TELAAH KINERJA KEUANGAN: PT ANEKA ANDALAN MASSA
(PT AAM)*
*) Kasus ini berdasarkan kasus bisnis nyata, berdasarkan kesepakatan dengan direksi maka semua nama baik perorangan maupun perusahaan dalam kasus ini disamarkan
Prolog
Berkembangnya permintaan laser cutting di dunia usaha, membuat Bp.
Teddry selaku owner memikirkan untuk menambah mesin laser perusahaannya.
Hal ini karena adanya pemikiran untuk mengurangi idle time para konsumennya, mengurangi melimpahkan orderan ke pihak supplier lain yang pada akhirnya dapat menjadi ancaman buat perusahaan. Bp. Teddry berencana mengambil mesin dengan cara berhutang. Mesin laser cutting Trumpf Germany, Trulaser 3030 yang akan di ambil Bp. Teddry adalah mesin yang dijual oleh perusahaan Jerman sehingga Bp. Teddry merasa perlu melakukan feasible study terlebih dulu apakah memutuskan pinjam di bank lokal ataukah menerima tawaran leasing perusahaan di Jerman.
Langkah awal yang dilakukan Bp. Teddry adalah melakukan analisis kondisi keuangangannya untuk mengetahui kemampuan utangnya. Hal ini penting karena pinjaman dalam bentuk EURO. Risiko fluktuasi EURO juga akan mengakibatkan exposure terhadap aliran cash pembayaran utangnya. Lampiran 1 dan 2 menunjukkan laporan neraca dan rugi-laba dari PT AAM. Apakah PT AAM termasuk perusahaan yang sehat kondisi finansialnya? Kemampuan utang perusahaan menjadi salah satu isu yang mengangkat struktur modal dari perusahaan. Adapun struktur modal dari PT AAM selama ini tidak pernah menambahkan modal internal perusahaan, hal ini tampak dari neraca bahwa modal saham yang selalu tetap sama dari tahun ke tahun. Penambahan modal internal didapatkan perusahaan melalui penahanan laba yang diperoleh perusahaan. Selain itu perusahaan juga menggunakan utang dari pihak eksternal
(bank). Oleh karena itu, perlu adanya penggalian seberapa besar utang dalam struktur modalnya dan apakah masih mampu perusahaan menggunakan utang.
Penggunaan Pinjaman atau Leasing yang merupakan keputusan tepat bagi Bp.
Teddry?
1
Dibalik Layar PT AAM
Perusahaan pintu baja di Indonesia yang pertama dan satu-satunya menggunakan Laser Cutting Machine. PT. AAM didirikan pada tahun 1995 oleh
Bp. Teddry, berlokasi di Perkampungan di Jalan Pesapen Kali Surabaya. Pada tahap awal PT. AAM hanya memproduksi Panel Listrik dengan sejumlah
Karyawan 18 Orang digunakan untuk beberapa Industri. Seiring dengan pesatnya pembangunan sektor industri di Jawa Timur serta wilayah sekitarnya, membuka peluang dan memberi dorongan kepada organisasi ini semakin giat melayani kebutuhan konsumennya. Oleh karena itu PT. AAM memperluas variasi produknya, dengan menciptakan Produk Utama yaitu Steel & Fire Door yang kemudian dipasarkan di Sektor Industri, Mall, Apartement, Rumah Sakit, Power
Plan, dsb.
PT. AAM juga melakukan perluasan sebuah gedung yang berlokasi di Jl.
Dumar Industri A-5, Surabaya seluas ± 2500 m², yang kemudian digunakan sebagai Kantor, Gudang, dan sekaligus tempat Produksi. Saat ini jumlah
Karyawan yang dimiliki adalah sekitar 83 Orang di Pabrik, dan 20 Orang di
Proyek, Total mencapai +/- 100 Orang Pekerja. Dan fasilitas yang dimiliki semakin bertambah yaitu dengan adanya Laser cutting, Mesin Bending L-V-Dies, serta Robot Wellding dan akan terus dikembangkan sesuai tuntutan pasar dan produktifitas AAM.
Pertumbuhan dunia bisnis yang cepat yang diiringi perkembangan hightech membuat PT AAM yang berdiri sejak Tahun 1995, selalu berusaha memenuhi kebutuhan dan memberi kepuasan para pelanggan dengan produkproduk pintu besi laser cutting dan produk metal atau stainless laser cutting yang bermutu, memiliki kualitas estetika dan dengan proses produksi yang tepat waktu.
Demi meningkatkan kualitas perusahaan PT. AAM melakukan beberapa hal yang bersifat continue improvement, yaitu; peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan kapasitas produksi, peningkatan efisiensi, ketepatan waktu produksi dan peningkatan kualitas mutu produk. Semua itu dilakukan demi memuaskan pelanggan kami. AAM Steel & Fire Door adalah sebuah jawaban untuk
2
memenuhi permintaan segala desain dan dimensi pintu baja. Dengan bebas biaya konsul teknik, para pelanggan dapat mempercayakan kepada keahlian dan pengalaman PT. AAM yang mana dapat mengurangi biaya dalam concept, drawing, dan engineering.
Pak Teddry menyadari bahwa karakteristik yang khusus dalam bisnis yang digeluti PT AAM. Hampir 75% penjualan PT AAM bersumber dari kontrak pembelian dengan periode bulanan, sehingga seringkali pembayaran atas kontrak belum bisa terjadi dalam periode yang panjang sampai proyek dari konsumen terbayarkan oleh owner proyek. Hal ini menyebabkan kemampuan penagihan piutang PT AAM membutuhkan penanganan yang lebih baik. 25% penjualan dalam bentuk unit yang lebih banyak melayani pembelian retail dengan pembayaran yang cepat.
Industri Laser Cutting
Meningkatnya
kreativitas
dan
inovasi
baru
yang
dikembangkan
masyarakat Indonesia, ternyata mendorong kemunculan industri kreatif di berbagai penjuru nusantara. Bahkan secara sengaja Pemerintah Indonesia mulai mensosialisasikan ekonomi kreatif guna mengurangi angka pengangguran yang cukup besar di negara kita.
Layanan jasa laser cutting kini menjadi salah satu peluang bisnis yang sangat menjanjikan di indurstri kreatif. Desain yang dulu tidak mungkin dikerjakan dengan mesin karena terlalu berukir dan banyak lekuk, dengan adanya laser cutting hal tersebut menjadi mungkin dikerjakan. Sebagai contoh bila anda yang ingin memotong corak batik ataupun membuat bentuk yang bagus pada permukaan besi hitam maupun tembaga. Laser cutting mampu melakukan hal tersebut. Dengan kecanggihan teknologi dan peralatan tersebut, alat tersebut juga mampu menciptakan huruf timbul di papan besi sebagai sarana untu promosi bisnis. Dewasa ini, perlu sesuatu yang unik dan menarik yang dibuat supaya bisa menarik minat para pelanggan, maka dari itu menggunakan layanan Jasa Laser
Cutting adalah ide yang brilian. Kini dengan semakin semaraknya perkembangan bisnis yang ada di Indonesia, menjadikan banyak orang menggunakan jasa laser
3
cutting baik itu untuk keperluan pengiklanan maupun membuat nama tempel untuk usaha restoran, kafe, papan nama kantor, jam, karikatur, dll.
Kredit atau Capital Leasing?
Perkembangan bisnis laser cutting juga ternyata dilirik oleh PT AAM.
Bekal pengalaman perusahaan di industri metal akhirnya diperluas dengan ide ekspansi usahanya terkait dengan laser cutting untuk bahan metal. Keinginan tersebut direalisasikan dengan investasi pada mesin laser cutting. Pilihan mesin laser cutting diambil produksi Jerman karena Jerman memiliki mesin hi-tech yang sudah terbukti baik dan handal dibandingkan dengan mesin-mesin produksi Cina.
Untuk membeli mesin laser cutting, PT AAM memerlukan dana sebesar
Rp.7 Milyar. PT AAM mendapatkan tawaran dari pihak perbankan di Indonesia untuk kredit dengan tingkat suku bunga sebesar 13%. Selain itu PT AAM juga mendapatkan tawaran dari pihak produsen mesin di Jerman untuk bisa mengambil mesin secara kredit. Pembelian mesin produksi Jerman tersebut dalam bentuk mata uang EURO, yang pada saat kontrak spot rate-nya adalah 1 EURO =
Rp.12.000,00. Pihak Jerman memberi kelonggaran PT AAM dapat mencicil pembeliannya selama 3 tahun. Pinjaman dari pihak Jerman serupa dengan capital leasing, dimana awalnya PT AAM sewa namun nanti akhirnya dapat memiliki mesin yang disewanya. Hal ini bisa dilaksanakan karena pada waktu itu ada kebijakan dari pemerintah Jerman untuk perusahaan-perusahaan Jerman dapat meningkatkan penjualannya agar perekonomiannya naik.
Kebingungan dan Kebimbangan PT AAM
PT AAM perlu melihat kemampuan utang-nya untuk menentukan pilihan pendanaan yang digunakan. Perlu kemudian melakukan analisis secara tepat dengan berbagai alat analisis rasio untuk melihat kinerja keuangannya.
Berdasarkan Lampiran 1 dan 2, terdapat peningkatan fixed asset tahun 2011 sebesar 294% dari tahun 2010 karena adanya penambahan mesin baru terutama cutting, bending, dan laser. Biaya depresiasi juga sama meningkat sebesar 62% dari tahun 2010. Total aset tahun 2011 meningkat secara signifikan sebesar 93%
4
dari tahun 2010, hal ini juga mendorong peningkatan pendapatan komponen sebesar 113% dan secara keseluruhan pendapatan meningkat sebesar 40% dibandingan tahun sebelumnya yaitu tahun 2010.
Investasi pada mesin juga menunjukkan kemampuan PT AAM dalam mengelola ekspansi dan pertumbuhan penjualannya. Dengan adanya mesin laser yang baru maka periode yang akan datang, perusahaan memperkirakan terjadi kenaikan pendapatan sebesar 30%. Disisi lain, investasi pada mesin juga meningkatkan biaya HPP dan pemasaran sebesar 17% (2010 – 2011). Perusahaan memiliki kepercayaan dengan kemampuan menjaga efisiensi dalam biaya dan pendapatan akan didukung dengan adanya investasi mesin yang baru di tahun
2012.
Investasi tersebut juga meningkatkan aktivitas utang perusahaan.
Kewajiban bunga PT AAM memang mengalami peningkatan sebesar 121% dari tahun 2010 namun hal tersebut juga meningkatkan net profit sebesar 231% (2010
– 2011). Investasi baru pada mesin diperkirakan akan meningkatkan pertumbuhan ekspansi PT AAM dalam melayani berkembangnya idle market laser cutting dan bending terutama untuk wilayah Indonesia timur yang selalu mengalami peningkatan permintaan jasa tersebut sebesar 30% setiap tahunnya.
Kebingungan pak Teddry adalah pada pemilihan pendanaan yang tepat untuk investasi mesin ini. Pada awalnya beliau mengharapkan bisa memilih pendanaan yang sesuai dengan kinerja keuangan PT AAM karena secara umum kedua sumber pendanaan sudah menawarkan diri untuk mendanai investasi tersebut. Kebingungan dan kebimbangan pak Teddry akan menjadi tugas staf keuangan PT AAM untuk menentukan kelayakan peminjaman dan pemilihan alternative pendanaan berdasarkan kinerja keuangan perusahaan. Analisis rasio menyeluruh akan dibutuhkan untuk menelaah kinerja keuangan PT AAM dan selanjutnya mengetahui kemampuan kinerja keuangan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
5
LAMPIRAN 1
NERACA PT AAM
PT AAM
PT AAM
NERACA
31 Desember 2009, 2010, dan 2011
BALANCE SHEETS
December 31, 2009, 2010, and 2011
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2009
2010
2011
AKTIVA
ASSETS
AKTIVA LANCAR
CURRENT ASSETS
Kas & Bank
Rp
217,807,565.18
Rp
553,961,122.58
Rp
369,238,660.67
Cash and Bank
Piutang Usaha
Rp
4,213,635,789.98
Rp
5,026,408,914.61
Rp
5,041,037,590.98
Account Receivable
Persediaan Bahan
Rp
1,274,212,402.98
Rp
1,387,829,529.23
Rp
2,532,204,194.00
Supplies Raw of Materials
Work in Proces
Rp
900,959,055.67
Rp
1,250,223,055.67
Rp
2,159,441,728.16
Work in Process Inventory
Persediaan Barang Jadi
Rp
938,752,441.75
Rp
1,310,016,441.44
Rp
1,884,033,449.69
Inventories of Finished Goods
Biaya Dibayar dimuka
Rp
69,401,892.73
Rp
110,346,771.00
Rp
177,713,493.00
Prepaid Expenses
Jumlah Aktiva Lancar
Rp
7,614,769,148.29
Rp
9,638,785,834.53
Rp
12,163,669,116.50
Total Current Assets
AKTIVA TETAP
FIXED ASSETS
Harga perolehan revisi
Akumulasi Penyusutan revisi Rp
Jumlah Nilai Buku
Rp
4,327,734,749.80
Rp
(1,210,168,798.69)
3,117,565,951.11
4,686,020,164.91
Rp
(1,592,884,565.91)
Rp
3,093,135,599.00
14,381,844,857.33
(2,587,111,025.49)
Rp
11,794,733,831.84
Initial Investment
Accumulated Depreciation
Total Book Value
AKTIVA LAIN
Pembangunan fasilitas pabrik OTHERS ASSETS
Rp
114,410,940
Rp
156,981,558
783,064,776.90
Contraction of Plant Facilities
Renovasi Bangunan
Rp
49,033,260
Rp
67,277,810
335,599,190.10
Building Renovatioons
6
Amortisasi Aktiva Lainlain
Rp
(65,106,153.34)
Rp
Jumlah Aktiva Lain
Rp
98,338,046.66
Rp
TOTAL AKTIVA
Rp
10,830,673,146.06
Rp
(91,434,213)
Rp
(209,282,553.00)
132,825,155.00
Rp
909,381,414.00
Total Other Assets
12,864,746,588.53
Rp
24,867,784,362.34
TOTAL ASSETS
KEWAJIBAN DAN
MODAL
Amortization Other Assets
LIABILITIES AND
EQUITY
KEWAJIBAN
LIABILITIES
Hutang Dagang
Rp
1,512,616,468.96
Rp
1,528,612,252.19
Rp
1,305,013,310.41
Account Payable
Hutang Lain-lain
Rp
798,634,000.00
Rp
243,718,900.00
Rp
4,609,803,472.00
Others Payable
Hutang Bank
Rp
3,487,279,192.00
Rp
3,908,932,093.90
Rp
4,649,453,053.00
Bank Loans
Jumlah Hutang
Rp
5,798,529,660.96
Rp
5,681,263,246.09
Rp
10,564,269,835.41
Total Liabilities
Modal
EQUITY
Modal Saham
Rp
1,001,250,000.00
Rp
1,001,250,000.00
Rp
1,001,250,000.00
Stockholder Equity
Laba (Rugi) Ditahan
Laba (Rugi) Tahun berjalan Jumlah Modal dan Laba
(Rugi)
Rp
2,537,324,549.08
Rp
4,030,893,485.10
Rp
6,182,233,342.45
Retain Earnings
Rp
1,493,568,936.02
Rp
2,151,339,857.35
Rp
7,120,031,184.49
Current Profit (Loss)
Rp
5,032,143,485.10
Rp
7,183,483,342.45
Rp
14,303,514,526.93
Total Equity
Rp
10,830,673,146.06
Rp
12,864,746,588.53
Rp
24,867,784,362.34
TOTAL LIABILITIES AND
EQUITY
TOTAL KEWAJIBAN
DAN MODAL
7
LAMPIRAN 2
LAPORAN L/R PT AAM
PT AAM
PT AAM
LAPORAN RUGI LABA
31 Desember 2009, 2010, dan
2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
INCOME STATEMENTS
December 31, 2009, 2010, and 2011
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2009
2010
2011
PENDAPATAN
REVENUE
Penjualan Komponen
3,678,516,114.00
9,531,465,833.29
Component Sales
14,714,065,456.00
Penjualan Unit
4,483,086,714.89
17,552,679,604.81
21,419,474,361.28
Unit Sales
TOTAL PENDAPATAN
HARGA POKOK
PENJUALAN BARANG
DAGANGAN
Rp
18,392,581,570.00
Rp
22,035,766,319.70
Rp
30,950,940,194.57
TOTAL REVENUE
Rp
12,966,770,006.85
Rp
15,577,751,750.18
Rp
18,293,125,140.10
COST OF GOOD SOLDS
Biaya Operasional
Rp
1,818,108,966.27
Rp
2,115,090,858.18
Rp
2,133,090,753.57
Operating Expense
LABA KOTOR (EBIT)
Rp
3,607,702,596.88
Rp
4,342,923,711.34
Rp
10,524,724,300.90
GROSS PROFIT (EBIT)
BIAYA NON
OPERASIONAL
NON-OPERATING
EXPENSES
Biaya Pemasaran
Rp
1,306,858,603.42
Rp
1,287,328,096.02
Rp
1,511,723,535.88
Biaya Administrasi & Umum
TOTAL BIAYA NON
OPERASIONAL
Rp
613,280,003.91
Rp
632,123,584.64
Rp
1,057,845,356.32
Rp
1,920,138,607.33
Rp
1,919,451,680.66
Rp
2,569,568,892.20
PENDAPATAN (BIAYA)
LAIN
Marketing Expenses
General and Administrative
Expenses
TOTAL NONOPERATING EXPENSES
OTHER INCOME
(EXPENSES)
Pendapatan lain-lain
Rp
97,910,420.24
Rp
91,644,909.00
Rp
81,092,159.00
Beban lain-lain
Rp
(78,538,482.91)
Rp
(56,442,817.00)
Rp
(41,926,214.00)
Other Income
Other Expenses
8
TOTAL
PENDAPATAN(BIAYA)
LAIN
LABA (RUGI) Sebelum
Pajak
Pajak (25% x 50%) --> Pph pasal 25
LABA (RUGI) Bersih
Rp
19,371,937.33
Rp
35,202,092.00
Rp
39,165,945.00
TOTAL OTHER
INCOME (EXPENSES)
Rp
1,706,935,926.88
Rp
2,458,674,122.68
Rp
7,994,321,353.70
EARNING BEFORE TAX
213,366,990.86
307,334,265.34
874,290,169.21
Tax (25% X 50%)
1,493,568,936.02
2,151,339,857.35
7,120,031,184.49
EARNING AFTER TAX
9