BAB III

ANALISA EKSTERNAL

3.1 Batasan industri dan kelompok strategis Batasan industry dilakukan untuk mengetahui siapa saja yang menjadi pesaing utama dari perusahan. Perusahaan majalah Islam yang ada saat ini perkembangannya tidak terlalu signifikan, masih dikuasai oleh pemain-pemain lama yang mayoritas sudah berkecimpung lama pada industry majalah islam. Dengan kata lain sangatlah minim munculnya pemain-pemain baru pada industry ini. Untuk dapat memetakan pesaing atau perusahaan yang bergerak dalam industry majalah islam,maka dilakukan pengelompokan ke dalam kelompok -kelompok strategis. Penentuan pesaing pada industri majalah islam dilakukan dengan menggunakan poling di masyarakat melalui short message service secara acak kepada 100 orang responden. Dari poling short message service yang dilakukan, maka terbentuk hasil yang memperlihatkan peta persaingan pada industry majalah islam bagai berikut :

3.2 Analisa lingkungan industry mikro ( Five’s Porter ) Analisis industri dilakukan untuk memahami struktur lingkungan dari suatu industri. Struktur lingkungan industri berpengaruh kuat dalam menentukan strategi persaingan dalam suatu industri. Bedasarkan pada Porter Five Forces Model, struktur industri bergantung pada lima kekuatan, :

1. Rivalry among competing firms Rivalry among competing firms atau persaingan perusahaan-perusahaan yang saling terkait merupakan kekuatan yang relatif paling kuat dibandingkan dengan kekuatan lainnya. Strategi dipengaruhi oleh apakah suatu perusahaan dapat sukses apabila berhasil mengembangkan competitive adventage dibandingkan dengan perusahaan saingan. Dalam industry majalah islam persaingan terjadi tidak terlalu ketat. Hal ini dikarenakan tiap perusahaan sudah memiliki pelanggan sendiri yang terbentuk berdasarkan segmen masing-masing perusahaan dan tidak secara langsung berhadapan satu sama lain. 2. Potential entry of new competitors Dalam industry majalah islam potensi munculnya kompetitor baru cukup sulit, dikarenakan karakteristik konsumen di Indonesia yang loyal terhadap majalah yang telah lebih dulu ada. 3. Potential development of subtitute product Subtitute pada majalah islam adalah munculnya majalah islam online yang semakin memudahkan pelanggan untuk mendapatkan informasi tentang islam. Dengan adanya majalah islam online tersebut membuat daya tawar konsumen terhadap perusahaan semakin tinggi. 4. Bargining power of supliers Perusahaan di industry Majalah Islam masih sedikit sehingga membuat daya tawar supplier sangat kecil terhadap perusahaan majalah islam. 5. Bargaining power of consumer
Daya tawar konsumen terhadap jasa di industry majalah islam cukup tinggi, dikarenakan pelanggan dapat mendapatkan informasi tentang islam melalui ceramah, bulletin dakwah, dan pesantren-pesantren. Faktor loyalitas konsumen akan sangat penting, terlebih ketika konsumen sangat mudah mendapatkan informasi tentang islam.
Dari evaluasi lingkungan eksternal melalui analisis Pestel dan 5 Forces maka dapat diperoleh gambaran peluang dan ancaman dalam industry majalah islam, yaitu:

3.3 Key Succes Factor

Setelah mengevaluasi lingkungan menggunakan analisa struktur industri dari Porter maka ditentukanlah Key Success Factor (KSF) dalam industry majalah islam yaitu isi majalah dan jaringan distribusi.

3.4 EFE Matriks

EFE Matrix merupakan metode untuk merangkum dan mengevaluasi faktor-faktor eksternal seperti politik, ekonomi, sosial budaya, dan teknologi. Analisa EFE ditunjukkan oleh tabel berikut ini :

No | Isu Strategis | Bobot | Rating | TOTAL | | PELUANG | | | | 1 | Kebutuhan dan ketertarikan masyarakat akan informasi tentang islam | 0.23 | 4 | 0.92 | 2 | Daya beli masyarakat yang tinggi memicu naiknya penjualan | 0.15 | 3 | 0.45 | 3 | Meningkatnya belanja iklan produsen, berpotensi meningkatkan pendapatan dari iklan | 0.17 | 3 | 0.51 | | ANCAMAN | | | | 4 | Biaya produksi meningkat | 0.20 | 4 | 0.80 | 5 | Perang harga pemasangan iklan semakin ketat | 0.10 | 2 | 0.20 | 6 | Pendapatan dari iklan masih sulit karena keengganan pengusaha untuk beriklan dalam media yang cenderung ke arah agama | 0.15 | 2 | 0.30 | | TOTAL | 1.00 | 17 | 3.18 |

Analisis pemberian nilai pada kolom rating dalam tabel EFE di atas adalah sebagai berikut: O.1. Pemberian nilai 4 untuk peluang “Kebutuhan dan ketertarikan masyarakat akan informasi tentang islam”, dikarenakan mayoritas penduduk di Indonesia bergama islam yaitu 88% atau sekitar 182,570,000 orang dan tentunya masyarakat tersebut akan terus membutuhkan informasi-informasi yang bernafaskan islam. Didukung pula dalam beberapa tahun belakangan ini, isu-isu tentang dunia islam menyeruak sebagai isu penting di lingkungan nasional maupun dunia internasional. Oleh karena itu berita-berita hangat maupun informasi-informasi tentang islam dalam beberapa tahun ke depan tetap menjadi isu yang menarik. O.2. Pemberian nilai 3 untuk peluang “Daya beli masyarakat yang tinggi memicu naiknya penjualan”. Hal ini didasarkan pada data BPS yang mengatakan pendapatan perkapita penduduk Indonesia tahun 2009 adalah US $ 2.590,1 atau setara dengan Rp. 24,3 juta per kepala. Hal ini meningkat dibandingkan pada tahun 2007 dimana pendapatan perkapita penduduk Indonesia adalah US $ 1.938,2 atau setara dengan Rp. 17, 5 juta per kepala. Menurut data statistik BPS, peningkatan ini menunjukkan hal yang positif, bahwa income perkapita penduduk Indonesia sudah semakin baik. Dari data tersebut terciptalah peluang yang diharapkan tren tersebut kan terus berlanjut pada tahun-tahun mendatang. O.3. Pemberian nilai 3 untuk peluang “Meningkatnya belanja iklan produsen, berpotensi meningkatkan pendapatan dari iklan”. Hal ini berdasarkan data AC Nielsen Belanja iklan di Indonesia pada kuartal I/2011 meningkat tumbuh 20%. Dan 4% di dalamnya merupakan peningkatan belanja iklan pada majalah/tabloid. Sehingga keadaan ini diharapkan akan terus berlanjut bahkan meningkat. Namun tentunya untuk industry majalah islam harus lebih terbuka dan pandai menangkap peluang yang ada dari keadaan positif tersebut. T.1. Pemberian nilai 4 untuk ancaman “biaya produksi meningkat” karena kami melihat bahwa dampak dari kenaikan biaya yang terjadi akan secara signifikan berpengaruh pada industri majalah islam. Peingkatan-peningkatan biaya produksi termasuk bahan baku akan membuat industri ini menaikan harga jual dan itu setidaknya akan mempengaruhi ketertarikan konsumen. Kita ambil contoh pada majalah suara hidayatullah pada tahun 2010 mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan dari harga sekitar Rp.16.000 naik menjadi Rp.23.000 dan ternyata mengakibatkan oplah jual sedikit menurun dari gambaran umum awal 50-55ribu exp manjadi 45-50 exp. Meskipun penurunan tidak terlalu signifikan, namun tentunya ke depan hal ini harus menjadi perhatian penting bagi industri majalah tersebut. T.2. Pemberian rating 2 pada ancaman “perang harga pemasangan iklan semakin ketat” didasarkan pada keadaan dimana pada industri majalah islam, produsen iklan terbiasa menjadi pelanggan tetap pada satu majalah tertentu. Sehingga hal tersebut membuat perusahaan tidak terlalu khawatir dengan keadaan yang terjadi. Namun tentunya isu tersebut harus tetap diperhatikan karena munculnya produsen-produsen iklam baru diramalkan akan terus bermunculan. T.3. Pamberian rating 2 pada ancaman “pendapatan dari iklan masih sulit karena keengganan pengusaha untuk beriklan dalam media yang cenderung ke arah agama” menunjukkan bahwa pada kenyataannya tidak semua produsen iklan berani untuk beriklan produknya pada majalah islam, karena beberapa pertimbangan yang dikhawatirkan oleh produsen. Hal ini akan selalu menjadi ancaman bagi industry majalah islam ke depan. Mengingat dunia iklan akan terus mengalami peningkatan positif. Sehingga perlu adanya perubahan stigma yang harus dimulai dari industry tersebut.
Dari hasil EFE matrik di atas, Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi industri majalah islam baik berupa peluang maupun ancaman tentunya harus diperhatikan dan juga harus mampu ditangkap dengan cermat oleh majalah Suara Hidayatullah. Karena pada masa yang akan datang, majalah suara hidyatullah diharapkan mampu untuk tetap tumbuh dan berkembang menjalankan bisnisnya.

BAB IV

PROFIL PERUSAHAAN DAN ANALISA INTERNAL PERUSAHAAN

4.1 Profil Perusahaan Majalah Suara Hidayatullah, atau biasa disingkat Majalah Hidayatullah merupakan salah satu dari badan usaha di lingkungan Hidayatullah yang menggarap bidang pers. Majalah ini dikelola oleh PT Lentera Jaya Abadi, sebuah badan usaha milik ormas Hidayatullah. Majalah Suara Hidayatullah berisi tentang problematika dan dinamika dakwah, baik di Indonesia maupun dunia. Di dalamnya ada rubrik wawancara dengan tokoh ternama, kajian al-Qur`an dan Hadits, kisah kepahlawanan perjuangan da’i di berbagai pelosok tanah air, hingga masalah keluarga. Cikal bakal berdirinya majalah Hidayatullah berasal dari buletin hasil karya beberapa santri di Pesantren Hidayatullah Balikpapan pada sekitar tahun 1973. Setelah lulus, santri-santri tersebut mendapat tugas untuk berdakwah ke seluruh pelosok Indonesia dengan membangun cabang-cabang pesantren Hidayatullah di tempat mereka. Untuk membiayai pembangunan dan operasional pesantren didapatkan melalui donator-donatur baik pribadi maupun perusahaan. Para donatur kemudian mendapatkan bulletin yang berisi dakwah dan juga sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban kepada donatur. Dalam perkembangannya, buletin yang diedarkan ternyata disukai oleh masyarakat dan donatur sehingga pihak pesantren hidayatullah merasa perlu untuk meningkatkan kualitas buletinnya. Dari situlah ide untuk membuat majalah muncul.
Majalah Hidayatullah pertama kali terbit bulan Mei tahun 1988. Pada awalnya sasaran majalah ini ditujukan untuk para donatur dan masyarakat lingkungan sekitar pesantren. Baru kemudian pada tahun berikutnya majalah Hidayatullah resmi diedarkan ke publik. Dengan semakin banyaknya pesantren-pesantren Hidayatullah yang berdiri di pelosok Indonesia , pada tahun 2000, yayasan Hidayatulah berganti badan hukum menjadi Organisasi Kemasyarakatan Hidayatullah. Ormas Hidayatullah sendiri berkembang menjadi salah satu ormas islam terbesar di Indonesia dengan cabang-cabang di seluruh Indonesia. Hal tersebut merupakan keuntungan tersendiri bagi majalah Hidayatullah karena jaringan distribribusinya dapat menggunakan jaringan Ormas Hidayatullah.

4.1.1 Visi dan Misi Majalah Hidayatullah

Visi dan misi majalah Hidayatullah tidak terlepas dari visi dan misi ormas Hidayatullah sendiri.

Visi : Menjadi majalah yang terdepan dalam mensosialisasikan peradaban islam di Indonesia Misi : * Mengajak umat islam menjalankan ajaran agama islam sesuai dengan syariat islam yang berlaku (Al-Quran, Sunnah & Hadits) * Membangun akhlak dan aqidah umat islam * Manyajikan ulasan berkualitas tentang islam dan hikmah secara mendalam serta dakwah tentang islam secara damai dan tidak provokatif * Menjaga ukhuwah umat * Membangun generasi muslim yang tangguh serta berwawasan luas Dari visi dan misi di atas dapat terlihat bahwa majalah Hidayatullah tujuan utamanya adalah berdakwah dengan harapan dapat membangun masyarakat yang beradab islam. Yang dimaksud beradab islam disini adalah segala perbuatan dan perilaku yang berpedoman kepada Quran, Sunnah, dan Hadits.

4.2 Competitive Profile Matrix (CPM)

Competitive Profile Matrix mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dibandingkan dengan kompetitor utama dari perusahaan. Matrix ini membandingkan Critical Sucess Factor (CSF) antar masing-masing perusahaan dimana CSF ini diambil dari isu-isu yang ada di internal dan eksternal. CSF merupakan faktor minimum perusahaan untuk masuk industri (KSF) ditambah dengan faktor-faktor lain yang menurut kami menonjol dari Majalah Suara Hidayatullah. Critical Success Factors (External) | Weight | Suara Hidayatullah | Sabili | Alkisah | | | Rating | Score | Rating | Score | Rating | Score | Price | 0.08 | 3 | 0.24 | 4 | 0.32 | 2 | 0.16 | Jaringan distribusi | 0.17 | 4 | 0.68 | 3 | 0.51 | 2 | 0.34 | Konten / isi | 0.19 | 4 | 0.76 | 3 | 0.57 | 3 | 0.57 | Hadiah | 0.09 | 2 | 0.18 | 2 | 0.18 | 4 | 0.36 | Percetakan sendiri | 0.11 | 4 | 0.44 | 1 | 0.11 | 1 | 0.11 | Advertising | 0.07 | 1 | 0.07 | 4 | 0.28 | 3 | 0.21 | Consumer loyalty | 0.16 | 4 | 0.64 | 3 | 0.48 | 3 | 0.48 | Management experience | 0.13 | 4 | 0.52 | 3 | 0.39 | 3 | 0.39 | Total | 1 | | 3.53 | | 2.84 | | 2.62 |

Analisis tabel Competitive Profile Matrix (CPM) : * Keunggulan Majalah Suara Hidayatullah 1. Jaringan Distribusi
Dalam industri majalah, jaringan distribusi memegang peranan penting sehingga kami berikan bobot yang besar yaitu 0,17. Majalah Hidayatullah memiliki jaringan distribusi paling luas diantara pesaingnya karena didukung oleh jaringan ormas hidayatullah yang tersebar di Indonesia. 2. Kualitas majalah
Kualitas disini mencakup ukuran, jenis kertas, dan juga isi dari majalah. Kami menganggap kualitas sangat penting sehingga kami berikan bobot yang besar yaitu sebesar 0.19. Majalah Hidayatullah sangat unggul dibandingkan pesaingnya karena dalam hal ukuran lebih besar, kertas lebih tebal dan semua halaman berwarna. Sedangkan dilihat dari konten/isinya, majalah Hidayatullah terbagi menjadi 2 kategori yaitu kajian dan liputan dengan persentase kajian 60% dan liputan 40%. Dalam setiap berita yang disajikan, majalah Hidayatullah bersikap obyektif, independen, dan tidak memihak serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dengan analisa yang tajam. Oleh karena itu kami berikan rating 4 untuk majalah Hidayatullah. 3. Percetakan sendiri
Percetakan merupakan unit usaha yang sejalan dengan industry majalah. Dengan memiliki percetakan sendiri majalah Hidayatullah tidak perlu bergantung kepada pihak lain dan dapat menghemat biaya cetak. Oleh karena itu kami berikan bobot 0.11 dengan rating 4 karena para pesaing tidak ada yang memiliki percetakan sendiri. 4. Konsumen yang loyal
Dalam semua industri faktor konsumen yang loyal sangat penting oleh karena itu kami beri bobot cukup besar yaitu 0,16. Majalah Hidayatullah unggul dalam hal ini dibanding pesaing dikarenakan konsumen pada suara hidyatullah kebanyakan tergabung dalam ormas hidyatullah sendiri, sehingga kami beri rating 4. 5. Pengalaman Manajemen
Hidayatullah telah ada sejak tahun 1988 dan masih terus berkembang sampai saat ini. Dalam masa 1988 sampai sekarang banyak majalah islam lain yang berdiri namun kemudian tutup karena tidak bisa bersaing. Oleh karena itu kami menganggap penting faktor pengalaman manajemen sehingga kami beri bobot 0,13. Hidayatullah merupakan majalah yang tertua dibandingkan Sabili dan Alkisah.

* Kelemahan Majalah Suara Hidayatullah 1. Harga
Persaingan harga dalam industri majalah islam bukanlah hal yang sangat penting karena masing-masing majalah islam mempunyai pelanggan yang loyal dan perbedaan harga juga tidak terlalu signifikan antara majalah yang satu dengan yang lain. Karena itu kami berikan bobot 0.08. Jika dibandingkan dengan pesaing, harga majalah Hidayatullah ada di atas Sabili dan di bawah Alkisah, karena itu kami beri rating 3.

2. Hadiah
Pemberian hadiah merupakan faktor yang kurang penting dalam industry majalah islam, karena itu kami berikan bobot 0.09. Dalam pemberian hadiah, Hidayatullah sangat jarang sehingga kami beri rating 2. 3. Promosi dan iklan
Promosi dan iklan kami beri rating 0,07 karena industri ini merupakan industri yang segmented (umat muslim) dan juga jumlah pesaing yang masih sedikit sehingga konsumen seharusnya sudah mengetahui keberadaan majalah-majalah tersebut. Hidayatullah sendiri sangat jarang melakukan promosi dan iklan sehingga kami beri rating 1.

Dalam analisis CPM diatas, Hidayatullah memiliki nilai tertinggi sebesar 3,53 kemudian di tempat kedua majalah Sabili dengan nilai 2,84 dan majalah Alkisah di tempat terakhir dengan nilai 2,62. Dengan begitu majalah Hidayatullah unggul cukup jauh dibandingkan Sabili dan Alkisah. Walaupun begitu Hidayatullah tidak boleh lengah karena kompetitor terdekat yaitu Sabili cukup agresif dalam melakukan promosi dan iklan.

4.3 7’s McKinsey Framework

1. Shared Value
Biasa di sebut superordinate goal, yang merupakan nilai inti dari perusahaan, yang menggambarkan budaya di suatu perusahaan dan etik kerja secara umum.
Nilai-nilai yang melekat dalam Hidayatullah adalah obyektif, independen, menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran serta memiliki sifat kekeluargaan yang kental. 2. Strategy
Merupakan rencana yang dibuat untuk memelihara dan membangun keunggulan kompetitif dalam persaingan industri.
Salah satu strategi majalah Suara Hidayatullah adalah terus memperbaiki kualitas isi berita dan dakwah dengan cara melatih karyawan terutama wartawan secara berkesinambungan. 3. Structure
Merupakan gambaran bagaimana perusahaan disusun dan pembagian wewenang, kekuasaan.
Majalah Suara Hidayatullah merupakan unit bisnis dari PT. Lentera Jaya Abadi yang dimiliki oleh ormas Hidayatullah. Majalah Suara Hidayatullah sendiri dibagi menjadi beberapa fungsi,yaitu divisi produksi, Niaga, Keuangan, SDM, Umum, Sekretariat. Sedangkan kantor pusat terdapat di Jakarta dan Surabaya 4. Systems
Merupakan gambaran kegiatan dan prosedur yang dilakukan staf untuk mencapai keberhasilan dalam pekerjaan.

5. Style
Merupakan gaya kepemimpinan yang diadopsi oleh perusahaan.
Pimpinan Suara Hidayatullah merupakan seorang yang demokratis. Dengan begitu karyawan memiliki wewenang secara luas. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh.

6. Staff
Menggambarkan para karyawan dan kemampuan umum mereka.
Para karyawan Suara Hidayatullah direkrut melalui mekanisme kaderisasi yang dilakukan oleh ormas Hidayatullah sehingga kemampuan umum dari karyawan terbilang cukup baik dan juga jumlah turnover karyawan sangat kecil.

7. Skills
Menggambarkan kompetensi kemampuan dari para karyawan di dalam perusahaan.
PT. Lentera Jaya Abadi sebagai perusahaan induk Majalah Suara Hidayatullah memiliki unit usaha Lentera Prima Media yang difungsikan menjadi konsultan media dan melakukan pelatihan bagi karyawan terutama wartawan yang ada di dalam Majalah Suara Hidayatullah. Dengan adanya pelatihan secara berkala maka dapat dikatakan kompetensi karyawan Hidyatullah cukup kompeten.