Free Essay

Test

In:

Submitted By rainrain
Words 5318
Pages 22
LINGKUNGAN BISNIS DAN HUKUM KOMERSIAL

MAKALAH PEMBAHASAN PERBANDINGAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA
PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK DAN
PT BANK DKI

Disusun oleh:

Fajrian Fadhli
(NPM: 1206198573)
PwC 12

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA
OKTOBER 2012

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN 3 LANDASAN TEORI 5 Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) 5 Undang-undang Terkait CSR 8 Parameter dan Key Performance Indicator CSR 8 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN 10 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 10 PT Bank DKI 16 PEMBAHASAN 23 Triple Bottom Lines dan Sustainable Development 23 Paramater dan Key Performance Indicator CSR 23 KESIMPULAN 26

PENDAHULUAN

Tanggungjawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate social responsibility (selanjutnya disingkat ”CSR”) dalam sejarahnya bermula sejak Revolusi Industri terutama di Eropa dan Amerika Serikat yang berdampak terhadap perubahan besar di dunia bisnis. Pada saat itu, perusahaan-perusahaan besar dihadapkan dengan kritik dan keputusan untuk melindungi para pekerja, konsumen dan masyarakat luas, di luar tanggungjawab untuk menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya untuk para pemilik (shareholders) dan mematuhi perundang-undangan. Dalam hal ini, pelaku bisnis diharapkan untuk lebih proaktif untuk berpartisipasi secara sukarela dalam penyelesaian masalah-masalah sosial dalam rangka perbaikan tatanan dalam masyarakat dan lingkungan luas. Pandangan baru inilah yang menjadi asal mulanya aktifitas CSR sebagai cara pelaku usaha untuk menerapkan pemenuhan tanggungjawab sosialnya dalam kegiatan-kegiatan nyata untuk menimbulkan dampak positif bagi lingkungan, konsumen, pemasok, masyarakat, pemerintah (secara keseluruhan disebut stakeholders) .
Di Indonesia sendiri, CSR telah dinyatakan secara tegas sejak disahkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (”UU PT”) pada 20 Juli 2007. Dengan adanya UU PT ini, usaha yang bergerak di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam harus melaksanakan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat.
Tetapi di dalam praktiknya CSR bisa salah diartikan bahwa dengan menyumbang sejumlah dana saja sudah cukup karena akan mengganggu keuntungan yang dihasilkan atau malah dianggap salah satu cara untuk meningkatkan nilai komersil perusahaan di mata konsumen. Hal ini tidak benar karena konsep CSR itu sendiri seharusnya didasari dengan adanya dorongan murni dari pelaku usaha yang seharusnya mengesampingkan konsep bisnis demi keuntungan finansial semata.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, makalah ini disusun untuk mencoba membahas hal ini dari contoh praktik CSR yang nyata telah dilaksanakan perusahaan di Indonesia untuk melihat apakah aktifitas yang dilaksanakan telah sesuai dengan sudut pandang CSR tersebut. Untuk materi pembahasan, dua contoh implementasi CSR yakni dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank DKI dimana keduanya merupakan perushaan perbankan baik BUMN dan non-BUMN akan dibahas di dalam makalah.

LANDASAN TEORI

* Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)
World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) sebagai asosiasi 200 perusahaan-perusahaan internasional yang secara bersama berkomitmen untuk pembangunan berkelanjutan (sustainable development) mendefinisikan CSR yakni: ”CSR adalah merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya” . Secara umum, tidak terdapat definisi umum, namun beberapa gagasan menyatakan bahwa CSR terkait hal-hal yang dapat diberikan bisnis atas keuntungan yang diterima dari masyarakat. Hal ini menyiratkan bahwa hak yang diberikan kepada organisasi bisnis juga termasuk kewajiban untuk bertindak sesuai harapan masyarakat.
Konsep CSR mempunyai makna bahwa suatu organisasi memiliki tanggungjawab dalam hubungannya dengan stakeholder lainnya yang juga memiliki kepentingan, bukan hanya tanggungjawab untuk mendapatkan keuntungan yang bagus untuk para pemilik modal dan patuh terhadap hukum. Stakeholder adalah para individu atau grup yang terpengaruh dengan kebijakan, prosedur dan kegiatan. Beberapa stakeholder seperti karyawan dan pemilik memiliki hak secara legal dalam operasional perusahaan. Pihak lainnya juga mungkin tidak memiliki hak secara hukum, tetapi mereka melihat hak secara moral terhadap operational perusahaan. * CSR dan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)
WBCSD melihat pembangunan berkelanjutan dalam konsep yang lebih luas dengan tiga konsep utama yakni: * Corporate financial responsibility * Corporate social responsibility * Corporate environmental responsibility
Ketiga hal ini secara bersama-sama dapat disebut Triple Bottom Line (disingkat 3BL), dimana menambahkan dimensi sosial dan lingkungan dalam konsep traditional untuk pengukuran kinerja perusahaan.
Istilah ini pertama kali diutarakan oleh John Elkington dalam bukunya Cannibals with Forks: the Triple Bottom Line of 21st Century Business (1997) sebagai “people, planet, profit” dan merupakan tujuan akhir dari pembangunan berkelanjutan tersebut. * Argumen Pendukung dan Penentang CSR
Ada beberapa argumen yang mendukung pelaksanaan CSR oleh perusahaan dan juga yang bertentangan dengan pelaksanaan aktifitas CSR seperti yang bisa dilihat di tabel ini : Mendukung | Menentang | Munculnya perusahaan modern telah menciptakan dan terus menciptakan banyak masalah sosial. Oleh karena itu, perusahaan harus mengambil tanggungjawab untuk mengatasi masalah ini. | Mengambil isu sosial dan moral tidak layak secara ekonomis. Perusahaan harus berfokus dalam menghasilkan keuntungan bagi pemilik dan meninggalkan isu sosial kepada pihak lainnya. | Dalam jangka panjang, hal ini berdampak baik to mengambil tanggungjawab sosial. Hal ini akan meningkatkan kesempatan untuk masa depannya dan mengurangi kemungkinan peningkatan peraturan pemerintah. | Mengambil tanggungjawab sosial menempatkan perusahaan tersebut dalam posisi kompetisi yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan yang tidak melakukannya. | Perusahaan besar memiliki cadangan besar dalam sumber daya manusia dan finansial. Mereka paling tidak harus mencurahkan sedikitnya sebagian sumber daya mereka untuk mengatasi isu sosial. | Mereka yang mampu harus mengatasi masalah sosial. Perusahaan tidak dilengkapi kemampuan untuk menjawab masalah sosial. |

Tabel 2 Argumen terhadap CSR (dari Reference for Business)
Argumen terkait kompetisi menganggap bahwa CSR adalah biaya tambahan terhadap bisnis karena dilihat akan menjadi beban dalam kompetisi global. Tetapi dengan semakin meningkatnya perhatian dunia terhadap CSR, perbedaan cara pandang ini diharapkan akan berkurang di masa-masa mendatang. * Alasan Bisnis untuk CSR
Beberapa argumen menjelaskan alasan terkait bisnis untuk melaksanakan program CSR oleh perusahaan yaitu: a) Sumber daya manusia
Program CSR dapat digunakan dalam rekruitmen terutama dalam menarik minat calon pelamar pekerjaaan dan para lulusan pendidikan terbaik yang sadar sosial dan lingkungan. Hal ini juga meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan terhadap para karyawan. b) Manajemen risiko
Manajemen risiko merupakan strategi utama bagi banyak perusahaan. Reputasi yang telah dibangun bisa saja hancur dalam sesaat melalui insiden dan skandal terkait pengrusakan lingkungan dan juga menarik perhatian dari pemerintah, pengadilan atau media. Melakukan hal yang benar dapat mengurangi risiko negatif terhadap perusahaan. c) Membedakan merek
Di lingkungan bisnis yang semarak dengan kompetisi, perusahaan berusaha untuk membedakan produknya di mata konsumen. CSR dapat memainkan peranan penting untuk membentuk loyalitas konsumen berdasarkan nilai etis yang ditonjolkan. d) Ijin usaha
Perusahaan seringkali menghindari gangguan dalam usahanya melalui perpajakan dan peraturan. Dengan melaksanakan CSR secara sukarela, menunjukkan pada pemerintah dan masyarakat luas bahwa mereka serius menanggapi permasalahan sosial dan menghindari intervensi terhadap bisnis. * Undang-undang Terkait CSR
Di Indonesia CSR bukan lagi bersifat sukarela tetapi hukumnya menjadi wajib dengan diatur dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (”UU PT”) pada 20 Juli 2007. Kewajiban ini disebutkan pada Pasal 74 yang menyatakan: 1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan; 2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran; 3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Selain itu, dalam pelaksanaan ketentuan ini, dikeluarkan juga Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 yang dimaksudkan agar: 1) meningkatkan kesadaran Perseroan terhadap pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan di Indonesia; 2) memenuhi perkembangan kebutuhan hukum dalam masyarakat mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan; dan 3) menguatkan pengaturan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang telah diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan sesuai dengan bidang kegiatan usaha Perseroan yang bersangkutan. * Parameter dan Key Performance Indicator CSR
Berikut daftar yang digunakan sebagai tolak ukur sebuah CSR untuk parameter dan key performance indicator: 1) Parameter CSR: a) Melebihi kepatuhan pada peraturan (beyond compliance); b) Melebihi kontribusi dari keberadaannya sebagai warga masyarakat (lebih dari jenis kontribusi warga individu masyarakat); c) Tanpa pamrih (bukan ‘suap’ terselubung untuk keamanan); d) Melihat kedepan (kesempatan hidup generasi mendatang); dan e) Mengatasi kondisi sosial secara langgeng (sustainable social gains).

2) Key Performance Indicator CSR: a) Apakah kegiatan bersifat bottom-up? b) Apakah kegiatan menguatkan social capital masyarakat dan tidak merusak ‘kohesi sosial masyarakat’ (social fabrics) c) Apakah untuk solusi kondisi kelompok masyarakat paling rentan? d) Apakah memberikan pemberdayaan untuk dapat mandiri? (empowerment) e) Apakah dampak berlanjutnya (multipliers effects) meluas? f) Apakah dampak bagi kepentingan publik bukan golongan atau penguasa? (magnitude of public impacts) g) Apakah mengurangi kesenjangan sosial kelompok rentan? (kesejahteraan sosial) Dengan melihat paramater dan key performance indicator tersebut, maka kita akan dapat melihat sejauh mana CSR yang dilakukan oleh perusahaan dapat berjalan dengan baik.

LATAR BELAKANG PERUSAHAAN * * PT Bank Mandiri (Persero) Tbk * Profil Perusahaan * Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah - yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia - dilebur menjadi Bank Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut memiliki peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia. Segera setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi secara menyeluruh. Brand Bank Mandiri diimplementasikan ke semua jaringan dan seluruh kegiatan periklanan dan promosi lainnya.
Bank Mandiri berfokus pada segmen korporasi, komersial, mikro & ritel, serta pembiayaan konsumen dengan strategi yang berbeda di setiap bisnisnya dan bersinergi dengan seluruh segmen pasar yang ada. Kehadiran Bank Mandiri sebagai Bank Domestik Multispesialis di Indonesia dapat diterjemahkan ke dalam langkah-langkah khusus dengan menumbuhkan pangsa pasar dominan di segmen yang kami fokuskan. Selain itu, Bank Mandiri juga memiliki visi untuk menjadi bank terdepan di Indonesia. Sebagai bank publik, visi Bank Mandiri untuk menjadi bank blue chip publik di Asia Tenggara ini akan diukur berdasarkan kapitalisasi pasar.
Hingga Desember 2011, total aset Bank Mandiri telah mencapai Rp 551,9 Triliun, dimana jumlah ini berlipat ganda dari total aset di tahun 2006 (sebesar Rp 267 Triliun), atau tumbuh 15,6% (CAGR). Ini mengukuhkan posisi Bank Mandiri sebagai bank terbesar di Indonesia. Kredit Bank Mandiri juga tumbuh menjadi Rp 314,4 Triliun, meningkat 22% (CAGR) dari kredit tahun 2006 yang sebesar Rp 118 Triliun. Sedangkan net profit kami tumbuh menjadi Rp 12,2 Triliun, meningkat 28,3% (CAGR) dari tahun 2006 yang sebesar Rp 2,4 Triliun. Selain menjadi bank pemberi pinjaman terbesar di Indonesia (secara konsolidasi), Bank Mandiri juga merupakan bank penyimpanan terbesar di Indonesia dengan dana pihak ke tiga sebesar Rp 422,3 Triliun. Bank Mandiri juga telah berhasil mempertahankan kualitas aset yang kuat, dibuktikan dengan nilai Gross dan Net NPL Ratio yang masing-masing sebesar 2,21% dan 0,52%.
Kinerja Bank Mandiri juga didukung oleh perusahaan-perusahaan anak yang memberikan kontribusi pendapatan signifikan, yaitu sekitar 12% dari laba bersih konsolidasi Bank Mandiri. Kini Bank Mandiri memiliki jaringan ATM terbesar, yaitu sejumlah 10.000 unit yang telah terpasang dan tersebar di seluruh Indonesia. Ini menjadikan Bank Mandiri sebagai bank terbaik dalam pelayanan selama 4 tahun berturut-turut dan menjadi perusahaan yang paling terpercaya di Indonesia untuk Good Corporate Govenance selama 5 tahun berturut-turut. Setelah memenuhi berbagai persyaratan dari Bank Indonesia, Bank Mandiri kini berhak untuk menyandang titel sebagai Bank Internasional yang telah beroperasi di sektor perbankan regional dan siap menjadi bank panutan di Indonesia. Hal ini turut didukung dengan visi kami untuk menjadi Lembaga Keuangan yang Paling Dikagumi dan Paling Progresif di Indonesia.
Misi, visi dan motto Bank Mandiri adalah: Visi: Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif Misi: * Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar * Mengembangkan sumber daya manusia professional * Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder * Melaksanakan manajemen terbuka * Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan * Prinsip CSR di Bank Mandiri

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) merupakan ujung tombak pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Mandiri. Melalui implementasi CSR yang berkesinambungan, Bank Mandiri ingin meraih keberhasilan bisnis bersama dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Sejak tahun 2007, program CSR Mandiri diselaraskan dengan corporate objective dan dilaksanakan secara terarah, terstruktur dan berkelanjutan serta mampu meningkatkan corporate image dan corporate business secara maksimal. Fokus utama dari program CSR Mandiri adalah untuk mendorong pertumbuhan tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, secara konsisten Bank Mandiri terus mencari peluang untuk menyempurnakan strategi dan implementasi program CSR Mandiri.
Strategi CSR Mandiri semakin disempurnakan melalui penetapan tiga pilar kegiatan yaitu : 1. Kemandirian Komunitas
Bertujuan untuk mendorong kemajuan ekonomis suatu kawasan dengan menjadikan masyarakat di kawasan tersebut memiliki kemampuan produksi dan kemampu labaan, meningkatkan pola aktivitas kreatif dan produktif yang akhirnya mewujudkan tatanan masyarakat sejahtera dan mandiri. Pilar ini diimplementasikan melalui program Mandiri Bersama Mandiri. 2. Kemandirian Edukasi dan Kewirausahaan
Bertujuan untuk mendukung keberlangsungan pendidikan yang berkualitas di Indonesia dan menciptakan pemimpin di masa depan yang siap dengan persaingan global. Pilar edukasi dan kewirausahaan diimplementasikan melalui program Wirausaha Muda Mandiri dan Mandiri Peduli Pendidikan. 3. Fasilitas Ramah Lingkungan
Adalah keinginan Bank Mandiri untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri melalui penyediaan energi terbarukan, penyediaan air bersih dan program penghijauan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lingkungan yang asri dan nyaman.
Selain ketiga pilar utama tersebut, kepedulian Bank Mandiri juga diwujudkan dalam bentuk peningkatan sosial ekonomi masyarakat melalui pembangunan sarana prasarana umum dan sarana ibadah serta penyediaan fasilitas kesehatan. Melalui strategi dan pengembangan berbagai program CSR, diharapkan dapat memberikan manfaat yang semaksimal mungkin bagi masyarakat Indonesia dan bagi perusahaan dengan tercapainya visi CSR Mandiri yaitu Membangun Indonesia yang Mandiri. * Program-program CSR di Bank Mandiri 1. Program Kemitraan a. Pinjaman Program Kemitraan
Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil adalah program untuk meningkatkan kompetensi usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

Pinjaman Program Kemitraan Mandiri adalah fasilitas pinjaman baru untuk kebutuhan modal kerja atau investasi yang diberikan kepada calon Mitra Binaan Mandiri yang feasible namun belum bankable .

b. Pembinaan Mitra Binaan
Melalui Program Kemitraan, Bank Mandiri mendukung perkembangan dan peningkatan kompetensi usaha kecil yang merupakan roda penggerak perekonomian Bangsa. Para pengusaha kecil yang terlibat diperlakukan sejajar sebagai mitra usaha. Karena itu mereka disebut Mitra Binaan Mandiri. Agar usaha mereka cepat berkembang, Bank Mandiri memperkenalkan Mitra Binaan dengan jasa perbankan berupa pinjaman kemitraan non komersial.

Selain itu, Mitra Binaan juga diberikan pembinaan dalam bentuk pelatihan, pameran dan publikasi di media. Melalui pinjaman kemitraan dan pembinaan yang diberikan secara intensif, diharapkan para Mitra Binaan dapat menjadi pengusaha yang tangguh, mandiri dan beretika serta mampu mengakses fasilitas perbankan secara komersial.

Pelatihan
Kesulitan pengusaha kecil bukan hanya soal modal. Untuk mengembangkan usaha, mereka juga membutuhkan dukungan pembinaan berupa pendidikan, pelatihan dan pendampingan. Bank Mandiri telah melaksanakan pelatihan motivasi dan pembukuan sederhana dengan harapan agar Mitra Binaan dapat membuat laporan keuangan, memiliki insting bisnis dan jiwa leadership yang tinggi serta kemauan yang kuat untuk mengembangkan bisnisnya secara visioner.

Promosi Komitmen lain Bank Mandiri dalam Program Kemitraan adalah mengembangkan pemasaran pengusaha kecil. Untuk tujuan itu para Mitra Binaan diikutkan dalam berbagai kegiatan pameran baik di dalam maupun di luar negeri.

Di samping pameran, Bank Mandiri juga mempromosikan profil usaha dan produk Mitra Binaan di media cetak berskala nasional baik koran maupun majalah. Upaya promosi ini diharapkan dapat memperluas jaringan pemasaran dan meningkatkan produktivitas Mitra Binaan. Selain itu juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat umum khususnya generasi muda untuk memunculkan motivasi berwirausaha. Tujuan akhirnya adalah untuk melahirkan lebih banyak pengusaha-pengusaha baru yang gigih dan siap bersaing secara sehat dengan kompetitor di dalam maupun luar negeri.

2. Program Bina Lingkungan

a. Wirausaha Muda Mandiri
Program Wirausaha Mandiri merupakan salah satu kontribusi Bank Mandiri bagi pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia, yang diwujudkan secara berkesinambungan dan fokus pada generasi muda yang merupakan generasi penerus bangsa. b. Mandiri Peduli Pendidikan
Bank Mandiri berkomitmen mengawal keberhasilan pendidikan melalui program Mandiri Peduli Pendidikan (MPP) yang bertujuan untuk mendukung keberlangsungan dan keberhasilan pendidikan yang berkualitas di Indonesia serta menciptakan pimpinan masa depan yang mandiri dan siap dengan persaingan global. * Mandiri Edukasi: Program ini dilaksanakan melalui pemberian kuliah umum dengan materi kepemimpinan bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi dibawakan oleh jajaran Manajemen Bank Mandiri. Sedangkan materi edukasi perbankan untuk pelajar SD,SMP dan SMA dibawakan oleh unsur pimpinan Bank Mandiri di daerah setempat. * Penghargaan Guru Berprestasi: Merupakan bentuk pemberian hadiah bagi para guru berprestasi. Melalui kegiatan yang secara konsisten dilaksanakan sejak tahun 2005 ini, diharapkan dapat lebih memacu kreativitas para guru sehingga pada akhirnya dapat bermanfaat bagi anak didik. * Beasiswa Mandiri Prestasi: Sejak tahun 2007 Bank Mandiri melaksanakan program Beasiswa Mandiri Prestasi. Dalam pelaksanaannya, beasiswa diberikan bekerjasama dengan Universitas dan beberapa instansi antara lain Putera Sampoerna Foundation, Gerakan Nasional Orang Tua Asuh, Pusat Studi Quran, Yayasan Karya Salemba Empat dan lainnya. * Mandiri Sarana Pendidikan: Bank Mandiri menunjang keberlangsungan pendidikan di Indonesia melalui penyediaan sarana prasarana belajar yang memadai dalam bentuk Pembangunan/renovasi gedung sekolah dan laboratorium, penyediaan sarana pendidikan antara lain berupa komputer, printer, mebeulair dan penyediaan fasilitas perpustakaan beserta buku.

c. Mandiri Bersama Mandiri
Program Mandiri Bersama Mandiri (MBM) bertujuan untuk mendorong kemajuan ekonomi suatu kawasan dengan menjadikan masyarakat di kawasan tersebut memiliki kemampuan produksi dan kemampulabaan, meningkatkan pola aktivitas kreatif dan produktif yang akhirnya mewujudkan tatanan masyarakat sejahtera dan mandiri.

d. Fasilitas Ramah Lingkungan
Fokus program tersebut akan dilaksanakan melalui 6 kegiatan. * Penyediaan sarana dan prasarana penunjang pengadaan air bersih di daerah yang masih kesulitan air * Pengembangan energi terbarukan yang bertujuan untuk memberikan alternatif energi bagi daerah yang belum dialiri listrik dan membantu pengembangan akses masyarakat terhadap listrik dan energi. * Penanaman pohon pada lahan kritis untuk menghijaukan kembali bumi Indonesia, mendukung program pemerintah penanaman 1 milyar pohon dan sebagai tindakan preventif bencana alam. * Penanaman dan pemeliharaan tumbuhan bakau di daerah pantai dengan tujuan untuk mencegah terjadinya abrasai. * Pengadaan taman kota yang menggabungkan konsep penghijauan, edukasi, dan ekonomi yang bertujuan untuk menyediakan lahan terbuka hijau dan menyediakan sarana rekreasi dan edukasi bagi masyarakat. * Pengembangan eco wisata dengan tujuan memberdayakan masyarakat dalam bidang pariwisata dan menjaga keasrian lingkungan.

e. Program PKBL Lainny

* Program peningkatan kesehatan masyarakat antara lain seperti pemberantasan TBC, bantuan medis, operasi katarak, khitanan masal, donor darah, pengobatan gratis, dan lainnya. * Pemberian bantuan korban bencana alam * pembangunan sarana ibadah dan dukungan kegiatan keagamaan dan santuan yatim piatu * membangun sarana dan prasarana umum di berbagai daerah di Indonesia antara lain seperti pembangunan sekolah, pasar, kandang sapi kelompok tani, dan lainnya * * PT Bank DKI * Profil Perusahaan
Bank DKI pertama kali didirikan di Jakarta dengan nama “PT. Bank Pembangunan Daerah Djakarta Raya” sebagaimana termaktub dalam akta Perseroan Terbatas Perusahaan Bank Pembangunan Daerah Djakarta Raya (PT. Bank Pembangunan Daerah Djakarta Raya) No. 30 tanggal 11 April 1961 dibuat oleh dan dihadapan Eliza Pondaag S.H., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.5/31/13 tanggal 11 April 1961 dan telah didaftarkan dalam buku register di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta di bawah No. 1274 tanggal 26 Juni 1961 serta telah diumumkan dalam Tambahan No. 206 Berita Negara Republik Indonesia No. 41 tanggal 1 Juni 1962.
Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, dan yang terakhir berdasarkan Akta No. 21 Tahun 2008 yang dibuat oleh dan dihadapan Notaris Ny Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta pada tanggal 12 September 2008 tentang Perubahan Anggaran Dasar yang menyesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas dan juga mencantumkan perubahan modal dasar menjadi Rp1.500.000.000.000. Perubahan Anggaran Dasar Bank DKI telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Nomor AHU-79636.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 29 Oktober 2008.
Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 31 Mei 2012, struktur pemegang saham Bank DKI saat ini adalah 99,86% (Rp699.000.000.000) dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta, sedangkan 0,14 % (Rp1.000.000.000) dimiliki oleh PD Pasar Jaya.
Bank DKI memfokuskan kegiatan usahanya pada empat segmen utama yang memberi peluang pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan, yaitu segmen perbankan konsumer, segmen perbankan komersial dan segmen perbankan KPR dan UMKM, serta perbankan syariah. VISI: "Menjadi Bank Terbaik Yang Membanggakan" MISI : "Bank berkinerja unggul, mitra strategis dunia usaha, masyarakat dan andalanPemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memberi nilai tambah bagi stakeholder melalui pelayanan terpadu dan profesional." * Prinsip CSR di Bank DKI

Arah dan fokus program CSR Bank DKI, adalah sebagai berikut : * Pendidikan dan dunia pendidikan * Edukasi perbankan * Sosial kemasyarakatan * Lingkungan hidup * Kesenian dan kebudayaan
Program CSR Bank DKI disalurkan kepada beberapa bidang yang meliputi pendidikan, lingkungan, sosial kemasyarakatan, kesenian dan kebudayaan dan juga edukasi perbankan. Hal ini dilaksanakan sebagai perwujudan dari komitmen Bank DKI untuk turut berperan serta dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, meningkatkan pemberdayaan kepada masyarakat, dan dalam rangka menjaga keberlangsungan bagi Bank DKI.
Dalam praktiknya, Bank DKI tidak hanya melakukan program pemberian bantuan (charity) hanya untuk sekedar memenuhi kewajiban atau karitatif semata. Namun lebih jauh, Bank DKI berkomitmen untuk menjadikan filosofi dan tujuan CSR sebagai bagian tak terpisahkan dari aktivitas Perusahaan, yang berpijak pada konsep pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Faktor pendorong CSR Bank DKI antara lain: * Hubungan Bank DKI dengan Masyarakat: Menyadari bahwa setiap perusahaan selalu berkaitan kepada masyarakat, karenanya kegiatan CSR didorong untuk maintenance hubungan baik antara Bank DKI dengan masyarakat sekitar. * Dampak dari Kegiatan Operasional Bank DKI kepada Masyarakat dan Lingkungan Kegiatan operasional perusahaan yang berdampak pada masyarakat, khususnya lingkungan, seringkali mendapatkan perhatian dari masyarakat. * Peluang Memperoleh Keunggulan Kompetitif Perusahaan yang menjalankan aktivitas CSR nya lebih berkemungkinan bertahan ditengah kompetitifnya iklim dunia usaha. Perusahaan juga dapat memperoleh keunggulan kompetitif berupa peningkatan corporate awareness, corporate image yang positif yang dapat dijadikan sebagai intangible asset untuk kepentingan bisnis yang berkelanjutan. * Program-program CSR di Bank DKI 1. Dunia Pendidikan

Bank DKI memandang Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara guna peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Sepanjang tahun 2011, Bank DKI menyalurkan Rp 82 juta rupiah untuk CSR kepada segmen pendidikan. Namun jumlah tersebut tidak mencerminkan besarnya perhatian Bank DKI kepada segmen pendidikan secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan Bank DKI dalam memberikan bantuan kepada segmen pendidikan (instansi dan lembaga pendidikan) juga ada yang ditujukan dan telah dianggarkan dalam bentuk sosial kemasyarakatan dan dalam bentuk kebudayaan dan kesenian.

2. Edukasi Perbankan

Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk dan jasa perbankan, dan juga untuk meningkatkan fungsi intermediasi perbankan kepada masyarakat dan mengurangi jumlah pengaduan nasabah, Bank DKI sejak tahun 2007 berpartisipasi dalam program edukasi perbankan Ayo Ke Bank dengan menjadi salah satu anggota Kelompok Kerja Ayo Ke Bank.

Selain untuk menjaring nasabah baru, Program Ayo Ke Bank juga ditujukan untuk memberikan kesadaran kepada nasabah lama tentang hak dan kewajiban bila ada ketidaksepahaman antara nasabah dengan perbankan. Tujuan program Ayo ke Bank yang dilaksanakan oleh Bank DKI sebagaimana visi program Ayo Ke Bank yang diusung oleh Bank Indonesia adalah untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki pengetahuan dan informasi yang memadai, percaya diri, memahami fungsi dan peran, serta manfaat dan risiko produk jasa bank sehingga dapat mengelola keuangan secara bijaksana untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di masa datang. Sejumlah program yang telah dilaksanakan dalam meningkatkan edukasi perbankan kepada masyarakat, Bank DKI telah menerbitkan Buku 50 Tahun Bank DKI yang dimana dalam buku tersebut juga terkandung mengenai materi edukasi perbankan. Selain itu Bank DKI juga menyelenggarakan kegiatan lomba foto HUT ke 50 Tahun antar media massa (cetak dan online) yang mendorong setiap peserta (fotografer media) untuk turut mengedukasi produk perbankan kepada masyarakat melalui karya fotonya.

Kegiatan edukasi perbankan ini juga turut didukung dalam setiap materi promosi dan komunikasinya, baik itu dalam materi promosi cetak Bank DKI (brosur, poster, leaflet dan lain sebagainya) ataupun melalui pemasangan advertorial disejumlah media massa. Bank DKI pun turut membuat 500 lembar poster penerapan program anti pencucian uang terorisme & pencegahan pendanaan.

3. Sosial Kemasyarakatan

Sebagai salah satu bentuk apresiasi dan tanggung jawab kepada masyarakat, Bank DKI “memberikan kembali” dalam bentuk kegiatan-kegiatan CSR yang bertujuan untuk turut mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui sejumlah kegiatan sosial kemasyarakatan termasuk diantaranya kegiatan keagamaan, serta tanggap terhadap upaya pelestarian terhadap lingkungan hidup terutama ketika ada bencana alam. Salah satu fokus kegiatan CSR Bank DKI diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk turut mendukung pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Berbagai program CSR Bank DKI di bidang sosial kemasyarakatan pada tahun 2011 adalah Bantuan kegiatan Bakti Sosial & Sunatan Massal warga kurang mampu di 5 Wilayah DKI Jakarta, pembelian paket sembako kegiatan CSR BDKI di Keluarga Berencana-Kesehatan (KB KES) daerah walikota Jakarta Barat atas inisiatif Cabang Pembantu Walikota Jakarta Barat, dan berbagai kegiatan lainnya. Dalam rangka peringatan HUT ke 50, Bank DKI secara khusus juga melaksanakan kegiatan bakti sosial berupa kegiatan donor darah “Sebuah Kebaikan yang Mengawali Kehidupan“ yang diikuti oleh 121 karyawan Bank DKI. Bekerjasama dengan Kecamatan Cilincing, Bank DKI mengadakan kegiatan bakti sosial yang meliputi pelaksanaan kegiatan khitanan massal yang diikuti oleh 110 anak, vasektomi yang diikuti oleh 50 orang warga Kecamatan Cilincing, pengobatan mata dan pemberian kacamata gratis kepada 50 orang warga lansia di Kecamatan Cilincing, serta pengobatan kesehatan secara gratis yang diikuti oleh 50 orang warga Kecamatan Cilincing. Pada kesempatan yang sama Bank DKI juga memberikan bantuan uang pendidikan kepada 110 anak dan bantuan sosial kepada 50 peserta senilai total Rp. 32 juta yang biayanya berasal dari sumbangan segenap karyawan dan manajemen Bank DKI yang dikoordinir oleh Unit Pelayanan Zakat Bank DKI. Bentuk sumbangan berupa uang yang juga diberikan oleh Bank DKI adalah penyerahan santunan sebesar Rp 100 juta kepada 200 anak yatim dan fakir miskin di lingkungan sekitar Bank DKI yang dilaksanakan pada saat Family Gathering HUT ke 50 Bank DKI dan penyerahan santunan sebesar Rp 900 juta kepada 3.000 anak yatim dan fakir miskin dilingkungan sekitar Bank DKI sebagai bagian dari CSR Bank DKI yang dilakukan sepanjang bulan Ramadhan 1432H.

Untuk lebih mendukung pelayanan kepada masyarakat, dalam hal ini adalah pensiunan karyawan, Bank DKI mengoperasikan 2 unit ambulan mobil jenazah yang kini dikelola oleh Persatuan Pensiunan Karyawan Bank DKI yang dapat dipergunakan oleh keluarga karyawan dan pensiunan Bank DKI. Program CSR Bank DKI juga memprioritaskan kepada program penanganan musibah dan bencana alam mulai dari bencana yang terjadi pada skala lokal hingga yang ditetapkan sebagai bencana nasional. Sepanjang tahun 2011, sejumlah musibah dan bencana alam yang menjadi perhatian adalah pemberian bantuan kepada korban kebakaran di wilayah sekitar Jl. Batu Tulis Raya. Sepanjang tahun 2011 kemarin, Bank DKI bersyukur tidak ada bencana alam yang dikategorikan sebagai bencana nasional. Bank DKI juga memperhatikan kegiatan religi seperti peringatan hari raya keagamaan serta setiap tahunnya mengadakan peringatan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, serta pesantren kilat untuk anak-anak karyawan Bank DKI. Selain itu Bank DKI juga turut berpartisipasi kepada sejumlah kegiatan religi, diantaranya sebagai berikut

4. Kebudayaan dan Kesenian

Bank DKI juga memperhatikan pengembangan kesenian dan kebudayaan masyarakat termasuk diantaranya ketika Bank DKI juga memberikan hadiah 2 unit mobil kepada Pemenang Abang None pada Malam Final Pemilihan Abang dan None DKI Jakarta Tahun 2011. Bank DKI pun mendukung kegiatan yang terkait HUT ke 484 DKI Jakarta dalam rangka mendukung pariwisata DKI Jakarta, termasuk Hiburan Karyawan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Bank DKI juga berpartisipasi dalam acara penerbitan buku “Potret Budaya Manusia Betawi” yang diterbitkan oleh Budayawan Ridwan Saidi. Rincian kegiatan CSR Bank DKI yang ditujukan untuk melestarikan kegiatan kebudayaan, adalah sebagai berikut :

5. Lingkungan

Bank DKI memiliki kepedulian terhadap pelestarian lingkungan hidup seperti ketika Bank DKI berpartisipasi dalam Kontes Nasional II, Pesona Anthurium Indonesia, serta kegiatan Ciliwung Indah, dan turut berpartisipasi dalam penerbitan buku “Mengapa Jakarta Banjir“. Secara tidak langsung, bentuk kepedulian kepada lingkungan hidup ini juga diimplementasikan dalam kegiatan operasional dan non operasional perbankan dalam bentuk pengurangan penggunaan kertas dengan memulai dan membiasakan pendokumentasian elektronik serta mendorong penggunaan recycle paper, dan melakukan penghematan energi untuk penggunaan listrik. Bank DKI menyakini, pelestarian lingkungan hidup dimulai dalam pribadi karyawan Bank DKI pada aspek terkecil dalam aktivitas sehari-hari.

PEMBAHASAN

Di dalam bagian ini, kita akan menelaah lebih lanjut tentang kegiatan CSR yang dilakukan oleh kedua perusahaan tersebut dari berbagai sudut pandang. * Triple Bottom Lines dan Sustainable Development
Dari detail prinsip-prinsip CSR yang dilaksanakan oleh Bank Mandiri dan Bank DKI, kita bisa melihat bahwa kedua Perusahaan tersebut mengambil dasar Triple Bottom Lines yakni 3P (people, planet, profit). Selain itu gagasan ini tertuang penuh di dalam misi masing-masing Perusahan dan dianggap dapat mendasari sustainable development (pembangunan berkelanjutan) dan kelangsungan usaha di masa mendatang.
Pada dasarnya program-program yang dilaksanakan bersifat filantropis di bidang sosial, ekonomi dan lingkungan melalui program yang disebut community development (pengembangan komunitas) dalam bentuk Kemitraan dan Bina Lingkungan yang diharapkan dapat menciptakan kemandirian dalam peningkatan taraf dan kualitas hidup masyarakat sekitar. * Paramater dan Key Performance Indicator CSR
Di dalam landasan teori telah dikemukakan mengenai parameter dan key performance indicator CSR yang terdiri dari beberapa hal, telah disebutkan disana. Terkait dengan program CSR oleh Bank Mandiri dan Bank DKI, kami menganalisisanya berdasarkan parameter dan key performance indicator tersebut untuk diperbandingkan, seperti dalam tabel di bawah ini: * Parameter CSR No. | Parameter | Bank Mandiri dan Bank DKI | 1. | Melebihi kepatuhan pada peraturan (beyond compliance) | Hal-hal yang dilakukan oleh kedua bank sudah melebihi apa yang ada dalam peraturan dimana bank tidak hanya memberikan perhatian pada satu aspek saja, tapi beberapa aspek yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. | 2. | Melebihi kontribusi dari keberadaannya sebagai warga masyarakat (lebih dari jenis kontribusi warga individu masyarakat) | Hal-hal yang dilakukan oleh kedua bank memberikan kontirbusi lebih terhadap masyarakat dimana kehadiran bisnisnya di sekitar masyarakat setempat berdampak untuk peningkatan kesejahteraan secara umum. | 3. | Tanpa pamrih (bukan ‘suap’ terselubung untuk keamanan) | Hal yang dilakukan kedua bank merupakan tindakan sosial terutama bagi masyarakat dengan berbagai keterbatasan sehingga tidak terjadi bentuk pamrih, walaupun sempat disinggung bahwa terdapat salah satu tujuan CSR yakni meningkatkan corporate image di mata stakeholder. | 4. | Melihat kedepan (kesempatan hidup generasi mendatang) | Kedua bank juga berfokus pada hal-hal untuk generasi mendatang dimana kemandirian dalam berusaha juga ditekankan. Selain itu faktor-faktor terkait lingkungan juga termasuk dalam program CSR. | 5. | Mengatasi kondisi sosial secara langgeng (sustainable social gains). | Dengan adanya program-program tersebut, secara tidak langsung, bank mengatasi kondisi sosial secara langgeng dimana selain mencari profit, juga memperhatikan kondisi lingkungan dan sosialnya. Hal ini akan berdampak baik secara langsung maupun tidak langsung kepada kelangsungan hidup bank. |

* Key Performance Indicator CSR No. | Dampak Kegiatan Sosial | Bank Mandiri | Bank DKI | 1. | Apakah kegiatan bersifat bottom-up? | Ya | Ya | 2. | Apakah kegiatan menguatkan social capital masyarakat dan tidak merusak ‘kohesi sosial masyarakat’ (social fabrics) | Ya | Ya | 3. | Apakah untuk solusi kondisi kelompok masyarakat paling rentan? | Ya | Ya | 4. | Apakah memberikan pemberdayaan untuk dapat mandiri? (empowerment) | Ya | Ya | 5. | Apakah dampak berlanjutnya (multipliers effects) meluas? | Ya | Ya | 6. | Apakah dampak bagi kepentingan publik bukan golongan atau penguasa? (magnitude of public impacts) | Ya | Ya | 7. | Apakah mengurangi kesenjangan sosial kelompok rentan? (kesejahteraan sosial) | Ya | Ya |

Untuk melihat keterangan lebih lengkap mengenai program-program CSR yang telah dirangkum, dapat melihat ke bab sebelumnya mengenai latar belakang kedua bank.

KESIMPULAN

Indikator performance sudah berubah, dimana keuntungan atau profit di dunia bisnis bukan lagi hal tunggal yang harus diraih oleh setiap perusahaan, namun juga harus mengejar keunggulan di bidang sosial dan lingkungan. Selain itu kelangsungan hidup perusahaan juga didasari oleh tindakan-tindakan dan penerimaan masyarakat dimana perusahaan beroperasi. Salah satu cara untuk mendapatkan keunggulan ini adalah melalui kegiatan kepedulian sosial atau CSR. Secara jangka panjang, dampak dari kegiatan ini dianggap dapat menguntungkan bagi perusahaan.
Analisa yang telah dilakukan berdasarkan konsep 3P, parameter CSR dan key performance indicator CSR menunjukkan bahwa Bank Mandiri dan Bank DKI sudah melakukan CSR dengan sesuai. Hal ini bisa dilihat dengan terpenuhinya semua parameter CSR dan key performance indicator CSR.
Diharapkan ke masa mendatang program-program CSR yang dilakukan oleh kedua perusahaan perbankan tersebut bisa berlangsung dalam jangka panjang dan berkelanjutan, tetap atas dasar sukarela bukan karena pemenuhan kewajiban hukum saja, serta dilaksanakan sebesar-besarnya untuk manfaat semua masyarakat yang berada di sekitar wilayah operasi perusahaan bukan sekadar demi kepentingan golongan saja.

--------------------------------------------
[ 1 ]. http://en.wikipedia.org/wiki/Corporate_social_responsibility
[ 2 ]. WBCSD, Meeting Changing Expectations, dari http://www.wbcsd.ch/includes/getTarget.asp?type=d&id=ODgwMw, http://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan#cite_note-1 [ 3 ]. http://en.wikipedia.org/wiki/Triple_bottom_line
[ 4 ]. http://www.referenceforbusiness.com/management/Comp-De/Corporate-Social-Responsibility.html
[ 5 ]. http://en.wikipedia.org/wiki/Corporate_social_responsibility
[ 6 ]. http://ir.bankmandiri.co.id/phoenix.zhtml?c=146157&p=irol-homeProfile
[ 7 ]. http://csr.bankmandiri.co.id
[ 8 ]. http://www.bankdki.co.id/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=54&Itemid=62

Similar Documents

Free Essay

Test Taking

...you feel about tests in general? I don’t like taking test because I always get of feeling of nervousness. My stomach gets all tied up in knots. The problem with taking test is a feeling of not remembering. It gets uncomfortable every time I have to take a test whether I study or not. 2. What are your first memories of being in a testing situation? What were your feeling, and why? My first memory of being in a testing situation is in high school. It was finals and I needed to pass this one course to graduate. It was a course that I detested, and I was horrible at it. This course was Trigonometry. I am not good in math period, but this course was a requirement. I felt that I was going to fail the course, and it was going to be a setback. It was a depressing feeling. 3. What make a test “good” and “bad” from your perspective? What make a test good is knowing what kind of test it, what is covered and how much a percentage is geared toward that test. How do I know that the test is good is when the instructor lets you know what is going to be on the test. A test is good when much preparation and work goes into it. The format or the structure of the test also make it good. When I think of a bad test, it mean no preparation, no work or study when into taking the test. A bad test is a test that is not put together well. The organization is not good and the test is very confusing. It can be a bad test when the person taking the test is ill-prepared...

Words: 528 - Pages: 3

Premium Essay

Test

...For • Practicality-This is probably by far, the biggest argument in favor of standardized tests. Aspects include: o Standardized tests are less time-consuming than more complicated assessments that need personal time with every student. o Standardized tests are easier to administer. There are explicit directions given and each student is given the same directions in the same way. o They are easier to grade, machines do it for us. o Very easy to use a computer to track progress and levels of achievement for different groups of students in different subjects. (Holloway) • Objectivity-It is very easy for a test to be objective, it doesn't have emotion or moods or biases. When giving more personal assessments, it is very possible that the teacher or person assessing the student can let their emotions or biases affect how they score that student. • Instigator of change-Standardized tests can be a powerful tool to change classroom and school practices (Gardner). We can use testing to tell us whether we have a problem (Gerstner). When we identify a problem in a classroom, school, or district we can then take active steps in correcting that problem. In addition, achievement data from tests provide teachers with valuable information to improve classroom and student learning (Gardner) • Accountability-Setting high expectations for students and holding them accountable for the same standards, leads to achievement gains. High-stakes testing forces students to take education...

Words: 1000 - Pages: 4

Free Essay

Test

...Quantitative research methods in educational planning Series editor: Kenneth N.Ross Module John Izard 6 Overview of test construction UNESCO International Institute for Educational Planning Quantitative research methods in educational planning These modules were prepared by IIEP staff and consultants to be used in training workshops presented for the National Research Coordinators who are responsible for the educational policy research programme conducted by the Southern and Eastern Africa Consortium for Monitoring Educational Quality (SACMEQ). The publication is available from the following two Internet Websites: http://www.sacmeq.org and http://www.unesco.org/iiep. International Institute for Educational Planning/UNESCO 7-9 rue Eugène-Delacroix, 75116 Paris, France Tel: (33 1) 45 03 77 00 Fax: (33 1 ) 40 72 83 66 e-mail: information@iiep.unesco.org IIEP web site: http://www.unesco.org/iiep September 2005 © UNESCO The designations employed and the presentation of material throughout the publication do not imply the expression of any opinion whatsoever on the part of UNESCO concerning the legal status of any country, territory, city or area or of its authorities, or concerning its frontiers or boundaries. All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system, or transmitted in any form or by any means: electronic, magnetic tape, mechanical, photocopying, recording or otherwise, without permission ...

Words: 13966 - Pages: 56

Free Essay

Test

...Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category test User Category...

Words: 588 - Pages: 3

Free Essay

Test

...Test Automation Criteria Benefit * How often do you believe the test should be run? * How many minutes are required for one tester to execute the test manually? * Will human intervention still be required to execute the test after automation? * Does the execution of the test require the tester to input a large amount of data (e.g. populating many fields or populating the same fields many times) via the gui interface? * Does the test require an inordinate amount of user interface actions (e.g. mouse clicks, validations)? * Will automating the test increase the productivity of the team? * Will automating the test allow us to increase test coverage? * Will automating the test allow us to increase the accuracy (exactness) and precision ( reproducibility or repeatability) of the test? * Is the execution of this test prerequisite to the execution of multiple other tests? Cost * How many hours of data preparation (e.g. querying data, setup within the application, etc.) is required for this test? * Is the test documented in such a way that someone other than the author can execute it, and is it stored in Quality Center? * What is the average number of times the test needs to be updated (e.g to reflect development changes) within a six month span? * Are the manual test steps currently up to date? * Are the systems and environments in which the test is run stable and consistently available? * Are third party systems involved...

Words: 276 - Pages: 2

Free Essay

Test

...academic scores and to include the family’s social, culture and educational background. Sandel states that the A 700 score for a student who attended poor public schools in the South Bronx has more meaning than that of a student from an Upper East Side of Manhattan. 2. What is the essence of Richard Dworkin's argument in support of affirmative action university admissions policies? b. Dworkin’s idea of the supporting argument on affirmative action in relations to the universities admission policies is stated that possibly the right at stake should be based according to academic criteria alone. The fact of being good at football, or coming from Idaho, or having volunteered in a soup kitchen. Dworkin views the facts of grades, test scores, and other measures of academic promise land me in the top group of applicants, therefore I should be admitted. One should be considered based on academic merit alone. 3. What does it mean to sever the idea of "moral desert" from our notions of what constitutes justice?  Would this be helpful? c. Severing the idea of “moral desert” signifies that our nation should reject the talents that one has that enable them to compete more successfully than others in not entirely one’s own doing. He also states an equally decisive contingency where the quality of societal values at any given time...

Words: 504 - Pages: 3

Free Essay

Standardized Tests

...Standardized Testing Standardized testing has been a key part in education for awhile now, but how effective is it really? Does it truly grasp the students’ individualities to highlight their unique abilities? Of course it does not, how can it? If this is true, however, why are they still vital to earn a high school diploma? Education was once about the students, not about the score. It was about enjoying the time in the classroom, creating a desire to want to know more. Standardized tests have taken this away from classrooms, they have caused many pupils to not enjoy the material they are taught while also taking the individualism, the one on one individual experiences, out of the classrooms. Education is no longer about the individual student. It is about the student body, making everyone the same or “equal”. Education should be fun. It should make the student desire to learn more. Francine Prose discusses this in her essay, I Know Why the Caged Bird Cannot Read. She talks of how each September she is more and more depressed when she receives her sons’ reading lists for the upcoming school year. Not only have the books they are forced to read not the best choices, but the information from the books is forced down the student’s throats. Students are not given the opportunity to read the books and enjoy them. Upon receiving the their assignments, they are also given worksheets and other assignments,outlining the information and key points they are expected understand...

Words: 1053 - Pages: 5

Free Essay

Standardized Tests

...Standardized Tests Sections I and II Sammy North DeVry University Standardized Tests Sections I and II Brittany, an honors student in Atlanta, Georgia, had worked hard her entire academic career to celebrate what would be her proudest moment in high school: commencement. She wanted to walk across the stage to the flash of cameras and the smiles of her family just like her classmates, and then journey off to a college in South Carolina where she had already been accepted. So she gathered her proud family members from Chicago and Washington, D.C., to come to share in her joy. Brittany watched as her classmates put on their caps and gowns and walked across the stage to receive their diplomas. But she did not, and instead waited all during the day to get a last-minute waiver signed. She continued to wait through the night, but it never came. She began to realize that if she graduated, it would not be quick or easy. Her problem was that she had not passed one of four subject areas in the state’s graduation test, which students must pass to earn a regular diploma. She is not alone. Thousands of students, such as Brittany, every year do not make it across the stage at graduation due to failing these state tests. And many of them, such as Brittany, were honors students who had fulfilled all the other requirements of graduation except this one (Torres, 2010). Stories such as this one are far too common and should not happen. We have the power to change the status quo, so that...

Words: 2702 - Pages: 11

Premium Essay

Standardized Test

...’ve always thought about attending a school where students don’t have to take tests mandated by the government. I just realized that it is possible. In the article “What Schools Could Use Instead of Standardized Test”, by Anya Kamenetz, it recommends that it might come true in future years. As of right now, attorneys and legislators have been trying to draft a bill that could get rid of the desire for a federal bubble test and dismiss the renewal of the rule that states no child left behind, but switching it with fast state wide evaluations. The debate over the elimination of the federal testing comes in conclusion of the increasing concern of the time amount of these students use to take this test and the increasing number of parents deciding to withdraw their children from these tests. The council of chief state school officers and broad and big school districts were in support of decreasing the number of standardized tests students take. Plenty democratic groups have come out and backed this idea. If Schools do drop the mandated government tests, Kamenetz advice of three different choices measuring national students The first choice that Kamenetz...

Words: 631 - Pages: 3

Free Essay

Test

...P a g e |1 BackTrack 5 guide 4: How to perform stealth actions Karthik R, Contributor You can read the original story here, on SearchSecurity.in. In previous installments of this BackTrack 5 how to tutorial, we have discussed information gathering and vulnerability assessment of the target system; explored network assessment, scanning and gaining access into the target; and, delved into privilege escalation tools. In this installment of the tutorial on BackTrack 5, how to perform stealth actions will be discussed. Why stealth? The objective of penetration testing is to replicate the actions of a malicious attacker. No attacker desires discovery of surreptitious entry into the network, and hence employs stealth techniques to remain unnoticed. The penetration tester needs to adopt the same stealth methods, in order to honestly assess the target network. http://searchsecurity.techtarget.in/tip/BackTrack-5-guide-4-How-to-perform-stealth-actions P a g e |2 Figure 1. The ‘maintaining access’ category in BackTrack 5, with a focus on OS backdoors. This installment of the BackTrack 5 how to tutorial deals with the “Maintaining Access” feature, within which are options for OS backdoors, tunneling and Web backdoors, as shown in Figure 1. OS backdoors > Cymothoa: Cymothoa is a stealth backdooring tool on BackTrack 5 that injects backdoor shell code into an existing process. This tool has been developed by codewizard and crossbower from ElectronicSouls. The general...

Words: 1111 - Pages: 5

Premium Essay

Pre And Post-Test Assessment

...Compare your experience in taking the pre and post-test assessment. For this post exam, I experienced more anxiety than with the previous assessment test. I reviewed APEA material for most of the week, so I felt better prepared in some areas. However, with this exam falling on a holiday week, it was difficult to maintain consistent review times. Physically, I felt like I was sitting for the actual exam, therefore, my stomach was unsettled. However, I was more focused on taking my time reading the questions instead of rushing through the exam. Compare the scores you received pre and post-test, and the areas of lowest and highest scores. How did you do? The results of the pre-test reveal the lowest scores in Diagnosis and the post-test evaluation indicate that this is an area in which I need to improve in. My scores were consistently high for Assessment, however, they dropped in Planning and Intervention. I believe the challenge is deciding the most appropriate intervention. The areas of Evaluation and Pharmocotherapeutics were improved....

Words: 1046 - Pages: 5

Premium Essay

Eco 410 Test Bank

...A++PAPER;http://www.homeworkproviders.com/shop/eco-410-test-bank/ ECO 410 TEST BANK ECO 410 Test Bank, All Possible Questions With Answers ECO 410 Week 2 Quiz 1: Chapters 1 and 2 ECO 410 Week 3 Quiz 2: Chapters 3 and 4 ECO 410 Week 4 Quiz 3: Chapters 5 and 6 ECO 410 Week 5 Quiz 4: Chapters 7 and 8 ECO 410 Week 6 Quiz 5: Chapters 9 and 10 ECO 410 Week 7 Quiz 6: Chapters 11 and 12 ECO 410 Week 8 Quiz 7: Chapters 13 and 14 ECO 410 Week 9 Quiz 8: Chapters 15 and 16 ECO 410 Week 10 Quiz 9: Chapter 17 and 18 ECO 410 Week 11 Quiz 10: Chapter 19 and 20 ECO 410 Quizzes and Exam Week 1 - 11 All Possible Questions With Answers ECO 410 Week 2 Quiz 1: Chapters 1 and 2 ECO 410 Week 3 Quiz 2: Chapters 3 and 4 ECO 410 Week 4 Quiz 3: Chapters 5 and 6 ECO 410 Week 5 Quiz 4: Chapters 7 and 8 ECO 410 Week 6 Quiz 5: Chapters 9 and 10 ECO 410 Week 7 Quiz 6: Chapters 11 and 12 ECO 410 Week 8 Quiz 7: Chapters 13 and 14 ECO 410 Week 9 Quiz 8: Chapters 15 and 16 ECO 410 Week 10 Quiz 9: Chapter 17 and 18 ECO 410 Week 11 Quiz 10: Chapter 19 and 20 ECO 410 Quizzes and Exam Week 1 - 11 All Possible Questions With Answers ECO 410 Week 2 Quiz 1: Chapters 1 and 2 ECO 410 Week 3 Quiz 2: Chapters 3 and 4 ECO 410 Week 4 Quiz 3: Chapters 5 and 6 ECO 410 Week 5 Quiz 4: Chapters 7 and 8 ECO 410 Week 6 Quiz 5: Chapters 9 and 10 ECO 410 Week 7 Quiz 6: Chapters 11 and 12 ECO 410 Week 8 Quiz 7: Chapters 13 and 14 ...

Words: 471 - Pages: 2

Free Essay

Eco 410 Test Bank

...ECO 410 TEST BANK A+ Graded Tutorial Available At: http://hwsoloutions.com/?product=eco-410-test-bank Visit Our website: http://hwsoloutions.com/ Product Description PRODUCT DESCRIPTION ECO 410 Test Bank, All Possible Questions With Answers ECO 410 Week 2 Quiz 1: Chapters 1 and 2 ECO 410 Week 3 Quiz 2: Chapters 3 and 4 ECO 410 Week 4 Quiz 3: Chapters 5 and 6 ECO 410 Week 5 Quiz 4: Chapters 7 and 8 ECO 410 Week 6 Quiz 5: Chapters 9 and 10 ECO 410 Week 7 Quiz 6: Chapters 11 and 12 ECO 410 Week 8 Quiz 7: Chapters 13 and 14 ECO 410 Week 9 Quiz 8: Chapters 15 and 16 ECO 410 Week 10 Quiz 9: Chapter 17 and 18 ECO 410 Week 11 Quiz 10: Chapter 19 and 20 ECO 410 Quizzes and Exam Week 1 – 11 All Possible Questions With Answers ECO 410 Week 2 Quiz 1: Chapters 1 and 2 ECO 410 Week 3 Quiz 2: Chapters 3 and 4 ECO 410 Week 4 Quiz 3: Chapters 5 and 6 ECO 410 Week 5 Quiz 4: Chapters 7 and 8 ECO 410 Week 6 Quiz 5: Chapters 9 and 10 ECO 410 Week 7 Quiz 6: Chapters 11 and 12 ECO 410 Week 8 Quiz 7: Chapters 13 and 14 ECO 410 Week 9 Quiz 8: Chapters 15 and 16 ECO 410 Week 10 Quiz 9: Chapter 17 and 18 ECO 410 Week 11 Quiz 10: Chapter 19 and 20 ECO 410 Quizzes and Exam Week 1 – 11 All Possible Questions With Answers ECO 410 Week 2 Quiz 1: Chapters 1 and 2 ECO 410 Week 3 Quiz 2: Chapters 3 and 4 ECO 410 Week 4 Quiz 3: Chapters 5 and 6 ECO 410 Week 5 Quiz 4: Chapters 7 and 8 ECO 410 Week 6 Quiz 5: Chapters 9 and 10 ECO 410 Week 7 Quiz 6: Chapters 11 and 12 ECO...

Words: 484 - Pages: 2

Premium Essay

Standardized Test Outline

...I. Standardized test give an unfair advantage to some groups, with the contrast only widening throughout the decades. A. The wealthier class are more prepared than the poor class. 1. Since the 1960s, the contrast of standardized test results between those with wealth and those in poverty have widened by 60%. 2. Students in wealthier environments have greater access to methods and classes that help them prepare specifically for standardized tests. B. Whites and Asians have an advantage over Latinos and African Americans. 1. Although the African American and Latino students make up about 70% of the total student body, they are consistent in scoring lower on standardized tests in New York. 2. Schools in Virginia require a smaller percent...

Words: 615 - Pages: 3

Premium Essay

Standardization Test

...these test has become important for teachers since a student may take a least one standardized test per year. And therein lies the problem; relying heavily on standardized test, whether or not these test actually have reliable scores and are worth the extensive focus. Standardized test negatively affect student learning because they focus on certain topics and generate unreliable test scores due to certain factors. These factors include limitation of creativity, narrowing of curriculum, use of outdated methods, repetition, race and gender. In my research I have found significant data supporting my views. But first it is important to understand what standardized tests are. Standardized tests are different from other testing because they have uniform procedure. This means that they have the same time limits, fixed set of questions, and the scoring is also carefully outlined and uniform. Standardized test are usually scored objectively but there can be some questions such as a short answer question or personality questions which can be scored differently. Almost all test can be classified as informal or formal; a test given and create by a teacher is informal, but a standardized test is classified as formal (Mehrens and Lehmannn). There are certain characteristics a test must have to be a standardized test. The first characteristic is that the test must be designed by a specialist. These specialists have been trained in measurement and principles of test development...

Words: 1511 - Pages: 7