...PERAN PASAR MODAL SYARIAH DALAM TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER INDONESIA (Studi Kasus Jakarta Islamic Index) Sebuah Refleksi Penerapan Ekonomi Islam di Sektor Pasar Modal AHMAD NASHRUDDIN NIM. S.0812.049 SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM (STEI) TAZKIA BOGOR 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemberitaan mengenai kebijakan moneter bank sentral pada umumnya selalu menarik perhatian masyarakat. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 4 Februari 2011 memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) atau 0,25% menjadi 6,75%, keputusan tersebut diambil sebagai langkah antisipatif untuk mengendalikan ekspektasi inflasi ke depan yang mulai meningkat.1 Kebijakan tersebut berdampak pada kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 15,34 poin atau 0,44 persen menjadi 3.496,17 basis poin. Sedangkan indeks LQ45 naik 3,636 poin atau 0,59 persen ke posisi 616,200 basis poin pada penutupan hari itu.2 Gambaran di atas menunjukkan besarnya pengaruh kebijakan moneter terhadap berbagai aktivitas ekonomi dan keuangan. Hal demikian tidak mengherankan karena kebijakan moneter memang ditempuh bank sentral untuk mempengaruhi dan mengarahkan berbagai aktivitas ekonomi dan keuangan tersebut kepada tujuan yang ingin dicapai, yang pada umumnya kestabilan harga, dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi.3 Pertanyaannya adalah bagaimana proses pengaruh kebijakan moneter ini terjadi. Seperti halnya kebijakan moneter berpengaruh ekspektasi para pelaku ekonomi di pasar...
Words: 10238 - Pages: 41
...sangat kompetitif, memungkinkan bebasnya lalu lintas barang, jasa, investasi dan aliran modal. Selain itu, juga akan diupayakan kesetaraan pembangunan ekonomi dan pengurangan kemiskinan serta kesenjangan sosial ekonomi pada tahun 2015. ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint merupakan suatu master plan bagi ASEAN untuk membentuk Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dengan mengidentifikasi langkah-langkah integrasi ekonomi yang akan ditempuh melalui implementasi berbagai komitmen yang rinci, dengan sasaran dan jangka waktu yang jelas. Terkait dengan ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint, ASEAN juga telah mengembangkan mekanisme Scorecard untuk mencatat implementasi dan komitmen-komitmen negara anggota sebagaimana yang telah disepakati di dalam ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint. Scorecard dimaksud akan memberikan gambaran komprehensif bagaimana kemajuan ASEAN untuk mengimplementasikan AEC pada tahun 2015. Pada tahun 2015 ASEAN akan menjadi “satu negara”, di mana mobilitas barang, jasa, investasi, tenaga kerja, dan modal akan bergerak bebas. Cetak biru AEC memuat ambisi pembentukan ASEAN sebagai pusat perdagangan kawasan yang terintegrasi di mana pembentukkannya akan ditargetkan pada tahun 2008 dan impleentasinya pada tahun 2015. Diharapkan pula dapat disejajarkan dengan komunitas serupa seperti Uni Eropa, serta investor akan terangsang memasuki ASEAN karena menjadi salah satu pasar yang besar di dunia. Secara teknis pencapaian...
Words: 3623 - Pages: 15
...PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 1998, menyebabkan begitu banyak perusahaan serta lembaga perbankkan yang bertumbangan. Salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapat dana atau tambahan modal adalah melalui pasar modal. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut bursa efek. Perdagangan surat berharga merupakan cara untuk menarik dana masyarakat dalam hal ini investor untuk mengembangkan perekonomian dimana dana tersebut adalah modal yang dibutuhkan perusahaan untuk memperluas usahanya. Dengan dijualnya saham pasar modal berarti masyarakat diberi kesempatan untuk memiliki dan mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain pasar modal dapat membantu pendapatan masyakarat. Motif dari perusahaan yang menjual sahamnya untuk memperoleh dana yang akan digunakan dalam pengembangan usahanya dan bagi pemodal adalah untuk mendapatkan penghasilan dari modalnya. Dari aktivitas pasar modal, harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan harga saham searah dengan kinerja emiten. Apabila emiten mempunyai prestasi yang semakin baik maka keuntungan yang dapat dihasilkan dari operasi usaha semakin besar. Pada kondisi yang demikian, harga saham emiten yang bersangkutan cenderung naik. Harga...
Words: 3605 - Pages: 15
...UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan perekonomian nasional yang mampu tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, diperlukan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan yang terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel, serta mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, diperlukan otoritas jasa keuangan yang memiliki fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan di dalam sektor jasa keuangan secara terpadu, independen, dan akuntabel; c. Mengingat bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk UndangUndang tentang Otoritas Jasa Keuangan; : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3843) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank ... -2- Bank Indonesia Menjadi Undang-Undang...
Words: 16066 - Pages: 65
...Informatika Kwik Kian Gie 2014 Bab 1 Pendahuluan Pengertian Analisa Fundamental dan Teknikal Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berkembang seiring bertambahnya usia, dan keadaan ini menunjukkan bahwa efek / saham semakin banyak peminatnya. ini dilihat dari kapitalisasinya yang terus bertambah dari tahun-tahun sebelumnya. Investasi pada saham merupakan investasi pada sektor finansial yang tergolong paling high risk - high return investment. Artinya, peluang untuk memperoleh keuntungan sangat besar bahkan dapat mencapai ratusan persen perbulan namun diimbangi dengan kemungkinan kerugian yang besar apabila tidak dikelola dengan baik. Pada dasarnya, semua jenis investasi memiliki kemungkinan merugi. Besarnya potensi kerugian akan sebanding dengan besarnya potensi keuntungan yang dapat diperoleh. Dan sebaliknya semakin besarnya potensi keuntungan yang dapat diperoleh disini, maka semakin besar juga potensi kerugian yang dapat timbul. Oleh karena itu, sangat penting bagi investor untuk memprediksi arah pergerakan harga saham. Pergerakan saham pada dasarnya dipengaruhi oleh teori ekonomi yang paling dasar, yaitu hukum permintaan dan hukum penawaran. Harga saham akan naik jika semakin banyak pihak yang ingin membeli suatu saham, sedangkan harga saham akan turun jika yang terjadi sebaliknya. Jadi sebenarnya harga saham ditentukan oleh investor yang bertransaksi di pasar modal dan harga tersebut sekaligus mewakili pendapat kebanyakan investor. Untuk mengatasi perubahan harga saham tersebut...
Words: 5168 - Pages: 21
...Working Paper In Economics & Finance Oleh : MOHAMMAD HANIF I. PENDAHULUAN Indonesia selama kurun waktu 50 tahun pasca kemerdekaan, telah mengalami dua periode kepemimpinan dengan fokus pembangunan ekonomi yang berbeda. Pada era Soekarno, pembangunan lebih diarahkan pada upaya peningkatan “persatuan dan kesatuan bangsa”, sehingga praktis perekonomian tidak tertata rapi dan menyebabkan perekonomian Indonesia saat itu semakin hancur. Ini disebabkan adanya politik Isolasi Nasional dan menumpuknya defisit APBN dari tahun ke tahun. Puncaknya, tahun 1965-1966 terjadi krisis ekonomi nasional dan Presiden Soekarno harus turun dari tampuk pimpinan Indonesia. Pada era pemerintahan Soeharto, pembangunan berfokus pada perekonomian yang ditandai adanya grand planning pembangunan yaitu Repelita yang dimulai tahun 1969. Pada itu, pembangunan perekonomian berfokus pada upaya meningkatkan investasi luar negeri dan perdagangan. Perekonomian Indonesia saat itu mengesankan. Secara umum, Indikator perekonomian saat itu menunjukkan perkembangan yang sangat baik dan tidak ada kekhawatiran. Data BPS menunjukkan bahwa periode 1980-1990, perekonomian Indonesia mengalami kenaikan pesat. Kenaikan ini sebagian besar ditopang dari kontribusi eksploitasi sumber daya alam. GDP Indonesia 1970-1995 tumbuh rata-rata 6.8% dengan laju inflasi yang dapat ditekan dibawah 10% (single digit). GDP per kapita di tahun 1995 mencapai $1.023 atau meningkat 15 kali lipat. Ini merupakan sustainabilitas pertumbuhan...
Words: 9082 - Pages: 37
...PEREKONOMIAN INDONESIA PAKET KEBIJAKAN EKONOMI III [pic] Dosen Pengampu: Drs. H. Edy Yusuf Agung Gunanto, Msc., Ph.D. Kelompok 6: Chintya Stephania H (12030113120042) Juwita Puspitandari (12030113120107) Carolina Reni Damayanti (12030113120119) Fauziah Afni Rahmawati (12030113140258) JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 BAB I 3 PENDAHULUAN 3 2.1. LATAR BELAKANG 3 2.2. RUMUSAN MASALAH 3 2.3. TUJUAN PENULISAN 4 2.4. MANFAAT PENULISAN 5 2.5. Paket Kebijakan Pemerintah III 6 2.6. Daya Beli Masyarakat 8 2.7. Pengentasan Kemiskinan 10 2.8. Kesempatan Kerja dan Pengangguran 12 2.9. Pengembangan Dunia Usaha 13 2.10. Pengembangan UMKM 14 2.11. Tingkat Inflasi 15 2.12. Tingkat Suku Bunga 15 2.13. Tingkat Kurs Rupiah 16 BAB III 17 KESIMPULAN 17 BAB IV 19 LAMPIRAN 19 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi, potensi yang juga mulai diperhatikan dunia internasional. Indonesia dengan ekonomi paling besar di Asia Tenggara sering disebut sebagai calon layak untuk menjadi salah satu anggota negara-negara BRIC (Brasilia, Rusia, India, dan Cina) karena ekonominya dengan cepat menunjukan tanda-tanda perkembangan yang sama dengan anggota lain tersebut. Peranan badan usaha milik negara (BUMN) dan kelompok usaha swasta sangat besar, menunjukkan adanya tanda positif untuk...
Words: 6105 - Pages: 25
...RESUME SEMINAR “Mengenal Lebih Jauh Instrumen Pasar Modal” Pembicara : Teddy Oetono, PhD & Harsono Lim, Director ATPI Pacific 2000 Securities Nama : Michelle Yovita NIM : 201260249 Trisakti School of Management Grogol – Jakarta Barat 26 Maret 2015 Pendahuluan Pada tanggal 26 Maret 2015, Trisakti School of Management menyelenggarakan seminar dengan tema “Mengenal Lebih Jauh Instrumen Pasar Modal”. Adapun pembicara seminar adalah Bapak Teddy Oetono, PhD dan Harsono Lim, selaku Director ATPI Pacific 2000 Securities. Acara dimulai dari pukul 09.00-12.00 WIB, bertempat di Studio Room Lantai 2. Sebelum membawakan materi, pembicara terlebih dahulu memperkenalkan tentang profil PT. Pacific 2000 Securities. PT. Pacific 2000 Securities merupakan salah satu perusahaan sekuritas yang didirikan tahun 1989 dan terdaftar sebagai anggota Bursa Efek Jakarta dengan nama PT. Stockhom Investama dan tahun 1995 berganti nama menjadi PT. Pacific Duaribu Investindo dan ikut serta sebagai pemegang saham sekaligus sebagai anggota Bursa Efek Surabaya dan tahun 2010 menjadi PT. Pacific 2000 Securities. Bagian I : Pengenalan Instrumen Pasar Modal Ada beberapa macam instrumen dalam pasar modal, diantaranya adalah saham, obligasi, futures, sertifikat danareksa, dan opsi. Berikut penjelasan dari masing-masing instrumen tersebut. Saham adalah tanda penyertaan modal pada Perseroan Terbatas (PT) sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). Saham yang diperjualbelikan di Bursa Efek...
Words: 1525 - Pages: 7
...debitur. Nasabah dengan tipe yang sama akan memiliki persyaratan modal yang sama tanpa memperhatikan perbedaan yang potensial pada kemampuan pembayaran kredit dan risiko yang dimiliki oleh masing-masing individu nasabah. Sejalan dengan banyaknya inovasi keuangan, dan produk-produk yang ada di dunia perbankan semakin berkembang, maka semakin banyak pula risiko risiko yang muncul. Dan risiko-risiko ini tidak diatur dalam Basel I, sehingga dikembangkanlah konsep permodalan dan risiko perbankan yang baru, yang lebih dikenal dengan Basel II. Tentang Basel II Basel II dibuat berdasarkan struktur dasar the Basel I. Basel II memberikan kerangka perhitungan modal yang bersifat lebih sensitif terhadap risiko serta memberikan insentif terhadap peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko di bank. Hal ini dicapai dengan cara penyesuaian persyaratan modal dengan risiko dari kerugian kredit dan juga dengan memperkenalkan perubahan perhitungan modal dari eksposur yang disebabkan oleh risiko dari kerugian akibat kegagalan operasional. Basel II bertujuan meningkatkan keamanan dan kesehatan sistem keuangan, dengan menitikberatkan pada tiga pilar, yakni pilar pertama, perhitungan permodalan yang berbasis risiko; pilar kedua, supervisory review process; dan pilar ketiga, market discipline. Perbedaan Basel I dan Basel II [pic] Pilar-Pilar Basel 2 1. Pilar 1 - Minimum Capital Requirement Definisi Modal Dalam Basel II, bank harus menjaga sekurang -kurangnya delapan...
Words: 4147 - Pages: 17
...BAB I PENDAHULUAN * Latar Belakang Masyarakat Ekonomi Asean adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system perdagaangan bebas antara Negara-negara asean. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC). Pada KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan sangat kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang adil, dan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi ( ASEAN Vision 2020 ). Pada KTT Bali pada bulan Oktober 2003, para pemimpin ASEAN menyatakan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional pada tahun 2020, ASEAN Security Community dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN dua pilar yang tidak terpisahkan dari Komunitas ASEAN. Semua pihak diharapkan untuk bekerja secara yang kuat dalam membangun Komunitas ASEAN pada tahun 2020. Selanjutnya, Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang diselenggarakan pada bulan Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia, sepakat untuk memajukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan target yang jelas dan jadwal untuk pelaksanaan. Pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007, para Pemimpin menegaskan komitmen mereka yang kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 yang diusulkan di ASEAN Visi 2020 dan ASEAN Concord II, dan menandatangani Deklarasi Cebu tentang Percepatan...
Words: 1916 - Pages: 8
...conducted to re-examine the influence of fundamental factors consisting of return on assets (ROA), debt to equity ratio (DER), earnings per share (EPS), and price to book value (PBV) together and partial effect on Stock Return manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange in 2005-2009. The sample size used in this study was of 114 manufacturing companies went public on the Stock Exchange with the determination of the sample using purposive sampling. The type of data using secondary data using documentation. Return on assets (ROA) has no significant effect on stock return manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Debt to equity ratio (DER) has a significant influence on stock return manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Earning per Share (EPS) has no significant effect on stock return manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Price to book value (PBV) has a significant influence on stock return manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Taken together (simultaneously) return on assets, debt to equity ratio, earnings per share and price to book value has a significant influence on stock return manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Keywords: Return on Assets, Debt To Equity Ratio, Earning Per Share, Price To Book Value and Stock Return Keyword : Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Earning Per Share, Price To Book Value and Stock Return PENDAHULUAN Secara umum...
Words: 5939 - Pages: 24
...dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. 1. Pendahuluan dan Latar Belakang Inflasi telah menjadi masalah besar dalam perekonomian Indonesia. Ada berbagai cara dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi krisis yang terjadi. Pemerintah Indonesia sering menggunakan kebijakan uang ketat dengan menaikkan suku bunga. Karena itu, tingkat suku bunga menjadi penting, karena bisa digunakan untuk menganalisa ekspektasi inflasi. Suku bunga merupakan faktor yang penting dalam perekonomian suatu negara karena sangat berpengaruh terhadap “kesehatan” suatu perekonomian. Hal ini tidak hanya mempengaruhi keinginan konsumen untuk membelanjakan ataupun menabungkan uangnya tetapi juga mempengaruhi dunia usaha dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu tingkat suku bunga mempunyai pengaruh yang sangat luas, tidak hanya pada sektor moneter, melainkan juga pada sektor riil, sektor ketenagakerjaan, bahkan sektor internasional. Secara teoretis terdapat dua jalur utama mekanisme transmisi kebijakan moneter, yaitu melalui jalur jumlah uang yang beredar dan jalur harga melalui suku bunga. Jalur suku bunga ini merupakan channel yang penting untuk perekonomian Indonesia. (Sarwono dan Warjiyo, 1998; serta Warjiyo dan Zulverdy, 1998). Pengujian empiris mengungkapkan bahwa pengaruh suku bunga terhadap inflasi mempunyai hubungan yang lebih stabil dibandingkan dengan agregat moneter. Upaya untuk menekan fluktuasi tingkat suku bunga tergantung pada keberhasilan mengendalikan gejolak di pasar uang. Tingkat laju inflasi...
Words: 2104 - Pages: 9
...(2009) menjelaskan istilah intellectual capital sebagai “intellectual material” pengetahuan, informasi, “intellectual property”, pengalaman yang dapat menjadi hasil akhir dari proses transfomasi pengetahuan dan pengetahuan yang ditransformasikan menjadi “intellectual property”. Pada umumnya intellectual capital dikelompokkan menjadi tiga komponen, yaitu human capital, structural capital dan relational capital. Human capital meliputi pengetahuan, keahlian, kompetansi dan motivasi yang dimiliki karyawan. Structural capital mencakup budaya perusahaan, komputer software, dan teknologi informasi. Sedangkan relational capital meliputi loyalitas konsumen, pelayanan jasa terhadap konsumen, dan hubungan baik dengan pemasok. Pengakuan dan penerapan modal intelektual merupakan...
Words: 6344 - Pages: 26
...RENCANA JUDUL : Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Economic Value Added terhadap Harga Saham pada Perusahaan Jasa di Bursa Efek Indonesia (BEI) A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis dan pertumbuhan ekonomi saat ini pada negara-negara berkembang seperti Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Para pelaku bisnis, mereka menyadari adanya pergeseran pasar dan perilaku pembelian konsumen beberapa tahun terakhir, sehingga mereka dengan tanggap mengadakan perubahan-perubahan mendasar pada setiap aspek perusahaannya agar dapat terus melayani serta mengembangkan segmen pasar mereka. Pasar dan perilaku pembelian konsumen bergeser pada jumlah permintaan akan produk jasa yang terus meningkat dengan berbagai macam ragam jasa yang ditawarkan, serta permintaan terhadap produk barang yang cenderung menurun apabila tidak disertai oleh produk jasa. Adapun pertumbuhan dalam sektor jasa yang sangat berkembang ini juga tidak lepas dipengaruhi oleh beberapa faktor (Schoell dan Gultinan, 1992) yaitu antara lain: Perkembangan teknologi yang sangat pesat termasuk teknologi informasi, adanya peningkatan pengaruh sektor jasa, persentase wanita yang masuk dalam angkatan kerja semakin besar, tingkat harapan hidup semakin meningkat, produk-produk yang dibutuhkan dan dihasilkan semakin kompleks, adanya peningkatan kompleksitas kehidupan dan meningkatnya perhatian terhadap ekologi dan kelangkaan sumber daya. Serta jasa-jasa seperti logistik...
Words: 6016 - Pages: 25
...Working Paper Pengawasan Terhadap Lembaga Keuangan Berdampak Sistemik Working Paper: Pengawasan Terhadap Lembaga Keuangan Berdampak Sistemik (Systemically Important Financial Institution) Draft 1November2010 Rofikoh Rokhim*, Arief Wibisono Lubis**, IA Agung Faradynawati*** Makalah ini di presentasikan dalam seminar tentang Macroprudential yang diselenggarakan Bank Indonesia di Bandung, Jawa Barat, pada 1011 November 2010. * Rofikoh Rokhim adalah Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Ketua Management Research Center FEUI, dan Head of Business Indonesia Intellegence Unit **Arief Wibisono Lubis adalah Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia *** IA Agung Faradynawati adalah Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Korespodensi : Management Research Center, Gedung Departemen Manajemen Lantai 2 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Depok 16424. Telepon: (021) 7272425 ext.503. Fax (021) 7863556. Email : rofikoh.rokhim@ui.ac.id Halaman 1 Working Paper Pengawasan Terhadap Lembaga Keuangan Berdampak Sistemik 1. Pendahuluan: Pengertian lembaga keuangan berdampak sistemik (Systemically Important Financial Institution) Pada akhir tahun 2009 perdebatan panjang muncul ketika Bank Century yang saat itu diputuskan oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mendapat bailout karena dianggap sebagai bank gagal yang bersifat sistemik meskipun jika dilihat secara ukuran sangat kecil terhadap keseluruhan industri keuangan. Semenjak itu semakin banyak...
Words: 7431 - Pages: 30