Free Essay

Century

In:

Submitted By charnrd
Words 3479
Pages 14
APAKAH PEMERINTAH HARUS MEMBAILOUT BANK CENTURY?
A. Pendahuluan
1. Krisis Tahun 2008 Krisis keuangan yang dialami oleh bank Century hingga saat ini tidak lepas dari dampak dari krisis global yang dialami oleh dunia perbankan. Hal ini berawal dari permasalahan kegagalan pembayaran kredit perumahan (subprime mortgage default) di Amerika Serikat, yang dipicu oleh maraknya penggelembungan harga perumahan di AS yang didorong kebijakan-kebijakan Bank Sentral Amerika (the Fed) yang kurang pruden untuk menstabilkan sistem keuangan sejak bertahun-tahun. Kondisi ini didorong oleh keinginan untuk memelihara permintaan properti perumahan agar tetap tinggi, terutama bagi kalangan berpenghasilan rendah yang tidak memiliki kapasitas keuangan yang memadai (ninja loan yaitu pinjaman terhadap nasabah yang no income, no job, & no asset). Kredit perumahan ini kemudian disekuritisasi secara hibrid agar lebih menarik bagi investor yang terdiri dari bank, perusahaan sekuritas, reksadana, dana pensiun dan asuransi. Celakanya, banyak kredit tak terbayar dalam jumlah besar dan merata. Akibatnya, bank-bank kesulitan untuk membayar dan investor dengan cepat menarik dananya dari produk-produk perbankan disaat harga masih tinggi sehingga hal ini memacetkan perputaran uang di pasar hipotik. Hal ini menyebabkan pula struktur pasar uang yang produknya saling terkait satu sama lain menjadi terganggu. Termasuk juga jaminan obligasi utang (collaterlaised debt obligation/CDO) sebagai bentuk investasi kolektif dari sub-prime mortgage. Perusahaan-perusahaan yang mengalami dampak dari kejadian ini yaitu Lehman Brothers, yang mengumumkan kepailitannya pada 15 September 2008, yang disusul oleh lembaga-lembaga keuangan besar lainnya seperti Merryl Linch, Citigroup, dan AIG, yang akhirnya juga menyerang beberapa perusahaan besar di Amerika, seperti General Motors, Ford, dan Chrysler. Hal ini tentunya juga berdampak besar pada tingkat pengangguran di Amerika, dimana total pengangguran mencapai 1.91 juta orang pada tahun 1998. Pada bidang investasi, banyak investor yang menarik dananya karena kejadian ini, yang tentunya berdampak pada perekonomian Amerika. Krisis kemudian menggelembung merusak sistem perbankan bukan hanya di AS namun meluas hingga ke Eropa lalu ke Asia. krisis perbankan di Eropa ditandai dengan permasalahan di sebuah bank kecil di Inggris, yaitu Bank Northen Rock, pada pertengahan 2007 lalu. Bank ini mengalami krisis pada Agustus 2007 dan menjadi sorotan public yang memicu sentimen negative pasar. Pada akhirnya bank ini di nasionalisasikan oleh pemerintah Inggris untuk mencegah dampak sistemik perekonomian di Inggris, yang diikuti oleh beberapa bank lainnya untuk mencegah dampak tersebut. Untuk negara Asia seperti China, Jepang, dan India sebagai ikon pertumbuhan ekonomi di Asia juga tak luput dari hantaman krisis. Berdasarkan prediksi IMF pada 6 November 2008, Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi negatif (-0,2) pada 2009. Sementara China mengalami penurunan dari 11,9% pada 2007 menjadi 9,7% pada 2008 dan diprediksi terus turun menjadi 8,5% pada 2009. Demikian juga dengan India yang berturut-turut mengalami tren penurunan pertumbuhan ekonomi yaitu 9,3% pada 2007 menjadi 7,8% pada 2008 dan dipredikisi terus turun menjadi 6,3% pada 2009. Krisis ini secara beruntun menyebabkan domino effect terhadap solvabilitas dan likuiditas lembaga-lembaga keuangan di negara negara besar yang ada di dunia, yang antara lain menyebabkan kebangkrutan ratusan bank, perusahaan sekuritas, reksadana, dana pensiun dan asuransi. Krisis kemudian merambat ke belahan Asia terutama negara-negara seperti Jepang, Korea, China, Singapura, Hongkong, Malaysia, Thailand termasuk Indonesia yang kebetulan sudah lama memiliki surat-surat beharga perusahaan-perusahaan tersebut.

2. Kronologis Kasus Bank Century Dampak dari krisis global ini juga dirasakan oleh perbankan di Indonesia, yang dimulai dari adanya kemungkinan kebangkrutan bank Century, yang menyebabkan bank tersebut harus di bail out. Krisis ini juga diperumit oleh Membengkaknya suntikan modal dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ke Bank Century hingga Rp 6,7 triliun yang memaksa keingintahuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), karena pada awalnya pemerintah hanya meminta persetujuan Rp 1,3 triliun untuk Bank Century. Bank Century pada awalnya merupakan merger dari 3 bank, yaitu Bank Danpac, Bank Pikko, dan Bank CIC, yang dibentuk oleh Robert Tantular, dan Budi Sampoerna merupakan salah satu nasabah terbesar Bank Century cabang Kertajaya, Surabaya. Krisis yang dialami oleh bank ini dimulai pada tahun 2008, pada saat bank tersebut mengalami kesulitan likuiditas, yang disebabkan nasabah-nasabah besar bank tersebut menarik dananya, tetapi tidak semuanya bisa terlaksana, sehingga dapat menimbulkan rush, hal ini juga diperkuat oleh Gubernur Bank Indonesia saat itu, yaitu Boediono yang menyatakan bahwa Bank Century kalah kliring atau tidak bisa membayar dana permintaan dari nasabah. Kemudian, Bank Indonesia menggelar rapat konsulitasi melalui telekonferensi dengan Menteri Keungan Sri Mulyani, yang tengah mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sidang G-20 di Washington, Amerika Serikat. Setelah itu, Bank Indonesia menyampaikan surat kepada Menkeu tentang Penetapan Status Bank Gagal pada Bank Century dan menyatakan perlunya penanganan lebih lanjut. Selaku Ketua Komite Stabilitas Sektor Keuangan, Sri Mulyani langsung menggelar rapat untuk membahas nasib Bank Century. Dalam rapat tersebut, Bank Indonesia melalui data per 31 Oktober 2008 mengumumkan bahwa rasio kecukupan modal atau CAR Bank Century minus hingga 3,52 persen. Lalu diputuskan yaitu guna menambah kebutuhan modal untuk menaikkan CAR menjadi 8 persen adalah sebesar Rp 632 miliar. Rapat tersebut juga membahas apakah akan timbul dampak sistemik jika Bank Century dilikuidasi dan menyerahkan Bank Century kepada lembaga penjamin. Pada tanggal 23 November 2008 Lembaga penjamin langsung mengucurkan dana Rp 2,776 triliun kepada Bank Century. Bank Indonesia menilai CAR sebesar 8 persen dibutuhkan dana sebesar Rp 2,655 triliun. Dalam peraturan lembaga penjamin, dikatakan bahwa lembaga dapat menambah modal sehingga CAR bisa mencapai 10 persen, yaitu Rp 2,776 triliun. Sedangkan pada saat itu, nasabah menarik dana dari Bank Century sebesar 5.67 Triliun rupiah. Pada Desember 2008, Lembaga penjamin mengucurkan untuk kedua kalinya sebesar Rp 2,201 triliun. Dana tersebut dikucurkan dengan alasan untuk memenuhi ketentuan tingkat kesehatan bank. Dan pada 3 Februari 2009, Lembaga penjamin mengucurkan lagi Rp 1,55 triliun untuk menutupi kebutuhan CAR berdasarkan hasil assesment Bank Indonesia, atas perhitungan direksi Bank Century. Pada tanggal 1 April 2009, Penyidik KPK hendak menyergap seorang petinggi kepolisian yang diduga menerima suap. Namun penyergarapan itu urung lantaran suap batal dilakukan. Dikabarkan rencana penangkapan itu sudah sampai ke telinga Kepala Polri Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Sejak itulah hubungan KPK-Polri kurang mesra. Pada 21 Juli 2009, Lembaga penjamin (LPS) mengucurkan lagi Rp 630 miliar untuk menutupi kebutuhan CAR Bank Century. Keputusan tersebut juga berdasarkan hasil assesment Bank Indonesia atas hasil auditro kantor akuntan publik. Sehingga total dana yang dikucurkan mencapai Rp 6,762 triliun. Pada 27 Agustus 2009, Dewan Perwakilan Rakyat memanggil Menkeu Sri Mulyani, Bank Indonesia dan lembaga penjamin untuk menjelaskan membengkaknya suntikan modal hingga Rp 6,7 triliun. Padahal menurut DPR, awalnya pemerintah hanya meminta persetujuan Rp 1,3 triliun untuk Bank Century, dalam rapat tersebut Sri Mulyani kembali menegaskan bahwa jika Bank Century ditutup akan berdampak sistemik pada perbankan Indonesia. Pada hari yang sama pula, Wakil Ketua KPK Bibit Samad Riyanto menyatakan bahwa kasus Bank Century itu sudah ditingkatkan statusnya menjadi penyelidikan. Pada tanggal 30 September 2009, Laporan awal audit Badan Pemeriksa Keuangan terhadap Bank Century sebanyak 8 halaman beredar luas di masyarakat. laporan tersebut mengungkapkan banyak kelemahan dan kejanggalan serius di balik penyelamatan Bank Century dan ada dugaan pelanggaran kebijakan dalam memberikan bantuan ke Bank Century, Akibat kejanggalan temuan BPK tersebut, Sekjen PDI Perjuangan Pramono Anung membentuk tim kecil untuk menggulirkan hak angket guna mengkaji kasus Bank Century. Lima hari kemudian, wacana pembentukan Panitia Khusus Hak Angket DPR untuk mengusut kasus Bank Century menjadi perdebatan di DPR.

3. Peran Bank Indonesia, KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan) dan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan
Terdapat tiga lembaga utama yang berperan dalam proses penanganan bank Century yaitu Bank Indonesia, KSSK dan LPS. a. Bank Indonesia Berdasarkan undang-undang no. 23 tahun 1999 yang direvisi dengan undang-undang no. 3 tahun 2004 maka Bank Indonesia memiliki fungsi pengawasan terhadap perbankan Indonesia dan bersifat independen tanpa campur tangan pemerintah. Dalam fungsi ini melekat kewenangan yang dimiliki Bank Indonesia untuk merekomendasikan rapat kepada KSSK jika menemukan bank yang mengalami kesulitan keuangan (likuidas maupun solvabilitas) terutama yang akan menimbulkan dampak sistemik (Perpu JPSK no. 4 tahun 2008 yang efektif sejak 15 Oktober 2008). b. Komite Stabilitas Sistem Keuangan Berdasarkan perppu JPSK, yang dimaksud KSSK adalah Menteri Keuangan sebagai ketua merangkap anggota dan Gubernur Bank Indonesia sebagai anggota. KSSK berfungsi menetapkan kebijakan dalam pencegahan penanganan krisis. Keputusan rapat dalam KSSK diusahakan dengan suara mufakat namun apabila tidak dapat terjadi, maka ketua KSSK berhak mengambil keputusan secara mandiri. c. Lembaga Penjamin Simpanan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) didirikan berdasarkan undang-undang no. 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan yang berfungsi menjamin simpanan nasabah bank (dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposit dan tabungan). LPS harus aktif memelihara stabilitas sistem perbankan nasional. Untuk itu, LPS berwenang menetapkan dan memungut premi penjaminan dari bank-bank (yang dikumpulkan menjadi dana LPS) dan menangani bank gagal.
B. Perumusan Masalah Agar lebih terfokus, masalah yang dibahas hanya berkaitan dengan “Apakah Pemerintah perlu membailout bank Century?”, sedangkan melebarnya kasus bank Century ini hingga ke masalah politik dan hukum, tidak akan dibahas secara detail.

C. Analisa Dampak Sistemik

Salah satu masalah yang sampai saat ini masih ramai dibicarakan terkait dengan pemberian dana talangan untuk menyelamatkan Bank Century adalah definisi risiko atau dampak sistemik yang dipakai oleh pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk mengucurkan dana tersebut.

Beberapa literatur mendefinisikan dampak sistemik, antara lain dari Bank for International Settlements (BIS) mendefinisikan:

“the risk that the failure of a participant to meet its contractual obligations may in turn cause other participants to default with a chain reaction leading to broader financial difficulties.”

European Central Bank (ECB) mendefinisikan :

“…wide systematic shocks which by themselves adversely affect many institutions or markets at the same time. In this sense, systemic risk goes much beyond the vulnerability of single banks to runs in a fractional reserve system.”

Mengacu pada definisi Perppu JPSK, yang dimaksud berdampak sistemik adalah:

“suatu kondisi sulit yang ditimbulkan oleh suatu Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan/atau gejolak pasar keuangan yang apabila tidak diatasi dapat menyebabkan kegagalan sejumlah Bank dan/atau Lembaga Keuangan Bukan Bank lain sehingga menyebabkan hilangnya kepercayaan terhadap sistem keuangan dan perekonomian nasional.”

Kriteria Bank Berdampak Sistemik

Dalam Perppu JPSK tidak diatur secara jelas mengenai ukuran dan kriteria bank yang dapat dikategorikan sebagai bank yang ditengarai berdampak sistemik. Terdapat berbagai pendapat pro maupun kontra mengenai hal ini. Bank Indonesia mengatakan jika ukuran tersebut ditetapkan secara tegas justru menimbulkan atau memancing kecurangan moral (Moral Hazard) di kalangan pelaku bisnis perbankan.

Moral hazard menurut pemerintah dan BI adalah:

Jika semua bank tahu tentang kriteria berdampak sistemik, dikhawatirkan bank-bank itu akan dengan sengaja mengkondisikan diri agar masuk ke dalam kriteria “berdampak sistemik” sehingga bank-bank tersebut dapat meminta bantuan Pemerintah. Hal ini dapat mendorong manajemen bank tidak berhati-hati (prudent) dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Ini adalah bentuk dari moral hazard.

Pendapat lain mengatakan bahwa justru ukuran-ukuran kuantitatif yang jelas dalam pendefinisian risiko atau dampak sistemik ditutupnya suatu bank akan mengurangi kecurangan moral, baik di sisi perbankan maupun pembuat kebijakan (pemerintah dan BI).

Ukuran tersebut juga bisa digunakan oleh pengawas kebijakan (DPR dan penegak hukum) untuk mengawasi apakah kebijakan menyelamatkan suatu bank dengan dana begitu besar dapat dibenarkan atau tidak.

Oliver de Brandt dan Philippe Heartman (2000) dalam kertas kerja yang diterbitkan oleh Bank Sentral Eropa (Working Paper Nomor 35/2000) menyebutkan dampak atau risiko penutupan suatu bank atau lembaga keuangan dikatakan sistemik jika berita buruk atau berita tentang penutupan tersebut menyeret bank atau lembaga keuangan lain ikut terpuruk. Jadi misalnya ada sebuah bank ditutup maka hal tersebut memancing pemilik simpanan atau deposan menarik dananya sehingga bank-bank lain tersebut kesulitan likuiditas dan akhirnya ikut bangkrut.

Houben, Kakes, dan Schinasi (2004) IMF mengatakan, risiko atau dampak sistemik berasal dari empat penyebab: bank itu sendiri, keterkaitan antarbank, perundang-undangan, dan kondisi ekonomi makro. Risiko dari bank itu sendiri adalah jika bank tidak menjalankan prinsip kehati-hatian baik dalam pengelolaan simpanan ataupun penyaluran kredit sehingga memancing ketidakpercayaan masyarakat pada perbankan. Adapun keterkaitan antarbank adalah jika bank yang ditutup mempunyai aset di bank lain atau asetnya berasal dari bank lain dalam jumlah besar. Sehingga ketika bank tersebut ditutup, menyeret bank-bank lain dalam kesulitan. Sementara dampak sistemik dari aspek hukum atau perundangan-undangan dapat dibagi dua yaitu yang disebut sebagai error omission dan error comission. Yang disebut pertama adalah kejahatan perbankan yang dilakukan dengan sengaja melanggar peraturan. Sedangkan yang disebut kedua adalah kejahatan perbankan karena belum ada peraturan atau UU yang mengaturnya. Sumber terakhir adalah kondisi ekonomi yang memburuk. Karena kondisi ekonomi suatu negara memburuk maka akan membuat berbagai kegiatan usaha, termasuk perbankan, juga akan memburuk.

Para ahli keuangan di AS ketika menilai bangkrutnya perusahaan keuangan Goldman and Sach, dan AIG mengatakan, risiko ditutupnya suatu bank atau lembaga keuangan lain, menurut mereka adalah kalau suatu bank atau lembaga keuangan tersebut terlalu besar untuk gagal atau too big to fail (TBTF). Maksudnya karena ukuran bank/lembaga keuangan itu terlalu besar (misalnya dalam ukuran aset dan omset) maka bila ditutup dampaknya sangat besar bagi lembaga sejenis dan bagi perekonomian pada umumnya.

Menarik disimak pula Nota Kesepakatan (MOU) antara Bank Sentral Eropa, Badan Pengawas Keuangan, dan para Menkeu Keuangan Eropa bernomor ECFIN/CEFCPE (2008) REP/53106 REV. Baik BI maupun BPK menggunakan standar acuan ini. Dalam MoU ini dijelaskan terdapat empat aspek sebagai dasar penentuan sistemik yaitu aspek institusi keuangan, pasar keuangan, sistem pembayaran dan sektor riil. Dalam nota kesepakatan itu ditekankan bahwa deposan harus siap kehilangan sebagian dari tabungan mereka. Artinya penggunaan dana talangan dari dana milik masyarakat yang dibayarkan kepada pemerintah lewat pajak tidak boleh digunakan secara ceroboh untuk menolong bank atau lembaga keuangan lain yang tidak dikelola secara baik.

Definisi dari dalam negeri antara lain dikembangkan oleh Danareksa Research Institute (DRI). Menurut DRI, dampak sistemik sektor perbankan dapat dilihat dari indikator banking pressure index (BPI) atau indeks tekanan perbankan. Indeks ini disusun dari enam variabel yaitu: nilai tukar riil efektif, indeks harga saham gabungan (IHSG), angka pengganda uang, produk domestik bruto (PDB) riil, nilai ekspor, dan suku bunga jangka pendek. Angka indeksnya antara 0 dan 1. Batas kritis indeks adalah 0,5. Kalau indeks lebih besar dari 0,5 maka industri perbankan akan terkena risiko sistemik dan jika angkanya lebih kecil dari 0,5 maka industri perbankan dalam kondisi aman.

Sebenarnya dalam draft UU tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) Pasal 7 sudah dicantumkan lima aspek yang bisa digunakan untuk menilai apakah ditutupnya sebuah bank menimbulkan dampak sistemik atau tidak. Kelima aspek tersebut adalah institusi keuangan, pasar keuangan, sistem pembayaran, sektor riil, dan psikologi pasar. Kelima aspek itu yang menurut situs resmi BI dipakai untuk memutuskan bahwa pentupan Bank Century berdampak sistemik. Sayangnya UU JPSK tersebut sampai saat ini belum disahkan justru karena pasal tentang risiko sistemik ini. Sayangnya pula penjelasan pasal tersebut belum disertai ukuran-ukuran kuantitatif yang pasti.

D. Analisa Manfaat dan Biaya Penyelamatan Bank Century

[pic]

Pada 21 November 2008, KSSK memiliki opsi untuk mengambil untuk mengambil aksi untuk menyelamatkan bank Century. Opsi tersebut adalah mengambil aksi / tindakan penyelamatan dengan menginjeksi modal sebesar Rp 6.7 T dengan potensi balik modal sebesar Rp 3 T setelah tahun ke-5 (asumsi harga jual setelah divestasi pada tahun ke-5), sehingga biaya bersih opsi pertama adalah Rp 3 T.

Pilihan kedua adalah tidak mengambil tindakan penyelamatan. Pembayaran DPK (dana pihak ketiga) pada saat tersebut adalah sebesar Rp 6.4 T, dengan menjual seluruh asset bank Century, ekspektasi hasil yang didapatkan hanya sebesar Rp 600 M.

Kedua pilihan tersebut pada akhirnya bermuara pada satu tujuan akhir yaitu pencegahan krisis. Seperti kita ketahui, pada tahun 2008, dunia pada saat itu dalam keadaan krisis diakibatkan masalah mortgage di Amerika Serikat, namun akibat krisis tersebut hampir keseluruh dunia mengalami masalah finansial. Banyak industri finansial harus ditutup karena kesulitan likuiditas. Pilihan bagi KSSK untuk menyelamatkan bank Century ini menjadi pilihan yang amat berat.

Opsi pertama memiliki keunggulan dari segi pencegahan krisis. Dengan mengambil opsi pertama, diasumsikan bank Century memiliki pertumbuhan yang positif, tidak terjadi krisis kepercayaan terhadap kredibilitas perbankan, dan tercapainya stabilitas sistem keuangan.

Apabila memilih opsi kedua, maka akan ada resiko kehilangan kepercayaan terhadap kredibilitas perbankan. Sebagai pembanding, pada krisis pada tahun 1998, diiringi dengan krisis kepercayaan pada perbankan Indonesia, maka biaya yang terjadi sangat mahal, yaitu sekitar Rp 600 T, pertumbuhan ekonomi negatif 13%, pengangguran mencapai 20% angkatan kerja dan kemiskinan meningkat hingga 50%, bahkan merambah kekacauan politik yang mungkin belum terselesaikan hingga sekarang.

Berdasarkan data, informasi, analisis dan metodologi baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, termasuk menggunakan judgment secara professional dan proporsional, bank Century memenuhi criteria untuk ditetapkan oleh KSSK sebagai bank gagal yang berdampak sistemik. Dengan demikian diambilah keputusan berdasarkan opsi pertama untuk meredam kekahawatiran masyarakat, khususnya deposan perbankan sehinggatidak terjadi rush yang berpotensi mengakibatkan krisis.

E. Prasangka dan Fakta Penangangan Century

Terkait dengan instruksi Presiden kepada Menteri Keuangan untuk kembali ke Indonesia khusus dalam rangka penyelamatan bank Century adalahterkait untuk mengambil kebijakan yang diperlukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, tidak spesifik bertujuan untuk menyuntikkan dana kepada bank Century.

Namun hal ini sedikit menimbulkan pertentangan ketika pada tanggal 21 November 2008 diadakannya rapat oleh KSSK dimana ditetapkan bahwa bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik seolah-olah menteri keuangan diberikan keterangan yang kurang jelas oleh Bank Indonesia, sehingga disimpulkan bahwa bank Century harus disuntikkan dana oleh LPS.

Dana yang dipinjamkan dari LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) kepada bank Century merupakan PMS (Penyertaan Modal Sementara) yang harus dikembalikan kepada LPS setelah bank Century selesai dari masa krisisnya. Hal ini perlu dijelaskan secara terperinci, dikarenakan banyak masyarakat awam yang mengira bahwa dana ini berasal dari APBN.

Sumber pendanaan LPS adalah iuran-iuran dari peserta perbankan sebagai jaminan terhadap simpanan yang berada di industri perbankan di Indonesia. Jumlah simpanan yang dijamin adalah penyimpan dengan nilai dibawah Rp 2 milyar. Dan dana yang dikucurkan oleh LPS adalah sebesar RP 6.76 T atau hampir setengah dari total asset LPS sebesar Rp 14 T.

Dari total PMS LPS Rp 6.76 T, 60% diantaranya yaitu sebesar Rp 4.02 T digunakan untuk membayar Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berjumlah 8.577 nasabah, 33% atau sebesar Rp 2.25 T ditempatkan dalam bentuk asset (SBI/FASBI/GWM/SUN), dan sisanya sebesar 7% digunakan antara lain untuk melunasi FPJP dan pinjaman antara bank. Dari 8.577 nasabah yang menarik dananya tersebut, 8.249 (96%) adalah penyimpan dengan nilai dibawah Rp 2 M.

Bank Century juga terkait dengan penawaran produk investasi yang direkayasa oleh Robert Tantular menggunakan nama PT Antaboga Delta Sekuritas (ADS) sebagai penerbit dari produk investasi yang disebut Discretionary Fund. Produk investasi tersebut tidak terdaftar dan tidak dikenal di Bapepam-LK, dapat juga disebut produk ilegal yang direkayasa oleh pemiliknya.

Total dana nasabah yang tertipu sekitar Rp 1.4 T. Dari hasil pemeriksaan, Bapepam-LK telah menyampaikan dokumen dan informasi tentang kasus ini kepada Bareskrim POLRI dan perkara pidana ini sedang dalam proses di Bareskrim POLRI. Untuk kasus ini, sebaiknya nasabah PT ADS langsung berhubungan dengan Bareskrim POLRI.

F. Kesimpulan

Kriteria Oliver de Brandt dan Philippe Heartman (2000) bisa dipakai untuk menilai apakah memang benar jika Century ditutup maka berita itu akan membuat nasabah di berbagai bank lain akan menarik dananya secara beramai-ramai. Dari penjelasan BI terungkap bahwa argumen ini yang dipakai BI untuk menalangi Century dengan menyatakan ada 23 bank umum dan BPR yang kondisinya sama akan mengalami kesulitan karena diperkirakan nasabah akan menarik dananya dari bank-bank tersebut. Para nasabah dengan pengalaman krisis ekonomi berkali-kali serta dengan adanya jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sudah lebih rasional sehingga sangat kecil kemungkinannya melakukan penarikan dana besar-besaran.

Lewat kriteria too big to fail bisa dinilai pula apakah Century ukurannya cukup besar sehingga kalau ditutup akan berdampak besar dan sistemik. Jawabannya tidak karena proporsi dana pihak ketiga Century terhadap total dana pihak ketiga di perbankan Indonesia hanya 0,08 persen, kreditnya hanya 0,72 persen dari total kredit, dan asetnya hanya 0,72 persen dari total aset perbankan Indonesia.

Dilihat dari analisa manfaat biaya, penyelamatan bank Century menelan biaya yang besar, namun apabila dibandingkan dengan tidak diselamatkan, maka biaya yang akan keluar lebih besar lagi. Oleh karena itu penyelamatan bank Century sangat penting dan krusial, terutama dilihat dari segi pencegahan krisis.

G. Saran

Sampai saat ini, banyak analisa dan kriteria yang telah dilakukan, tetapi masih menghasilkan pendapat yang berbeda mengenai dampak sistemik yang akan dialami Indonesia apabila Bank Century jadi di bail out. Tetapi perlu kita perhatikan bahwa kondisi yang dimulai pada tahun 2008 dimana dunia sedang menghadapi krisis mortgage, dampaknya masih terasa di dunia perbankan dunia saat ini, dan bisa dilihat bahwa banyak negara di dunia jatuh karena krisis ini. Indonesia sangat beruntung krisis yang terjadi tidak berdampak signifikan. Namun apabila kasus bank Century tidak diselesaikan dengan baik (dengan bailout), maka mungkin Indonesia akan mengalami krisis kepercayaan baik dari masyarakat, investor dalam dan luar negeri, maupun di mata dunia, oleh karena itu, menurut kami Bank Century perlu di Bail Out demi kesejahteraan dunia perbankan Indonesia, meski hal tersebut masih jauh di luar harapan dan masih diperdebatkan di publik.

H. Referensi

Detik.com (13 Januari 2010), KSSK dan Pengertian Dampak Sistemik.

Suara Merdeka (15 Januari 2010), Uji Sahih Dampak Sistemik.

Suara Merdeka (15 Januari 2010), Uji Sahih Dampak Sistemik Century.

www.indonesiarecovery.com, penyelamatan bank Century

Similar Documents

Free Essay

21st Century

...Privacy in the 21st Century Sandra Bland ENG 122 Jason Romero March 25, 2013 How do you feel walking around knowing that you are being monitored at all times by cameras? Somebody is watching every step you take. Doesn’t that creep you out a little? You post something on Facebook and decide to delete it later on; did you know it will always be there no matter how many times you have deleted it. You may not see it, but others can. In today’s society, privacy rarely exists anymore. There are certain tools and gadgets people use when trying to invade somebody’s privacy including hidden cameras and satellites. Privacy no longer exists in my eyes because of all the new technologies and programs allowing the invasion. What is privacy? Do people today really understand what privacy is? Or have they really got to experience some privacy? The definition of privacy is allowing and individual or group to “seclude them or information about themselves and thereby reveal them selectively.” When something is private, it is usually something personal or valuable to someone. Everyone likes privacy, but it is no longer “available.” Everything people hope is private is no longer private. An example is, before data bases were even created a patient’s information was recorded and put into files in a filing cabinet. There were no security precautions preventing another doctor from exploring somebody’s files. A doctor could do anything with the files without anybody knowing because there is...

Words: 1807 - Pages: 8

Premium Essay

Twentieth Century

...Standing at the turn of the new century, we observe the twentieth century as a great advance in technology. With those advances, human lives have changed dramatically. In some ways, life is worse, but mostly, it is better. So personaly speaking, I am, and probably will always be, one of those who agree with the idea that technology has made the world a better place to live. First of all, technology has brought with it a more comfortable life. Not only do we use aircondition and heating system during the summer and winter, but also do we take many changes in food preparation methods to make so delicious food. Due to the development of architecture and so on, living conditions are greatly improved nowadays. Besides, the world is now more convenient to live. We can travel around by aeroplane and railway network. We can talk to each other faraway by telephone. Several score years ago, it was even daydreaming that we could today obtain information as well as commodities via Internet. The last but not the least, through the process of technology improvement, people begin to realize the fact that only reconciling with the nature can we keep a continuous development. That is why we today pay so much attention to environmental protection. Many factories have achieved economic growth without pollution under certain new technology. These cities are beginning to be very beautiful places to live in. Instances of the same sort can be multiplied indefinitely. When taking into account all these...

Words: 316 - Pages: 2

Free Essay

21st Century

...Patricia EDU 210 Students in the 21st Century I chose to observe children for a three-hour block at my three daughter’s dance studio. These children were a variety of different ages, from three to ten. The format was both structured (during the classes) and unstructured ( in between). Girls are very giggly. Their communication style was very dramatic. During their unstructured time, girls of all ages were running around, giggling, happy and being overly expressive. All the girls smiled and were generally happy. Some of the girls communicated with more body language than the others. This was evident by them using their hands while talking or by touching each other while speaking. I witnessed many girls grab hands, arms, or hug in a loving manner to display affection as they were speaking or as part of a greeting. The girls talked about upcoming events like Christmas, gifts that they wanted and excitement over the upcoming Christmas dance recital. The older girls talked about school, upcoming tests, and the fast approaching Christmas break. There was some discussion of boys, but very little. Phrases I heard over and over were “Oh My God” and “ That’s adorbs” . As a mother of three girls, these are phrases I am very familiar with. The attitudes displayed were generally very happy. The girls were all bubbly, happy to see and greet one another. All of the girls seemed to want to be there and excited to go into their dance classes. Because we were at a dance studio...

Words: 545 - Pages: 3

Free Essay

Technology in the First Century

...economic and political factors of Technology in the 20th century. The constantly changing fashionable take on Technology in the 20th century demonstrates the depth of the subject. While it has been acknowledged that it has an important part to play in the development of man, several of todays most brilliant minds seem incapable of recognising its increasing relevance to understanding future generations. Since it was first compared to antidisestablishmentarianism much has been said concerning Technology in the 20th century by global commercial enterprises, who are yet to grow accustomed to its disombobulating nature. Complex though it is I shall now attempt to provide an exaustive report on Technology in the 20th century and its numerous 'industries'. As Reflected in classical mythology society is complicated. When Sir Bernard Chivilary said 'hounds will feast on society' [1] he could have been making a reference to Technology in the 20th century, but probably not. Both tyranny and democracy are tried and questioned. Yet Technology in the 20th century smells of success.When one is faced with people of today a central theme emerges - Technology in the 20th century is either adored or despised, it leaves no one undecided. It breaks the mould, shattering man's misunderstanding of man. Derived from 'oikonomikos,' which means skilled in household management, the word economics is synonymous with Technology in the 20th century. We will study the Greek-Roman model, a classic economic...

Words: 1824 - Pages: 8

Free Essay

Technology in the 20th Century Paper

...Introduction The twentieth century was one of the most remarkable centuries in history referring to the technology advances and scientific discoveries that it had. They are still continuing today. The advances that I believe shape our world today that occurred in the twentieth century are internet, radio and antibiotics. Like I mentioned before, there were so many advances; even inventions. Yet I feel that these three are extremely important. Radio The impact that the radio had on the twentieth century is not appreciated. Not only did the radio make it possible for a person to be heard thousands miles away without any use of wire. During the end of World War 2 and into the 1950’s the radio was the center of family life. The radio was the source of entertainment and news. The only time the radio lost its fame was when the television was invented, and when families were replacing the radio with a television. Sadly today the radio is mainly used in vehicles. The radio is a great tool for drivers to keep from falling asleep behind the wheel or some radios in new models of cars; they can communicate through their radio speakers. The advances that the radio had during the twentieth century been very important and life changing. When the radio was first invented it was a great success and it did the job it entailed. During the 20th Century the radio made some very important advances, they are advances ranging from transmute radio signals to amplifier levels, and FM radio...

Words: 671 - Pages: 3

Free Essay

19th Century Philipines

...BEVERLY TIONGSON HISTORICAL BACKGROUND OF THE 19th CENTURY: SPAIN AND THE PHILIPPINES 19th CENTURY SPAIN • Spain during the first three quarters of the 19th century was a country of instability and chaos. • Conquered by Napoleon Bonaparte, he made his brother Joseph as king. • Guerilla warfare against the French ensued • In 1812 a constitution was made by the Liberal Cortes • Ferdinand VII was restored to power by 1814, he returned to absolute government • Civil wars broke out between the Liberals and Carlists (supporters of Don Carlos) • Maria Cristina as regent of her infant daughter Isabella (successor to the throne under the terms of Pragmatic Sanction • 1868 a revolution against Isabella took place and she was forced to abdicate • Alfonso XII of Spain became king, which finally brought Spain into a period of stability and reform 19th Century Philippines Economic Development • Manila-Acapulco Galleon Trade • Reforms made by Gov. Gen. Jose Basco y Vargas • Real Compania de Filipinas 1785 • Tobacco Monopoly • 1830 – growth of export economy from the British and American merchants • Philippines exported agricultural products resulting to the growth and profit of Filipino hacienderos and inquilinos of the friar haciendas • Economic Development as a whole is a non-Spanish initiative • Opening of the Suez Canal in 1869 Social Development The Native Population • PRINCIPALIA they are the rich landowners; local gov’t officials • ILLUSTRADO educated middle-class ...

Words: 552 - Pages: 3

Free Essay

Students of the 21st Century

...James McNulty EDU-209 January 1, 1999 Mrs Crabtree Students of the 21st Century For this assignment I observed an “age group swim meet” in Springfield. I volunteered as a timer, which allowed me an up close and personal view of the kids I was observing. There were three separate swim teams participating in the meet, which totaled around 60-80 swimmers. There was 4 distinct age groups that competed: 8 years old and under, 9 & 10 year olds, 11 & 12 year olds, and 13 & 14 year olds. My nephew competed in the 9 & 10 group, and my niece swam in the 11 & 12 group, so naturally I focused more on those swimmers. This observation allowed me a great insight into many of the social customs and practices of a 21st Century student-athlete. At the beginning of the meet, I observed many swimmers exhibiting a great deal of anxiety. They frequently complained about the events they were signed up to swim, and felt unsure about how they would do in the events. Their postures were often hunched over or bunched up, and their tone was often muted. As the meet progressed and they realized that their reservations were unwarranted they became more boisterous, and confident about their next events. Their posture improved, and they began to exhibit more energetic postures and motions when lining up for their events. The swimmers were always very positive and encouraging when interacting with each other, weather they were on the same team or not. The would stand behind the starting block and...

Words: 1011 - Pages: 5

Premium Essay

Business in the 21st Century

...Businesses in the 21st Century Gia Serrette Dr. Tina Lamb Business 101 January 30,2012 Businesses in the 21st Century Businesses in the 21st Century face many challenges, and these challenges are based on the fact that there is a need for managing change and resources more effectively, in the current global marketplace and because of the fast developments of infrastructures. The below review will attempt to review the role and challenges of a business or non-profit organization and the marketing strategies that would make any venture competitive. The role of a business or non-profit organization can be determined by the services it provides for its stakeholders. (Carroll and Buccholtcz, 2008.) The relationship between the government and businesses has changed significantly since World War II. The government has a regulative role in the life of businesses, while businesses communicate with the public through advertising and public relations. Globalization has created some new ground rules, and these are changing the role of businesses and non-profit organizations alike. (Norén, Göran, 2004) The role of businesses The basic role of a business originally is to develop and supply goods and services for customers. Profit oriented companies do this for a profit, while non-profit organizations choose to work for the benefit of the society. The profit generated by companies is the foundation of the society’s prosperity; therefore, it is a driving force. Governments...

Words: 910 - Pages: 4

Premium Essay

Technology in the 20th Century

...Technology in the 20th Century HUM/300 Technology in the 20th Century Technology is rapidly evolving and has been for many years. Scientists and inventors are always on the lookout to invent something to make the average person’s daily life easier. The 20th century brought many technological advances in the world from the television to the air conditioner. Many of the technologies so fundamental to everyday life came from advancement during this time. The author of the paper will discuss three technological developments in the 20th century including: the airplane, the automobile, and the computer. The Airplane For centuries humans wanted to invent a device that would allow them to fly like birds. Kites, gliders, and air balloons were many of man’s creations to attempt to derive the privilege of flying. Two men, Wilbur Wright and Orville Wright, were the first to find some success in inventing a device that enabled flying. On December 17, 1903, the Wright brothers flew there invention for the first time. However, this was only a small start because their aircraft did not fly very high and it only stayed in the air for about a minute. Although this was a small triumph in the goal of flight it marked the beginning of the technological advances that produced the modern airplane. When the Wright brothers invented their aircraft they received immediate recognition and other inventors and aviators worked hard at inventing a better aircraft. In 1909, Louis Bleriot, a French...

Words: 848 - Pages: 4

Premium Essay

21st Century Classroom

...The 21st Century Classroom: The Good, The Bad, and The Necessary The 21st Century Classroom: The Good, The Bad, and the Necessary It seems that now, more than ever before, that our lives are immersed in the need for technology. That statement, however tired and worn out it has become, grows stronger with each new toy, gadget, car, and toaster oven that we purchase and surrender ourselves to. In my lifetime, I have seen videogames progress from simple games that were controlled by moving diode lights to symbolize football players, to fully interactive headsets that are placed over our eyes that will immerse players in a reality that is very close to, or as far away from our own as they choose to be. The students that we come in contact with on a daily basis are heavily influenced by technology, so much so that they sometimes fail to see how to live a life without access to online information and entertainment. This new generation where batteries are required, but not included can provide hurdles to the traditional educator. It is important for educators to listen to the voices of researchers and fellow practitioners for the good and the bad. With every innovation, we sometimes see the dimming of one that came before. This is also the case with using and incorporating technology in our classrooms. “Today’s life and work environments require far more than thinking skills and content knowledge. The ability to navigate the complex life and work environments in the globally...

Words: 1146 - Pages: 5

Free Essay

The Business of the 21st Century

...THE OF THE ST CENTURY 21 THE OF THE 21 CENTURY ST Other Best-Selling Books in the Rich Dad Series Rich Dad Poor Dad What the Rich Teach Their Kids About Money That the Poor and Middle Classes Do Not Rich Dad’s CASHFLOW Quadrant Rich Dad’s Guide to Financial Freedom Rich Dad’s Guide to Investing What the Rich Invest in That the Poor and Middle Classes Do Not Rich Dad’s Rich Kid Smart Kid Give Your Child a Financial Head-Start Rich Dad’s Retire Young Retire Rich How to Get Rich Quickly and Stay Rich Forever Rich Dad’s Prophecy Why the Biggest Stock Market Crash in History Is Still Coming… and How You Can Prepare Yourself and Profit from It! Rich Dad’s Success Stories Real-Life Success Stories from Real-Life People Who Followed the Rich Dad Lesson The Business School for People Who Like Helping People The Eight Hidden Values of a Network Marketing Business Rich Dad’s Guide to Becoming Rich Without Cutting Up Your Credit Cards Turn “Bad Credit” into “Good Credit” Rich Dad Poor Dad for Teens The Secrets About Money—That You Don’t Learn in School! Rich Dad’s Before You Quit Your Job 10 Real-Life Lessons Every Entrepreneur Should Know About Building a Multimillion-Dollar Business Why We Want You to Be Rich by Robert Kiyosaki and Donald Trump Provide Insight on How to Improve Your Financial Future Rich Dad’s Increase Your Financial IQ How to Get Smarter with Your Money Rich Woman: A Book on Investing for Women ...

Words: 4615 - Pages: 19

Premium Essay

20th Century Inventions

...20th Century Inventions Many of things that have influence the 21st century came from the 20th century. The 20th century saw a remarkable shift in the way that many people lived, and it made a tremendous difference in the way we live life today due as a result of technological, medical, social, ideological, and political innovation. The 20th century was a big period for big inventions like parking meters, mobile phones and the very well computer software known today as Windows. Today we take for granted many of the things that once in our past life were the biggest achievement by mankind. Even though technology, political, and many other innovations keep advancing every year back in the 1900s is when everything started. Roads were constructed back in the 1800s. With the contraction of the road many problems started to build up, some due to parking congestion. The differences between drivers for the parking were not solved until 1932, when Carlton Cole Magee invented the first parking meter. (Bellis, About.com:Inventors, 1997) Today parking meter help the cities control a lot of the parking in the streets in the United States. The parking meters not only help control the street fuse but bring a lot of money to the cities, money that helps maintain our cities. 62 years ago the idea of mobile phones started. Today cell phones have become our right hand, our own personal assistant. Sometimes we take for granted this little gadget that can communicate us with...

Words: 664 - Pages: 3

Free Essay

20th Century Literature

...Flores 1 Antonio Flores English 2333 Final Essay May 10th, 2010 Topic #1: Describe some characteristics of literature in the 20th century and illustrate these characteristics using the texts studied in class. Okay let’s start with William Butler Yeats, who was not only the main figure in the Irish literary renaissance but also the twentieth century’s greatest poet in the English language. Yeats constantly uses allusive imagery and large symbolic structures. Yeats adopted a cyclical model of history which he created a private mythology that allowed him to come to terms with both cultural and personal pain. This model also helped explain the symptoms of the Western civilization’s declining spiral; the plight of contemporary Irish society and the chaos of European culture around World War 1. Yeats shares with writers like Rilke and T. S. Eliot the quest for larger meaning in a time of trouble and the use of symbolic language to give verbal form to that quest. For many years it is Yeats’s mastery of images that defines his work. From his early use of symbols as private keys, or dramatic metaphors for complex personal emotions, to the immense cosmology of his last work, he continued to create a highly visual poetry whose power derives from the dramatic interweaving of specific images. One of his poems called When You Are Old pleads his love for the beautiful actress and Irish nationalist Maud Gonne, whom he met in 1889 and who repeatedly refused to...

Words: 1849 - Pages: 8

Premium Essay

Character of the 21st Century

...Character of the 21st Century Name: Institution: Date: Introduction The character of the 21st Century from a political, economic and social perspective would be chaotic. It should be appreciated that the world has gotten to a point of political, economic and social consciousness that puts pressure between the governed and the governors. From a social contract point of view, it is arguably correct to assert that the realisation of the social contract nobles would be effected. However, this process is expected to be chaotic, painful, and gruelling and time consuming. Three main reasons that give this realisation a chaotic character can be cited as inclusive of the following; a politically, economically and socially conscious society, a government system and power structure determined to retain the status quo and lastly a heightened application of information technology gains and innovation to the extent that mass media as a source of power control becomes inevitable. This paper would explain the three reasons and discuss comprehensively their position and role in the overall progress of the society. The political, social and economic consciousness can be seen in the aggressive nature of the modern society. All over across the globe, citizens continue to show a renewed resilience and determination to realise their rights, freedoms and expectations from society. The concept of legitimate expectation from a legal point of view as been greatly heighted. Citizens have become...

Words: 1237 - Pages: 5

Premium Essay

Edward Bernays' Influence Across the Century : Century of the Self

...FAWAZ Ziad 11:30 to 14:00 Marketing 240 : Century of the self Edward Bernays, who was born in 1891, and died in 1995, isn’t someone famous. Few people might know him now. However, he’s surely the one who has most deeply upset society across 20th century. He pushed people nowadays, to get rich people’s lifestyle, by modifying considerably the materialistic and financial weight of industries and companies among society. But he also increased their symbolic ascendancy on the consumer by creating techniques so the consumer will be pushed to consumption. In politic, he also contributed to shape the passive and malleable individual of present day by inventing strategies which would pacify the citizen, hypnotizing and mesmerizing him transforming him into mass consumer. It is indeed him who created “Public Relations”. Not only that he accomplished spectacularly exploits, by using manipulation techniques, he’s also one of the theorists who believed that democracy should be smothered by satisfying one’s consumerist pulses. He was Freud’s double nephew. He perfectly knew the main ideas of psychoanalysis since he had immersed really soon in this field, by his familial environment. Freud’s ideas have been reused, but not really for therapeutic purposes. As the creator of “Public Relations”, he was very asked by companies to help them selling their products by touching buyers’ emotions. Let’s see first the accomplishments of Bernays, and then how Freud’s ideas have been used to submit...

Words: 3516 - Pages: 15