Free Essay

Tujuan Dan Bukti Audit

In:

Submitted By asthikha
Words 2575
Pages 11
BAB 6
TUJUAN DAN BUKTI AUDIT

TUJUAN AUDIT
Tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran. Dalam semua hal yang meterial, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Tujuan audit spesifik ditentukan berdasar asersi-asersi yang dibuat oleh manajemen yang tercantum dalam laoran keuangan. Asersi-asersi diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Keberadaan atau Keterjadiaan
Asersi tentang keberadaan atau keterjadiaan berhubungan dengan apakah aktiva atau utang benar terjadi selama periode tertentu. Asersi keberadaan berkaitan dengan akun-akun riil yang tercantum pada neraca. 2. Kelangkapan
Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah semua transaksi dan akun (rekening) yang semestinya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan. 3. Hak dan Kewajiban
Asersi tentang hak dan kewajiban berhubungan dengan dua hal, yaitu : a. Apakah aktiva yang tercantum dalam laporan keuangan benar-benar merupakan hak perusahaan pada tanggal tertentu. b. Apakah utang yang tercantum dalam laporan keuangan benar-benar merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu. 4. Penilaian atau Pengalokasian
Asersi tentang penilaian dan pengalokasian berhubungan dengan apakah komponen-komponen aktiva, utang, pendapatan, dan biaya sudah dimasukkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya. 5. Penyajian dan Pengungkapan
Asersi tentang penyajian dan pengungkapan berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu dalam laporan keuangan sudah diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan secara semestinya. 6. Ketepatan Administrasi
Merupakan salah satu tujuan khusus auditing. Ketepatan klerikal atau ketepatan administrasi merupaka suatu keadaan berjalannya kegiatan klerikal secara tepat sesuai sistem yang telah ditentukan.

Contoh Tujuan Audit Spesifik untuk Akun Persediaan dalam Perusahaan Manufaktur seperti yang Tercantum pada SPAP seksi 326
Berikut ini diberikan contoh audit spesifik untuk akun persediaan agar dapat lebih memahami asersi-asersi yang telah dikemukakan. Contoh ini juga diambilkan dari SA 326 1. Asersi Keberadaan dan Keterjadiaan
Tujuan spesifik: a. Persediaan yang dicantumkan dalam neraca, secara fisik ada b. Persediaan merupakan unsur yang disimpan untuk dijual dan digunakan dalam operasi normal perusahaan 2. Asersi Kelengkapan
Tujuan audit spesifik: a. Persediaan meliputi semua produk jadi, bahan baku dan penolong, dan bahan habis pakai yang ada di tanggan perusahaan. b. Kuantitas persediaan meliputi semua produk jadi, bahan baku dan penolong, dan bahan habis pakai yang dimiliki perusahaan yang masih dalam perjalanan maupun yang disimpan di luar perusahaan misalnya persediaan barang konsinyasi. c. Daftar hasil perhitungan fisik persediaan dikompilasi dengan teliti dan totalnya tela dimasukkan ke dalam rekening persediaan. 3. Asersi hak dan Kewajiban.
Tujuan audit spesifik: a. Perusahaan memiliki hak milik sah secara hukum terhadap persediaan b. Persediaan tidak mencakup unsur yang telah ditagihkan kepada pelanggan atau dimiliki oleh pihak lain. 4. Asersi Penilaian dan Pengalokasian.
Tujuan audit spesifik: a. Persediaan dinyatakan secara tepat pada harga pokok atau perolehannya, kecuali jika harga pasarnya lebih rendah. b. Unsur persediaan yang lambat perputarannya berlebihan, rusak, dan usang yang dimasukkan persediaan telah didefinisikan. c. Persediaan dikurangi, jika semestinya demikian, ke harga perolehan penggantian atau nilai bersih yng dapat direalisasikan. 5. Asersi penyajian dan Pengungkapan
Tujuan audit spesifik: a. Persediaan diklasifikasikan sebagaimana mestinya dalam neraca sebagai aktiva lancar. b. Golongan besar persediaan dan dasar penilaiannya diungkapkan secara memadai dalam neraca. c. Persediaan yang digadaikan atau dititipkan ke pihak lain diungkapkan secara memadai.
BUKTI AUDIT
Tujuan audit laporan keuangan adalah untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan klien. Untuk mendasari pemberian pendapat tersebut. Bukti sudit merupakan suatu konsep yang fundamental didalam audit.hal itu dinyatakan secara jelas dalam standar pekerjaan lapangan ketiga, yang menyatakan bahwa:
Bukti audit komponen yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
Dari kalimat tersebut diatas, dioeroleh hal penting yang berkaitan dengan audit, yaitu: 1. Komponen Bukti Audit
Kecukupan bukti audit lebih berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Faktor yang mempengaruhi kecukupan bukti audit, meliputi: a. Materialitas
Auditor harus membuat pendapat pendahuluan atas tingkat materialistas laporan keauangan. Ada hubungan terbalik antara tigkat materialitas dan kuantitas bukti audit yang diperlukan. Auditor harus dapat membedakan secara jelas antara tingkat meterialitas saldo akun dengan akun yang material. b. Resiko Audit
Ada hubungan terbalik antara resiko audit dengan jumlah bukti yang diperluka untuk mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan. Hubungan terbalik juga ada antara risiko deteksi dengan jumlah bukti yang diperlukan. c. Faktor-faktor Ekonomi
Auditor memiliki keterbatasan sumber daya yang digunakan untuk memperoleh bukti yang diperlukan sebagai dasar yang memadai untuk memberikan pendapat atas kewajan laporan keuangan. d. Ukuran dan Karakteristik populasi
Auditor tidak mungkin menghimpun dan mengevaluasi seluruh bukti yang ada untuk mendukung pendapatnya. Ada hubungan searah antara besar populasi dengan besar sampling yang harus diambil dar populasi tersebut. 2. Kompetensi Bukti
Kompetensi atau reabilitas bahan bukti yuang berupa catatan akuntansi berkaitan erat dengan efektivitas pengendaliaan internal klien. Semakin efektif pengendalian internal klien semakin kompeten catatan yang dihasilkan.
Kompetensi bukti audit ynag berupa informasi penguat tergantung pada beberapa faktor yaitu: a. Relevansi
Bukti yang relevan adalah bukti yang tepat digunakan untuk suatu mkasud tertentu. b. Sumber Bukti
Sumber informasi sangat berpengaruh terhadap kompetensi bukti audit. Bukti yang diperoleh auditor secara langsung dari pihak diluar peruahaan yang independen merupakan bukti yang paling dapat dipercaya. c. Ketepatan Waktu
Kriteria ketepatan waktu ini berhubungan dengan tanggal pemakaian bukti tersebut. Ketepatan waktu ini sangat penting terutama dalam verifikasi aktiva lancar. d. Obyektivitas
Bukti yang obyektif lebih dipercaya dan kompeten daripada bukti subyektif. 3. Dasar yang Memadai Auditor tidak diharuskan oleh standar pekerjaan lapangan untuk mempunyai dasar tang absolut, pasti, dan terjamin untuk menyatakan pendapatnya.
Judgement atau pertimbangan yang dilakukan auditor dipengaruhi beberapa faktor, yaitu: a. Pertimbangan Profesional Auditor
Pertimbagann auditor memberikan konstribusi pada penerapan secra wajar jumlah dan kualitas bukti yang disyaratkan. Penentuan kecukupan dan kompetensi dalam suatau audit yang dilakukan auditor sangat ditentukan pertimbangan auditor. b. Integritas manajemen
Manajeman bertanggung jawab atas asersi laporan keuangan, dan dan mengendalikan banyak bukti penguat dan data akuntansi yang mendukung laporan keuangan. c. Transaksi yang terjadi di perusahaan
Jenis dan banyaknya transaksi sangat mempengaruhi informasi akuntansi yang dihasilkan. Banyaknya transaksi antara perusahaan dalam satu holding company menuntut semakin banyaknya bukti audit kompeten yang harus dihimpun. d. Jenis kepemilikan perusahaan
Audit terhadap resusahaan publik lebih memerlukan tingkat keyakinan yang lebih tinggi dari pada perusahaan perseoranga. Alasannya adalah banyaknya pemakai laporan audit dari perusahaan publik yang mengendalikan laporan keuangan auditan dalam membuat keputusan investasi. e. Kondisi Keuangan
Kondisi perusahaan klien yang terancam bangkrut cenderung menngkatkan evaluasi subyektif dan kehati-hatian auditor. Auditor harus memperhatikan kemungkinkan terjadinya salah saji yang disengaja menajemen untuk meningkatkan nilai aktiva dan kinerja laba perusahaan.

SIFAT BUKTI
Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari dua jenis yaitu: a. Data akuntansi yang mendasari b. Dan semua bukti atau informasi pendukaung atau penguat
Bukti audit yang bersumber dari data akuntansi klien terdiri atas : a. Jurnal

b. Bukubesar dan Buku pembantu c. Buku pedoman akuntansi d. Memorandum dan catatan informasi seperti work sheeti perhitungan dan rekonsiliasi. Auditor perlu memperhatikan kewajaran dan kecermatan data akuntansi untuk lebih menjamin pendapat auditor atas laporan keuangan.
Bukti audit pendukung adalah bukti yang mendukung atas laporan keuangan. Bukti audit pendukung meliputi : a. Bukti fisik b. Bukti konfirmasi c. Bukti dokumenter d. Bukti representasi atau pernyataan tertulis baik dari manajeman maupun dari sepesialia e. Perhitungan sebagai bukti sistematis f. Bukti lisan g. Buki analitis dan perbandingan h. Struktur pengendalian interen
PROSEDUR UNTUK MENGHIMPUN BUKTI
Ada empat tindakan yang dapat diambil dalam menghimpun bukti audit seperti tercantum dalam standar pekerjaan lapangan yang ketiga,. Keempat tindakan itu adalah: a. Inspeksi b. Pengamatan c. Pengauan pertanyaan d. Dan konfirmasi
Keempatnya merupakan sebagai contoh dari prosedur audit. Ada beberapa hal lain yang perlu diketahui berkaitan dengan keputusan yang diambil auditor dalam proses pengumpulan bukti. Hal tersebut adala: 1. Penentuan prosedur audit 2. Penentuan besarnya sampel 3. Penentuan elemen tertentu yang harus dipilih sebagai sampel 4. Penentuan waktu pelaksanaan prosedur audit JENIS BUKTI AUDIT Dari sumber bukti yang telah dijelaskan diatas maka bukti dapat dikelompokkan ke dalam 9 jenis berikut : 1. Struktur pengendalian interen Dapat digunakan untuk mengecek ketelitian dan dapat dipercayai data akuntansinya. Kuat dan lemahnya struktur pengendalian interen merupakan indikator utama yang menentukan jumlah bukti yang harus dikumpulkan. 2. Bukti fisik Bukti fisik banyak dipakai dalam verifikasi saldo aktiva berwujud terutama kas dan persediaan. Bukti ini banyak diperoleh dalam perhitungan aktiva berwujud. 3. Catatan akuntansi Catatan akuntasi seperti jurnal dan buku besar, merupakan sumber data untuk membuat laporan keuangan. Oleh karena itu, bukti catatan akuntansi merupakan obyek yang diperiksa dalamaudit laporan keuangan. 4. Konfirmasi Merupakan proses pemerolehan dan penilaian satu komunikasi langsung dari pihak ketiga sebagai jawaban atas permintaan informasi tentang unsur tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan. Konfirmasi merupakan bukti yang sangat tinggi realibilitasnya karena berisi informasi yang berasal dari pihak ketiga secara langsung dan tertulis.Konfirmasi sangant banyak menghabiskan waktu dan biaya. Ada tiga jenis konfirmasi, yaitu: a. Konfirmasi positif b. Blank confimation c. Konfirmasi negatif. Konfirmasi ynag dilakukan auditor pada umumnya dilakuna pada pemeriksaan: 1. Kas di bank dikonfirmasi ke bank klien 2. Piutang usaha dikonfirmasi ke pelanggan 3. Persediann yang disimpan di gudan umum. Persediaan ini dikonfirmasi ke penjaga atau kepala gudang 4. Hutang lease dikonfirmasi kepada lessor. 5. Bukti dokumenter
Bukti dokumenter merupakan bukti yang paling penting dalam audit. Menurut sumber dan tingkat kepercayaanyna bukti. Bukti dokumenter dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor secara langsung. 2. Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui klien 3. Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan oleh klien 6. Butki surat pernyataan tertulis
Surat pernyataan tertulis merupakan pernyataan yang ditandatangani seorang individu yang bertanggung jawab dan berpengetahuan mengenai rekening, kondisi, atau kejadian tertentu. Bukti surat pernyataan tertulis dapat berasal dari manajemen atau organisasi klien maupun dari sumber eksternal termasuk bukti dari sepesialis. 7. Perhitungan kembali sebagai bukti matematis
Bukti matematis diperoleh auditor melalui perhitungan kembali oleh auditor. Perhitungan yang dilakukan auditor merupakan bukti yang bersifat kuantitatif dan metematis. Bukti ini dapat digunakan untuk membuktikan ketelitian catatan akuntasni klien. Perhitungan tersebut misalnya: * Footing untukmeneliti penjumlahan vertikal * Cross-footing untuk meneliti penjumlahan horizontal * Perhitungan depresiasi.
Bukti matematis dapat diperoleh dari tugas rutin seperti penjumlahan total sldo, dan perhitungan kembali yang rumit seperti perhitungan kembali anuitas obligasi. 8. Bukti lisan
Auditor dalam melaksanakan tugasnya banyak berhubungan dengan manusia sehingga ia mempunyai kesempatan untuk mengadakan pengajuan pertanyaa lisan. 9. Bukti analistis dan perbandingan
Bukti analisis mencakup penggunaan rasio dan perbandingan data klien dengan anggaran atau standar prestasi, ternd industri, dan kondisi ekonomi umum. Bukti analisis menghasilkan dasar untuk menentukan kewajaran suatu pos tertentu dalam laporan keuangan dan kewajaran hubungan antar ppoa-pos dalam laporan keuangan.
PROSEDUR AUDIT
Bukti audit diperoleh auditor melalui penerapan prosedur auditing. Pemilihan prosedur dilakukan saat tahap perencanaan audit. Prosedur auditing yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi meliputi: a. Inspeksi
Merupakan suatu prosedur pemeriksaan fisik secara rinci terhadap dokumen atau kondisi suatu aktiva berwujud. Prosedurini digunakan secara luas dalam auditing. Prosedur inspeksi dilakukan auditor dengan maksud untuk mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa dokumen atau aktiva berwujud mendukung representasi manajemenyang dinyatakan dalam laporan keuangan. b. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan prosedur pemeriksaan yang digunakan auditor untuk melihat atau mengamati suatu pelaksanaan kegiatan. Akivitas yang diamati auditor, misalnya: * Penyimpanan kas, * Pembuatan dan persetujuan voucher. * Penghitungan fisik persediaan.
Melalui observasi, auditor akan memperoleh bukti visual atau bukti visik mengenai pelaksanan suatu kegiatan. Obyek pengamatan auditor adalah karyawan, prosedur, dan proses suatu kegiatan. c. Konfirmasi
Konfirmasi merupakan bentuk yang memungkinkan auditor memperoleh informasi secra langsung dari pihak ketiga yang independen mengenai hal-hal yang berkaitan dengan asersi-asersi elemen laporan keuangan. prosedur ini digunka secara luas dalam auditing. d. Wawancara Pengajuan pertanyaan merupakan suatu prosedur pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan maupun tertulis. Bukti yang dihasilkan dapat berupa bukti lisan maupun bukti representasi tertulis. Wawancara yang dilakukan dengan manajer, akan dapat menghasilkan berbagai informasi seperti: * Tingkat turn over persediaan * Tingkat kolektibilitas piutang * Informasi lai yang bermanfaat. e. Pengusutan Auditor melakukan pengusutan dengan cara melihat dokumen sumber kemudian mengecek pengolahan data yang terkandung dalam dokumen tersebut sampai ke buku besar. Penugasan dapat dilakukan dalam pengujian transaksi maupun pengujian akun dalam neraca. Tracing merupakan test for understatement yaitu tst untuk mendeteksi ada tidaknya kekurangan saldo suatu rekening dalam catatan akuntansi. Tujuan pengusutan adalah untuk menentukan ketelitian dan kecukupan catatan akuntansi. f. Penelusuran Prosedur ini berkebalikan arah dengan prosedur pengusutan. Kalau pengusutan searah atau sejalan dengan proses akuntansi, maka prosedur ini pertama kali melihat catatatn akuntansi kemudian menelusurinya sehinnga sampai ke dokumen sumber. g. Perhitungan kembali Penerapan utama prosedur ini adalah mengulang kembali perhitungan dan rekonsiliasi yang dilakukan klien. Prosedur ini dilakukan untuk memeriksa ketelitian perhitungan yang dilakukan klien. Bukti yang dihasilkan dalam prosedur audit ini adalah bukti matematis. h. Perhitungan Penerapan utama prosedur ini adalah perhitungan kas yang ada di dalam perusahaan. Oleh karena itu, bukti yang dihasilkan adalah bukti fisik. Prosedur ini juga banyak dipakai dalam pemeriksaan kelengkapan dokumen-dokumen ynag bernomor urut tercetak. Bukti yang dihasilkan dalam prosedur audit ini adalah bukti dokumenter. i. Analisis Pelaksanaan analisis meliputi pengunaan prosedur analisis yang berisi studi dan pembandingan hubungan antar data. Prosedur analisi bertujuan untuk membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan luas prosedur audit lainnya. KLASIFIKASI PROSEDUR AUDITING Prosedur auditing dapat diklasifikasikan atas tiga kategori, yaitu: a. Prosedur untuk memperoleh Pemahaman Struktur Pengendalian Intern Pemahaman struktur pengendalian interen merupakan pengentahuan mengenai lingkungan pengendalian. Sistem akuntansi dan prosedur penendalian yang dipandang perlu oleh auditor untuk merencanakan audit. b. Pengujian Pengendalian Pengujian pengendalian merupakan pengujian yang ditunjukkan terhadap rancangan dan pelaksanaan suatu kebijakan atau prosedur struktur pengendalian interen untuk menetapkan keefektivitasannya untuk mencegah dan menemukan salah saji material dalam suatu asersi laporan keuangan. c. Pengujian Substantif Pengujian substantif merupakan pengujian rinci dan prosedur analisis yang dilakukan untuk menemukan salah saji material dalam saldo rekening.Golongan transaksi dan unsur pengungkapan laporan keuangan. EVALUASI BUKTI AUDIT Auditor harus bersikap obyektif, berhati-hati, dan menyeluruh dalam mengevaluasi bukti audit. Evaluasi bukti audit diperlukan untuk menyiapkan laporan audit yang tepat. Dalam mengevaluasi bukti audit, auditor harus memperhatikan tujuan audit. Tujuan audit dapat berkaitan dengan fakta.misalnya keberadaan kas ditangan, maupun dengan Judgement misalnya kecukupan pengungkapan kewajiban bersyarat. Evaluasi bukti ini harus lebih teliti lagi bila menghadapi situasi audit yang mengandung risiko besar. Situasi tersebut adalah sebagai berikut: a. Pengawasan interen yang lemah. Dalam situasi ini, auditor harus menemukan bukti-bukti lain yang dapat menggantikan bukti yang dihasilkan oleh sistem akuntansi dengan pengawasan yang lemah. b. Kondisi keuangan klien yang tidak sehat. Pada kondisi ini, manajeman cenderung menunda penghapusan piutang yang sulit ditagih, atau menunda penghapusan persediaan barang yang sudah tak bernilai. Perusahaan juga cenderung menyembunyikan utang atau kwajibannya. Oleh karena itu, auditor perlu lebih berhati-hati dan cermat memeriksa pos-pos yang dapat digunakan untuk memperbaiki penampilan keuangan perusahaan. c. Manajeman yang tidak dapat dipercaya, auditor perlu mempertimbangkan kembali penugasan yang diberikan padanya apabila manajemen tidak percaya. Alasannya adalah laporan keuangan merupakan pernyataan manajeman dan dihasilkan juga oleh manajeman. d. Penggantian kantor akuntan publik. Auditor perlu mangetahui aslasan pergantian kantor akuntan ynag dilakukan klien. Auditor menghadapi risiko apabila ternyata pergantian tersebut diakibatkan perselisihan yang tak terselesaikan mengenai laporan keuangan antara auditor terdahulu dengan klien. e. Perubahan peraturan perpajakan. Perubahan tersebut cenderung mendorong manajeman untuk mengubah prinsip akuntansi yang dipakainya dengan tujuan untuk memperkecil pajak penghasilan yang harus dibayar perusahaan. Di samping itu, peruahaan dapat mengges pengakuan pendapatan ke periode dengan tarif pajak yang lebih rendah. f. Usaha yang bersifat spekulatif. Auditor mengahdapi resiko yang lebih besar dalam audit atas uasaha klien yang bersifat spekulatif. Hal ini berkiatan erat dengan masalah ketidakpastian seperti dijelaskan pada bab” audi laporan keuangan dan laporan audit”. Disamping itu, kemampuan klien untuk malanjutkan usahanya juga sangat meragukan. g. Transaksi yang kompleks. Transaksi yang kompleks mengandung risiko kesalahan yang sangat besar sehingga risiko yang dihadapi auditor juga besar.

Similar Documents

Free Essay

Tanggung Jawab Dan Tujuan Audit, Bukti Audit

...BAB 6 : TANGGUNG JAWAB DAN TUJUAN AUDIT TUJUAN PELAKSANAAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN Tujuan dari audit biasa atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Auditor mengumpulkan bukti untuk membuat kesimpulan tentang apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar dan untuk menentukan keefektifan pengendalian internal, setelah itu baru menerbitkan laporan audit yang tepat. Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit : 1. Memahami tujuan dan tanggung jawab audit 2. Membagi laporan keuangan menjadi berbagai siklus 3. Mengetahui asersi manajemen tentang laporan keuangan 4. Mengetahui tujuan audit umum untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan 5. Mengetahui tujuan audit khusus untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN Tanggung jawab untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang baik, menyelenggarakan pengendalian yang memadai, dan menyajikan laporan keuangan yang wajar berada di pundak manajemen, bukan di pundak auditor. Karena menjalankan bisnis sehari-hari, manajemen perusahaan mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam tentang transaksi perusahaan serta aktiva, kewajiban, dan ekuitas terkait ketimbang auditor. Sebaliknya, pengetahuan auditor akan masalah ini serta pengendalian internal hanya terbatas pada pengetahuan...

Words: 3546 - Pages: 15

Free Essay

Pengantar Akuntansi

...BAB. 13 Rencana Audit dan Program Audit Secara Keseluruhan Ø  JENIS PENGUJIAN AUDIT Pengujian tersebut meliputi: 1. Prosedur untuk Memperoleh Pemahaman atas Internal Control Auditor harus memahami efektivitas aspek rancangan dan operasional dari pengendalian intern. Lima jenis prosedur audit yang berhubungan dengan pemahaman auditor terhadap pengendalian intern yaitu: ·         Memperbaharui dan mengevaluasi pengalaman auditor terdahulu ·         Meminta keterangan dari personil klien ·         Membaca manual sistem dan kebijakan klien ·         Menguji dokumen dan arsip ·         Mengamati aktivitas dan operasional entitas 2. Tests of Controls (Uji Pengendalian) Pengujian pengandalian adalah prosedur audit yang digunakan untuk menentukan efektivitas kebijakan dan operasi pengendalian intern atauprosedur pengendalian yang diterapkan untuk menilai control risk (risiko pengendalian) Pengujian tersebut meliputi jenis prosedur audit sebagai berikut : ·         Meminta keterangan dari personil klien ·         Menguji dokumen, arsip, dan laporan ·         Mengamati aktivitas yang terkait dengan pengendalian ·         Melaksanakan kembali prosedur klien 3. Substantive Test of Trans actions (Uji Substantif atas Transaksi) Pengujian substantif (Substantive Test) adalah perosedur yang digunakan untuk menguji kekeliruan atau ketidakberesan dalam bentuk uang yang langsung mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan. Kekeliruan tersebut sering disebut dengan...

Words: 1676 - Pages: 7

Free Essay

Case Advanced Auditing

...PENYELESAIAN AUDIT Sebagai bagian dari tahap IV proses audit, auditor mengevaluasi bukti yang mereka peroleh selama tiga tahap pertama dalam audit untuk menentukan apakah mereka mesti melaksanakan prosedur prosedur tambahan untuk tujuan-tujuan penyajian dan pengungkapan. Auditor melakukan pendekatan untuk memperoleh bukti untuk tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan saldo. · Melaksanakan prosedur untuk memahami pengendalian yang berkaitan dengan tujuan penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari prosedur penilaian resiko. · Melakukan uji pengendalian yang berhubungan dengan pengungkapan ketika penilaian awal atas resiko pengendalian berada di bawah maksimum. · Melaksanakan prosedur substantive untuk memperoleh assurance bahwa semua tujuan audit dicapai untuk informasi dan jumlah yang disajikan dan diungapkan dalam laporan keuangan. TABEL 24-1 Tujuan Audit Penyajian dan Pengungkapan| Tujuan Audit|Contoh Prosedur Substantif| Keterjadian serta hak dan kewajiban|Mereview kontrak | Kelengkapan|Menggunakan daftar pengungkapan| Klasifikasi dan kemampuan untuk dipahami|Mereview laporan keuangan| Ketepatan dan penilaian |Merekonsiliasi jumlah yang dimasukkan dalam catatan kaki utang panjang dengan informasi yang diperiksa dan didukung dalam kertas kerja audit utang jangka panjang auditor.| II. REVIEW KEWAJIBAN KONTIJEN DAN KOMITMEN Kewajiban kontijen (contingent liability) adalah potensi kewajiban di masa mendatang kepada pihak luar untuk jumlah yang tidak diketahui...

Words: 3034 - Pages: 13

Free Essay

Audit Investigasi

...BAB II 2. 1. 1. Pengertian Audit Investigatif Audit investigatif adalah salah satu aktivitas dalam rangka implementasi upaya strategi memerangi korupsi dengan pendekatan investigatif. Ditinjau dari profesi auditor atau bidang auditing, audit investigatif merupakan perkembangan atau spesialisasi dari auditing dengan tujuan tertentu (special audit). Dengan maraknya masalah kecurangan (fraud), yang di Indonesia kita kenal dengan istilah ” korupsi ” berkembanglah audit yang berkaitan dengan kecurangan tersebut menjadi suatu spesialisasi dengan istilah investigatif audit, forensik audit, fraud audit, namun demikian hingga saat ini belum ada batasan yang jelas tentang ruang lingkup istilah-istilah tersebut. Untuk keperluan praktis, audit investigatif didefinisikan menurut G. Jack Bologna dan Robert J. Lindquist dalam bukunya ”Fraud Auditing and Forensic Accounting” yang terjemahannya berbunyi audit investigatif mencakup reviu dokumentasi keuangan untuk tujuan tertentu yang mungkin saja berhubungan dengan masalah ligitasi dan pidana. Praktik investigatif atau fraud accountant diutamakan pada dua bidang kegiatan yaitu mencari bukti perbuatan kriminal dan penyebab atau pendukung kerugian (damages). Sebelum dibahas lebih lanjut, ada beberapa aksioma yang menarik terkait dengan fraud examiners/audit investigatif, yaitu: · Kecurangan itu tersembunyi (Fraud is Hidden) Kecurangan memiliki metode untuk menyembunyikan seluruh aspek yang mungkin dapat mengarahkan...

Words: 4160 - Pages: 17

Free Essay

Pengaruh Tingkat Kepatuhan Atas Norma Dan Prosedur Terhadap Independensi Opini Audit

...(Herliansyah, Yudhi 2008) Auditor adalah profesi yang bertugas untuk melayani kepentingan masyarakat yaitu dengan melaksanakan audit atas laporan keuangan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam tugasnya memeriksa laporan keuangan perusahaan, auditor dituntut untuk bersikap profesional yang akan memberikan pendapatnya sesuai dengan kenyataan yang ditemuinya selama audit berlangsung. Berkembangnya profesi auditor telah banyak diakui oleh banyak kalangan. Kebutuhan dunia usaha atau pemerintah dan masyarakat luas akan jasa auditor adalah pemicu perkembangan tersebut. Dalam penelitiannya (Winarna, Jaka 2005) nyatakan : Berkembangnya profesi auditor juga diikuti dengan meningkatnya kekhawatiran tentang menurunnya independensi auditor, yang didasarkan adanya suatu sikap skeptis tentang bagaimana hubungan yang erat antara auditor dan manajemen dari klien audit tanpa menciptakan, baik dalam fakta ataupun dalam persepsi, suatu hubungan kepentingan yang dapat merusak independensi auditor. Auditor tidak dapat memihak, baik untuk kepentingan klien ataupun pihak ketiga. Auditor bertugas untuk membuktikan kewajaran suatu laporan keuangan klien dan tidak memihak karena auditor tidak hanya mendapat kepercayaan dari klien tapi juga pihak ketiga. Namun sering kali kepentingan klien dan pihak ketiga bertentangan, Dalam penelitiannya (Manggala S. Sulaiman dan Hutapea V. Jenny 20017) nyatakan : Pada saat ini kebutuhan akan etika cukup penting, karena dengan beretika semuanya...

Words: 1592 - Pages: 7

Free Essay

Silabus

...SILABUS MATA KULIAH Dan KONTRAK PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah : Pemeriksaan Akuntansi (Audit) 1 Kode Mata Kuliah : AKI 403 Sks : 3 sks Semester : 5 Dosen Pengampu : Daniel S. Stephanus, SE, MM, MSA, Ak. 1. Tujuan Instruksional Umum: Meletakkan dasar-dasar pengetahuan dan pemahaman mengenai Pemeriksaan Akuntansi (auditing). Khusus: 1) Mahasiswa memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai pemeriksaan akuntansi secara umum. 2) Mahasiswa mengetahui cara merencanakan pemeriksaan akuntansi. 3) Mahasiswa mampu untuk menyusun program pemeriksaan akuntansi. 4) Mahasiswa mampu untuk menilai risiko dan materialitas temuan pemeriksaan akuntansi. 2. Organisasi Materi Kuliah 3. Strategi Perkuliahan Perkuliahan dilaksanakan dengan sistem tutorial biasa untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman yang bersifat fundamental mengenai pemeriksaan akuntansi. 4. Bahan Ajar Arens, Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasly. 2008. Auditing dan Jasa Assurance: Pendekatan Terintegrasi. Edisi 12. Penerbit Erlangga. Jakarta. Indonesia Arens, Alvin and James K. Loebkecke. 2005. Auditing. A Simon and Schuster Company. New Jersey, USA. Mulyadi dan Kanaka Piradireja. 1988. Auditing. Salemba 4. Jakarta, Indonesia 5. Tugas-Tugas Tugas terstruktur untuk mengetahui perkembangan pemahaman dan pengetahuan mahasiswa akan pemeriksaan akuntansi dan pada tugas akhir diminta untuk berinteraksi langsung dengan praktisi (auditor)...

Words: 1016 - Pages: 5

Free Essay

Zzzz Best Company

...Ernst & Whinney tidak pernah mengeluarkan opini audit atas laporan keuangan Best ZZZZ tetapi mengeluarkan laporan review terhadap laporan kuartalan perusahaan untuk tiga bulan yang berakhir 31 Juli 1986. Bagaimana tinjauan berbeda dari audit, terutama dalam hal tingkat jaminan tersirat oleh laporan auditor? Jawab : Riview dilakukan untuk mendapatkan dasar memadai untuk memberikan jaminan terbatas yang laporan keuangan klien telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Audit independen dirancang untuk memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat tentang apakah atau tidak laporan keuangan klien ini telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Ada juga perbedaan besar antara review dan audit dalam hal lingkup pekerjaan yang dilakukan. Ketika review ini dilakukan, teknik pengumpulan bukti utama adalah prosedur analitis dan pertanyaan dari personil klien. Padahal, dalam audit, berbagai macam teknik pengumpulan bukti yang tersedia kepada auditor kemungkinan akan digunakan. Riview tidak menilai risiko pengendalian, tes catatan akuntansi dan tanggapan terhadap pertanyaan dengan mendapatkan memvalidasi bukti melalui inspeksi, pengamatan atau prosedur audit lain. Hal ini dapat menunjukkan hal-hal yang signifikan dari laporan keuangan tetapi tidak memberikan jaminan keakuratan. Karena riview umumnya tidak seperti audit, bukti yang dikumpulkan dari riview lebih sedikit dibandingkan dengan audit. Masalah dengan kasus Best ZZZZ adalah bahwa review...

Words: 838 - Pages: 4

Free Essay

Auditing

...Auditing dan Masalah Resiko : Antara Resiko Operasional Organisasi dengan Resiko Informasi dan Kebutuhan atas Jasa Auditing Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Auditing dan Atestasi Oleh : Muhamad Arief R. (NIM. 2015250969) Riza Rizky Fitri (NIM. 2015250973) Kelas Reguler PPAK Angkatan 25 [pic] JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 Prosedur Penilaian Risiko Tujuan dari prosedur penilaian risiko adalah untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah saju yang material dalam laporan keuangan. Didalam prosedur penilaian risiko, akan terdapat bukti-bukti audit yang berguna untuk mendukung penilaian risiko pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi. Selain bukti, harus juga dilengkapi dengan prosedur audit lanjutan yang merupakan tanggapan atas risiko yang diidentifikasi, seperti pengujian pengendalian dan/atau prosedur subtantif. Auditor perlu melaksanakan prosedur penilaian risiko yang cukup untuk mengidentifikasi risiko bisnis dan risiko kecurangan yang berpotensi berdampak pada salah saji yang material. Selama proses audit, terdapat tiga langkah prosedur penilaian risiko yang perlu dilakukan oleh auditor, yaitu: a. Prosedur Menanyakan Kepada Manajemen dan Pihak Lain (inquiries of management and others) Didalam ISA 240 dijelaskan mengenai beberapa hal yang wajib ditanyakan auditor kepada manajemen, yaitu antara...

Words: 4693 - Pages: 19

Free Essay

Auditing

...Audit Laporan Keuangan Menurut Boynton dan Kell (2003:6), terdapat tiga tipe audit, yaitu: 1. Audit laporan keuangan (financial statement audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). 2. Audit kepatuhan (compliance audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan ketentuan, atau peraturan tertentu. 3. Audit operasional (operational audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. Yusuf (2001:6) menyatakan audit atas laporan keuangan adalah salah satu bentuk jasa atestasi yang dilakukan auditor. Dalam pemberian jasa ini, auditor menerbitkan laporan tertulis yang berisi pernyataan pendapat apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku umum. Dalam PSA No. 02 (IAI,2001:110.1) dinyatakan bahwa tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum...

Words: 3405 - Pages: 14

Free Essay

Pengaruh Tindak Lanjut Terhadap Opini

...melakukan audit/pemeriksaan keuangan daerah selain memberikan Opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) juga memberikan rekomendasi atas temuan terkait Sistem Pengendalian Intern dan temuan terkait kepatuhan terhadap peraturan perundangan. Rekomendasi-rekomendasi tersebut seharusnya ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Namun kondisi yang terjadi rekomendasi tersebut tidak dapat ditindaklanjuti secara tuntas pada saat pemeriksaan laporan keuangan pemerintah daerah tahun berikutnya sehingga terjadi penumpukan rekomendasi yang harus ditindaklanjuti. Pertanyaan Penelitian 1. Apakah temuan Sistem Pengendalian Intern berpengaruh secara positif terhadap Opini atas LKPD? 2. Apakah temuan kepatuhan terhadap peraturan perundangan berpengaruh secara positif terhadap Opini atas LKPD? 3. Apakah penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan berpengaruh secara positif terhadap Opini atas LKPD tahun berikutnya? Kerangka Teori Arens, Elder, dan Beasley (2010:6) mendefinisikan audit sebagai suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang ditetapkan. Pengertian audit/pemeriksaan oleh Rahmadi Murwanto, et al (2006) merupakan suatu kegiatan menyerap, mengolah, dan merespon data yang dilakukan oleh pihak yang dapat dipercaya dan disampaikan kepada pihak yang berkepentingan untuk ditindaklanjuti. Pada sektor publik, audit dipengaruhi...

Words: 388 - Pages: 2

Free Essay

Audit Siklus Pendapatan

...BAB 9 AUDIT SIKLUS PENDAPATAN GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SIKLUS PENDAPATAN Teknologi informasi alternatif yang digunakan dalam siklus pendapatn. Teknologi pertama adalah sistem pesanan penjualan yang menggunakan pemrosesan secara batch dan yang menggunakan file berurutan untuk menyimpan catatan akuntansi. Teknologi ini adalah contoh dari sistem jenis lama. Pendekatan ini mencirikan era kepemilikan data, dimana file didesain secara ekslusif untuk pemakaian seoarang pengguna. Proses berbagai data sulit dilakukan bahkan tidak mungkin dilakukan dalam pengaturan seperti ini sehingga timbul banyak sekali redundansi data serta data yang using. Meskipun kuno, sistem ini masih digunakan karena sistem ini terus menambah nilai bagi perusahaan. Selama bertahun-tahun, perkiraan antisipasinya adalah sistem lama akn diganti sebelum akhir abad ke-20. Akan tetapi banyak perusahaan yang memilih untuk mendedikasikan sumber dayanya dalam jumlah besar untuk memperbaiki dan memodifikasi site mini untuk berfungsi di millennium berikutnya. Kedua, berbagai fitur oeprasi dari sistem penerimaan kas yang menggunakan pemrosesan batch dan file berakses langsung akan dikaji. Konfigurasi ini ditemukan dalam sistem yang modern dan sitem lama dari era terakhir. Pendekatan file akses lamgsung menawarkan berbagai macam kelebihan operasional dibandingkan pemrosesan file berurutan, serta memungkinkan adanya proses berbagi data secara tidak terbatas. Contoh terakhir akan menggambarkan sistem real time modern untuk...

Words: 850 - Pages: 4

Free Essay

Behavioural Research in Accounting

...makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan menggunakannya. Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.” Mata Ajaran : Teori Akuntansi Keuangan Judul Makalah/Tugas : Behavioural Research in Accounting Tanggal Dosen : 24 November 2014 : Tubagus Muhamad Yusuf Khudri S.E., M.T.I. 1. Nama : DaisyaLuthfiany NPM : 1306484210 TTD : 2. Nama : Lia Mustikawati NPM : 1306484734 TTD : 3. Nama : Sarimdivo Tamba NPM : 1306485301 TTD : 2 BEHAVIOURAL RESEARCH IN ACCOUNTING Penelitian yang terdapat pada bab 12, membahas mengenai bagaimana pasar modal bereaksi atas keluarnya informasi akuntansi. Kesulitan dalam penelitian pasar modal (capital markets research) adalah tidak meneliti bagaimana informasi sebenarnya diproses oleh pelaku pasar karena berfokus hanya pada dua item yaitu, keluarnya informasi dan reaksi pasar modal (jika ada), bukan pada apa yang terjadi di antara dua peristiwa ini. Teori agensi (agency theory) yang dijelaskan pada bab 11 merupakan respon atas keterbatasan penelitian pasar modal. Teori agensi menguji alasan perusahaan memilih metode akuntansi tertentu dari sejumlah alternatif. Meskipun teori agensi berfokus pada tindakan individual manajer dan pihak-pihak lainnya,...

Words: 8342 - Pages: 34

Free Essay

Program Pemeriksaan Persediaan

...PROGRAM PEMERIKSAAN ATAS PERSEDIAAN TUGAS MATA KULIAH AUDITING II [pic] DISUSUN OLEH IVAN JUNIANSYAH 125020304111023 JURUSAN AKUNTANASI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG PROGRAM PEMERIKSAAN PENGENDALIAN ATAS PERSEDIAAN |No. |Tujuan Audit |Risiko yang dihadapi |Pengujian Pengendalian |Indeks KKP |Paraf | |1 |2 |3 |4 |5 |6 | |1 |Apakah Desain Sistem |Perangkapan fungsi yang mengganggu |Gambarkan sistem pengelolaan, pencatatan dan |A.3.1 | | | |Pengendalian Internal telah |pengendalian |pelaporan persediaan (upayakan dalam bentuk | | | | |memadai untuk mendeteksi |Pemisahan fungsi secara desain tetapi |flowchart), | | | | |adanya salah saji yang |implementasi tidak terjadi |Apakah terdapat pemisahan fungsi antara | | | | |material |Tidak dilakukan pemeriksaan fisik |pengadaan, penyimpanan, pengeluaran, dan | | | | | |barang atau stock opname |pencatatannya baik desain maupun | | | | | ...

Words: 2529 - Pages: 11

Premium Essay

Spiritual Intelligence, Emotional Intelligence and Auditor’s Performance

...research shows relation of third variables (spiritual intelligence, emotional intelligence, and performance) that spiritual intelligence has indirect positive influenced to performance with emotional intelligence as the mediator variable. Keywords: Spiritual Intelligence, Emotional Intelligence, Performance. Results of testing showed that empirical evidence supports all the proposed hypothesis. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh kecerdasan spiritual auditor terhadap kinerja dengan kecerdasan emosional sebagai variabel mediator. Model regresi linier dikembangkan untuk menguji hipotesis dan analisis path. Variabel dependen dari masing-masing model adalah kinerja auditor sedangkan variabel independen dari model 1 adalah kecerdasan spiritual dan model 2 adalah kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Parameter yang digunakan diukur dengan menggunakan data kuesioner dengan responden 83 auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di seluruh wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. yang diajukan. Dengan menggunakan analisis path, penelitian ini menunjukkan hubungan dari...

Words: 408 - Pages: 2

Free Essay

Audit Pengendalian Internal

...1. Pengendalian intern merupakan suatu proses atau kebijakan yang dijalankan dalam operasi perusahaan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan, yaitu kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi, dan keandalan pelaporan keuangan, sehingga tujuan perusahaan secara keseluruhan dapat tercapai. 2. Empat tipe pengujian pengendalian (test of control) yang digunakan untuk menilai efektifitas operasi 1) Permintaan keterangan, Permintaan keterangan didesain untuk menentukan pemahaman personel terhadap tugas-tugasnya, pelaksanaan pekerjaan mereka secara individual, frekuensi, penyebab, dan penyelesaian penyimpangan yang terjadi. 2) Pengamatan, Secara ideal, prosedur pengamatan dilaksanakan tanpa sepengetahuan personel yang diamati dan bersifat mendadak. Prosedur permintaan keterangan dan pengamatan merupakan prosedur yang khusus bermanfaat untuk memperoleh bukti tentang unsur pemisahan tugas dalam pengendalian intern. 3) Inspeksi, Inspeksi dilakukan terhadap dokumen dan laporan yang menunjukan kinerja pengendalian. Pelaksanaan kembali (reperforming) dilakukan oleh auditor dengan melaksanakan kembali prosedur tertentu. 4) Pelaksanaan kembali. Prosedur pelaksanaan kembali (reperforming) tidak digunakan oleh auditor dalam pemerolehan pemahaman atas pengendalian intern, namun digunakan untuk menilai...

Words: 1014 - Pages: 5