijadikan salah satu contoh study kasus tentang penerapan teori motivasi ERG dalam mendukung keberhasilan program pemimpin. Ditinjau dari segi teori ERG, baik proses diskusi, pemindahan dan pengembangan tempat yang baru memenuhi teori pemenuhan kebutuhan menurut teori motivasi ERG sehingga bisa berhasil dengan baik. Jaminan terpenuhinya kebutuhan E-R-G para PKL ini yang memberikan motivasi kepada para PKL untuk sukarela mengikuti program pemindahan yang dijalankan oleh Jokowi. Dengan motivasi yang tinggi ini maka program atau tujuan bisa dijalankan dengan sukses.

- Existence atau Keberadaan

Kesempatan untuk mendapatkan pelanggan yang akan membeli barang dagangan para PKL adalah kebutuhan existence bagi para PKL. Sehingga ketika ada jaminan dari Jokowi bahwa akan dilakukan sosialisasi melalui media cetak, televisi lokal dan spanduk maka para PKL merasa yakin bahwa kebutuhan ini akan terpenuhi. Adanya jaminan trayek baru angkutan umum menuju lokasi PKL yang baru juga merupakan salah satu jaminan pemenuhan kebutuhan existence ini. Sehingga ketika merasa bahwa kebutuhan akan terpenuhi, timbul motivasi dari para PKL untuk mengikuti program Jokowi.

- Relatedness atau Hubungan

Acara jamuan makan yang diadakan oleh Jokowi merupakan cara berkomunikasi pemimpin kepada rakyatnya. Jokowi memastikan bahwa yang hadir dalam undangan jamuannya adalah para PKL yang akan dipindahkan sebelum memulai diskusi. Jamuan makan ini juga untuk membuat para PKL merasa dihargai dan diperhatikan sebelum diberikan instruksi pemindahan. Dalam tinjauan teori E-R-G, jamuan ini merupakan pemenuhan kebutuhan relatedness bagi para PKL. Motivasi untuk mensukseskan program Jokowi untuk pemindahan PKL timbul salah satunya adalah karena terpenuhinya kebutuhan relatedness ini.

- Growth atau Pertumbuhan

Kesempatan untuk berkembang lebih baik dalam menjalankan bisnisnya bagi para PKL mendapat jaminan dengan adanya kemudahan akses menuju lokasi baru ini. Selain itu dengan diberikannya kios secara gratis dan diganti dengan membayar restribusi harian maka memberikan kesempatan kepada para PKL untuk tidak kehilangan modal berdagang sehingga bisa mendukung perkembangannya. Hal ini merupakan pemenuhan kebutuhan growth bagi para PKL. Hal ini juga yang membuat motivasi yang tinggi dari para PKL.

Bab IV

Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

Dari studi kasus dan pembahasan yang ada, dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat ditimbulkan dan ditingkatkan dengan adanya jaminan atau kesempatan kepada individu untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan existence, relatness dan growth yang diberikan oleh Jokowi dalam studi kasus yang dibahas menjadi faktor pendukung kesuksesan target atau program yang dijalankan oleh Jokowi. Penerapan teori E-R-G ini bisa dilakukan juka bagi para pemimpin diorganisasi yang lainnya baik itu perusahaan atau pemerintahan.

4.2 Saran

Untuk mendukung kesuksesan organisasi, pemimpin perlu memperhatikan motivasi dari seluruh komponen organisasi yang dipimpinnya. Salah satu cara untuk menjaga dan meningkatkan motivasi bisa dilakukan dengan menggunakan teori E-R-G yang dibahas dalam makalah ini. Adanya jaminan, kesempatan ataupun keberhasilan dalam pemenuhan kebutuhan bisa dijadikan sebagai pemacu semangat seluruh komponen organisasi dalam mencapai kesuksesan.

Daftar Pustaka

Ariefyanto, Irwan. 2012. Mengenal Jokowi, Pahlawan PKL di Solo. Jakarta: www.republika.co.id

Mulyadi. 2014. Teori Motivasi. http://mulyadi52e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/11/OSDM-2-ERG_rev.pdf

Rizky Bakhtiar, Arief. 2012. Relokasi PKL dan revitalisasai pasar tradisional http://arief-rizky-bakhtiar.blog.ugm.ac.id/2012/05/14/relokasi-pkl-revitalisasi-pasar-tradisional-belajar-dari-solo/ Rezawismail, Teori Motivasi ERG Alderfer: Existence-Relatednes-Growth http://100motivasi.wordpress.com

Similar Documents

Free Essay

Proposal Thesis

...ANALISIS HUBUNGAN CORPORATE ENTREPREUNERSHIP , WORK MOTIVATION , DAN INNOVATION BANK MANDIRI KOTA BANDUNG Proposal Thesis Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Sidang Magister Oleh : VIRZA UTAMA ALAMSYAH 1253032 JURUSAN MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konsep corporate entrepreneurship walaupun sudah dikembangkan dengan baik oleh Antoncic (2004) dan Zahra (2000), tetapi secara spesifik anteseden corporate entrepreneurship belum dikaji secara dalam. Penekanan pada proses corporate entrepreneurship dipandang sebagai kunci keberhasilan perusahaan dalam peningkatan kapabilitas agar memiliki nilai kompetitif (Fitzgerald E M, 2002) yang dijadikan sebagai strategi keunggulan daya saing (Porter, 1985). Sebagaimana dikemukakan oleh Marwah (2003) bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan pengelolaan sebagian besar BUMN menjadi tidak efisien,salah satunya adalah sebagian besar BUMN tidak memiliki budaya perusahaan(corporate culture), visi, dan misi perusahaan. Selain itu, juga terdapat kelemahan yaitu berupa kurangnya jiwa entrepreneurshipdan kemampuan profesional sumber dayamanusia (SDM) yang mengelola BUMN, sehingga kinerja dan produktivitas BUMN rendah .Kekuatan ekonomi global menyebabkan dunia usaha, termasuk BUMN, perlu melakukan reorientasi terhadap struktur dan strategi usaha dengan melandaskan strategi manajemen pada basis entrepreneurship...

Words: 3218 - Pages: 13