Free Essay

Properti Investasi

In:

Submitted By fairina91
Words 4632
Pages 19
PROPERTI INVESTASI

Properti investasi adalah (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua duanya) yang dikuasai oleh pemilik atau lesse melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau kenaikan nilai atau keduanya dan tidak untuk :


Digunakan dalam produksi atau penyedia barang atau jasa atau untuk tujuan administratif atau



Dijual dalam kegiatan sehari-hari (Par. 5)

Contoh properti investasi: (Par. 8)


Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan untuk dijual jangka pendek dalam kegiatan sehari-hari



Tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya belum ditentukan



Bangunan yang dimiliki melalui sewa pembiayaan dan disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi



Bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi

Contoh bukan properti investasi: (Par. 9)


Properti yang dimaksud untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari atau sedang dalam proses pembangunan untuk dijual (PSAK 14 – Persediaan)



Properti yang digunkan sendiri (PSAK 16 – Aset Tetap)



Properti yang disewakan kepada entitas lain dengan cara sewa pembiayaan

PENGAKUAN (RECOGNITION) (Par. 16)

Properti investasi diakui sebagai asset jika dan hanya jika :


Besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang terkait dengan properti investasi akan mengalir ke entitas; dan



Biaya perolehan properti investasi dapat diukur secara andal.

PENGUKURAN (MEASUREMENT)

Properti investasi diukur sebesar biaya perolehan. Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal tersebut. (Par. 20)

Biaya perolehan properti investasi yang dibeli meliputi harga pembelian dan setiap pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung. Termasuk biaya yang diatribusikan secara langsung :


Biaya jasa hukum



Pajak penjualan



Biaya transaksi lainnya (Par. 21)

Tidak termasuk biaya perolehan :


Biaya perintisan



Kerugian perintisan (kecuali biaya yang diperlukan untuk membawa properti ke kondisi yang diinginkan sehingga dapat digunakan sesuai dengan maksud manajemen). 

Kerugian operasional – terjadi sebelum mencapai tingkat hunian yang direncanakan.



Pemborosan bahan baku, buruh atau sumber daya lain yang terjadi selama masa pembangunan atau pengembangan properti.

Setelah pengakuan awal, Emiten atau Perusahaan Publik wajib memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh Properti Investasi
Model Nilai Wajar
Dalam model ini, Properti Investasi dicatat pada nilai wajar pada tanggal pelaporan.
Model biaya
Dalam model ini, Properti Investasi dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.

PENYAJIAN (PRESENTATION)

Properti Investasi disajikan pada Aset Tidak Lancar sebagaimana gambar dibawah ini :

PENGUNGKAPAN (DISCLOSURE)

Perseroan wajib menjelaskan antara lain kebijakan akuntansi untuk:


Pengakuan awal Properti Investasi;



Pengukuran setelah pengakuan awal Properti Investasi (model nilai wajar atau model

biaya);


Estimasi umur manfaat dan/atau tarif penyusutan untuk model biaya; dan



Penghentian pengakuan Properti Investasi



Jumlah yang diakui dalam laba rugi untuk :

o Penghasilan rental dari properti investasi o Beban operasi langsung (mencakup perbaikan dan pemeliharaan) yang timbul dari properti investasi yang menghasilkan penghasilan rental selama periode.

Khusus untuk Properti Investasi yang menggunakan model Nilai Wajar, selain pengungkapan sebagaimana dimaksud diatas ditambahkan pengungkapan:


Rekonsiliasi antara jumlah tercatat Properti Investasi pada awal dan akhir periode

dengan menunjukkan penambahan, pengurangan, dan reklasifikasi;


Saat suatu penilaian terhadap Properti Investasi disesuaikan secara signifikan untuk

tujuan pelaporan keuangan, maka Perseroan mengungkapkan rekonsiliasi antara penilaian tersebut dan penilaian yang telah disesuaikan yang dilaporkan dalam laporan keuangan, dengan menunjukkan secara terpisah: o Jumlah agregat dari pengakuan kewajiban sewa yang telah ditambahkan kembali; dan o Penyesuaian signifikan lain

Khusus untuk Properti Investasi yang menggunakan model biaya, selain pengungkapan sebagaimana dimaksud diatas ditambahkan pengungkapan:


Rekonsiliasi jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan Properti Investasi pada

awal dan akhir periode dengan menunjukkan penambahan, pengurangan, dan reklasifikasi;


Jumlah penyusutan untuk masing-masing periode penyajian dan alokasi beban

penyusutan;



Jumlah rugi penurunan nilai yang diakui, dan jumlah pemulihan rugi penurunan nilai,

selama satu periode sesuai SAK yang berlaku;


Transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri; dan



Nilai Wajar Properti Investasi.



Metode penyusutan yang digunakan.

Khusus untuk Properti Investasi dalam proses pembangunan dan pengembangan, Emiten atau
Perusahaan Publik wajib mengungkapkan:


Rincian Properti Investasi dalam proses pembangunan dan pengembangan;



Persentase jumlah tercatat terhadap nilai kontrak;



Estimasi saat penyelesaian;



Hambatan kelanjutan penyelesaian;



Jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat Properti Investasi dalam

proses pembangunan dan pengembangan; dan
Dalam hal terdapat kapitalisasi biaya pinjaman untuk properti investasi yang memenuhi kriteria aset kualifikasian, maka wajib diungkapkan: o Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi selama periode berjalan; dan o Tarif kapitalisasi yang digunakan untuk menentukan jumlah biaya pinjaman yang layak dikapitalisasi. TRANSFER

Transfer ke tau dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan :


Dimulainya penggunaan oleh pemilik, ditransfer dari properti investasi menjadi

properti yang digunakan sendiri;


Dimulainya pengembangan untuk dijual, ditransfer dari properti investasi menjadi

persediaan;


Berakhirnya pemakaian oleh pemilik, ditransfer dari properti yang digunakan sendiri

menjadi properti investasi;


Dimulainya sewa operasi ke pihak lain, ditransfer dari persediaan menjadi properti

investasi.

PELEPASAN

Properti investasi dihentikan pengakuannya (dieliminasi dari laporan posisi keuangan) pada saat dilepaskan atau ketika property investasi tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomik masa depan yang diperkirakan dari pelepasannya.

SEWA

Elemen tanah dan bangunan dalam suatu perjanjian sewa perlu untuk diklafikasikan sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi secara terpisah, dengan mempertimbangkan sifat tanah yang memiliki umur ekonomis yang tidak terbatas. Hal ini tidak perlu dilakukan apabila hak atas properti yang diperoleh melalui sewa operasi diklasifikasikan sebagai properti investasi sesuai dengan PSAK 13 (revisi 2011) : Properti Investasi.

A. PENGERTIAN
Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan kepada lessee hak untuk menggunakan suau aset selama periode waktu yang disepakati. Sebagai inbalannya, lesse meakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor.
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Situasi yang secara individual ataupun gabungan dapat juga menunjukkan bahwa sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah:



sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa;



lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi akan dilaksanakan;



masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomik aset meskipun hak milik tidak dialihkan;



pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan; dan



aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material.

Indikator dari situasi yang secara individual ataupun gabungan dapat juga menunjukkan bahwa sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah:



jika lessee dapat membatalkan sewa, maka rugi lessor yang terkait dengan pembatalan ditanggung oleh lessee;



untung atau rugi dari fluktuasi nilai wajar residu dibebankan kepada lessee (misalnya, dalam bentuk potongan harga rental dan yang setara dengan sebagian besar hasil penjualan residu pada akhir sewa); dan



lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua dengan nilai rental yang secara substansial lebih rendah dari nilai pasar rental.

B. SEWA DALAM LAPORAN KEUANGAN LESSEE PADA SEWA PEMBIAYAAN
1) Pengakuan Awal
Pada awal masa sewa, lesee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa minimum adalah tingkat suku bunga implisit dalam sewa , jika dapat ditentukan secara praktis, jika tidak, digunakan tingkat suku bunga pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal yang dikeluarkan lesee ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset.
Meskipun bentuk legal perjanjian sewa menyatakan bahwa lessee tidak memperoleh hak legal atas aset sewaan, dalam hal sewa pembiayaan secara substansi dan realitas keuangan pihak lessee memperoleh manfaat ekonomik dari dari pemakaian aset sewaan tersebut selama sebagian besar umur ekonomisnya. Sebagai konsekuensinya lessee menanggung kewajiban untuk membayar hak tersebut sebesar suatu jumlah, pada awal sewa, yang mendekati nilai wajar dari aset dan beban keuangan terkait.

Jika transaksi sewa tersebut tidak tercermin dalam laporan posisi keuangan lessee, sumber daya ekonomi an tingkat kewajian dari entitas menjadi terlalu rendah, sehingga mendistorsi rasio keuangan. Oleh karena itu, sewa pembiayaan diakui dalam laporan posisi keuangan lessee sebagai aset dan kewajiban untuk pembayaran sewa di masa depan. Pada awal masa sewa, aset dan liabilitas untuk pembayaran sewa di masa depan diakui di laporan posisi keuangan pada jumlah yang sama, kecuali untuk biaya langsung awal dari lessee yang ditambahkan ke jumlah yang diakui sebagai aset.
Liabilitas dari aset sewaan tidak dapat disajikan sebagai pengurang aset sewaan dalam laporan keuangan. Jika penyajian liabilitas dalam laporan keuangan dibedakan antara liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang, hal yang sama berlaku untuk liabilitas sewa. Biaya langsung awal umumnya terjadi sehubungan dengan aktivitas negosiasi dan pemastian pelaksanaan sewa. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung kepada aktivitas lessee untuk suatu sewa pembiayaan ditambahkan ke jumlah yang diakui sebagai aset.

2) Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas. Beban keuangan dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya.
Suatu sewa pembiayaan menimbulkan beban penyusutan untuk aset yang dapat disusutkan dan beban keuangan dalam setiap periode akuntansi. Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan konsisten dengan aset dimiliki sendiri, dan penghitungan penyusutan yang diakui berdasarkan PSAK 16 (revisi 2011) : Aset Tetap dan PSAK 19(revisi 2010): Aset Tak
Berwujud. Jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, aset sewaan disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya.

3) Pengungkapan
Selain memenuhi ketentuan PSAK 60 : Instrumen Keuangan : Pengungkapan, lessee juga mengungkapkan hal-hal berikut yang berkaitan dengan sewa pembiayaan :
a) Jumlah neto jumlah tercatat untuk setiap kelompok aset pada tanggal peaporan.
b) Rekonsiliasi antara total pembayaran sewa minimum di masa depan pada tanggal pelaporan, dengan nilai kininya. Selain itu, entitas mengungkapan total pembayaran sewa

minimum di masa depan pada tanggal pelaporan, dan nilai kininya, untuk setiap periode berikut :
1. Sampai dengan satu tahun
2. Lebih dari satu tahun sampai lima tahun
3. Lebih dari lima tahun
c) Rental kontijen yang diakui sebagai beban pada periode tersebut.
d) Total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa-lanjut di masa depan dari kontrak sewa-lanjut yang tidak dapat dibatalkan (non-cancelable subleases)
e) Penjelasan umum isi perjanjian sewa yang material, yang meliputi, tetapi tidak terbatas pada, hal berikut :
1. Dasar penentuan utang rental kontijen
2. Ada tidaknya klausul-klausul yang berkaitan dengan opsi perpanjangan atau pembelian dan eskalasi beserta syarat-syaratnya
3. Pembatasan-pembatasan yang ditetapkan dalam perjanjian sewa, misalnya yang terkait dengan dividen, tambahan utang, dan sewa-lanjut.

C. SEWA DALAM LAPORAN KEUANGAN LESSEE PADA SEWA OPERASI
1) Pengakuan
Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna.

2) Pengungkapan
Selain mengungkapkan hal yang dipersyaratkan dalam PSAK 60 : Instrumen Keuangan:
Pengungkapan, lessee juga mengungkapkan hal berikut untuk sewa operasi :
a) Total pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut :
1. Sampai dengan satu tahun
2. Lebih dari satu tahun sampai lima tahun
3. Lebih dari lima tahun
b) Total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa-lanjut di masa depan dari kontrak sewa-lanjut yang ysng tidak dapat dibatalkan (non-cancelable subleases) pada tanggal pelaporan. c) Pembayaran sewa dan sewa-lanjut yang diakui sebagai beban periode berjalan, dengan pengungkapan terpisah untuk masing-masing jumlah pembayaran minimum sewa, rental kontijen, dan pembayaran sewa-lanjut.
d) Penjelasan umum perjanjian sewa lessee yang signifikan, yang meliputi, namun tidk terbatas pada :
1. Dasar penentuan utang rental kontijen
2. Eksistensi dan persyaratan untuk memperbarui kembali perjanjian sewa atau adanya opsi pembelian dan klausul eskalasi, dan
3. Pembatasan yang ada dalam perjanjian sewa, seperti pembatasan dividen, utang tambahan, dan sewa lanjutan.

D. SEWA DALAM LAPORAN KEUANGAN LESSOR PADA SEWA PEMBIAYAAN
1) Pengakuan Awal
Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto tersebut.

2) Pengukuran setelah pengakuan awal
Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor dalam sewa pembiayaan. Lessor pabrikan atau dealer mengakui laba atau rugi atas penjualan pada suatu periode sesuai kebijakan entitas atas penjualan biasa. Jika tingkat bunga ditentukan secara artifisial terlalu rendah, laba penjualan dibatasi sebesar laba apabila menggunakan tingkat bunga pasar. Biaya yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa diakui sebagai beban ketika laba penjualan diakui.

3) Pengungkapan
Selain mengungkapkan hal yag dipersyaratkan dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan:
Pengungkapan, lessor mengungkapkan hal berikut untuk sewa pembiayaan :
a) Rekonsiliasi antara investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa minimum pada tanggal pelaporan. Di samping itu, lessor mengungkapkan investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa minimum pada tanggal pelaporan, untuk setiap peride berikut
1. Kurang dari satu tahun
2. Lebih dari satu tahun sampai lima tahun

3. Lebih dari lima tahun
b) Penghasilan pembiayaan tangguhan
c) Nilai residu tidak dijamin yang diakui sebagai manfaat lessor
d) Akumulasi penyisihan piutang tidak tertagih atas pembayaran sewa minimum
e) Rental kontijen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode berjalan
f) Penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor yang material

E. SEWA DALAM LAPORAN KEUANGAN LESSOR PADA SEWA OPERASI
1) Pengakuan
Lessor menyajikan aset untuk sewa operasi di laporan posisi keuangan sesuai sifat aset tersebut. Biaya termasuk biaya penyusutan yang terjadi untuk memperoleh pendapatan diakui sebagai beban. Pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dimana manfaat penggunaan aset sewaan menurun.
Biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh lessor dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat aset sewaan dan diakui seagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan harus konsisten dengan kbijakan penyusutan normal untuk aset sejenis sesuai
PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 19 : Aset Tak Berwujud

2) Pengungkapan
Selain mengungkapkan hal yang dipersyaratkan dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan:
Pengungkapan, lessor mengungkapkan hal berikut untuk sewa operasi :
a) Jumlah agregat pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut :
1. Sampai dengan satu tahun
2. Lebih dari satu tahun sampai lima tahun
3. Lebih dari lima tahun
b) Total rental kontijen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode berjalan
c) Penjelasan umum isi perjanjian lessor

F. TRANSAKSI JUAL DAN SEWA-BALIK
Jika suatu transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa pembiayaan, selisih lebih hasil penjualan dari jumlah tercatat tidak dapat diakui segera sebagai pendapatan oleh penjuallessee, tetapi ditangguhkan dan diamortisasi delama masa sewa.
Jika transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa operasi dan jelas bahwa transaksi tersebut terjadi pada nilai wajar, maka laba rugi diakui segera, kecuali rugi tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa di masa depan yang lebih rendah dari harga pasar, maka rugi tersebut harus ditangguhkan dan diamortisasi secara proporsional dengan pembayaran sewa selama periode penggunaan aset. Jika harga jual di atas nilai wajar, selisih lebih dari nilai wajar tersebut ditangguhkan dan diamortisasi selama periode penggunaan aset.
Untuk sewa operasi, jika nilai wajar aset pada saat transaksi jual dan sewa-balik lebih rendah daripada jumlah tercatatnya, rugi sebesar selisih antara jumlah tercatat dan nilai wajar diakui segera. PENURUNAN NILAI ASET

Impairment aset terjadi jika nilai tercatat aset melebih nilai yagn dapat dipulihkan. Aset yang mengalami penurunan nilai harus disesuaikan dan dampak penyesuaian tersebut akan diakui sebagai kerugian dalam laporan laba rugi. Semua aset memiliki potensi mengalami penurunan nilai, namun ada yg diatur sendiri dalam standar aset terkait atau diatur umum dalam PSAK 48 tentang Penurunan Nilai.

Pendahuluan
Penurunan nilai atau impairment menjadi bahasa yang semakin populer dalam akuntansi saat
PSAK mengadopsi IFRS. Sebenarnya istilah impairment sudah lama dikenal dalam akuntansi khususnya aset tetap. PSAK berbasis IFRS menggunakan istilah penurunan nilai tidak hanya untuk aset tetap tetapi juga untuk aset takberwujud, goodwill, aset keuangan dan investasi.
PSAK 16 tentang Aset tetap menjelaskan bahwa Aset tetap dinilai sebesar harga perolehan atau nilai revaluasi terakhir dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan penurunan nilai.
Penurunan nilai disebutkan dalam paragrap pengukuran. PSAK 19 tentang aset takberwujud

menyebutkan hal yang sama. Bahkan disebutkan goodwill tidak boleh lagi diamortisasi tetapi diimpairment. PSAK 55 tidak menyebutkan penyisihan piutang untuk piutang yang tidak dapat ditagih tetapi mengistilahkannya dalam bahasa umum sebagai penurunan aset keuangan. Impairment diatur khusus dalam PSAK 48 Penurunan Nilai. PSAK 48 diterapkan untuk semua aset kecuali untuk persediaan, aset keuangan, kontrak konstruksi, kontrak asuransi, property investasi yang diukur dengan nilai wajar, aset tidak lancar dimiliki untuk dijual (PSAK 58) dan aset pajak tangguhan (PSAK 46).
Paparan ini hanya membahas penurunan nilai yang berlaku umum dalam PSAK 48, tidak menyoroti penurunan nilai yang berlaku dalam PSAK khusus. Konsep penurunan nilai dalam
PSAK ini menjadi kerangka dasar akuntansi penurunan nilai, namun untuk beberapa aset yang telah disebutkan di atas, penurunan nilai menggunakan kaidah yang berbeda.
Pengertian Umum
Impairment atau penurunan nilai terjadi nilai tercatat aset melebihi nilai terpulihkan. Nilai terpulihkan adalah nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan dan nilai pakai. Kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat dikurangi dengan nilai terpulihkan. Kerugian tersebut diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Pemulihan terhadap penurunan nilai dapat dilakukan.
Penurunan nilai didasarkan pada prinsip konservatisme dan kehati-hatian. Aset tidak boleh dicatat overstated, dari nilai dapat diperoleh kembali. Sesuai definisi aset adalah manfaat ekonomi yang di masa depan yang diharapkan akan mengalir dalam suatu entitas. Aset harus disajikan sebesar nilai yang mencerminkan manfaat ekonomi yang akan diperoleh di masa depan. Saat nilai yang akan diperoleh di masa depan lebih rendah dari nilai tercatat, maka aset tersebut harus diturunkan.
Pengukuran penurunan nilai dapat dilakukan untuk satu unit aset tunggal maupun satu kelaompok aset. Ada aset yang dapat menghasilkan arus kas independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika satu aset dapat menghasilkan arus kas independen maka pengukuran penurunan nilai dilakukan berdasarkan unit aset tersebut. Namun ada beberapa aset yang dapat menghasilkan arus kas jika berada dalam kelompok aset, sehingga penurunan nilai dilakukan untuk satu unit penghasil kas. Contoh unit penghasil kas adalah investasi asosiasi, investasi di anak perusahaan, suatu unit pabrik .

Aset dapat diperoleh kembali melalui penjualan (value through sales) dan penggunaan (value through sales). Jika aset tersebut dijual maka entitas akan mendapatkan nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan. Nilai wajar adalah nilai yang dihasilkan dari penjualan suatu aset atau unit penghasil kas dalam transaksi yang mengerti dan berkehendak beban tanpa tekanan.
Nilai pakai adalah nilai aset jika digunakan terus sampai akhir masa manfaat. Nilai pakai dihitung dari nilai sekarang dari taksiran arus kas yang dapat diharapkan akan diterima aset atau unit penghasil kas di masa mendatang. Biaya pelepasan adalah tambahan tambahan yang secara langsung terkait dengan pelepasan aset atau unit penghasil kas.

Dalam penurunan nilai, yang dipilih adalah nilai tertinggi antara nilai yang dapat diperoleh kembali dengan nilai yang digunakan. Sebagai ilustrasi suatu kendaraan nilai tercatatnya
400juta, nilai jual dikurangi biaya penjualan 350 juta dan nilai pakainya 300 juta. Manajer akan memilih menjual aset tersebut dengan harga 350 juta daripada terus memakainya, karena nilai pakai aset tersebut hanya 300 juta. Namun jika nilai pakainya 370 juta dan nilai jual dikurangi biaya penjualan 310 juta, maka manajer akan memilih terus menggunakan aset tersebut sampai akhir masa manfaatnya.

Prosedur Penurunan Nilai
Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas harus menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi, entitas harus mengukur nilai terpulihkan aset. Jika nilai terpulihkan tersebut lebih rendah dari nilai tercatat aset, maka entitas harus menyesuaikan nilai aset tersebut dan mengakui kerugian penurunan nilai. Entitas memberikan pengungkapan yang memadai atas penurunan nilai tersebut.
Pada saat menilai indikasi penurunan nilai, entitas mempertimbangkan faktor ekternal dan internal. Faktor eksternal adalah faktor di luar entitas yang mengindikasikan dan mempengaruhi penurunan nilai aset seperti, penurunan nilai pasar aset yang sangat signifikan melebihi penurunan nilai akibat pemakaian atau berlalunya waktu, perubahan lingkungan seperti teknologi, ekonomi, teknologi, suku bunga pasar dan lingkup operasi entitas. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam entitas dan faktor teknis terkait aset tersebut seperti, keusangan dan kerusakan fisik, kinera aset yang buruk dan perubahan signifikan dalam perusahaan yang menyebabkan aset tidak dimanfaatkan.

Pengujian adanya indikasi penurunan nilai merupakan tahapan awal dalam menentukan penurunan nilai. Jika tidak ada indikasi,

maka aset tidak mengalami penurunan nilai

sehingga tidak perlu melakukan pengukuran penurunan nilai. Namun jika aset tersebut memiliki indikasi penurunan nilai, maka dalam pengukuran penurunan nilai dapat dipastikan bahwa nilai tercatat lebih tinggi dari pada nilai terpulihkan.

Khusus untuk aset takberwujud yang memiliki masa manfaat tidak terbatas dan yang belum digunakan, entitas langsung melakukan pengujian atas penurunan nilai. Entitas tidak perlu melakukan pengujian ada tidaknya indikasi namun langsung membandingkan antara nilai tercatat dan nilai terpulihkan setiap tahun. Pengujian penurunan nilai dilakukan kapan saja dalam periode tahunan, asalkan dilakukan pada saat yang sama setiap tahunnya.

Langkah kedua setelah ditemukan indikasi penurunan nilai adalah menentukan nilai terpulihkan. Entitas harus menghitung nilai wajar aset dan biaya penjualan aset dan nilai pakai aset. Kedua nilai tersebut tidak harus tersedia semuanya. Jika salah satu nilai tersebut lebih besar dari nilai tercatat, maka tidak perlu dilakukan proses penurunan nilai berikutnya.
Artinya nilai terpulihkan akan menghasilkan nilai yang lebih tinggi dari nilai tercatat sehingga tidak terjadi penurunan nilai. Dalam kondisi lain, nilai pasar aset sulit dilakukan karena tidak ada dasar untuk menentukan nilai pasar. Entitas dapat menggunakan pakai sebagai nilai terpulihkan. Namun sebaliknya jika entitas tidak meyakini nilai pakai aset, maka nilai wajar dikurangi biaya penjualan digunakan sebagai nilai terpulihkan.
Penentuan nilai terpulihkan dilakukan untuk aset secara individual, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus masuk indipenden dari aset lain. Untuk aset yang arus kasnya baru dapat ditentukan dalam satu kelompok aset, penentuan jumlah terpulihkan dilakukan untuk satu kelompok aset yang menghasilkan arus kas, disebut sebagai unit penghasil kas.
Kaidah menentukan nilai wajar mengikuti hirarki umum penentuan nilai wajar mulai dari menggunakan harga dalam perjanjian penjualan mengikat, pasar aktif, nilai pasar aset pada transaksi terkini dan nilai pasar aset serupa. Standar tidak menjelaskan perlunya penilai untuk menentukan nilai wajar dalam penurunan nilai, namun entitas dapat menggunakan informasi penilai untuk menentukan nilai wajar jika harga pasar aktif tidak tersedia.
Biaya penjualan adalah seluruh biaya untuk melepaskan aset tersebut. Contoh biaya penjualan adalah biaya hukum, biaya pajak transaksi, biaya pemindahan, biaya tambahan

untuk menjadikan aset dalam keadaan siap dijual. Namun biaya pemutusan hubungan kerja dan biaya terkait regorganisasi bisnis setelah pelepasan aset bukan bagian dari biaya penjualan. Nilai pakai adalah nilai kini arus kas di masa depan yang diharapkan akan diperoleh entitas dari pemakaian aset tersebut. Untuk memperoleh nilai pakai langkah yang harus dilakukan adalah mengestimasi arus kas masuk dan arus kas keluar di masa depan dari pemakaian dan pelepasan aset serta menerapkan tingkat diskonto yang tepat atas arus kas masa depan tersebut. Estimasi arus kas masa depan harus memperhatikan faktor ketidakpastian, kondisi ekonomi, tingkat dan suku bunga. Asumsi yang digunakan dalam proyeksi harus mencerminkan estimasi terbaik manajemen mengenai kemungkinan yang akan terjadi selama penggunaan aset tersebut. Estimasi arus dan tingkat diskonto harus menggambarkan asumsi yang konsisten mengenai kenaikan harga yang dikaitkan pada inflasi umum.
Tarif diskonto yang digunakan mencerminkan penilaian pasar atas nilai waktu uang dan risiko spesifik. Diskonto yang digunakan mencerminkan tingkat pengembalian yang disyaratkan investor jika mereka memilih suatu investasi yang menghasilkan arus kas dengan jumlah, waktu, profil risiko yang sama dengan aset tersebut.
Dalam praktik tidak mudah menghitung nilai pakai suatu aset. Arus kas entitas dihasilkan dari kegiatan operasi yang merupakan gabungan dari sumber daya entitas yang tidak mudah untuk dipisahkan kontribusinya. Untuk aset investasi di perusahaan asosiasi atau anak perusahaan, arus lebih mudah untuk diidentifikasi, namun aset secara individu atau kelompok aset sulit untuk mengidintifikasi dan menghitung arus kas. Sebagai contoh arus kas angkutan pariwisata tidak dapat dilepaskan dari fungsi pemasaran dan kesediaan sumber daya pendukung. Terkadang sulit untuk menentukan secara spesifik arus kas dari sumber daya pendukung, aktivitas tidak langsung dan aktivitas yang dimanfaatkan bersama beberapa aset.
Entitas akan menentukan nilai terpulihkan dengan memilih nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan atau nilai pakai. Dalam kondisi khusus, jika tidak tersedia keduanya atau tersedia namun nilainya tidak dapat diandalkan maka nilai yang tersedia dan dapat diandalkan tersebut merupakan nilai terpulihkan.
Langkah ketiga adalah menentukan apakah aset mengalami penurunan nilai atau tidak dengan membandingkan nilai tercatat dengan nilai terpulihkan. Jika nilai tercatat lebih rendah dari nilai terpulihkan, aset tidak mengalami penurunan nilai. Entitas akan mengakui penurunan

nilai sebesar selisih nilai tercatat dengan nilai pakai. Aset akan disesuaikan/diturunkan nilainya sebesar nilai pakai. Kerugian penurunan nilai disajikan dalam laporan laba rugi periode berjalan. Entitas harus mengungkapkan aset yang mengalami penurunan nilai dalam catatan atas laporan keuangan.
Penurunan nilai untuk unit penghasil kas dalam bentuk investasi pada anak perusahaan atau investasi asosasi dialokasikan ke aset dari unit penghasil kas tersebut. Penurunan nilai pertama kali dialokasikan untuk menurunkan nilai goodwill, jika masih tersisa akan dialokasikan prorate atas aset tetap atau aset takberwujus selain goodwill yang dimiliki entitas. Kerugian penurunan nilai pada periode berikutnya dapat dipulihkan. Pemulihan aset dilakukan sebesar nilai tercatat aset pada periode tersebut (nilai tercatat pada periode tersebut jika tidak tidak terjadi penurunan nilai). Kecuali untuk goodwill, penurunan nilai yang telah dilakukan tidak dapat dipulihkan. Pemulihan penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi sebagai kentungan yang disajikan dalam laporan laba rugi periode berjalan.
Penurunan nilai aset tertentu
Aset keuangan menurut PSAK 55 juga dapat mengalami penurunan nilai. Untuk aset keuangan yang diukur dengan nilai wajar, penurunan nilai akan otomatis tercermin dalam nilai aset dan disajikan sebagai kerugian. Untuk aset keuangan yang diukur dengan biaya perolehan dan nilai dimaortisasi dapat mengalami penurunan nilai. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika nilai tercatat lebih besar daripada nilai diperoleh kembali. Evaluasi dilakukan setiap tanggal neraca untuk menilai apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai.
Jika terdapat bukti obyektif, maka entitas harus melakukan estimasi nilai yang dapat diperoleh kembali. Perbedaan dengan PSAK 48, terletak pada bagaimana menentukan nilai yang dapat diperoleh kembali.
Persediaan bukan aset yang menjadi subyek penurunan nilai. Namun dalam PSAK 14
Persediaan disebutkan persediaan dinilai sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Penilaian persediaan sebenarnya didasarkan pada prinsip konservatisme seperti halnya penurunan nilai. Nilai terpulihkan kembali untuk persediaan adalah nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih dapat menggunakan nilai penggantian atau nilai jual dikurangi dengan biaya penjualan.

Aset tidak lancar tersedia untuk dijual (PSAK 58) juga mengalami penurunan nilai, namun untuk menentukan nilai terpulihkan hanya menggunakan nilai wajar dikurangi biaya penjualan. Aset untuk dijual sehingga tidak relevan menggunakan nilai pakai untuk menentukan nilai terpulihkan.
Properti investasi (PSAK 13), yang dinilai dengan menggunakan model nilai wajar (fair value model) penurunan nilai akan terjadi secara otomatis pada saat penyesuaian nilai wajar.
Untuk aset tetap (PSAK 16) yang dinilai dengan menggunakan model revaluasi, secara otomatis akan mengalami penurunan saat penilaian aset menunjukkan nilai yang lebih rendah dari tercatat. Pengakuan dalam laba rugi akan diakui sebesar nilai wajar dikurangi dengan nilai buku. Untuk aset pajak tangguhan (PSAK 46), penentuan nilai dipulihkan kembali dilakukan secara khusus karena terkait apakah manfaat pajak tersebut dapat direalisasikan di masa depan.

Entitas setiap akhir periode pelaporan harus melakukan review apakah aset yang dimilikinya mengalami penurunan nilai. Sebelum penurunan nilai dilakukan, entitas menguji ada tidaknya indikasi penurunan nilai, kecuali untuk goodwill. Jika tidak ada indikasi maka penurunan nilai tidak dilakukan. Jika terdapat indikasi, entitas akan menghitung nilai terpulihkan dengan membandingkan mana yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dan nilai pakai. Kerugian akan diakui sebesar selisih nilai tercatat dengan nilai terpulihkan.
Dalam praktik, perusahaan cenderung menghindari melakukan penurunan nilai. Dampak penurunan nilai mengurangi laba dan memperkecil nilai aset entitas. Entitas sulit untuk menentukan nilai terpulihkan. Dalam menentukan nilai pakai banyak menggunakan nilai estimasi dan asumsi yang dipengaruhi oleh subyektivitas manajemen.
Penurunan nilai akan membuat aset entitas mencerminkan manfaat ekonomi di masa depan dan tidak akan dicatat melebihi potensi manfaat ekonomi yang akan diterima entitas di masa mendatang. Penurunan nilai didasarkan pada konsep konservatif, kehati-hatian dan relevansi informasi.

Similar Documents

Premium Essay

From Book Pi

...negara ASEAN. ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint tersebut kemudian disahkan pada Rangkaian Pertemuan KTT ASEAN ke-13. AEC Blueprint bertujuan untuk menjadikan kawasan ASEAN lebih stabil, sejahtera dan sangat kompetitif, memungkinkan bebasnya lalu lintas barang, jasa, investasi dan aliran modal. Selain itu, juga akan diupayakan kesetaraan pembangunan ekonomi dan pengurangan kemiskinan serta kesenjangan sosial ekonomi pada tahun 2015. ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint  merupakan suatu master plan bagi ASEAN untuk membentuk Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dengan mengidentifikasi langkah-langkah integrasi ekonomi yang akan ditempuh melalui implementasi berbagai komitmen yang rinci, dengan sasaran dan jangka waktu yang jelas. Terkait dengan ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint, ASEAN juga telah mengembangkan mekanisme Scorecard untuk mencatat implementasi dan komitmen-komitmen negara anggota  sebagaimana yang telah disepakati di dalam ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint. Scorecard dimaksud akan memberikan gambaran komprehensif bagaimana kemajuan ASEAN untuk mengimplementasikan AEC pada tahun 2015. Pada tahun 2015 ASEAN akan menjadi “satu negara”, di mana mobilitas barang, jasa, investasi, tenaga kerja, dan modal akan bergerak bebas. Cetak biru AEC memuat ambisi pembentukan ASEAN sebagai pusat perdagangan kawasan yang terintegrasi di mana pembentukkannya akan ditargetkan pada tahun 2008 dan impleentasinya pada tahun 2015. Diharapkan pula dapat disejajarkan...

Words: 3623 - Pages: 15

Free Essay

Paper Spm

...Kretek Mesin (SKM). Produk-produk rokok PT. Djarum antara lain Djarum Coklat, Djarum 76, Djarum Super, L.A Lights, L.A Menthol Lights, Djarum Black, Filtra (dicabut dari peredaran), Djarum Merdeka (dicabut dari peredaran). PT Djarum selalu menggunakan tembakau dan cengkeh berkualitas tinggi dari berbagai daerah di Indonesia. PT. Djarum tidak hanya memproduksi untuk kebutuhan dalam negeri saja, tetapi juga melakukan eksport ke berbagai negara. Produk PT. Djarum untuk ekspor misalnya Djarum Original, Djarum Super, Djarum Black, Djarum Lights, La Lights dan lain-lain. Pada tahun 2007, ekspor PT Djarum mencapai US$15.832.275 dan cukai yang dibayarkan PT. Djarum kepada pemerintah sebesar Rp. 7,642 triliun. PT Djarum melebarkan sayap pada sektor properti dan perbankan. Melalui anak perusahaannya, PT Cipta Karya Bumi Indah (CKBI), PT. Djarum membangun WTC Mangga Dua Jakarta serta peremajaan Hotel Indonesia yang dilengkapi supermal bernama Grand Indonesia. Di sektor perbankan, PT Djarum bergabung dengan konsorsium Farallon membeli sebanyak 52% saham PT Bank CentralAsia Tbk. pada Maret 2002. Penghargaan yang...

Words: 1500 - Pages: 6

Free Essay

Peran Pasar Modal Syariah Dalam Transmisi Kebijakan Moneter Indonesia

...PERAN PASAR MODAL SYARIAH DALAM TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER INDONESIA (Studi Kasus Jakarta Islamic Index) Sebuah Refleksi Penerapan Ekonomi Islam di Sektor Pasar Modal AHMAD NASHRUDDIN NIM. S.0812.049 SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM (STEI) TAZKIA BOGOR 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemberitaan mengenai kebijakan moneter bank sentral pada umumnya selalu menarik perhatian masyarakat. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 4 Februari 2011 memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) atau 0,25% menjadi 6,75%, keputusan tersebut diambil sebagai langkah antisipatif untuk mengendalikan ekspektasi inflasi ke depan yang mulai meningkat.1 Kebijakan tersebut berdampak pada kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 15,34 poin atau 0,44 persen menjadi 3.496,17 basis poin. Sedangkan indeks LQ45 naik 3,636 poin atau 0,59 persen ke posisi 616,200 basis poin pada penutupan hari itu.2 Gambaran di atas menunjukkan besarnya pengaruh kebijakan moneter terhadap berbagai aktivitas ekonomi dan keuangan. Hal demikian tidak mengherankan karena kebijakan moneter memang ditempuh bank sentral untuk mempengaruhi dan mengarahkan berbagai aktivitas ekonomi dan keuangan tersebut kepada tujuan yang ingin dicapai, yang pada umumnya kestabilan harga, dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi.3 Pertanyaannya adalah bagaimana proses pengaruh kebijakan moneter ini terjadi. Seperti halnya kebijakan moneter berpengaruh ekspektasi para pelaku ekonomi di pasar...

Words: 10238 - Pages: 41

Premium Essay

Adhi

...PT ADHI KARYA (Persero) Tbk PT ADHI KARYA (Persero) Tbk DAN ENTITAS ANAK Daftar Isi AND SUBSIDIARIES Halaman/ Page Surat Pernyataan Direksi Table of Contents Directors’ Statement Letter Laporan Auditor Independen Independent Auditors’ Report Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, serta Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian pada Tanggal 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2012 and 2011, and Consolidated Financial Position as of January 1, 2011/ December 31, 2010 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 Consolidated Statements of Financial Position Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3 Consolidated Statements of Comprehensive Income Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 4 Consolidated Statements of Changes in Equity Laporan Arus Kas Konsolidasian 5 Consolidated Statements of Cash Flows Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian 6 Notes to the Consolidated Financial Statements R-1/079.AGA-S/4.1/2011 PT ADHI KARYA (Persero) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT ADHI KARYA (Persero) Tbk AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION Per 31 Desember 2012 dan 2011 Serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 (Dalam Rupiah Penuh) As of December 31, 2012 , 2011 January 1, 2011/December 31, 2010 (In Full...

Words: 67677 - Pages: 271

Free Essay

Sektor Pasar Modal Indonesia

...Manajemen Investasi Sektor-Sektor Pasar Modal Indonesia Oleh: Yosefina Selvy Arief(2012-012-093) SEKTOR-SEKTOR PASAR MODAL INDONESIA Semua perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia atau BEI (dulu BEJ= Bursa Efek Jakarta) diklasifikasikan ke dalam 9 sektor BEI yang didasarkan pada klasifikasi industri yang ditetapkan oleh NEJ yang disebut JASICA (Jakarta Stock Exchange Industrial Classification). Kesembilan sektor tersebut adalah: A. Sektor Utama (Industri Penghasil Bahan Baku) 1. Sektor Pertanian 2.1. Sub sektor Tanaman Pangan Daftar perusahaan industri penghasil bahan baku, sektor pertanian, sub sektor tanaman pangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah No | Kode | Nama | Tanggal | | Saham | Emiten | IPO | 1 | BISI | Bisi International Tbk | 28-Mei-2007 | (Diperbaharui 2 Oktober 2013) Catatan penting lainnya untuk sub sektor tanaman pangan : * 12 September 2013| CKRA (PT. Citra Kebun Raya Agri Tbk) pindah dari sektor tanaman pangan (kode sektor 1.1) ke sektor pertambangan logam dan mineral lainnya (kode sektor 2.3) 2.2. Sub sektor Perkebunan Daftar perusahaan industri penghasil bahan baku, sektor pertanian, sub sektor perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah No | Kode | Nama | Tanggal | | Saham | Emiten | IPO | 1 | AALI | PT. Astro Agro Lestari Tbk | 09-Des-1997 | 2 | ANJT | PT. Austindo Nusantara Jaya Tbk | 10-Mei-2013 | 3 | BWPT | PT. BW Plantation...

Words: 8376 - Pages: 34

Free Essay

Performance Measurement

...Kewajiban (liability) menjadi laibilitas) | Sama dengan PSAK, kecuali informasi yang disajikan dalam neraca, yang menghilangkan pos:  * Aset keuangan * Properti investasi yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1) * Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1) * Kewajiban berbunga jangka panjang * Aset dan kewajiban pajak tangguhan * Kepentingan nonpengendalian | 2 | Laporan Laba Rugi | * Laporan laba rugi komprehensif * Informasi yang disajikan dalam laporan Laba Rugi Komprehensif * Laba rugi selama periode * Pendapatan komprehensif lain selama periode * Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan | Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah laporan laba rugi komprehensif, SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi. | 3 | Penyajian Perubahan Ekuitas | | Sama dengan PSAK, kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain. | 4 | Catatan Atas Laporan Keuangan | * Catatan atas laporan keuangan * Struktur * Pengungkapan kebijakan Akuntansi * Sumber estimasi ketidakpastian * Modal (ED PSAK 1) * Pengungkapan lain | Sama dengan PSAK, kecuali pengungkapan modal. | 5 | Laporan Arus Kas | * Arus kas aktivitas operasi: metode langsung dan tidak langsung * Arus kas aktivitas investasi * Arus kas aktivitas pendanaan *...

Words: 1079 - Pages: 5

Free Essay

Song

...Case : 1. Identifikasi : 2 Critical Issues yang perlu dicari solusinya melalui research 2. Jelasekan mengapa “Importance” dan jelaskan masalahnya 3. Buat report * Disampaikan di kelas 1. Pengaruh adanya pameran GIIAS & IIMS pada penjualan mobil issue MPM Auto Nissan & Datsun pada bulan Agustus 2015 * Nissan 1,7** * Datsun 4** MPM AUTO adalah group dealer Nissan yang di bawahi oleh PT. MPM Auto Nissan sendiri memiliki 2 dealer grup utama yaitu Indomobil group dan MPM Auto Group Problem : Dengan 8 cabang saat ini Delivery Order menurun dari (Juli 2015, 3** unit) menjadi (Agustus 2015, 2** Unit) dan yang terparah adalah Delivery Order Nissan di MPM AUTO yang terburuk. Penting : Hal ini perlu di evaluasi karena hanya penjualan nissan dari MPM AUTO saja yang penjualannya mengalami penurunan, sedangkan market share Nissan mengalami kenaikan dibandingkan merk lain (http://autotekno.sindonews.com/read/1032791/120/penjualan-nissan-turun-8-1439481246) , dan apakah pihak internal yang membuat penjualan Nissan MPM AUTO ini menurun ataukah ada kendala lain diluar internal perusahaan mengingat pihak Nissan tahun ini telah mengeluarkan beberapa mobil barunya seperti Nissan All New Xtrail, Nissan Juke Facelift yang notabene nya mampu bersaing dengan Honda CRV & Honda HRV serta dari Datsun sendiri yang mampu bersaing dengan LCGC lain seperti Agya, Ayla, Karimun Wagon R. Hal ini penting karena jika tidak di evaluasi dari semua...

Words: 326 - Pages: 2

Free Essay

Sak Etap

...www.uziek.blogspot.com STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SAK ETAP Mei 2009 STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK IKATANAKUNTANINDONESIA Entitas tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP SAK ETAP STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN Entitas tanpa Akuntabilitas Publik Hak cipta © 2009, Ikatan Akuntan Indonesia Sanksi Pelanggaran Pasal 44: Undang-undang Nomor 7 tahun 1987 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor: 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagai mana dimaksud dalam ayat (1), dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Jl. Sindanglaya No. 1, Menteng Jakarta 10310 Telp. : (021) 3190-4232 Fax. : (021) 724-5078 email: iai-info@iaiglobal.or.id; dsak@iaiglobal.or.id website: http://www.iaiglobal.or.id Mei 2009 ii Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Entitas tanpa Akuntabilitas Publik SAK ETAP SAK Entitas tanpa Akuntabilitas Publik disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi...

Words: 44879 - Pages: 180

Free Essay

Jalan Tol vs Ketahanan Pangan (Toll-Road vs Food Tenacity)

...Jalan Tol vs Ketahanan Pangan LATAR BELAKANG Pemerintah merencanakan pembangunan jalan tol Trans Jawa yang akan membentang sekitar 897,7 kilometer. Proyek Jalan Tol Trans Jawa senilai Rp 46,77 triliun ini akan menghubungkan Anyer hingga Banyuwangi. Jalan tol Trans Jawa akan membentang di empat provinsi dan dibagi dalam 15 ruas tol. Proyek itu bakal menyatu dengan ruas-ruas tol yang telah beroperasi saat ini, yaitu Jakarta-Anyer, Tol Dalam Kota Jakarta, Jakarta Outer Ring Road, Jakarta-Cikampek, Cirebon-Kanci, Semarang Ring Road, dan Surabaya-Gempol. Selain meningkatkan aspek pelayanan publik, fungsi utama jalan tol Trans Jawa adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Namun disamping optimisme mengenai efek percepatan pertumbuhan ekonomi dari pembangunan tersebut, muncul pula pandangan yang mengkhawatirkan bila pembangunan jalan tol Trans Jawa tersebut akan mengakibatkan berubahnya ribuan hektar lahan pertanian produktif menjadi kawaasan perumahan dan industri. Semakin meluasnya konversi lahan pertanian memiliki resiko berkurangnya produksi pangan nasional yang akan semakin mengancam ketahanan pangan nasional Indonesia. Sementara saat ini produksi pertanian Indonesia sudah tidak mampu memenuhi konsumsi dalam negeri sehingga Pemerintah Indonesia terpaksa melakukan impor pangan. Pada essay ini akan dibahas mengenai analisa kepentingan dalam kasus pembangunan jalan tol Trans Jawa dari sudut pandang ilmu ekonomi, yang diharapkan dapat memperjelas arah kebijakan...

Words: 4393 - Pages: 18

Premium Essay

Ada Deh

...ED PSAK 16 (revisi 2011) 28 Juni 2011 ExPOSUrE DrAfT Pernyataan Standar akuntanSi keuangan Aset tetAp Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 19 Agustus 2011 oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED PSAK (revisi 2011) 16 PErnyAtAAn StAnDAr AKUntAnSI KEUAngAn ASEt tEtAP Hak cipta © 2011, Ikatan Akuntan Indonesia Dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Jalan Sindanglaya No. 1 Menteng Jakarta 10310 Telp: (021) 3190-4232 Fax : (021) 724-5078 Email: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id Juni 2011 aset tetap ed Psak 16 (revisi 2011) Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan hanya untuk ditanggapi dan dikomentari. Saran dan masukan untuk menyempurnakan ED ini masih dimungkinkan sebelum diterbitkannya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Tanggapan tertulis atas draft ini paling lambat diterima pada 19 Agustus 2011 Tanggapan dikirim ke: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Jl. Sindanglaya No.1 Menteng Jakarta 10310 fax: 021 724-5078 E-mail: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id Hak Cipta © 2011 Ikatan Akuntan Indonesia ED ini dibuat dengan tujuan untuk penyiapan tanggapan dan komentar yang akan dikirimkan ke Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Penggandaan ED ini oleh individu/organisasi/ lembaga dianjurkan dan diizinkan...

Words: 8382 - Pages: 34

Free Essay

Pasar Modal

...seperti: • • • • • • • Apa itu Investasi ? Siapa Pelakunya ? Apa produk-produknya ? Dimana dapat bertransaksi? Bagaimana Proses dan mekanismenya ? Apa keuntungan dan kerugian yang dapat diperoleh? Bagaimana Mendapatkan Sumber Informasi Pasar Modal? INVESTASI Investasi merupakan suatu bentuk penundaan konsumsi dari masa sekarang untuk masa yang akan datang, yang didalamnya terkandung resiko ketidak pastian, untuk itu dibutuhkan suatu kompensasi atas penundaan tersebut yang biasa dikenal dengan istilah keuntungan dari investasi atau gain. Secara umum Investasi dapat dikategorikan dalam dua Group besar, • • Real Investment, investasi dalam bentuk nyata seperti investasi dalam bentuk properti, investasi komersial, dll. Financial Investment, investasi terhadap produk-produk keuangan seperti investasi dalam bentuk tetap antara lain, deposito dan obligasi ataupun dalam bentuk yang tidak tetap seperti investasi saham atau sejenisnya. Ketertarikan orang dalam berinvestasi tergantung dari dana dan skill yang dimiliki, dalam kesempatan ini kita memfokuskan pada investasi secara tidak langsung atau Financial Investment. INVESTOR Investor adalah orang perorangan atau lembaga baik domestik atau non domestik yang melakukan suatu investasi (bentuk penanaman modal sesuai dengan jenis investasi yang dipilihnya) baik dalam jangka pendek atau panjang. Dalam praktek investasi keuangan dikenal beberapa jenis investor: • • • Hedger, Melakukan investasi biasanya untuk tujuan menjaga...

Words: 6701 - Pages: 27

Free Essay

Jurnal Ilmu Manajemen Dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012

...ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM (Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI periode tahun 2005 - 2009) Oleh : Desy Arista Alumni STIE Totalwin Semarang Astohar Dosen Tetap STIE Totalwin Semarang ABSTRACT Problems in the study of some previous studies showed inconsistent results, this research was conducted to re-examine the influence of fundamental factors consisting of return on assets (ROA), debt to equity ratio (DER), earnings per share (EPS), and price to book value (PBV) together and partial effect on Stock Return manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange in 2005-2009. The sample size used in this study was of 114 manufacturing companies went public on the Stock Exchange with the determination of the sample using purposive sampling. The type of data using secondary data using documentation. Return on assets (ROA) has no significant effect on stock return manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Debt to equity ratio (DER) has a significant influence on stock return manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Earning per Share (EPS) has no significant effect on stock return manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Price to book value (PBV) has a significant influence on stock return manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Taken together (simultaneously) return on assets, debt to equity ratio, earnings per share and price to book value has...

Words: 5939 - Pages: 24

Free Essay

Business

...Business strategy multibusiness company Posted on Desember 28, 2013 | Tinggalkan komentar Siapa yang tidak kenal dengan Harry Tanoesoedibyo, pemilik dan pemimpin kelompok usaha MNC. Bisnis MNC Corporation membentang dari bidang media, keuangan, energi, dan investasi. Namun tulisan ini tidak ditujukan untuk membahas Harry Tanoe yang kini sedang semangat dengan karier politiknya. Tulisan ini berisi pembahasan mengenai perusahaan multibisnis, khususnya pola bertumbuh perusahaan-perusahaan multibisnis. Perusahaan multi bisnis adalah perusahaan yang memiliki dan mengelola lebih dari satu bisnis. Di Indonesia saja contohnya sangat banyak. Misalnya kelompok bisnis Cipaganti yang memiliki bisnis di bidang transportasi darat (taksi, travel, rental mobil), bisnis pariwisata (tour, ticketing, penyewaan bis), bisnis perhotelan, bisnis kargo, bisnis tambang (emas, batu bara), bisnis rental alat berat, bisnis properti, dan bisnis keuangan syariah (BPRS). Juga kelompok bisnis Kompas Gramedia yang memiliki bisnis di bidang media (koran, majalah, tabloid, televisi, penerbitan buku, percetakan, toko buku), bisnis penyelenggaraan MICE, bisnis perhotelan, bisnis pendidikan dan pelatihan, bisnis elektronika dan multimedia, serta bisnis produsen (manufaktur) tisu. Badan usaha milik negara (BUMN) seperti PT. Wijaya Karya, Tbk. Juga mengelola banyak bisnis di berbagai industri. Di dunia, contoh perusahaan multibisnis tak terhitung. Misalnya saja raksasa Mitsubishi Corporation dari Jepang. Konglomerat...

Words: 685 - Pages: 3

Free Essay

Business and Organization Seminars

...INTERNATIONAL MANAGEMENT IN GARUDA INDONESIA Membahas Manajemen internasional akan mendiskusikan interaksi sosial diantara orang multi etnik dan organisasi dalam era globalisasi dan teknologi informasi untuk lebih memenuhi kebutuhan individu, grup, organisasi dalam pemahaman yang lebih luas. Lecture on international will discuss social interaction among multi ethnic people and organization within globalization era and information technology to further meet individual need, group, organization in broader understanding. Managemen dalam semua kegiatan bisnis dan aktivitas organisasi kegiatan mendapatkan orang bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan dan obyek yang diinginkan menggunakan segala sumber daya secara efisien dan efektif. Managemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, kepemimpinan, pengarahan, dan pengawasan suatu organisasi (sebuah grup yang terdiri dari satu atau lebih orang atau perusahaan) Sejak organisasi dapat dipandang sebagai system, managemen dapat didefinisikan sebagai kegiatan manusia, termasuk mendesain, untuk memfasilitasi produksi hasil yang berguna dari sistem Since organization can be viewed as system, management can be defined as human action, including design, to facilitate Three of rule management is managing business, managing managers, managing workers and work. Tiga Peran manajemen ada 3 yaitu mengelola bisnis, mengelola manajer, mengelola pekerja dan pekerjaan Unsur-unsur umum/aspek-aspek pokok proses MBO yang efektif:...

Words: 1212 - Pages: 5

Free Essay

Psak1-Penyajian-Laporan-Keuangan

...PSAK 1 – PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN IAS 1 - Presentation of Financial Statement Presented by: Dwi Martani Agenda 1 2 3 4 Tujuan dan Ruang Lingkup Laporan K L Keuangan Struktur dan Isi Ilustrasi 2 TUJUAN Dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum ( (general purpose fi l financial statements) agar d i l t t t ) dapat t dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Pernyataan ini mengatur: persyaratan bagi penyajian laporan keuangan struktur laporan keuangan persyaratan minimum isi laporan keuangan. PSAK 1 RUANG LINGKUP Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan umum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Pernyataan ini tidak berlaku bagi penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah. PSAK 1 Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas entitas. Tujuan laporan keuangan memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. p 5 Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan menunjukkan hasil pertanggungjawaban p g j p gg gj manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan menyajikan informasi : p g y j aset; liabilitas; ekuitas; ; pendapatan dan beban...

Words: 1796 - Pages: 8