Free Essay

Liberalisme

In:

Submitted By huszaini
Words 657
Pages 3
Agenda-agenda liberalisme agama dan budaya itu harus diwaspadai. Sebab agenda liberalisme itu tidak lain ditujukan untuk menghancurkan Islam dan merusak umat. Ketika kaum Muslimin tidak lagi terikat dengan agamanya, budaya dan perilakunya liberal dan gaya hidupnya hedonis maka penjajahan yang ada di tengah umat ini tidak akan bisa dilenyapkan. Disinilah sebenarnya semua agenda liberalisasi agama dan budaya itu merupakan bagian dari strategi penjajah untuk melanggengkan penjajahannya.

Ditengah proses itu yang terus berjalan, seruan liberalisme digaungkan kaum liberalis dengan mengundang Irshad Manji, tokoh liberalis penyeru homoseksual dan lesbian. Terang-terangan ia mengaku seorang lesbian dan memperjuangkan kaum gay. Ia juga menghujat dan melecehkan ajaran Islam.

kaum liberalis juga terus berusaha membongkar pemikiran Islam dan sebaliknya menyerukan ide liberalisme. Disinilah konteks kedatangan Irshad Manji ke negeri ini. Manji berani menyatakan bahwa di dalam al-Quran terdapat ayat-ayat setan yang lalu diubah oleh Rasulullah. “Banyak yang tidak tahu bahwa para filsof Muslim selama ratusan tahun telah berbicara mengenai ‘ayat-ayat setan’, di mana Nabi menerima ayat-ayat Quran yang kemudian beliau sadari lebih memuja para berhala ketimbang Tuhan. Nabi lalu menghapus ayat-ayat tersebut - beliau mengedit Quran.“ (http://islamlib.com/id/artikel/irshad-manji-saya-seorang-pluralis-bukan-relativis)

Ucapan Manji itu jelas merupakan kelancangan yang kiranya hanya dilakukan oleh kaum kafir. Ucapan itu hanyalah cermin ketidakpercayaan kepada al-Quran yang merupakan wahyu dari Allah SWT yang Allah jamin bebas dari campur tangan siapapun termasuk Rasulullah saw.

وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيلِ ﴿٤٤﴾ لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِينِ ﴿٤٥﴾ ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ ﴿٤٦﴾ فَمَا مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ عَنْهُ حَاجِزِينَ ﴿٤٧﴾ وَإِنَّهُ لَتَذْكِرَةٌ لِّلْمُتَّقِينَ ﴿٤٨﴾ وَإِنَّا لَنَعْلَمُ أَنَّ مِنكُم مُّكَذِّبِينَ ﴿٤٩﴾

“Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya, Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu. Dan sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Dan sesungguhnya kami benar-benar mengetahui bahwa di antara kamu ada orang yang mendustakan (nya).” (QS. al-Haqqah [69]: 44-49)

Sikap Islami

Ajaran liberalisme jelas bertentangan dengan Islam dikarenakan semua amal perbuatan seorang muslim itu wajib terikat dengan perintah dan larangan Allah SWT. Aneh, bila ada orang yang mengaku muslim, mengakui Allah sebagai Rabbnya tapi tidak mau taat kepadaNya. Sama saja ia mengatakan, “Ya Allah, Engkau memang Tuhanku yang menciptakanku, tapi jangan coba-coba Engkau atur hidupku di dunia. Hidupku adalah hakku, bukan hakMu mengatur diriku!”.

Hal itu bertentangan dengan makna syahadat. Konsekuensi dari keimanan adalah taat pada Allah dan RasulNya. Bahkan Allah SWT berfirman:

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ﴿٦٥﴾

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.(QS. an-Nisa’ [4]: 65).

Disamping itu, Allah telah menetapkan hukum-hukumNya keseluruhannya adalah demi kebaikan umat manusia, bukan untuk menyesengsarakan. Allah SWT berfirman:

مَا أَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَىٰ ﴿٢﴾

Kami tidak menurunkan al-Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah (QS. Thaha [20]: 2).

Allah juga menegaskan bahwa Syariah Islam diturunkan tidak lain agar menjadi rahmat bagi umat manusia. Maka rahmat itu tidak akan terwujud dengan mengikuti ide-de liberalisme yang saat ini gencar diserukan kepada kaum muslimin. Rahmat itu hanya bisa terwujud dengan mengambil Islam dan menerapkannya secara riil di tengah kehidupan.

Wahai kaum muslimin!
Ide-ide liberalisme hanya akan menyengsarakan umat manusia. Sebaliknya hanya Islam yang memberikan kebaikan bagi umat manusia. Untuk mewujudkan kebaikan itu tidak ada jalan lain kecuali dengan menerapkan syariah Islam secara total dalam bingkai al-Khilafah ar-Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwwah. Inilah yang saat ini harus kita perjuangkan dengan penuh kesungguhan sebagai bukti keimanan kita dan bentuk tanggungjawab dan belas kasih kita kepada seluruh umat manusia. Wallâh a’lam bi ash-shawâb

Similar Documents

Free Essay

Liberalisme

...L’arrivée du libéralisme dans sa forme classique il y a plusieurs centaines d’années était extraordinaire et révolutionnaire. Auparavant la société européenne était rigidement organisée par la hiérarchie: la monarchie en haut et le prolétariat en bas. La richesse, le privilège, l’hérédité et l’aristocratie était l’ordre du jour. Les individus étaient certainement pas importants, outre que ceux de la noblesse. En tant que la première idéologie moderne, le libéralisme demeure l’idéologie dominante contemporaine . Premièrement nous allons analyser le rôle de l’État par rapport à l’idéologie libérale. Deuxièmement un aperçu du concept de pauvreté en tant qu’une causalité environnementale sera observé. Le libéralisme demeure une philosophie antiétatique ou toute autre chose lui est plus ou moins égale. Il promue l’individu et ses initiatives d’avantage que l’état et ses interventions. Le model libéral est unique; les individus et leurs institutions sociales sont séparé de l’état, ils constituent deux sphères complètement séparer. Même lorsque ces deux sphères se croisent, l’intersection ne peut couvrir qu’un espace limité et reconnus. Du mieux, le rôle de l’état est de maintenir l’ordre, d’assurer que personne dans ses relations avec d’autres n’utilisent la force, de protéger les libertés civiles et la liberté personnelle tout en maintenant la liberté économique de l’individu . Les droits mettent des limites sur l’état, et un principe politique central du libéralisme est en effet...

Words: 513 - Pages: 3

Free Essay

Le LibéRalisme En Europe Dans La 1èRe Moitié Du XixèMe SièCle , Un ModèLe de Plus En Plus Consensuel ?

...Le Libéralisme en Europe dans la 1ère moitié du XIXème siècle , un modèle de plus en plus consensuel ? « Tout homme qui a du pouvoir est porté à en abuser » écrit Montesquieu dans De L’Esprit des Lois. A la fin du XVIIIème siècle, les Etats européens se portent sur le même modèle : celui d’une monarchie avec un seul homme à sa tête. Montesquieu, libéral explique l’importance de la balance des pouvoirs dans son ouvrage et argue donc contre le principe de monarchie absolue de droit divin. Le libéralisme reprend cette théorie de la balance des pouvoirs, et cette notion clef, est l’un des fondements des bouleversements institutionnels du XIXème siècle. Le libéralisme est un courant tout d’abord philosophique puis devenu politique, économique et social, qui marque le XIXème siècle. Le libéralisme s’inspire des idéaux du Siècle des Lumières en basant sa pensée sur : les libertés individuelles, la séparation des pouvoirs et la non intervention de l’Etat dans la sphère économique. Ainsi, les libéraux, pensent que l’Etat ne doit qu’intervenir pour défendre les libertés individuelles. Ce courant apparaît au milieu du XVIIIème siècle en France, Royaume-Uni mais aussi Allemagne, avec des philosophes tels que Montesquieu ou John Stuart Mill. Leurs pensées révolutionnent l’Europe du XVIIIème siècle, qui était pour la plupart des Etats sous une monarchie absolue ou un Etat autoritaire. Grâce au libéralisme, une classe sous-représentée souhaite plus de responsabilité : la bourgeoisie...

Words: 3629 - Pages: 15

Free Essay

Sdasdas

...Jabarkanlah kelebihan dan kekurangan liberialisme dan sosialisme • Kelebihan liberalisme o Masyarakat tidak perlu menunggu komando dari pemerintah sehingga menimbilkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi. o Setiap individu bebas untuk memilih sumber sumber daya produksi o Timbul persaingan untuk kerja o Menghasilkan barang barang bermutu tinggi (karena barang yang kurang bermutu tidak laku di pasar). o Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi di dasarkan atas motif mencari keuntungan. • Kekurangan liberalisme o Sulit melakukan pemerataan pendapatan. o Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat. o Kebebasan sering di salah gunakan oleh yang kuat untuk memeras pihak yang lemah. o Muncul kesenjangan yang besar antara yang kaya dan yang miskin. o Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalah alokasi budaya oleh Indonesia yang sering terjadi. ❖ Kelebihan sosialisme ➢ Sistem ekonomi bias kuat dari imbas global. ➢ Karena tidak tergantung system pasar bebas, maka ia relative lebih tahan gempuran krisis moneter. ➢ Surplus atau defisit kebutuhan dalam negeri secara teori lebih mudah di atasi karena semua berpusat di pemerintah. ➢ Rakyat hidup sejahterah (tidak ada hak pribadi...

Words: 270 - Pages: 2

Free Essay

Arbejdsark

...forhindre bønder i at holde politiske møder uden den lokale politimesters tilladelse. 8 Hvorfor opstod ”sprogstriden” og hvad var kernen i striden? - Pga. at pøblen var uenig om hvorvidt der skulle tales tysk eller dansk. Den opstod fordi de i kirkerne og skolerne lærte folket dansk, mens at de højtstående talte tysk. 9 Hvordan bruges striden politisk? - I 1842 skrev en tysk avis om Slesvig Holsten forslog at Danmark skulle slutte sig til tyskland. Men så provokerede Ola Lehmann til at holde en meget uforsonlig tale, hvor han klargjorde det politiske mål. Danmark til ejdern. - Bønderne kæmper for at få indført lige sprogrettigheder. 10 Hvorved adskiller nationalliberalisme sig fra liberalisme? - Liberalisme går ud på at man kæmper for en bestemt gruppe mennesker. - Nationalliberalisme går ud på at man kæmper for hele nationen. 11 Kommenter striden både i indhold og form. - De to parter kæmper om at få deres sprog som hovedsprog. Kongen...

Words: 309 - Pages: 2

Free Essay

Assignment 3

...Universiti Kuala Lumpur Business School MPU 3333 Isu Isu Kontemporari Muslim di Malaysia Nama : Mohamad Fizreen Firdaus bin Zamzamili ID Num : 62283313008 Group : AC40 Pensyarah : Fizree Bin MD Fauzi Fahaman liberalisme sememangnya satu fahaman yang semakin hari semakin menular dan berkembang di dalam masyarakat kita. Fahaman ini sebenarnya merupakan jarum halus yang mampu menggugat aqidah kita sebagai umat Islam. Menurut kamus Dewan Bahasa dan Pustaka edisi keempat, istilah liberal memberi maksud bebas atau terbuka. Manakala, penambahan 'isme' pula membawa maksud kepada fahaman atau idealogi pemikiran. Secara mudahnya perkataan Liberal bermaksud, (1) (bersifat) condong kepada kebebasan dan pemerintahan yang demokratik (misalnya menentang hak-hak keistimewaan kaum bangsawan), (fahaman) bebas dan (2) bersifat atau berpandangan bebas, berpandangan terbuka (tidak terkongkong kepada sesuatu aliran. pemikiran dan sebagainya). Merujuk kepada definisi di atas, Islam sememangnya sebuah agama yang liberal. Ia membebaskan manusia daripada belenggu penyembahan sesama makhluk, bahkan juga membebaskan manusia daripada penindasan, kezaliman dan penghinaan sesama manusia. Islam memiliki dasar yang terbuka terhadap peradaban manusia selagi mana ia tidak melibatkan syirik yang menyekutukan Allah, perbuatan yang menyalahi syari‘at-Nya dan kepercayaan kurafat yang merendahkan kedudukan manusia. Lalu apakah yang dikehendaki dengan gelaran Aliran Islam Liberal? Jawapannya...

Words: 1196 - Pages: 5

Free Essay

The Don Huan Story

...Kære selvstuderende i: Samfundsfag B Herunder ser du et forslag til materiale, der kan udgøre dit eksaminationsgrundlag. Der vil blive indkaldt til to møder inden eksamen hvor jeg introducere hvordan man går eksamen. Sørg for at din mail står på Fronter eller skriv til mig, så du kan få besked om møderne og anden information. Hvis du er interesseret i at jeg afholder et møde tidligt på semesteret kan du skrive til mig. Ellers bliver de afholdt omkring en måned inden eksamensperioden. Jeg træffes på mail: fk@kvuc.dk Med venlig hilsen Frederik Kruse Eksaminationsgrundlag for selvstuderende Hvis du ønsker ændringer, skal det godkendes af din vejleder inden 1. november (vintereksamen) Termin Forår 2014 Institution 414 Københavns VUC Uddannelse HF Fag og niveau Samfundsfag B Lærer Frederik Kruse(FK) Hold Selvstuderende Oversigt over temaer Titel 1 Køn i det senmoderne samfund Titel 2 Demokrati, menneskerettigheder og overvågning Titel 3 Kan fremtidens danske velfærd sikres? Titel 4 Dansk politik efter valget 18. juni 2015 BØGER: SamfNU – STX og HF b-niveau, Morten Bülow(red.) Systime, 2011-12 Luk samfundet op, Brøndum og Hansen, Columbus, 2012 Sociologisk set, Bundgård, Iversen og Lund, Systime, 2009 B-bogen, Skov og Bundsgaard, Columbus, 2012 Titel 1 ”Køn i det senmoderne samfund” Indhold INTRODUKTION TIL SAMFUNDSFAGLIG METODE B-bogen, Skov og Bundsgaard, Columbus, 2014 s. 9-13 Luk samfundet op, Brøndum og Hansen, Columbus, 2012 s. 12-23 INTRODUKTION TIL...

Words: 1252 - Pages: 6

Free Essay

It Is Very Fascinating, Very Very Much

...------------------------------------------------- Talepapir Undersøgelse af holdning til velfærdsstat, henblik på ideologiske, økonomisk udvikling * Problemformulering Hvordan har vældfærdstaten ændret og udviklet sig gennem årene fra 1933, og hvilke holdninger har der været i løbet af de forskellige perioder af velfærdsstaten, og hvor er vi på vej hen med velfærdsstaten? * Metode Kvalitativ: læst 5 forskellige artikler (1960-2012) fået indblik i personernes indre følelser og motiver (tilhænger af) Kvantitativ: aflæst en model om aldersgrupper i 2050 * Velfærdsstatens udvikling * ’30, økon. krise – Wall Street krakket – stat indser folks uforskyldte arbejdsløshed * Vedtager Kanslergadeforlig ’33 * Efterkrigstid – forebyggende velfærdsstat * Stor vækst i 50 –, kvinder på arbejdsmarked, stor offentlig sektor, fremgang * 1956 – folkepension * Oliekrise ’73 – første store brems i stigende velfærd- ny regering x2 * Venstre og socialdemokraterne lignede mere hinanden (sikre velfærdstaten) * Kilders holdninger * Billed-bladet – godt liv, tryghed, opgang og vækst, flere penge * Lembourn – konservativ – velfærd matriel lykke og ikke åndelig lykke (citat), giver falsk tryghed, * Hans Jørgen- god ide velfærdstat men mere sårbare pga. udgifter steget, nedbringer sociale ulykker, socialpolitik gør folk gladere, forbedrer arbejdet * Andersen – universalisme styrker marked, få gang i markdet via...

Words: 427 - Pages: 2

Free Essay

Sejarah Pancasila

...SEJARAH PANCASILA  Kemerdekaan bangsa Indonesia pertama kali diumumkan oleh Pemerintah Militer di Indonesia pada tanggal 17 September 1944 oleh perdana Menteri Koyso, bahwa dalam waktu dekat akan dibentuk suatu badan yang bertugas mempelajari langkah-langkah mana yang perlu diambil sebagai persiapan kemerdekaan. Penyampaian tersebut sebagai lanjutan pada tanggal 29 April 1945. Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tnggal 28 Mei 1945 telah dilantik resmi oleh badan yang diketuai seorang jepang, akan tetapi kenyataanya dipimpin secara bergiliran oleh dua orang ketua muda, yaitu Dr. Rajiman Wediodinigrat dan R.P. Suroso. Pada mulanya anggotanya yang berjumlah 63 orang. Badan ini mengadakan dua kali sidang yang pertama kali pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni dan yang kedua pada tanggal 10-17 Juli 1945. Dalam sidang pertama kali yang dikemukakan oleh Ketua Dr. Rajiman meminta kepada para anggota agar memaparkan pendapat mereka tenatng apa yang akan dijadikan dasar Indonesia Merdeka. Sementara anggota berpendapat bahwa pernyataan itu akan membawa ke persoalan filsafat dan menghambat penyusunan konstitusi, soal dasar negara tersebut sidang pertama. Yang dimaksud adalah suatu “hilosophisce grondslang” dikatakan sebagai falsafah, yaitu pikiran yang sedalam-dalamnya, untuk diatasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi. Dasar serupa dianggap perlu karena Negara sebagai suatu organisasi kemasyarakatan yang hanya berfungsi sebagai...

Words: 612 - Pages: 3

Free Essay

Euro Federation Ou Eclatement

...HEC – Ecole de gestion de l’Université de Liège Travail de synthèse Zone Euro : éclatement ou fédération - Michel Aglietta Groupe 26 Année académique 2012-2013 Michel HERMANS (professeur) Brigitte MARECHAL (assistante) Michel HERMANS (professeur) Brigitte MARECHAL (assistante) Dellatolas Adonia Kurshumlija Qendresa Scenna Marie 3°BAC SEG Dellatolas Adonia Kurshumlija Qendresa Scenna Marie 3°BAC SEG HEC – Ecole de gestion de l’Université de Liège Travail de synthèse Zone Euro : éclatement ou fédération - Michel Aglietta Groupe 26 Année académique 2012-2013 Michel HERMANS (professeur) Brigitte MARECHAL (assistante) Michel HERMANS (professeur) Brigitte MARECHAL (assistante) Dellatolas Adonia Kurshumlija Qendresa Scenna Marie 3°BAC SEG Dellatolas Adonia Kurshumlija Qendresa Scenna Marie 3°BAC SEG INTRODUCTION Notre ouvrage, « Zone Euro : éclatement ou fédération », est apparu dans le contexte de la crise économique et d’un endettement important de certains pays de la zone euro. C’est au travers du sommet du 9 décembre 2011 que Aglietta (2010) base ses principales conclusions en remettant en cause la majorité des décisions prises par les dirigeants politiques. Dans cette ouvrage, l’auteur énonce donc les conséquences de la crise économique sur les pays de la zone euro et les diverses mesures prises par les gouvernements expliquant la situation actuelle. Entre autre, il se base sur la création de la monnaie unique...

Words: 7026 - Pages: 29

Free Essay

History Notes

...Historie noter Kilde Skriftlige Ikke skriftlige Breve Våben Dagbøger Bygninger Regnskaber Tøj Beretninger Legetøj Protokoller Redskaber Love Kunst Menneske rester, lig Danmarks historiske tid – siger man – starter i vikingetiden, som havde det førsteskriftsprog nemlig runerne. * Er kilden troværdig? * Er kilden subjektiv/objektiv – Er der en tendens? – Afsender/modtager? * Hvad kan kilden fortælle mig? * Hvilke spørgsmål kan jeg stille kilden? Arbejdet med kilden Fortidige virkelighed Kilder Historiker Bøger Nye fremstillinger Historikerne kan dog ikke være helt neutrale i deres holdning Kilderne kommer meget an på fortolkning Fremstillinger er subjektive * Politisk overbevisning * Tilgængeligt materiale * Individuel fortolkning Kildekritik 1. Hvad er det for en kildetype? (lovtekst, rets dokument, brev, tale, historieskrivning) 2. Hvem er kildens afsender? 3. Hvornår er kilden nedskrevet? 4. Er det en første- eller andenhånds kilde? (dvs. har forfatteren selv overværet det, som han beskriver, eller har han det på anden hånd? 5. Hvem har oprindeligt været modtager? 6. Hvad står der i kilden: opdel evt. i hovedpunkter og find det væsentlige 7. Hvad er forfatterens formål med kilden? 8. Hvad er kildens synsvinkel eller tendens? 9. Hvilke historiske begivenheder eller tilstande kan kilden belyse? Vikingetiden 800-1015 Skriftlige Ikke skriftlige ...

Words: 821 - Pages: 4

Free Essay

Notes Sur L'Absolutisme

...Notes sur l’absolutisme I- L’absolutisme absolu de Hobbes Absolutisme moderne car il est absolument absolu alors que l’absolutisme prémoderne comme chez Jean Bodin est plutôt libéral, de plus c’est la légitimité par le bas que promeut Hobbes qui rend cet absolutisme moderne. Les deux raisons se regroupent, car en légitimant par le haut on limite le pouvoir, ceux qui fondent un absolutisme par le haut relativisent celui-ci. Si Dieu légitime le pouvoir du roi, le roi a pour limite les règles divines, il peut tout faire sauf transgresser les lois divines (Bodin) et les lois de la nature. Alors que l’absolutisme de Hobbes est absolument absolu, rien ne vient le limiter ou l’encadrer. Bien sûr chez Bodin il faudrait l’existence de quelqu’un capable de définir les lois auxquelles le roi doit obéir et de sanctionner celui-ci (le pape et l’excommunication) ; ici seul le pape peut déposer le roi en l’excommuniant. La formule de l’absolutisme au sens d’une absoluité complète se trouve dans la France de Louis XIV. « Nous déclarons en conséquence que les rois et souverains ne sont soumis à aucune puissance ecclésiastique par l’ordre de Dieu dans les choses temporelles, qu’ils ne peuvent être déposés ni directement ni indirectement par l’autorité des chefs de l’Eglise, que leurs sujet ne peuvent être dispensés de la soumission ou de l’obéissance qu’ils leurs doivent ou absouts du serment de fidélité » (Administration de Louis XIV ou le roi lui-même). Opposition à la doctrine du...

Words: 841 - Pages: 4

Free Essay

Treårskrigen

...Helstat: en sammenslutning af Danmark og de tre tyske hertugdømmer, som er Slesvig, Holsten og Lauenborg. Liberalisme: ”liber”= frihed, afskaffelse af enevælde og lade borgerne vælge en forsamling, som skulle bestemme alle lovene= demokrati National: Nationen det vigtigste fællesskab(fælles sprog, historie og kultur) Det var i 3 års krigen at nationalsangen blev skrevet. I dag hylder vi vores land fx når der er fodbold, grundlovsdag og når man har fødselsdag, hvor Dannebrog bliver hejst eller ved andre begivenheder. Da mange gik ind for begge= nationalliberale Stormagterne: Storbritannien, Rusland, Preussen, Østrig og Frankrig. - I 1814- 15 mødtes stormagterne for at aftale fred efter Napoleonskrigene i Wien. Samtidig ville man undertrykker de nationale og liberale tanker som var opstået i slutningen af 1700- tallet.(det kunne de ikke) - 1 1830- oprør i Frankrig → kongen måtte gå af. Den nye konge skulle skrive under på en fri forfatning som gav borgerne stor magt. - Oprøret inspirerer andre i Europa. - I DK= Frederik den 6 nervøs→ oprettede 4 stænderforsamlinger. Stænderforsamlinger: Råd der kunne give gode råd til kongen. Man skulle være 25 år + velhavende dvs. godsejere som svare til 3 % af befolkningen. Hvor befolkningen fik indflydelse på, hvordan landet skulle styres, men hvis kongen ikke kunne lide ideerne, så blev de heller ikke til noget. Der var fire stænderforsamlinger: en for øerne (Fyn, sjælland, Lolland, Falster, møn mfl. En for Nørrejylland...

Words: 978 - Pages: 4

Free Essay

Fiche de Lecture - Nos Temps Modernes

...------------------------------------------------- Fiche de lecture nos temps modernes Alex VEYNAND Introduction Nos temps modernes est le troisième ouvrage écrit par Daniel Cohen, professeur de sciences économiques et spécialiste de la dette souveraine. Celui-ci succède à « Les Infortunes de la prospérité » (1994) et « Richesse du monde, pauvreté des nations » (1997). Cet essai a reçu le prix « Livre d'économie de l'année 2000 » décerné par le Sénat français. Au travers de cet ouvrage, Daniel Cohen s'attache à analyser la transition du modèle fordiste où l’on ne tient pas compte de la subjectivité du travailleur, à « nos temps modernes ». Ce faisant, en dévoilant les mécanismes qui ont lentement conduit à ce changement, tel que le développement libéral et la force grandissante des marchés financiers, l'auteur, pour lequel rien n’est irréversible, tente de répondre à la question suivante: dans quelle mesure peut-on affirmer que nos temps modernes sont pires qui ceux qui les ont précédés ? Sommaire Dans un premier chapitre « La nouvelle vague », Daniel Cohen s’attache à analyser la difficile transition du modèle fordiste, c’est-à-dire celui de la déshumanisation du travailleur avec l’apparition du travail à la chaîne, vers un nouveau modèle productif des temps modernes où le travail ne prend jamais réellement fin. Dans un deuxième chapitre « Burnt Out », le plus appréciable du livre, l’auteur met à la lumière du jour les pathologies du...

Words: 1124 - Pages: 5

Free Essay

Syrien Og Intervention

...Syrien og intervention 2) Sammenligning af opfattelser omkring konflikten i Syrien og intervention Bilag 1: Jan Øberg – ”Sådan svigter vi Syrien” Bilag 2: Mathias Koch Stræde og Niels Ivar Larsen – ”Intervenere vi ikke, risikerer vi at forære Syrien til al-Qaeda” Bilag 3: Karin Leukefeld – ”Militær intervention i Syrien vil sætte regionen i brand” Holdning til konflikthåndtering Der bliver i de tre bilag fremstillet forskellige syn på konflikthåndtering og intentionen bag den, som jeg her vil komme ind på. Jan Øberg (”Sådan svigter vi Syrien”) har en negativ og ironisk tilgang til den tidligere førte politik og konflikthåndtering. Og starter ud med at spørge direkte ”Gad vide, hvor mange mislykkede krige vi endnu skal igennem, før især politikerne og medierne opdager det indlysende faktum, at der findes et temmelig bredt spektrum af handlingsmuligheder mellem at gøre ingenting og at smadre et land, når konflikten dukker op?” (side 12, linje 1-3) Det er altså her tydeligt, at Øberg er utilfreds og stærkt uenig i at man skal blande sig i et lands konflikter med militære midler. Han mener at den bedste konflikthåndtering gøres med fredelige midler så som samtale og styrkelse af demokratiet. Han mener fred kan læres, og det skal gøres nu når vi har med et land at gøre, hvor en civil befolkning på 98% ikke griber til vold, men netop ønsker fred. Derfor kan demokratiet med fordel styrkes og derved mindske den militæret, som i øvrigt ville spare verden for 1700 milliarder...

Words: 1115 - Pages: 5

Free Essay

Review

...LA MONDIALISATION EN DÉBAT : L'APRÈS -11 SEPTEMBRE Eddy Fougier Gallimard | Le Débat 2003/3 - n° 125 pages 52 à 63 ISSN 0246-2346 Document téléchargé depuis www.cairn.info - École nationale d'administration publique - - 207.162.4.22 - 11/11/2012 17h27. © Gallimard Document téléchargé depuis www.cairn.info - École nationale d'administration publique - - 207.162.4.22 - 11/11/2012 17h27. © Gallimard Article disponible en ligne à l'adresse: -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------http://www.cairn.info/revue-le-debat-2003-3-page-52.htm -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Pour citer cet article : -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Fougier Eddy, « La mondialisation en débat : l'après -11 septembre », Le Débat, 2003/3 n° 125, p. 52-63. DOI : 10.3917/deba.125.0052 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Distribution électronique Cairn.info pour Gallimard. © Gallimard. Tous droits réservés pour tous pays. La reproduction ou représentation de cet article, notamment par photocopie, n'est autorisée que dans les limites des conditions générales d'utilisation du site ou, le cas échéant, des conditions générales de la licence souscrite par votre établissement...

Words: 6824 - Pages: 28