Free Essay

Auditing

In:

Submitted By rezazakaria
Words 3405
Pages 14
Audit Laporan Keuangan
Menurut Boynton dan Kell (2003:6), terdapat tiga tipe audit, yaitu:
1. Audit laporan keuangan (financial statement audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
2. Audit kepatuhan (compliance audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan ketentuan, atau peraturan tertentu.
3. Audit operasional (operational audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu.
Yusuf (2001:6) menyatakan audit atas laporan keuangan adalah salah satu bentuk jasa atestasi yang dilakukan auditor. Dalam pemberian jasa ini, auditor menerbitkan laporan tertulis yang berisi pernyataan pendapat apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku umum.
Dalam PSA No. 02 (IAI,2001:110.1) dinyatakan bahwa tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pandapat, ia harus menyatakan apakah auditnya telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
Dalam pelaksanaannya, audit atas laporan keuangan melalui beberapa tahapan (Mulyadi dan Puradiredja,1997:117), yaitu:
1. Penerimaan Penugasan Audit.
Di dalam memutuskan apakah suatu penugasan audit dapat diterima atau tidak, auditor menempuh suatu proses yang terdiri dari 6 tahap, yaitu:
a. Mengevaluasi integritas manajemen.
b. Mengidentifikasi keadaan khusus dan resiko luar biasa.
c. Menentukan kompensasi untuk melaksanakan audit.
d. Menilai independensi.
e. Menentukan kemampuan untuk menggunakan kecermatan dan keseksamaan.
f. Membuat surat penugasan audit. 2. Perencanaan Audit.
Keberhasilan penyusunan penugasan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor. Tujuh tahapan yang harus ditempuh oleh auditor dalam merencanakan auditnya, yaitu:
a. Memahami bisnis dan industri klien
b. Melaksanakan prosedur analitik.
c. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal.
d. Mempertimbangkan risiko bawaan.
e. Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika penugasan klien berupa audit tahun pertama.
f. Mereview informasi yang berhubungan dengan kewajiban-kewajjiban legal klien.
g. Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan.
h. Memahami struktur pengendalian intern klien.
3. Pelaksanaan PengujianAudit
Tahap ini disebut juga tahap ”pekerjaan lapangan”. Tujuannya adalah untuk memperoleh bukti auditing tentang efektivitas struktur pengendalian intern klien dan kewajaran laporan keuangan klien. Tahap ini harus mengacu pada standar pekerjaan lapangan.
4. Pelaporan Audit.
Tahap ini harus mengacu pada standar pelaporan. Dua langkah penting yang dilakukan adalah menyelesaikan audit dengan meringkas semua hasil pengujian dan menarik kesimpulan serta menerbitkan laporan audit yang melampiri laporan keuangan yang diterbitkan klien.

Dalam setiap tahap audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor independen harus ditetapkan standar auditing. Standar auditing merupakan suatu kaidah agar mutu auditing dapat dicapai sebagaimana mestinya. Secara lengkap, seperti yang tercantum di dalam Standar Profesional Akuntan Publik, PSA No. 01 (IAI,2001:150.1) menyatakan bahwa standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Standar Umum
a. Audit harus dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.
b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusuna laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2. Standar Pekerjaan Lapangan
a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
b. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat ataas laporan keuangan auditan.
3. Standar Pelaporan
a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang di dalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterpkan dalam periode sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
d. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.

Dalam semua hal yang mana auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikulnya.
Tahap akhir dari audit laporan keuangan adalah tahap pelaporan audit. Pada tahap ini seorang auditor akan memberikan pendapatnya atas laporan keuangan yang telah diauditnya. Menurut Halim (2001:63) dalam Sovie (2005), ada enam jenis pendapat yang dapat diberikan oleh auditor, yaitu:
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
Pendapat ini dapat diberikan auditor apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan dengan standar auditing, panyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan tidak terdapat kondisi atau keadaan tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan.
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan
Pendapat ini dapat diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan dengan standar auditing, panyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tetapi terdapat kondisi atau keadaan tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
Menurut SA 508 paragraf 20 (IAI, 2001: 508.11), jenis pendapat ini diberikan apabila:
a. Tidak ada bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit yang material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.
b. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam prinsip akuntansi.
4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secar wajar posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus menjelaskan alasan pendukung pendapat tidak wajar, dan dampak utama dari hal yang menyebabkan pendapat diberikan terhadap laporan keuangan.
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion atau no opinion)
Pernyataan ini layak diberikan, apabila ada pembatasan lingkup audit yang sangat material baik oleh klien maupun karena kondisi tertentu dan auditor tidak independen terhadap klien.
6. Pendapat tidak penuh (piecemeal opinion)
Pendapat ini sebenarnya bukan merupakan suatu jeni pendapat tersendiri. Pendapat tidak penuh adalah pendapat atas unsur tertentu dalam laporan keuangan. Pendapat ini tidak boleh dinyatakan jika auditor menyatakan tidakmemberikan pendapat atau ia menyatakan pendapat tida wajar atas laporan keuangan secara keseluruhan.

Bentuk Kepemilikan Akuntan Publik
Arens dan Loebbecke (1996: 11) membagi bentuk kepemilikan kantor akuntan publik ke dalam empat kategori, terdiri dari:
1. Kantor Akuntan Publik Internasional
Sebelum tahun 1989 terdapat delapan KAP yang lazim disebut ”The Big Eight”. Di tahun 1989, terjadi dua merger antara dua perusahaan, sehingga menjadi ”The Big six”. Tidak ada alasan untuk merger ini, tetapi faktor utama adalah kebutuhan bagi kantor akuntan publik untuk melayani bisnis internasional seiring dengan adanya globalisasi. Pada tahun 2001, terdapat KAP yang bertaraf internasional yang menduduki lima besar dunia, yang lazim disebut The Big Five. The Big Five ini adalah KAP Arthur Andersen (di Indonesia berafiliasi dengan KAP Prasetio Utomo & Co.), KAP Delloit Thouch Tohmatsu (di Indonesia berafiliasi dengan KAP Hans Tuanakotta Mustofa), KAP Ernst and Young (di Indonesia berafiliasi dengan KAP Hanadi, Sarwoko Dan Sandjaja), Kap Pricewaterhouse Coopers (di Indonesia berafiliasi dengan KAP Drs. Hadi Susanto dan Rekan), dan KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler/KPMG (di Indonesia berafiliasi dengan KAP Sidharta, Sidharta dan Harsono). Namun sekitar tahun 2002, KAP Arthur Andersen mengalami kasus dan membubarkan diri (tanpa nama, 2003). Di Indonesia, partner KAP yang berafiliasi dengan KAP Arthur Andersen kemudian bergabung dengan KAP Ernst and Young, sehingga berganti nama menjadi KAP Prasetio, Sarwoko dan Sandjaja (Tanpa Nama, 2002).
2. Kantor Akuntan Publik Nasional
Beberapa KAP lainnya di Amerika Serikat yang dianggap sebagai kantor akuntan publik berukuran nasional karena memiliki cabang-cabang di seluruh kota besar di Amerika Serikat. Mereka memiliki hubungan dengan KAP di luar negeri sehingga memiliki juga potensi internasional. Pada masa belakangan ini emakin banyak kantor akuntan publik jenis ini yang juga diwakili di Indonesia.
3. Kantor Akuntan Publik Lokal dan Regional
Sebagian kantor akuntan publik di Indonesia merupakan kantor akuntan publik lokal atau regional, dan terutama sekali di Pulau Jawa. Banyak diantaranya yang berafiliasi dengan organisasi kantor akuntan publik internasional dalam kelompok 30 besar untuk bertukar pandangan dan pengalaman mengenai hal-hal seperti teknik informasi dan pendidikan lanjutan.
4. Kantor Akuntan Publik Lokal Kecil
Sebagian kantor akuntan publik di Indonesia mempunyai kurang dari 25 orang tenaga profesional pada suatu KAP. Mereka memberikan jasa audit dan pelayanan yang berhubungan dengan badan-badan usaha kecil dan organisasi nirlaba, meskipun ada diantaranya yang melayani satu dua perusahaan yang go public.

Pelaporan Keuangan Bagi Perusahaan Publik
Sebelum tahun 2003, berdasrkan lampiran keputusan ketua BAPEPAM Nomor Keputusan 80/PM/1996 dalam Widiyanti (2003) tentang penyampaian laporan keuangan berkala, maka setiap emiten dan perusahaan publik yang pernyataan pendaftarannya telah efektif wajib menyampaikan laporan keuangan berkala dan laporan auditor independen kepada BAPEPAM selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30 September 2003, BAPEPAM merevisi peraturan tersebut, dengan dikeluarkannya lampiran surat keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Keputusan 36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan (Sovie, 2005).
Setiap emiten dan perusahaan publik yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif wajib menyampaikan laporan keuangan berkala kepada BAPEPAM sebanyak 4 (empat) eksemplar, sekurang-kurangnya 1 (satu) dalam bentuk asli. Laporan keuangan yang harus disampaikan ke BAPEPAM terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan jika dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya.
Laporan keuangan tahunan wajib diumumkan kepada publik dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Perusahaan wajib mengumumkan neraca, laporan laba rugi dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenangsesuai dengan jenis industrinya dalam sekurang-kurangnya 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang satu diantaranya mempunyai peredaran nasional dan lainnya yang terbit di tempat kedudukan emiten atau perusahaan publik, selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan.
b. Bentuk dan isi neraca, laporan laba rugi, dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industri yang diumumkan tersebut harus sama dengan yang disajikan dalam laporan keuangan tahunan yang disajikan kepada BAPEPAM.
c. Pengumuman tersebut harus memuat opini dari akuntan.
d. Bukti pengumuman tersebut harus disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah tanggal pengumuman.
Jika emiten atau perusahaan publik yang laporan keuangannya mendapatkan opini selain wajar tanpa pengecualian, maka ketika mengumumkan laporan keuangan auditannya, perusahaan publik wajib pula memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Paragraf penjelasan akuntan atas opininya, antara lain menyangkut hal-hal sebagai berikut: Pembatasan ruang lingkup pemeriksaan. Penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penjelasan ketidakpastian menyangkut kelangsungan usaha perusahaan dan kemungkinan adanya kerugian. Dampak utama penyimpangan terhadap laporan keuangan
b. Tanggapan manajemen terhadap opini akuntan tersebut
Dengan semakin diperketatnya peraturan BAPEPAM terbaru yang menjadikan batas waktu penyampaian laporan keuangan auditan dari 120 hari menjadi 90 hari akan menjadikan tugas dari akuntan publik semakin berat. Hal ini disebabkan karena pekerjaan audit merupakan aktivitas yang membutuhkan waktu dikarenakan audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian. Disamping itu, dalam standar pekerjaan lapangan disebutkan bahwa audit harus dilaksanakan melalui pemahaman yang memadai dan pengumpulan bukti-bukti yang cukup melalui pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi.

Audit Delay
Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan auditan merupakan hal yang sangat penting khususnya untuk perusahan-perusahan publik yang menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan. Beaver (1968) dalam Givoly dan Palmon (1982) memberikan bukti empiris berkaitan dengan isi informasi keuangan yang berupa pengumuman laba, dimana investor akan menunda pembelian atau penjualan sekuritasnya sampai dengan diterbitkannya laporan keuangan auditan perusahaan. Manajer perusahaan akan sangat menghargai jika auditor mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Namun auditor memerlukan waktu yang cukup untuk dapat megumpulkan bukti-bukti kompeten yang dapat mendukung opininya. Lamanya waktu penyelesaian audit diukur dari berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal ditandatanganinya laporan audit (tanggal opini) selanjutnya disebut sebagai audit delay.
Audit delay atau dalam beberapa penelitian sebagai audit reporting lag didefinisikan sebagai selisih waktu antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit. Definisi ini digunakan oleh Casrlaw dan Kaplan (1991); Ansah (2000); Hossain dan Taylor (1998); Halim (2000); serta Ahmad dan Kamarudin (2001). Dyer dan McHugh (1975) membagi keterlambatan atau lag menjadi:
1. preliminary lag, yaitu interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan pendahulu oleh pasar modal.
2. auditor’s signature lag, yaitu interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal yang tercantum dalam laporan auditor.
3. total lag, yaitu interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan tahunan publikasi oleh pasar modal.
Di Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ) menetapkan bahwa laporan keuangan tahunan harus teraudit dalam waktu 90 hari serta harus diserahkan ke BAPEPAM dan BEJ untuk dipublikasikan. Hal ini dapat dijadikan pedoman oleh auditor dan pihak manajemen perusahaan publik bahwa batas waktu minimal audit delay adalah 90 hari (3 bulan). Apabila ketetapan ini dilanggar, maka BAPEPAM akan mengenakan sanksi bagi perusahaan yang tidak mematuhinya.

Laporan Audit Independen

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan
Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Perusahaan menolak menyajikan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2001. Penyajian laporan yang meringkas kegiatan operasi, investasi, dan pembelanjaan perusahaan tersebut diharuskan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK). Menurut pendapat kami, kecuali tidak disajikannya laporan arus kas yang mengakibatkan tidak lengkapnya penyajian seperti yang diuraikan dalam paragraph di atas, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Perusahaan tidak memasukkan kewajiban sewa guna usaha dari aktiva tetap dan kewajiban dalam neraca terlampir, dan menurut pendapat kami, harus dikapitalisasi agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika kewajiban sewa guna usaha ini dikapitalisasi, aktiva tetap akan bertambah sebesar Rp. 120.000.000,-, kewajiban jangka panjang sebesar Rp. 120.000.000,-. Tambahan laba bersih akan berkurang sebesar Rp. 12.000.000 dan laba per lembar saham akan berkurang sebesar Rp. 1.200,- untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Menurut pendapat kami, kecuali untuk dampak tidak dikapitalisasinya kewajiban sewa guna usaha seperti yang kami uraikan dalam paragraph di atas, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Sebagaimana telah dijelaskan dalam catatan X atas laporan keuangan, perusahaan mencantumkan perkiraan pabrik dan ekuipmen pada nilai appraisal, dan menghitung depresiasinya berdasarkan nilai tersebut. Karena penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum seperti yang diuraikan diatas, pada tanggal 31 Desember 2001, saldo persediaan lebih tinggi sebesar Rp. 525.000.000,-. Dengan diperhitungkannya biaya depresiasi ke dalam biaya overhead pabrik berdasarkan nilai revaluasi yang lebih besar dari harga pokok aktiva tetap dan aktiva tetap dikurangi akumulasi depresiasinya disajikan lebih tinggi sebesar Rp. 75.500.000 dibandingkan jika disajikan atas dasar harga pokoknya. Menurut pendapat kami, karena dampak dari hal yang kami uraikan dalam paragraph diatas, laporan keuangan yang kami sebut di atas tidak menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion atau no opinion) Kami telah ditugasi untuk mengaudit neraca PT. GUNADARMA tanggal 31 Desember 2001 serta laporan rugi laba, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Perusahaan tidak melakukan penghitungan fisik persediaan dalam tahun 2001 yang dicantumkan dalam laporan keuangan sebesar Rp. 850.000.000 pada tanggal 31 Desember 2001. Lebih lanjut, bukti-bukti yang mendukung harga perolehan aktiva tetap yang dibeli sebelum tanggal 31 Desember 2001 tidak lagi tersedia dalam arsip perusahaan. Catatan perusahaan tidak memungkinkan dilaksanakannya penerapan prosedur audit lain terhadap persediaan dan aktiva tetap. Karena perusahaan tidak melaksanakan penghitungan fisik persediaan dan kami tidak dapat menerapkan prosedur audit untuk meyakinkan kami atas kuantitas persediaan dan harga pokok persediaan dan harga perolehan aktiva tetap, lingkup audit kami tidak cukup untuk memungkinkan kami menyatakan pendapat, dan kami tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

Similar Documents

Premium Essay

Auditing

...AUDITING A RISK-BASED APPROACH TO CONDUCTING A QUALITY AUDIT 9th Edition Karla M. Johnstone | Audrey A. Gramling | Larry E. Rittenberg CHAPTER 5 PROFESSIONAL AUDITING STANDARDS AND THE AUDIT OPINION FORMULATION PROCESS Copyright © 2014 South-Western/Cengage Learning LEARNING OBJECTIVES 1. 2. 3. 4. Identify and compare the various auditing standards that provide guidance on the audit opinion formulation process List and discuss the foundational principles underlying the auditing standards List the phases and related activities in the audit opinion formulation process Explain the concept of accounting cycles and discuss their importance to the audit opinion formulation process Copyright © 2014 South-Western/Cengage Learning 5-2 LEARNING OBJECTIVES 5. 6. 7. 8. Describe the assertions that are inherent to financial statements and explain their importance to the audit opinion formulation process Define audit evidence and describe the purpose and types of audit procedures used to obtain audit evidence Discuss the importance of audit documentation and provide examples Discuss audit activities in Phase I of the audit opinion formulation process Copyright © 2014 South-Western/Cengage Learning 5-3 LEARNING OBJECTIVES 9. 10. 11. 12. Discuss audit activities in Phase II of the audit opinion formulation process Discuss audit activities in Phase III of the audit opinion formulation process Discuss audit...

Words: 4700 - Pages: 19

Premium Essay

Auditing

...AUDITING THEORY TESTBANKS / REVIEWERS 1. When an auditor believes that an understanding with the client has not been established, he or she should ordinarily a. Perform the audit with increase professional skepticism. b. Decline to accept or perform the audit. c. Assess control risk at the maximum level and perform a primarily substantive audit. d. Modify the scope of the audit to reflect an increased risk of material misstatement due to fraud. 2. An auditor should design the written audit program so that a. All material transactions will be selected for substantive testing. b. Substantive tests prior to the balance sheet date will be minimized. c. The audit procedures selected will achieve specific audit objectives. d. Each account balance will be tested under either tests of controls or tests of transactions. 3. Which of the following fraudulent activities most likely could be perpetrated due to the lack of effective internal controls in the revenue cycle? a. Fictitious transactions may be recorded that cause an understatement of revenues and overstatement of receivables. b. Claim received from customers for goods returned may be intentionally recorded in other customer’s accounts. c. Authorization of credit memos by personnel who receive cash may permit the misappropriation of cash. d. The failure to prepare shipping documents may cause an overstatement of inventory balances. 4. Accepting an engagement to examine an entity’s financial...

Words: 24671 - Pages: 99

Free Essay

Auditing

...Auditor’s Responsibility for Assessing Going Concern In auditing, going concern is identified as an entity’s capability to continue operating as a business entity. It is the auditor’s responsibility to evaluate the company’s financial statements to assess whether or not the going concern assumption is appropriate. An entity is obligated to include a disclosure in the footnotes of the financial statement stating if there is substantial doubt of the company to continue as a going concern. According to the Public Company Accounting Oversight Board, AU 341 describes the requirements for the auditor’s evaluation of an entity’s going concern. This standard states that an auditor’s responsibility is to evaluate if there is substantial doubt about an entity’s capability to carry on as a going concern for the next year. The period of substantial doubt is not to exceed twelve months. This evaluation is based upon any evidence that he or she has accumulated during the normal course of the audit. If there is substantial doubt about an entity’s ability to continue as a going concern for a reasonable period of time not to exceed one year, the auditor should review management’s plan to remedy the problems. If the substantial doubt goes unresolved, the auditor should add an explanatory paragraph to the audit report. In the event that an auditor receives a request to reissue his or her evaluation of going concern and remove the explanatory paragraph, one can refer to the PCAOB’s...

Words: 5831 - Pages: 24

Premium Essay

Auditing

...here are 10 generally accepted auditing standards and are separated into three categories. 1. General Standards a. Auditor must have adequate training, experience, education and proficiency to perform the audit. b. Auditor must have the attitude of independence c. Auditor must exercise due professional care – with care and skill 2. Standards of Fieldwork d. Auditor must plan properly and supervise employees e. Auditor must understand entity and its environment…including internal controls to assess the risk of material misstatement f. Auditor must obtain sufficient evidence 3. Standards of Reporting g. Auditor must report whether the financial statements are presented in accordance with GAAP h. Auditor must identify any inconsistency of GAAP i. Auditor must report any findings that are not reasonable to GAAP j. Auditor must express an opinion Sally Jones did not follow GAAS while conducting the audit for Dale Boucher owner of a small electronics firm. 1. Jones did not place auditors that had adequate experience to perform the audit. 2. Jones did not supervise the auditors she put in place. 3. Jones did not take the time to understand the entity and its environment. 4. Jones did not take any time to understand the company’s internal controls. 5. The report Jones prepared did not state that the audit was in accordance with GAAP. 2-25 A. The client in this case changed depreciation...

Words: 304 - Pages: 2

Premium Essay

Auditing

...Audit and Assurance Services Chapter 1 1 Learning Objectives 1. What is auditing?  Distinguish between auditing and accounting.  Importance of auditing in reducing information risk. 2. Distinguish audit services from other assurance and non-assurance services provided by CPAs. 3. Three main types of audits. 4. How to become a CPA?  Identify the primary types of auditors. 2  What is auditing? Evaluating 3 Nature of Auditing Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person. 4 Audit Reporting -- (Expressing Opinions) The final stage in the auditing process is preparing the Audit Report, which is the communication of the auditor’s findings to users. 5 Information and Established Criteria To do an audit, there must be information in a verifiable form and some standards (criteria) by which the auditor can evaluate the information. 6 Accumulating Evidence and Evaluating Evidence Evidence is any information used by the auditor to determine whether the information being audited is stated in accordance with the established criteria. Transaction data Client inquiry Written and electronic Communications with outsiders Observations 7 Competent, Independent Person The auditor must be qualified...

Words: 2208 - Pages: 9

Premium Essay

Auditing

...Auditing Auditing is considered an efficient and self-governing inspection of the performances, operations, data, statements and records of a company for its stated determination. As with any audit the auditor is required to recognize the different proposals before his or her examination, the collection of evidence, and the evaluation of his or her findings. Auditors can be either internal or external auditors of financial statements. An external auditor is considered as an independent auditor which is engaged through the use of a client to determine his or her opinion in the financial statements of a company. Furthermore, if the company is a publicly traded company, the external auditor would also have to express his or her opinions on the internal controls of the company. An internal auditor however, is an employee who is employed by the company which he or she audits. According to "Cornell University" (2007), “Internal Auditors' roles include monitoring, assessing, and analyzing organizational risk and controls; and reviewing and confirming information and compliance with policies, procedures, and laws” (Who are internal auditors?). Although the accuracy of the financial statements relies on the accountability of management of the organization, all auditors has the responsibility to express his or her opinions of the financials of the organization. Furthermore, the auditor has a responsibility to his or her profession to comply with all standards recognized...

Words: 307 - Pages: 2

Premium Essay

It on Auditing

...REFLECTION PAPER ON “THE IMPACT OF EMERGING INFORMATION TECHNOLOGY ON AUDITING” In our modern world today, everything is possible... Everything is faster. But based on this fact, do we really know the influence of evolving “Information Technology” on our society specifically in the dynamics of businesses nowadays? To respond with this, IT has affected many sectors or aspects especially auditing. Audit is an evaluation of a person, organization, system, process, enterprise, project or product to enable the auditor to express an opinion whether the financial statements are prepared, in all material respects, is in accordance with the applicable financial reporting framework. The use of computers in the process of auditing is what we called “Accounting Information System” which is wildly by the auditors today. In a business context, information technology (IT) is defined as "the study, design, development, application, implementation, support or management of computer-based information systems". The prompt growth in information technology (IT) competencies and the longing of businesses of all sizes to obtain competitive advantage have led to a dramatic increase in the use of IT systems to make, process, store and communicate information. Today, employees at all levels use IT systems in their daily activities. Electronic records have replaced traditional paper documents. In fact, there are few companies that don’t rely on IT to at least some extent to achieve their financial...

Words: 614 - Pages: 3

Premium Essay

Auditing

...associated with professionally standard auditing (Olagunju, 2011, pp.85). In other to maintain the utmost standard for the accounting profession, independence is seen as being free from control or pressure and not allowing situations which would tend to weaken objectivity or create personal preconceived notions (Porter and Simon et al., 1996). Audit improves the trustworthiness of the financial statements giving it sensible assertion from an independent source that the financial statements is true and fair in agreement with accounting standards (Olagunju, 2011, pp.85-86). The next section of this essay provides detailed information on how value is added to the financial statement when the auditors’ audit with independence whilst appraising how the accounting profession has or is reacting to auditor independence. While the last section will evaluate the risks or threats to independence and explain ways of mitigating identified risks. Value of Independent Auditing on Financial Statements The significance of audit services will be impaired when independence is absent (Sweeney, 1992); therefore, an uncompromised independence gives a better quality audit to the financial statements (Baber et al., 1995). In addition, if an auditor is independent, the motivation to do a better audit is not undermined as the auditor will report misstatements (Pike, 2003). Stewart (1994) in Porter and Simon et al., (1996), likened independence to the “corner stone of auditing”. This means if the auditors are...

Words: 2487 - Pages: 10

Premium Essay

Auditing

...independent auditor is asked to express an opinion on the fair presentation of financial statements? 1) It is difficult to prepare financial statements that fairly present a company’s financial position, operations, and cash flows without the expertise of an independent auditor. 2) It is management’s responsibility to seek available independent aid in the appraisal of the financial information shown in its financial statements. 3) The opinion of an independent party is needed because a company may not be objective with respect to its own financial statements. 4) Itisacustomarycourtesythatallstockholdersofacompanyreceiveanindependent report on management’s stewardship of the affairs of the business. B. Independent auditing can best be described as 5) A branch of accounting. 6) Adisciplinethatatteststotheresultsofaccountingandotherfunctionaloperations and data. 7) A professional activity that measures and communicates financial and business data. 8) A regulatory function that prevents the issuance of improper financial information. C. Which of the following professional services is an attestation engagement? 9) A consulting service engagement to provide computer ­ processing advice to a client. 10) An engagement to report on compliance with statutory requirements. 11) An income tax engagement to prepare federal and state tax returns. 12) The preparation of financial statements from a client’s financial...

Words: 2888 - Pages: 12

Premium Essay

Auditing

...Questions for Midterm Exam 1) A measure of how willing the auditor is to accept that the financial statements may be materially misstated after the audit is completed and an unqualified opinion has been issued is the: A) inherent risk. B) acceptable audit risk. C) statistical risk. D) financial risk. Answer: B 1) بمقياس لمدى رغبة مراجع الحسابات أن تقبل أن البيانات المالية قد يمكنه ماديا بعد اكتمال عملية المراجعة وقد تم إصدار رأي غير متحفظ: A) المخاطر الكامنة. ب) مخاطر المراجعة مقبولة. ج) خطر الإحصائية. د) خطر المالية. جواب: ب 2) A measure of the auditor's assessment of the likelihood that there are material misstatements in an account before considering the effectiveness of the client's internal control is called: A) control risk. B) acceptable audit risk. C) statistical risk. D) inherent risk. Answer: D بمقياس 2) لتقييم مراجع الحسابات لاحتمال أن هناك الأخطاء المادية في حساب قبل النظر في فعالية الرقابة الداخلية للعميل ويسمى: A) التحكم في المخاطر. ب) مخاطر المراجعة مقبولة. ج) خطر الإحصائية. مد) المخاطر الملازمة. جواب: D 3) When inherent risk is high, there will need to be: عند عالية المخاطر الكامنة، هناك حاجة إلى أن تكون: A) |A lower assessment of audit risk |More evidence accumulated by the auditor | |إجراء تقييم أقل من مخاطر المراجعة |المزيد من الأدلة المتراكمة لدى المراجع | |Yes |Yes...

Words: 8950 - Pages: 36

Premium Essay

Auditing

...March 2012 This Auditing and Assurance Bulletin has been prepared by Auditing and Assurance staff. It has not been issued under the authority of the Auditing and Assurance Standards Board (AASB). This Auditing and Assurance Bulletin is intended to help raise practitioners’ awareness in a timely manner of significant new or emerging issues or other noteworthy circumstances related to engagements addressed by the AASB pronouncements. It is also meant to direct practitioners to relevant requirements, application and other explanatory material in the CICA Handbook – Assurance. auditing and assurance FOR PUBLIC ACCOUNTANTS PERFORMING AUDIT AND REVIEW ENGAGEMENTS BULLETIN Staff contact Chi Ho Ng, CA, CPA(IL), MBA Principal Auditing and Assurance Standards Department 277 Wellington Street West Toronto, ON M5V 3H2 Tel: (416) 204-3443 E-mail: chiho.ng@cica.ca Fax : (416) 204-3408 Auditing Considerations in an Uncertain Economic Environment Uncertainties in the current economic environment There is a possibility that the Canadian economy may weaken in the near term. This has been noted in various sources, including the economic forecast for Canada issued by the Organization for Economic Co-operation and Development. Heightened risks from renewed financial-market turmoil linked to the European sovereign debt crisis and high levels of household indebtedness are eroding consumer confidence. In January 2009, staff of the Auditing and Assurance Standards Board (AASB) issued...

Words: 7297 - Pages: 30

Premium Essay

Auditing

...Corporate governance heavily refers to the whole structure of rights, processes and controls established internally and externally over the management of a business entity with the objective of protecting the interests of its stakeholders from any type of loses incurring. To begin with, firstly there are three types of auditors in the corporate governances, internal, external and government auditors. The role of the internal auditors in the corporate governance is to evaluates corporate activities, controls or procedures and ensures that they are adequate and in compliance with senior management's recommendations and human resources guidelines. An internal audit also helps a firm adhere with regulatory standards and industry practices.An internal auditor evaluates a firm's processes, "controls" and mechanisms to ensure that they are "adequate" and "functional". A control is a group of instructions that top management puts into place to avoid losses due to human error, technology breakdowns or fraud. A "functional" control provides corrections to internal problems. A control is "adequate" when it clarifies instructions for job performance and problem reporting. An auditor also ensures that a firm's activities and controls abide by government mandates or industry regulations. (Codjia, 2013) Moreover the role and responsibility of an external auditor is to provide assurance to the general public regarding the truth and fairness of the information presented in the audited reports...

Words: 2531 - Pages: 11

Premium Essay

Auditing

...Kristin Bamberger Business Risk and Auditing Regis University Auditing Principles June 28, 2014 Business Risk and Auditing In the eyes of the average person auditing is a very black and white business as is all aspects of accounting. However, neither of these are as cut-and-dry as people would like to think. Auditors, as many people assume, are not always looking for fraud. Their main purpose in auditing is to ensure the financial statements comply with Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). Auditing is as much for external users as it is for internal users. It is important for internal users because they can ensure they are complying with many of the GAAP laws. For external users auditing allows them to make educated decisions on which companies to invest in and they can see both business risk and audit risk. For any given auditing firm they will evaluate a potential client before actually committing to doing an audit. Auditors are looking at business risk and are always aware of audit risk. These two terms are glaringly different and yet go hand-in-hand for auditors. Many people think that business and audit risk are all about fraud, however, audit risk is more about legally protecting the auditing firm and the CPA’s while business risk is about protecting people that may invest or lend money to a business. Fraud is not actually a large part of auditing because auditing is looking at internal controls, and if a company has strong internal controls they...

Words: 1837 - Pages: 8

Premium Essay

Auditing

...organisations has created the need for a specialist in various business controls: the internal auditor. We can understand better the nature of internal auditing today if we know something about the changing conditions in the past and the different needs these changes created. What is the earliest form of internal auditing and how did it come into existence? How has internal auditing responded to changing needs? As the operations of an organisation become more voluminous and complex, it is no longer practicable for the owner or top manager to have enough contact with all operations to satisfactorily review the effectiveness of performance. These responsibilities need to be delegated. The Development of the Profession of Internal Auditing Internal auditing has evolved from accounting-oriented to a management-oriented profession. At one time, internal auditing functioned as a junior to the independent accounting profession, and attesting to the accuracy of financial matters was the profession's main concern. Now internal auditing has established itself with a far broader focus. Modern internal auditing provides services that include the examination and appraisal of controls, performance, risk and governance throughout public and private entities. Financial matters represent only one aspect of the purview of internal auditing. Requirement to have Internal Audit Activity In January 2004, the US Securities and Exchange Commission (SEC) had approved new rules proposed...

Words: 6115 - Pages: 25

Premium Essay

Auditing

...CHAPTER 2 OVERVIEW OF AUDITING I. Review Questions 1. One definition of auditing is that it is a systematic process by which a competent, independent person objectively obtains and evaluates evidence regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between those assertions and established criteria and communicating the results to interested users. The Philippine Standards on Auditing (PSA) 120 “Framework of Philippine Standards on Auditing” states the objective of an audit as follows: “The objective of an audit of financial statements is to enable the auditor to express an opinion whether the financial statements are prepared in all material respects, in accordance with an identified financial reporting framework.” 2. This apparent paradox arises from the distinction between the function of auditing and the function of accounting. The accounting function is the process of recording, classifying and summarizing economic events to provide relevant information to decision makers. The rules of accounting are the criteria used by the auditor for evaluating the presentation of economic events for financial statements and he or she must therefore have an understanding of generally accepted accounting principles (GAAP), as well as generally accepted auditing standards (GAAS). The accountant need not, and frequently does not, understand what auditors do, unless he or she is involved in doing audits, or has been trained...

Words: 2252 - Pages: 10