Mat 14:22-23
SOLITUDE

Dua ayat yang pendek ini menggambarkan salah satu disiplin rohani yang diteladankan oleh Kristus sendiri. Menyingkir dan mengasingkan diri untuk berdoa dan bersekutu dengan BapaNya. Dispilin ini oleh para biarawan disebut dengan Solitude. Seni melepaskan di dan memohn kekuatan dari Tuhan

Kalau kita menelaah lebih jauh, Keinginan untuk mengasingkan diri sudah diniatkan pada ayat 13 namun tertunda karena belas kasihan melihat banyak orang yang menecariNya .Kristus bahkan sudah sempat menyeberang ke sisi lain dari daratan Keinginan itu tertunda karena ada banyak orang yang datang ingin mendapat nasehat dan dalam keadaan sakit.

Kalau kita menelaah injil kita menemukan perihal menyingjir dan mengasingkan diri bukan hal baru bagi Yesus.
1. Sebelum ia memasuki pelayanan secara publik Kristus mengasingkan diri dan berpuasa selama 40 hari (Mat 4:1)
2. Sebelum memilih 12 murid ia mengasingkan diri semalaman dan berdoa (Luk 6:12)
3. Sesudah cukup lelah melayanai perlu waktu tenang dan istirahat (Mark 6:31)
4. Adalah kebiasaan dan cara Yesus memulai pelayanannya di hari itu Mrk 1:35-38
5. Diperikop ini kita melihat cara yang sama dipakai Yesus untuk mengakhiri pelayananNya.
6. Kita tahu malam terakhir dari hidup Yesus dihabiskan tanpa tidur hanya berdoa ditaman Getsemani bergumul dengan pillihan yang disebutNya sebagai Cawan Pahit.

Di hari itu kita mengetahui Ay 12. murid Yohanes datang dan menyampaikan kabar duka mengenai Yohanes saudara Yesus dan menceritakan bagaimana ia meninggal dengan cara yang keji dan tidak nyaman untuk diceritakan.

Di hari itu Yesus mengasingkan diri bermaksud untuk berdoa, mengakhiri pelayananNya menyerahkan kepada Bapa, melepas rasa duka sebagai seorang manusia, menggumuli makna kematian Yohanes dalam perspektif Bapa. Lewat persekutuan itu kita dapat melihat bagaimana Yesus sendiri dimuliakan Bapa, makin diteguhkan (A) identitasNya dan juga (B) misi hidupNya.

A. Pemuliaan Bapa dengan peneguhan identitas dapat kita lihat di perikop selanjutNya, Di mana Yesus mendemonstrasikan esensi keilahiannya dengan berjalan di atas air dan mengabulkan permintaan yang mustahil. Dan untuk pertama kalinya Bapa mewahyukan kepada manusia sebutan pada Yesus dengan sebutan yang sama dengan yang diakui Iblis dan setan . Persamaannya keduanya keluar dari Hati. Bedanya yang satu mengakui yang terakhir mencobai/ menghina. (Mat 14:33; Mat 4:3; Mat 8:29)

B. Misi hidupNya juga makin diteguhkan, dengan kematian Yohanes Yesus mendapatkan konfirmasi bahwa waktuNya juga sudah dekat. Maka pada pasal 16 :21 untuk pertama kalinya Yesus menyampaikan secara terbuka kepada murid-murid bahwa Ia adalah mesias yang berbeda Ia harus melalui jalan penderitaan dan kematian yang hina.

REFLEKSI PRIBADI

Mengutip Charles Ringma, Missionaris untuk kaum Aborigin di Australia, lulusan Reformed Theological College di Victoria :
" Seringkali panggilan terbesar kita bukanlah panggilan untuk maju (go forward) melainkan panggilan untuk kembali - menarik diri (withdrawal)" . Kemajuan yang tidak disertai withdrawal kembali kepada pimpinan Tuhan hanya akan menghasilkan kesombongan , kebutaan, keliaran dan kerusakan permanen. Dan itulah yang terjadi pada Lusifer, mantan panglima balatentara

Lihat bagaimana cara Alllah memanggil orang-orang pilihanNya. Yakub berjumpa dengan Tuhan dan mendappatkan identias barunya justru keitka Ia menarik diri dan bergumul dengan Allah dalam kesendiriannya. Allah memukul pangkal paha Yakub dan mengubahnya menjadi manusia baru di hari itu.Ia oun berdamai dengan masa lalunya Esau yang dihindarinya didatangi dengan ketulusan dan kerendahan hati

Musa dipanggil Tuhan setelah ia menyendii dan menarik diri dipadang gurun selama 40 tahun,

Yohanes setelah 30 tahun ; Paulus seteklah perjumpaan pribadi dengan Kristus. Ia menarik diri selaa 3 tahun di Arabia Gal 1:15-16 untuk mengokohkan panggilan dan pengajarannnya.

Solitude adalah salah satu displin rohani yang agak terhilang di zaman modern. Displin menekan tombol pause, menyingkirkan kebisingan dan kesibukan hidup, menghadirkan keheningan, menyendiri berhadap-hadapan dengan Tuhan sendiri, mengungkapkan isi hati berbicara padaNya dan mendengarkanNya. Melepaskan diri dan memohon kekuatnan dari Tuhan

Mengapa kita perlu memiliki displin Solitude ?
1. Kita Terperangkap dalam Kebisingan. Dunai moden bukan hanya menghadirkan banyak benda, tapi juga banyak bunyi dan kebisingan. Buka mata, pertama kalai terdengar adalah suara knalpot motor atau mobil. Sesudah bangun bising bunyi keramik dan gelas yang berbenturan dan raungan mesin pembuat jus, bunyi musikdi radio dan berita di TV, surat kabar yang kita baca menambah kebisingan di dalam mental kita. diperjalanan oleh bunyi putaran angin ac, setlh beberapa kilo mulai terdengar hentakan klakson mobil dan ban yang menggilas aspal serta bunyi kabin yang sudah mulai goyang karena getaran mesin.

Dalam kebisingan umumnya kita kehilangan fokus dan mudah terdistraksi. Dalam kebisingan kita mudah kehilangan arah . Dalam kebisingan kita sulit mendengar suara Tuhan. Dalam kebisingan kita bukan hanya kehilangan Ruang yang berisi Sabda Tuhan , kita pada akhirnya kehilangan diri kita sendiri. Kita bahkan bisa tidak lagi mengenal diri kita sendiri emosi yang tidak stabil mengambil alih diri kita.

2. Kita terpenjaran oleh Kesibukan
Sibuk bukan hanya menjadi gaya hidup kita di zaman modern. Seibuk bahakn telah menjadi semacam sebuah status sosial dan identitas. Jika bertemu dengan orang yang kita hormati dalam basa-basi kita menyapa "halo apa kabar sibuk apa sekarang?" Atau kalau butuh pertolongan pada yang kita harapkan " Saya tahu Anda sangat sibuk, mohon perngertian dan bantuan nya untuk masalah ini". Jika kita tidak sedang sibuk kita merasa bersalah atau lebih tepat bingung. Di Belanda Eutanasia dilegalkan karena banyak orang tua pensiun bingun mau buat kesibukan apa. Semua tampak tak bermakna.

Kita sering kepenuhan dengan diri kita sendiri. Terlalu sibuk dengan berbagai kegiatan, rencana dan keinginan. Bahkan pelayanan atau perbuatan yang kita lakukan demi Tuhan atau orang lain sering mencerminkan kebutuhan kita akan pencapaian dan pengakuan.

Hubungan kita dengan Tuhan seringkali berputar pada doa, kebutuhan dan rencana kita. Akibatnya kita menjadi manusia tanpa ruang dan jarak. Ruang hidup kita dipenuhi oleh daftar keinignan ambisi dan kebutuhan kita. Sering kali hidup rohani kita kering karena kita tidak mendapatkan apa-apa dari dispin rohani termasuk membaca Alkitab da karena kita tidak menciptakan ruang dalm hidup kita. Kita terlalu penuh. Tuhan tidak dapat mengisi tangan kita dengan anugerahNya jika tangan kita masih penuh dengan barang-barang mainan kita. Pengagan yang terlalu erat hanya akan melukai diri kita.

Kita perlu belajar seni yang halus tp sulit ini, yakni seni melepaskan diri dan memohonkekuatan dari Tuhan.

3. Kita tidak dapat menjadiorang Kristen yang bertumbuh tanpa relasi intim dengan Tuhan

Yoh 15:5

Tanpa hidup yang displin kita akan menjadi orang Kristen tanpa pertumbuhan.

Dalama Solitude mencipta ruang

1. Menjadikan Tuhan sebagi Tuhan, melihat hidup kita dari prespektif kita sebagai ciptaan yang mendapat anugerah- ucapan syukur,memuji, mengagumi
2. Melihat hidup kita dari Perspektif Allah - belajar memahami paradox hidup, mengampuni, mengenal kehendakNya mengharap dan mempercayai dan meminta hikmat dan kepekaan agar hidup sesuai kehendaknya