Fear is a Powerful Motivator : Point Rasa takut merupakan suatu pemicu yang paling ampuh untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan adanya rasa takut atau rasa cemas yang menghantui tersebut, seorang pekerja akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dikarenakan adanya rasa takut akan dipecat ataupun didiskreditkan oleh atasan maupun kolega. Begitu juga dengan para pelajar pada umumnya, mereka akan berjuang mati-matian, belajar keras, karena takut tidak mampu mengerjakan soal ujian dengan baik dan mendapatkan nilai yang kurang bagus. Ini membuktikan bahwa rasa takut merupakan motivator yang paling ampuh bagi mereka. Contoh-contoh di atas menandakan bahwa rasa takut merupakan pemicu seseorang untuk bekerja keras dan hal itu merupakan hal yang ia sadari dan telah ia pikirkan sebelumnya tentang konsekuensi apa yang akan terjadi kemudian. Di lain sisi, rasa takut juga tidak hanya menjadi pemicu pada saat seseorang benar-benar bekerja dengan kesadaran penuh, namun juga pada saat seseorang tidak sadar ia memiliki kemampuan yang bahkan sebelumnya ia sendiri tak mengetahui ia memilikinya. Kita pasti sudah sama-sama mengetahui bahwa apabila seseorang dikejar oleh anjing, maka secara tidak sadar pagar yang tinggi sekalipun akan dilewati oleh orang tersebut untuk melarikan diri dari anjing. Padahal pada keadaan normal tanpa adanya anjing yang mengejar dirinya, orang tersebut tidak mampu untuk meloncati melewati pagar yang tinggi. Hal ini membuktikan bahwa pada saat seseorang tidak sadar ia memiliki kemampuan yang “lebih” tersebut, rasa takut memang menjadi motivator yang super. Rasa takut merupakan salah satu emosi yang fundamental yang dimiliki oleh manusia. Maka merupakan suatu kerugian apabila tidak memasukkan unsur rasa takut ini pada pengembangan karakter diri seseorang Tanpa adanya “ancaman” dari para manajer untuk “menakuti” para pekerjanya dan menerapkan filosofi “membuat pekerja senang”, para pekerja cenderung akan terlalu santai dan tidak produktif. Hal ini dikarenakan tidak ada hal yang ia takuti dan menganggap bahwa : atasannya sejauh ini santai saja dan tidak menuntut terlalu tinggi sehingga pekerja hanya bekerja seadanya dan tidak outstanding dikarenakan tidak didorong oleh rasa takut yang menghantuinya. Dengan adanya ancaman rasa takut, para pekerja tentu akan memaksakan dirinya untuk bekerja secara optimal tanpa mengenal kata rileks sehingga menjadikan suatu perusahaan beroperasi dengan baik.